Tarik sis! Semongko..! Kembali lagi kita di novel ini..
ingat! Tambahkan novel ini ke rak kalian ya biar novel ini terus berlanjutt..!
Said yang melihat dokter segera menghampirinya, menanyakan keadaan Aruna.
“Dok? Bagaimana keadaan Bos saya?” Tanya Said.
“Keadaan pasien untuk saat ini sudah lebih baik, untungnya pasien dibawa cepat ke rumah sakit ini, jika tidak nyawa pasien sudah tidak akan tertolong lagi.” jelas dokter membuat Said berlutut di lantai.
"Terima kasih tuhan! Sudah menyelamatkan nyawa Bos saya!" Said bersyukur pada tuhan. Mengadahkan tanganya ke atas.
Said merasa senang jika keadaan Aruna baik-baik saja, Said tidak sanggup jika harus kehilangan Aruna. bos yang sangat baik di matanya.
“Terima kasih Dokter! Terima kasih!” Said terus saja menciumi punggung tangan sang dokter saking bahagianya.
Beberapa jam kemudian Aruna telah tersadar dari tidurnya, ternyata obat bius yang diberikan oleh Dokter sudah habis. Aruna pun kembali tersadar.
Ia membuka matanya secara perlahan. Menyimpitkan matanya karena terlalu silau akan lampu yang meneragi ruangan ini.
Menyadari Bosnya silau karena lampu, dengan sigap Said menghalagi lampu dengan telapak tanganya.
“Bos, anda sudah bangun?” tanya Said.
Aruna pun bisa membuka matanya berkat Said menghalagi sinar lampu dari matanya, "Terima kasih Said.." ucap Aruna menganggukan kepalanya, ia secara perlahan segera bangun dari ranjang pasien.
“Bos tunggu! Anda masih belum membaik. Tidurlah dulu di sini!" Said menahan tubuh Aruna agar tidak bangun karena keadaanya baru saja membaik.
“Aku mau pulang!” Ucap Aruna.
“Tapi bos—“ ucapan Said terpotong saat mata Aruna menatap tajam ke arah Said. Bagaikan mata Elang yang siap memangsa.
Said hanya bisa diam terpaku saat dirinya ditatap oleh Aruna, ia tahu jika Aruna tidak suka dengan suasana rumah sakit.
Itu sebabnya Aruna ingin cepat keluar dari sini, sebelum keluar dari rumah sakit. Said terlebih dahulu membayar semua pengobatan, dan perawatan rumah sakit ini.
Sedangkan Clara menemani Aruna diruangan pasien. Aruna menatap ke arah Clara yang saat ini diam memperhatikan keadaan Aruna di atas ranjang pasien.
“Terima kasih sudah menolong saya." ucapan Aruna membuat Clara tersentak kaget tak kala Aruna berbicara pada Clara.
“Eh, hoh, itu—“ Clara menggarukan kepalanya yang tidak gatal. “Se..seharusnya saya yang mengucapkan terima kasih sama kakak, kerena sudah menolong saya dari para rentenir. Yah walaupun para Rentenir itu kakak tembak mati!” ucap Clara yang sedikit takut dengan Aruna.
“Siapa nama kamu?” tanya Aruna.
“Nama saya Clara! Clara Cleopatra.." Jawab Clara.
“Clara? Kenapa gadis SMA seperti kamu bisa berada di sana?" tanya Aruna heran.
“Itu tadi saya habis pulang kerja, pas saya baru pulang tiba-tiba para rentenir itu melihat saya dan mengejar saya.”
“Kenapa kamu bisa dikejar oleh Rentenir?” tanya Aruna sekali lagi, hingga membuat Clara tertunduk.
Clara Cleopatra gadis SMA berumur 18 tahun kelas 3 SMA, yang saat ini hidup sebatang kara tanpa ada orang tua disampingnya.
Ternyata orang tua Clara pergi meninggalkan Clara seorang diri. Meninggalkan hutang sebesar 500 juta. Saat itu Clara masih kelas 2 SMA.
Di saat Clara baru pulang sekolah, dirinya dihadang oleh seorang pria bertubuh kekar dan mengatakan bahwa dirinya harus membayar hutang kedua orang tuanya sebesar 500 juta pada dirinya.
Clara yang tidak tahu tentang masalah ini sangat bingung.
Bagaimana bisa Clara yang masih kelas 2 SMA harus membayar hutang sebesar 500 juta.
Padahal ia tidak pernah meminjam uang sebanyak 500 juta, ternyata setelah dijelaskan oleh para Rentenir tersebut. Orang tua Claralah yang meminjam uang sebanyak 500 juta untuk bermain judi. Dan berfoya-foya tanpa sepengetahuan Clara.
