BAB 3

Seorang dokter tampan, profesi sebagai dokter bukanlah impian melainkan keterpaksaan akibat masa laluku, mengapa aku ingin jadi dokter karena masa laluku.. apa ya masa lalu mas dokter???

Simak ceritanya ya !!!!

Wah, gak bagus kalau kalian gak kenal aku mas dokter ganteng...

" Namaku dr. Kevin Aprilio Syailendra, aku dokter ahli bedah di rumah sakit ternama ".. tak hanya itu meskipun menjadi incaran para perawat dan dokter wanita tapi dokter Kevin tidak tertarik malahan bersikap dingin tak ada sedikitpun sikap ramah hanya menampilkan ke sombongan dan angkuh terhadap orang di sekitar.

Sahabat dr Kevin, dr. Daniel Mahendra sama-sama dokter ahli bedah, dr. Daniel tidak kalah gantengnya dengan dr. Kevin tak hanya itu dia membuat sahabatku tergila-gila selain itu bagi Nisa, dr Daniel adalah cinta pertama dan akan jadi cinta terakhir, " hu'uh, Nisa kan cantik mau mengejar juga gak jadi masalah pasti tak akan ada yang menolak" keluhku dalam diri. Tapi anehnya respon dr. Daniel tidak seperti pria yang mengejar Nisa. dr Daniel dokter yang misterius, aneh tapi tampan sih, buatku aneh dia selalu tersenyum kepadaku saat semua tak melihat serta seperti ada amarah jika aku di tindas dr. Kevin. apa yang ada dipikirannya? siapakah dia? kenapa bisa seperti itu terhadapku? aku sama sekali tak ingin dekat dengannya karena sahabatku Nisa jatuh cinta padanya, meskipun aku pernah sakit karena Nisa, aku tak bisa balas dendam sama seperti itu , bukan hal yang baik aku melakukan seperti itu suatu saat akan ada kebahagiaan yang datang padaku meskipun hari - hari ini melewati rasa sakit tapi di kemudian akan ada kebahagiaan yang tak pernah terkira.

Kring...kring...kring

Bunyi alarm handphone aku, karena aku emang orangnya susah bangun jadi alarm handphone aku selalu ada di dekat telinga " aahhh !! Sungguh menyakitkan harus seperti ini", kataku. Aku pun bangun dan langsung masuk ke kamar mandi, oh ya ! Aku tinggal sendiri ya karena orang tuaku itu tidak di Bandung tapi di tempat kelahiran ayahku di Belitung dan aku sekarang ngekos sendiri.

Waktu menunjukkan pukul 06.00 wib.

" Aduh!!!! Waktu begitu cepat aku sama sekali gak boleh terlambat seperti pertama aku mengajar " ucapan ku. Akhirnya aku pun siap-siap dengan memakai baju putih dan rok hitam serta tas hitam dan membawa kantong kain yang didalamnya berupa buku-buku administrasi anak-anak, aku pun melupakan sarapan karena tidak ingin terlambat, " ehm... selalu seperti itu setiap kali rasanya perutku menangis terus" kataku sambil memegang perut, uh .... Aku pun berlari keluar jalan untuk mencari angkutan umum menuju sekolah, uh beruntung sekali masih ada 45 menit lagi untuk menuju sekolah.

Saat aku menunggu angkutan umum samar-samar aku melihat salah satu murid yang menurutku dia spesial, " ah mungkin hanya mirip " ucapku dalam hati..

5 menit...

" Uh ....lama sekali angkutan umum ini gak lewat " ucapku dalam hati, saat aku bercambuk dengan emosi yang tidak karuan dengar-dengar di seberang jalan banyak orang yang berkerumun dalam hati " ada apa ya?" ingin rasanya untuk ke sana tapi jam ditangan ini terus berjalan akhirnya aku putuskan untuk menunggu angkutan umum saja, terdengar bunyi handphone aku tanda telepon masuk ,

" Wah siapa ya yg telepon? " ucapku dengan nada sedikit marah soalnya waktu berjalan dan takut terlambat lagi.

" Ya ampun !!! Kepsek telepon ada apa ya?" ucapku dengan nada kaget saat melihat nama dilayar. Padahal ini tidak telat sama sekali masih ada waktu, aku pun mengangkat teleponnya dari nada nya sih dia sangat khawatir , apa yg terjadi dan mungkin ada berita buruk kataku dalam hati.

Percakapan aku dan kepsek

Aku : " hallo Bu, ada apa yah Bu?" tanyaku. " kebetulan saya masih dijalan menunggu angkutan umum, dan saya kemungkinan tidak terlambat datang!!!" ucapan aku lagi. " kok, gak ada suara tapi waktu berjalan" ucapku dalam hati.

Saat aku terdiam tidak ada suara pun menjawab, aneh apakah di matikan telepon nya aku pun melihat hp tapi di layar tetap berjalan tidak ada yg menutup telepon nya.

Aku : " hallo Bu, maaf ya aku banyak bicara Bu 🙏" ucapku Takut membuat kepsek tersinggung.

Kepsek : " syukurlah Bu El masih di jalan, sekarang saya mau nyuruh Bu El untuk pergi mencari nak Rizal, tenang soal murid disekolah sudah dijaga sama Bu Ina jadi tolong ya untuk mencarinya nanti saya tunggu laporan nya" ucapannya..

