My Hero

My Hero

BAB 1

Aku seorang guru taman kanak-kanak, meskipun orang bilang kalau seorang guru TK itu gaji nya kecil emang sih!!, Tapi karena aku sangat menyukai anak-anak jadi dengan profesi aku sebagai guru itu membuat aku sangat enjoy dan menikmati, mendidik seorang anak kecil itu tidaklah mudah. butuh ekstra kesabaran karena setiap karakter anak itu berbeda - beda dan banyak yang unik dari setiap karakter mereka masing - masing ..

" Oops, lupa nama lengkap aku Eliana Febiyani Rachman "..." Aku sering dipanggil El atau anna" . aku menderita penyakit yang bernama Post Trauma Stress Disorder, penyakit itu adalah penyakit gangguan kecemasan atau trauma dimana penyakit itu yang akan tiba-tiba kambuh jika ada pemicu mungkin karena masa lalu yang mengerikan tapi disaat aku terpuruk ada seorang yang selalu menjagaku dan merawat aku meskipun dulu kita bermusuhan tapi itu hanya masa laluku yang tak akan terjadi lagi di masa depan. Sahabat terbaikku Annisa Rahma az Zahra, dia seorang guru SD, kenapa aku bersahabat dengan Nisa karena dia sama-sama menyukai anak kecil seperti ku selain itu tidak hanya sebagai sahabat tapi teman curhat, apapun masalahku selalu aku curhatkan kepada Nisa. Dia adalah wanita cantik yang banyak disukai dikalangan banyak dokter, guru dan para CEO. Entah mengapa jika aku bersama nisa, rasanya kepercayaan diri berkurang Nisa jauh lebih cantik dari aku, kadang kala rasa iri dan cemburu menghantui ku kalau aku tak ingat kebaikannya kepadaku mungkin aku sangat membencinya, ditambah saat aku punya pacar, hu'uh pacarku berpaling menyukai Nisa dan mereka pun berpacaran dan aku sama sekali tak pernah memberi tahu Nisa semuanya biarkan ini jadi rahasia dan rasa sakit yang ku pendam. tidak hanya itu Nisa memberikan aku tempat tidur dan hidupku saja selalu dinafkahi oleh Nisa. Selain aku belum mendapatkan pekerjaan, bagaimana ini ? membuatku merasa tertekan. Sudah melamar pekerjaan kemanapun tidak ada satupun panggilan, " masa sih aku harus jadi pengangguran " kataku sambil teriak di dalam kamar.

suara pintu terbuka.

" Ada apa sih Anna ?" kata Nisa yang sedikit khawatir dengan tergesa-gesa membuka pintu kamar aku dengan cepat.

" 😁 tak ada apa-apa, cuman aku lama-lama bisa stres gara-gara belum dapat pekerjaan" keluhku sambil berekspresi wajah sedih.

Nisa menghampiriku dan memberikan sedikit pelukan di bahu " tenang saja, aku masih bisa menafkahi kamu meskipun kamu tak kerja Anna" ucapannya Nisa padaku.

"sudahlah jangan bersedih lagi, ini belum saatnya kamu mendapatkan pekerjaan suatu saat kamu akan bekerja" ucapan Nisa yang sedikit memberikan rasa tenang.

" Baiklah, tapi aku sedikit malu juga harus selalu kamu biayain kehidupanku" kataku dengan sedikit senyum.

" Sudahlah yang ada aku telat jika terus begini dan harus mendengarkan drama kamu masalah pekerjaan, aku berangkat ya !" ucapan nisa berlalu pergi.

" Jangan bersedih soal pekerjaan, oke !!" ucapannya lagi sebelum pergi.

Aku hanya menganggukkan kepalaku tanda setuju dengan ucapan Nisa tapi entah kenapa tetap merasakan sedih.

"Anna semangat 💪" ucapku menyemangati kepada diri sendiri.

Aku pun mencari pekerjaan lewat internet tak henti setidaknya harus ada satu pekerjaan yang berhasil.

" Aneh kenapa tak ada sedikitpun pekerjaan yang menerimaku padahal aku lulus seni, atau aku tidak mau masuk dengan kriteria mereka " analisis aku saat melihat lamaran yang aku lamar.