Sebagai jaminannya, Claralah yang akan membayar semua hutang orang tuanya. Clara yang merasa dirinya terancam dengan para rentenir tersebut. Akhirnya pergi berlari meninggalkan para Rentenir.
Dan untungnya ada mobil Polisi yang kebetulan lewat di depan matanya. Para rentenir itu kembali pulang ke tempat asalnya. Mereka akan kembali lagi untuk menagih hutang pada Clara.
Di saat Clara sudah sampai rumah, betapa terkejutnya ia melihat rumahnya sudah kosong melompong tak tersisa.
Ia segara naik ke atas, melihat kamarnya. Ternyata barang-barang yang ia punya masih ada.
Clara sangat sedih akan semua ini, kenapa orang tuanya begitu tega melakukan ini semua pada Clara yang tidak tahu apa-apa.
Clara yang sudah tidak ingin lagi tinggal di sini, berniat pergi untuk mencari tempat tinggal, dengan sisa tabungan yang ia punya.
Dan benar saja, selama hidupnya ia terus saja dikejar oleh para rentenir tersebut tanpa ampun.
Setiap kali Clara bertemu dengan para Rentenir tersebut. Ia selalu bersembunyi agar tidak ketahuan.
Selama hidupnya ia tinggal di tempat kosan kecil milik orang tua temanya.
Untungnya, Orangtua temanya membebaskan biaya kosanya.
Sebagai gantinya Clara harus membantu pekerjaan orang tua temannya sebagai pelayan toko, jika sudah pulang sekolah nanti.
Tentunya Clara tetap mendapatkan bayaran untuk membayar biaya sekolahnya.
Hingga di mana Clara naik kelas 3.
Clara terus saja bertemu dengan para rentenir itu.
Awalnya para Rentenir itu tidak tahu di mana tempat tinggal Clara saat ini. Entah kenapa para Rentenir itu tahu tempat tinggal Clara.
Karena takut nyawa orang tua temanya terancam dengan para rentenir tersebut, akhirnya Clara pergi dari kost an, dan pindah ke sebuah kontrakan kecil yang tidak akan diketahui oleh para rantenir
Clara juga mencari pekerjaan sampingan agar bisa membayar kontrakan, untuk membayar biaya Sekolah karena sebentar lagi akan lulus Sekolah.
Saat Clara baru saja pulang dari tempat kerja sambilanya, ia sudah ditemukan oleh para rentenir tersebut.
Clara berusaha untuk lari, Clara juga berhasil lolos dari kejarannya. Saat Clara sudah berhasil lolos dari para rentenir. Di situlah Clara tidak sengaja melihat Aruna sedang terduduk di jalan dalam keadaan senjata api sudah berada tepat di kepalanya.
Melihat Aruna dalam bahaya. Clara segera mengambil payungnya dari dalam tas dan langsung melempar payung ke arah Farrel, dan itu tepat mengenai tangan Farrel yang saat itu sedang memegang senjata api di tanganya.
Dan Clara berhasil menyelamatkan Aruna dari maut.
******
Aruna menjentikan jarinya ke arah wajah Clara yang saat ini tengah melamun, “Hei!”
Clara tersentak kaget. “Heh? I-iya?”
“Kenapa kamu malah bengong? Saya tanya kenapa kamu bisa dikejar oleh para rentenir itu?” tanya Aruna sekali lagi.
Clara malu jika ia menceritakan masalahnya pada Aruna yang belum ia kenal.
“Itu saya—“ ucapan Clara terpotong saat Said masuk ke dalam ruangan di mana bosnya berada.
“Bos? Saya sudah membayar semua tagihan rumah sakit. Kalau begitu kita pulang sekarang!" ucap Said
Sebelum Aruna pulang ke rumah. Aruna terlebih dulu mengantar Clara pulang ke rumahnya.
“Terima kasih sudah mengantarkan saya pulang.” Clara segera turun dari mobil, tanpa ia sadari. Aruna juga ikut turun dari mobil tersebut, mengikuti langkah Clara.
"Bos mau kemana?" Panggil Said namun Aruna mengambaikannya. Said merasa bingung dengan bosnya, tanpa menunggu lama. Said juga ikut turun dari dalam mobil, mengikuti langkah Bosnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Neng Niehan
aduhhh author dikira udah cerita panjang lebar eh ga tau x malah lamunan 🙄
2021-02-01
1
Diankusnayanti
setelah panjang lebar ternyata cuma lamunan toh kirain dia cerita hadeh😧
2021-01-29
2
Indah Yanti
bagus ceritanya
2021-01-27
0