Hari ini berlalu begitu cepat dan kini langit mulai mendung.Matahari mulai turun menandakan sebentar lagi waktu senja.
Di rumah Abel.
"Bel. Aku punya info terbaru tentang Bu Riri dan ini cara paling bagus buat bu Riri sering ketemu sama Om Ervan." Kata Rena yang tadi di sekolah mengumpulkan banyak informasi dari guru dan temannya, memberi laporan pada Abel.
"Nggak sia - sia punya sahabat kayak kamu Ren, cepet-cepet ada info apa?" Kata Abel mengeluarkan pecahan 50 ribu dan mengibaskan di depan Rena.
Rena dengan cepat mengambil uang dari Abel karena Abel selalu memberi hadiah siapapun yang membantunya.
"Asik. Jadi semangat cari info." Ujar Rena terlihat senang.
"Jadi Bu Riri itu masih kuliah, terus yang lebih penting dia nggak punya pacar." Kata Rena senang sambil meminum teh kemasan ditangannya dan melanjutkan kata-katanya.
"Terus, Bu Riri itu ngajar juga les privat ke rumah-rumah. Jadi ini cara paling baik buat nemuin Papa kamu sama Bu Riri."
"Maksudnya?" Kata Abel benar-benar masih belum paham.
"Yah Abel, nggak pinter banget sih kalo masalah begini? Jadi kamu harus ganti guru les kamu dan minta Bu Riri ngajar les di rumah kamu, jadi nanti papa kamu sama Bu Riri pasti sering ketemu." Sahut Rena antusias. Di usianya yang masih 12 tahun Rena memang pintar mengatur startegi.
"Benar Ren, tapi gimana ngomong sama Papa, tiba-tiba ganti guru les." Sahut Abel.
Karena selama 6 bulan ini Abel juga mengikuti les privat di rumah dengan Pak Doni seorang guru laki-laki.
"Ya ampun Abel,! Bilang aja males sama Pak Doni, atau apa gitu yg bikin kamu pengen guru perempuan. Kamu kan anak Papa Bel, apa aja pasti di turutin." Rena memberi ide lagi.
"Ya ampun Ren bener, nggak sabar deh Bu Riri ngajar les aku, pasti seru. Lagian dia kan guru matematika favorit kita?'' Sahut Abel girang.
" Yang penting lagi, ini nomer HPnya." Kata Rena bangga menunjukkan hasil kerjanya.
"Kamu keren banget Ren, kamu nggak pantes jadi anak SMP, kamu pantes nya jadi detektif." Canda Abel tertawa senang.
Beberapa jam kemudian suara mobil terdengar dari halaman depan. Abel dan Rena segera beranjak dari kasur kamar tidur Abel lalu menuruni tangga menuju teras.
"Papa, sini Abel bawain tas nya." Kata Abel mencium punggung tangan Ervan begitu pula dengan Rena sambil mengambil bawaan Ayahnya.
"Kenapa ini, kok tiba-tiba nyambut Papa begini?" Ervan heran karena tiba-tiba anak kesayangannya menunggu di teras rumah. Biasanya Ervan yang menemui Abel dulu ketika pulang kerja.
"Papa haus ya, biar Rena ambilin minum. Papa duduk dulu." Kata Abel mendudukkan papanya di kursi ruang TV dan menyuruh Rena mengambil minum di dapur.
"Pasti ada mau nya ini, anak papa aneh gini, mau apa Sayang?" Kata Ervan yang biasa memanjakan Abel, karena dia pikir dengan ini menunjukkan kasih sayang pada anaknya.
"Gini Pa, Abel mau ganti guru les." Abel mulai mengungkapkan keinginan.
"Sepertinya selama ini baik-baik aja? Ada apa sama Pak Doni, biar nanti Papa komplain ke kantor bimbelnya?" Balas Ervan.
"Bukan Pa, bukan begitu nggak apa-apa kok. Abel mau guru perempuan aja biar lebih enak aja komunikasinya" Balas Abel.
"Ooh gitu? Ya udah Papa telepon kantor bimbelnya biar guru les kamu diganti yang perempuan." Kata Ervan mengeluarkan HP nya.