" Kriteria pekerjaan jaman sekarang lebih tinggi kali ya? agar berkualitas " analisis aku lagi.

"Hu'uh, sekarang setelah takdir saja jika aku dapat pekerjaan, aku tak akan merepotkan Nisa lagi dan aku bisa buka galery seni aku lagi" kataku lagi

Sangat lelah hari ini karena terlalu lama di depan laptop, akhirnya aku sedikit istirahat tidur.

skip

Pukul 19.00 wib.

Aku terbangun oleh alarm di handphoneku, " Ya ampun, aku tertidur lama sekali"..

Aku pun bangun dari tidur, " Apakah Nissa sudah pulang?".

Aku berjalan mencari Nissa di seluruh ruangan tak sedikitpun melihatnya, " mungkin harus ku teriakan namanya kali " kataku pada diri sendiri.

" Nisa - Nisa ,, kau sudah pulang belum ?" teriakku di depan kamarnya.

dretttt... dretttt

bunyi handphoneku yang aku silent.

Tertera nama Nisa..

" Nisa ada apa?" kataku saat mengangkat telepon darinya.

" Ana, aku ada di rumah sakit !" katanya, terdengar sedikit khawatir, dalam hatiku berkata " Apa yang terjadi dengan Nisa?".

Spontan aku menjawab " Nisa, kirim alamat rumah sakitnya, aku menyusul ke sana ya? "

" Baiklah, aku tunggu kamu ya !" jawabnya.

Tut .. Tut ... Tut

telepon pun terputus.

Aku buru-buru bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit, selesai bersiap-siap handphoneku berbunyi tanda pesan masuk ternyata dari Nisa yang mengirimkan alamat rumah sakit.

Skip

sampai rumah sakit

Aku menuju UGD untuk menemui Nisa yang tadi mengirimkan pesan, dia ada diruang tunggu UGD, buru-buru aku pergi sambil sedikit berlari tak disangka aku menabrak seorang dokter sampai aku terjatuh.

" Sial sekali, kamu selalu jadi orang yang selalu sial, hu'uh " sambil menghembuskan nafas.

" Tak apa-apa ?" kata dokter itu.

" Tak apa-apa dok, maafkan aku" kataku.

dokter itupun pergi saat aku ingin berdiri sungguh sakit kakiku dan aku berteriak dan terjatuh lagi " auw ".

mendengar suara dokter tadi " Biar aku bantu, sepertinya kakimu terkilir", sambil menggendongku. Aku hanya menunduk karena sedikit malu, " Ya ampun kenapa harus seperti ini ?" tanyaku dalam hati.

Dokter itu mendudukkan aku di atas kasur, dan aku hanya menunduk karena malu sama sekali. Dokter itu memasang penyanggah dan memberi perban di kakiku yang terkilir, setelah selesai tak lupa mengucapkan terimakasih dan pergi dari ruangan itu. Saat tiba didekat pintu suara dokter itu memanggil dan bertanya dari kejauhan " nona, ada urusan apa di rumah sakit?" tanyanya.

jawabku " Hem, aku mau menjenguk temanku " .

" oh, biar aku bantu mencari temanmu diruang mana?".

" Tak usah dok, itu sangat merepotkan " sedangkan aku hanya tertunduk dan tak sedikit pun melihat dokter itu.

Aku pun pergi dengan satu kaki yang sedikit digeser saat berjalan, aku menuju UGD untuk bertemu dengan sahabatku. Sesampainya di sana, Nisa melihatku dengan tatapan khawatir dan dia tergesa-gesa menghampiriku. " Ana ! " panggilnya sambil memegang pundak aku.

" Apa yang terjadi ?" tanyanya, " Kenapa kamu bisa terluka ? " tanyanya lagi.

" Nisa, pertanyaan kamu begitu banyak mana yang harus aku jawab dulu " kataku sambil aku duduk di kursi panjang yang cukup untuk 3 orang duduk.

" Oke maafkan aku, sekarang jawablah pertanyaanku satu persatu ! " ucapannya.

Saat aku ingin menjawab seorang dokter keluar dari ruangan dan Nisa yang tadi menunggu jawabanku terbangun dan langsung menghampiri dokter itu .

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!