...***...
Sejak pagi Sheryl sudah sibuk mempersiapkan diri. Karna hari ini Semester 2 dimulai, sedih rasanya harus berpisah dengan yang namanya libur dan rebahan, paket lengkap yang sangat diidamkan olehnya..
Pagi itu Sheryl sarapan bersama keluarganya, dengan damai tentunya. Selang beberapa waktu, Sheryl selesai, ia pun berpamitan pada Kakek dan Mamanya, tentu saja mana boleh ketinggalan, ciuman pagi untuk mereka berdua.
"Woi dede pendek, ayo berangkat bareng gue?" Ajak Reihan yang menepuk lembut kepala Sheryl. Ya, biasanya memang Sheryl berangkat sendiri.
"Ngga mau, males gue. Ralat ya gue tuh nggak pendek, kakak aja yang ketinggian." balas Sheryl ketus memanyunkan mulutnya. Meskipun sering diledek begitu, tapi telinga Sheryl masih tidak terbiasa, dia tetap kesal.
"Dih..., emang yah orang pendek banyak banget alasannya." Rei tersenyum tipis, memukul pelan jidat adiknya.
"Ma, Kakek, liat kakak, stress! Gendeng!" celoteh Sheryl yang pagi-pagi udah di buat badmood sama kakaknya.
"Rei, udah jangan ganggu adik kamu terus. Berangkat gih, entar terlambat loh." Syukurlah Aryani adalah orang yang lembut, dia mampu melerai keributan ringan itu tanpa masalah.
"Kamu juga Shy, sekali-kali berangkat sama kakak mu gih. Ntar terlambat." sambung Kakek yang bangkit dari kursinya dan membelai lembut rambut cucu kesayangannya itu.
"Ngga mau lah, males banget Shyshy, yang ada nih ya Kek, bisa jadi satu gosipan sekolah. Sheryl juga ntar di jemput zizah, terus baliknya naik angkot kayak biasa."
"Lo takut di gosipin sama satu sekolah karna deket sama kakak gitu? Yah masuk akal sih secara Kakak ini kan famous garis miring terkenal." jelas Rei terkekeh sendiri, ia saja tak biasa memuji diri sendiri.
Yah memang seperti itu. Hanya ada beberapa orang tertentu di sekolah yang tahu kalau mereka adalah kakak dan adik kandung. Alasan Sheryl tidak ingin mengekspos hubungannya dengan Rei adalah karna wanita-wanita muka tembok, yang tiap hari gangguin kakaknya. Dan kalau udah tau Rei punya adik. Otomatis mereka bakal deketin adiknya. Secarakan Rei sayang banget sama adiknya itu. Jadi kesimpulannya Sheryl ngga mau di ganggu oleh mereka. Garis bawahi kata mereka.
"Gendeng--"
*Tin Tin
Suara klakson mobil Zizah berbunyi memutus ucapan Sheryl. Dengan cepat Sheryl menuju ke sana, tak lupa ia juga mencubit lengan Rei saat pergi. Membuat desisan seksi pagi hari ala Rey.
Zizah menurunkan kaca jendela mobilnya dan menyapa keluarga Wijaya itu.
Bukan rahasia lagi jika kakak laki-laki adalah orang yang paling suka menggangu dan mengejek adik perempuan nya. Tapi jika ada yang menggangu adik perempuannya maka kakak laki-laki adalah orang pertama yang akan melayangkan pukulan pada orang itu. Benar, hanya kakak laki-laki yang boleh menggangu adiknya. Orang lain tidak boleh. Yang menggangu akan di belenggu.
Begitu juga perlakuan Rei pada Sheryl, yang selalu menganggap gadis itu sebagai adik kecil imut sasaran gangguannya.
Meskipun di rumahnya Sheryl terlihat cerewet dan manja. Tapi tidak di sekolahnya. Di sekolah, ia membangun image gadis supel yang dingin, anggun, elegan, bijaksana, cerdas. Ngomong seperlu nya aja, irit kata. Kalau ngeluarin kata ibarat ngeluarin emas, susah amat. Ditambah dengan perpaduan wajah cantik pake pangkat tiga dengan tubuh mungil miliknya, apalagi dia adalah Waketos (Wakil Ketua Osis ) dia bisa saja jadi Ketos, hanya saja ia merasa Andy lebih baik. Tentu saja dengan semua yang di milikinya sekarang dia menjadi salah satu primadona jajaran atas di sekolah. Tidak kalah, Zizah yang sifat asli rumahnya cerewet membangun image gadis ice girl di sekolah. Pasalnya gadis itu angkuh dan arogan, itu dapat dilihat dari cara jalannya yang tak pernah tertunduk selalu medongak ke atas, menandakan kesombongannya. Dia juga merupakan SekOs ( Sekretaris Osis ) Meski jarang senyum, karna udah terlahir cantik yah tetep cantik. Dia juga salah satu primadona jajaran atas di sekolah.