Aku : " Ah...ya..ya..Bu, saya bakalan cari Rizal, tapi dimana ya ?" tanyaku. Seketika aku mengingat yang hampir mirip dengan Rizal aku pun pergi menyebrang jalan sambil melihat orang yang berkerumun.

Aku akhiri percakapanku dengan kepsek dan berlari menuju kerumunan itu, entah perasaan aku benar atau hanya rasa takut.

Sungguh sangat susah buat melihat, aku pun bilang " maaf permisi... permisi " ucapku dan syukur aku dapat sedikit ruang untuk bisa sampai di depan , pas di depan sungguh kaget saat melihatnya..

" Rizal...Rizal ....Rizal " teriakku sambil menghampiri nya , saat sudah melihat dan aku pun menggendongnya dan berteriak

" Cepat panggil ambulans atau siapa yang bisa tolong aku untuk bawa ke rumah sakit " ucapku.

Pada semua orang yang ada di lokasi sambil menangis tapi gak ada satupun yang menjawab, binggung sekali yang terlintas hanya Nisa di dalam pikiranku akhirnya aku mengambil ponsel dan menelepon Nisa sambil menangis tanpa sedikit pun cerita..

skip ....

Ambulans datang dan membawa aku dan rizal ke rumah sakit di sana Nisa dan dokter lain pun menunggu dan membawa Rizal kedalam ruangan UGD, aku pun hampir lupa untuk menelepon kepsek ataupun orang tua nya.. saat itu pun aku ditemani sahabatku Nisa yang merangkul pundak aku dan berkata : " sabar ya... Aku yakin murid kamu itu selamat di dalam sana kamu tahu aku meminta dokter yang terbaik dia dr . Kevin dan kamu harus percaya dia dokter yg luas biasa " ucapan Nisa kepadaku agar aku bisa tenang.

Aku hanya mengangukkan kepala saja karena badanku lemas dan di tambah susah bicara karena sedikit panik dan khawatir saat melihat Rizal tertabrak dan penuh darah di bagian kepala membuatku merinding melihat nya.

30 menit berlalu

Rizal belum juga keluar ataupun dokternya aku pun merasa khawatir bila terjadi sesuatu, tiba-tiba aku teringat ibu Eka dan aku harus menelepon nya, aku pun menghubungi nya..

Skip...

Setelah menelepon Bu Eka aku yakin Bu Eka kaget dan khawatir, soalnya Bu Eka menutup telepon tanpa berbicara apapun...ya aku mengerti mungkinkah kaget mendengar soal Rizal..

1 jam kemudian

Ada suara tangisan yang membuat aku menoleh ke sumber suara, aku melihatnya orang tua Rizal yang tergesa-gesa menghampiriku, sedangkan yang menangis itulah ibunya, aku pun memberi pelukan pada ibu Rizal untuk memberikan kekuatan, melihat sosok ayah Rizal yang begitu tenang dan tidak sedikitpun berbicara ataupun menanyakan kejadian yang terjadi. Kami bertiga pun menunggu apa yang terjadi pada Rizal.

Pip...pip bunyi pesan WhatsApp masuk

Aku pun membukanya

From : ibu Ekawati

To : ibu Eliana

Ibu El saya mohon untuk menemani keluarga Rizal, jika ada apa - apa cepat beritahu saya, untuk di sekolah ibu El jangan khawatir tolong urus kan masalah Rizal sampai selesai, saya tidak akan memberi tahu guru lain maupun orang tua murid yang lain, hanya saya, ibu El dan keluarga Rizal,, jika ada yang bertanya saya akan bilang ibu El sedang cuti.. mohon maaf sebelumnya dan terimakasih sebelumnya 🙏.

Saat aku membaca pesan sungguh kaget atas semua kata-kata Bu Eka , dan banyak pertanyaan yang ada di kepalaku akhirnya ku beranikan diri untuk bertanya soal perkataan tadi.

From : Eliana

To : ibu Ekawati

Maaf sebelumnya Bu, bolehkah saya bertanya? Tapi kenapa semua murid atau guru yg lain tidak boleh tau?, bagus kalau pada tau setidaknya Rizal semangat dan merasa senang..

From : ibu Ekawati

To : ibu Eliana

Saya hanya beritahu itu dan itu kemauan dari ayahnya Rizal, dan kamu tau ayah Rizal adalah orang penting dan dia donatur terbesar di taman kanak-kanak ini!!!!!, tolong Bu El memahami ini.

Kaget sih dan aku paham atas semua ini mau gimana lagi ya aku pun harus mengikuti kata-kata dari ibu Ekawati

2 jam kemudian...

Keluarlah dari pintu IGD para dokter dan perawat, melihat dari raut wajah seperti kabar buruk aku hanya mendengarkan saja.

Dokter : " Ehm...anak ibu/bapak untuk kondisi saat ini baik, untuk operasi lancar dan baik akan tetapi ada sesuatu yang gak bisa saya bicarakan disini " ucapan dokter.

Saat dokter berkata baik sungguh senang hatiku tapi saat terakhir kata-katanya itu buat aku menjadi sedih rasanya ingin sekali menampar dokter ini, akhirnya ayah Rizal yg mengikuti dokter sungguh penasaran aku apa yang di bicarakan dokter..

Bersambung

Jangan lupa like, comment and vote.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!