"Pa, Abel udah punya calon guru les Abel dia mau kok privat ke rumah. Namanya Bu Riri dia guru di sekolah Abel." Sahut Abel antusias.
"Kamu yakin katanya dulu nggak mau guru sekolah yang jadi guru les."
"Kalo yang ini Abel mau banget Pa. Ini no teleponnya. Papa telepon ya, tanya sama Bu Riri." Kata Abel menyodorkan Nomor di Ponselnya.
"Apa harus sekarang ya Sayang? Nanti nggak bisa, Papa mau mandi dulu. Badan Papa rasanya lengket?" Celetuk Ervan mengacak rambut anak kesayangannya.
"Sekarang aja Pa!" Rengek Abel. Ervan dengan cepat menulis nomor yang ada di Ponsel Abel sebelum anaknya itu merengek lagi.
"Ini nomornya Bel, yakin?!" Kata Ervan terkejut melihat nomor yang baru saja diketik ada di kontak HPnya dengan tulisan 'Si penanggung jawab'. Seketika Ervan teringat kejadian malam itu wanita berjilbab yang terlihat seperti mahasiswa pulang kuliah menabrak mobilnya.
"Ini guru kamu di sekolah. Orang nya masih muda berjilbab?" Kata Ervan masih penasaran ternyata wanita itu guru sekolah Abel, tapi dia terlihat bukan seperti guru.
"Kok Papa tahu?? Ya Bu Riri masih muda Pa, paling muda di antara guru kita. Ya udah Papa cepat telepon." Kata Abel yang mulai curiga kenapa Ervan tahu.
Ervan langsung menelpon nomor itu setelah beberapa detik mulai terdengar suara.
"Ya. Assalamu'alaikum siapa ya."
"Bu Riri ya?" Sahut Ervan
"Ya benar."
"Bu Riri. Saya Ervan ayahnya Abel anak muridnya Ibu di sekolah."
"Ya Pak. Ada apa ya?"
"Bu Riri, apa Bu Riri bisa ngajar les privat di rumah Abel. Saya dengar Ibu bisa ngajar les ya?"
"Ya Pak. Tapi saya bisanya malam Pak?"
"Nggak masalah Bu. Apa besok Ibu bisa datang kerumah saya atau saya datang ke rumah Ibu untuk bicara lebih lanjut."
"Saya saja Pak datang kerumah nggak apa- apa."
"Nanti saya WA alamatnya ya Bu. Makasih ya Bu".
"Ya pak Assalamu'alaikum." Riri menutup telepon.
Setelah selesai berbicara di telepon, Ervan memberi tahu Abel kalau Riri akan kerumahnya besok.
******
Di tempat yang berbeda Riri dan Rika menikmatinya soto yang dia pesan di kantin kampus, dengan cepat mereka melahapnya karena perut yang sudah keroncongan selesai mengikuti kelas sore.
"Tadi siapa telpon?" Kata Rika yang melihat Riri menutup telepon.
"Orang tua murid, minta ngajar les, Alhamdulillah murid pertama semester ini." Balas Riri.
"Oh ya Ri, Mas ganteng kemaren nggak telepon kamu." Ucap Rika penasaran.
"Nggak Rik, mungkin mereka sadar kita rakyat jelata. Jadi mereka mengikhlaskan." Canda Riri.
Kemudian mereka berdua tertawa. Tidak lama kemudian suara ponsel Riri berbunyi pesan masuk.
Riri membuka pesan berisi alamat lengkap dengan peta lokasinya. Riri sudah menduga ini dari ayahnya Abel sebab gambar Wa nya tidak terdapat foto. Setelah mengisi perut yang lapar mereka bergegas pulang karena hanya mengikuti kuliah sore.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
Aisyah Hayati
mungkin karena kita rakyat jelata jadi mereka mengikhlaskanya, wkwkwkwkwk 🤣🤣
2022-03-15
0
Dewi Kijang
ltuh bru bagus thoor cowoknya ta sombong..
2021-12-05
0
KomaLia
jumpa lagi
2021-11-17
0