Sheryl dan Zizah menyusuri koridor untuk melihat-lihat. Banyak pasang mata yang melihat mereka, yang kagum tambah kagum, yang sirik makin sirik.
"Tch, sialan!!" desis Zizah menatap 4 gadis di depannya. Yang adalah anak XI IPA 1, mantan teman sekelas mereka. Ya Soalmya mulai hari ini Sheryl dan Zizah adalah anak XI IPA 1.
Bukan rahasia lagi, jika mereka sangat tidak menyukai Sheryl dan Zizah. Bahkan saat masih sekelas. Mereka sering mengganggu Sheryl dan Zizah terang-terangan. Sedangkan yang lainnya hanya memberi Sheryl dan Zizah tatapan dingin dan sumpah serapah di dalam hati. Ada juga yang main belakang. Tapi untung aja ada Rei yang menggagalkannya.
"Ngapain para 'Teri' itu kesini??" tanya Sheryl. Ya, 'Teri' adalah sebutan untuk mereka berempat dari Zizah.
Para 'Teri' itu pun menghampiri Sheryl dan zizah. Sudah jelas niatnya. Ingin mencibir Sheryl dan Zizah. Bukan Sheryl yang pedas namanya kalau kalah dari para 'Teri' itu.
"Eh, juara pertama? Pindah nih? Ke kelas legenda lagi, Duh akhirnya berandal di balikin ke tempat berandal. Akhirnya mata kepsek kebuka juga." cibir Renata yang menatap rendah sheryl dari atas kepala sampai kaki, yang disahuti gelak tawa teman-temannya.
"Bener, akhirnya kepsek sadar tempat berandal kayak gitu butuh orang yang dapat me- motivasi mereka, bukan terus menghina mereka." balas Sheryl yang pergi dan langsung diikuti Zizah. Tidak lupa mata elang milik zizah menatap tajam mereka. Membuat mereka begidik.
Hari itu hari pertama mengawali sekolah, ada pidato yang ingin di sampaikan pak Kepsek kepada semua penghuni SMA Merah Putih itu. Sheryl dan Zizah mulai masuk ke barisan kelas XI IPA 5.
"What the-?! Gila! Yakin nih kelasnya?" Pekik Sheryl heran.
"Stress!! " sambung Zizah melongo.
Mereka terkejut bukan main. Tercengang melongo heran, diam beberapa saat melihat teman barunya itu. Hanya ada belasan orang di barisan itu dan itu tidak lebih dari 15 orang. Setahu mereka kelas di sekolah ini seenggaknya lebih dari 30 orang. Bagaimana mungkin di hari pertama ada lebih dari setengah penghuni terlambat.
"Benar-benar legenda. Padahal yang menjaga gerbang hari ini pak Eky, luar biasa..., berandalnya." Sheryl bertepuk tangan sebelum dia menepuk jidatnya sendiri. Beban berat mulai menghampiri pundaknya.
Dan hampir semua yang berbaris ini adalah perempuan, dapat dikatakan perempuan di kelas ini masih memiliki etika, meski bedak mereka sudah hampir sama dengan badut.
"Sheryl?! Juara umum kelas XI jurusan IPA??" Panggil pria itu. seketika Sheryl dan Zizah menoleh. Terlihat seorang pria berkulit putih, memakai kacamata, dan beralis tebal. Satu kata, Tampan. Melihat dari pakaiannya yang rapi dan berbaris di sini. dia pastinya adalah ketua kelas XI IPA 5. Sheryl harus bersyukur, setidaknya ketua kelas ini masih masuk dalam jajaran orang normal.
"Gue Daniel Karen. Ketua kelas XI IPA 5. Salam kenal
" ucap pria itu memperkenalkan dirinya.
"Gue Sheryl, dia Zizah." sahut Sheryl sekenanya.
Belum sempat Daniel berbicara lebih lanjut. Sheryl dan Zizah sudah pergi ke depan meninggalkannya. Daniel manaikkan sebelah alisnya, tersenyum tipis menatap Sheryl.
"Ketemu, perfect, calon gue." gumam Daniel.
Setelah selesai berbaris. Sheryl pergi ke kantor Kepsek menerima panggilannya di ikuti oleh zizah. Entah tak tau apa yang di katakan Kepsek pada mereka. Jujur saja, Zizah enggan sekali bertemu pria tua yang merupakan masalah utama dalam kehidupan sekolahnya. Syukurlah kedua gadis ini di besarkan dengan etiket yang baik, jadi masih bisa memgendalikan diri.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘢𝘫𝘢 𝘚𝘩𝘦𝘳𝘪𝘭 𝘥𝘢𝘯 𝘡𝘪𝘻𝘢𝘩 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘴𝘦𝘳𝘶
2023-05-16
0
Qaisaa Nazarudin
Astaga🤣🤣🤣
2023-03-27
0
Karebet
👍👍👍👍
2023-03-22
0