Sincerely Love Nayla

Sincerely Love Nayla

Nayla Anindya

Nayla Anindya Aditama anak bungsu dari Aditama Santoso dan Hania Aditama Santoso, memiliki dua saudara satu laki-laki dan satunya perempuan. Kedua saudaranya sudah berkeluarga semua dan tinggal jauh di luar kota. Gadis yang sedang menempuh pendidikan di kampus ternama di kotanya itu memiliki paras cantik, dengan rambut hitam kecoklatan. Gadis yang baru menginjak semester dua itu selalu bersama sahabatnya kemanapun mereka melangkah.

Sejak kandungan sahabatnya mulai membesar, Nayla di kampus hanya di temani dua bodyguard yang selalu menempel kemanapun ia melangkah, kecuali ke kamar mandi. Nayla kadang merasa risih, karena sikap protektif dua orang itu membuatnya tidak memiliki banyak teman, apalagi pacar. Di dekati oleh cowok lain saja kedua orang yang selalu bersamanya selalu memelototi orang yang mendekati Nayla.

"Kalian bisa enggak sih, sehari aja enggak ngikutin gue?" protes Nayla. Meraka saat ini berada di kantin setelah menyelesaikan mata kuliah, mengisi perut sebelum pulang karena waktu memang sudah siang.

"Enggak bisa Beb, nanti kalo kamu di deketin sama cowok lain gimana?" bodyguard pertama, siapa lagi kalau bukan Doni teman SMA nya, menyukai Nayla tapi selalu mendapat penolakan.

Nayla berdecak malas, ia selalu saja malas meladeni Doni, apalagi sikapnya yang seolah-olah ia hanya milik Doni. Padahal Nayla selalu menolak cinta Doni, tapi entah mengapa cowok itu tidak mau menyerah sedikit pun.

"Jangan gitu dong Nay, gue di sini juga jagain lo sesuai perintah Icha, kalo lo kenapa-napa gue ntar yang di salahin, apalagi kalo lo di apa-apain sama curut yang satu ini," matanya melirik Doni sekilas, mendalatkan pelototan dari Doni yang tidak terima di katain curut.

"Enak aja lo bilang gue curut." Doni melepar tahu goreng dari piringnya ke arah Irfan.

Iya, dua cowok itu adalah Doni dan Irfan. Kebetulan mereka satu jurusan dengan Nayla, dan memang Icha menitipkan Nayla pada Irfan, ia takut jika Nayla kesepian, apalagi Doni selalu membuntutinya. Dulu saat Icha masih kuliah dengan normal, Doni sering mengikuti mereka, apalagi sekarang ia seakan tak rela jika Nayla hanya bersama Irfan.

Irfan menghindari leparan dari Doni, alhasil lemparannya mendarat tidak tepat sasaran.

Bugh

Tahu goreng mendarat di kepala seseorang yang duduk di kursi belakang Irfan. Orang itu sontak menoleh menatap wajah Doni yang menyengir seakan tidak merasa bersalah. Lalu ia berdiri menghampiri Doni.

"Lo apa-apan sih Don? Rambut gue jadi kotor gini, baru tadi pagi gue ke salon. Pokonya lo harus tanggung jawab, bayarin gue ke salon lagi," ucap gadis yang terkena lemparan senjata Doni.

Irfan dan Nayla terkekeh, merasa lucu dengan tingkah Doni yang bar-bar. Tidak berubah juga padahal sudah bukan anak SMA lagi.

"Gue minta maaf ya, gue enggak sengaja masak harus tanggung jawab sih," Doni tidak mau bertanggung jawab, karena ia memang tidak sengaja melempar tahu goreng pada gadis itu.

"Kalo lo enggak mau tanggung jawab, bakalan gue laporin sama Dekan, kalo lo udah ngehina gue dengan cara melempar tahu goreng," acam gadis itu.

"Udahlah Don, buat ke salon duit lo enggak bakalan habis. Lagian lo juga salah, dari pada berurusan sama Dekan, lebih serem kan?" Nayla membujuk Doni, ia juga kasihan pada gadis yang terkena lemparan tahu goreng itu.

Doni berdecak, lalu ia berdiri dari duduknya, "Iya gue tanggung jawab," ucapnya.

Gadis itu tersenyum bahagia, karena Doni mau bertanggung jawab. Sebenarnya Doni itu lumayan tampan, tapi sayang dia sedikit bar-bar.

"Gue duluan, awas lo macem-macem sama Bebeb gue," Doni mengancam Irfan, tetapi Irfan tidak menanggapi ancama Doni.

Doni berlalu bersama gadis tadi dan dua teman gadis itu.

"Setelah ini lo mau pulang apa kemana dulu Nay?" tanya Irfan.

"Kemana ya? Gue juga bingung, kita ke gramed aja gimana gue mau cari novel, ntar kita juga bisa cari referensi buat tugas," Nayla memberi saran, ia lebih nyaman jika hanya berdua saja dengan Irfan karena Irfan bukan cowok lebay seperti Doni.

"Boleh deh,"

Irfan kembali menyantap makanannya, lalu ia menatap Nayla, "Lo kenapa selalu nolak si curut itu Nay?" pertanyaan yang sering Irfan lontarkan tapi tidak pernah mendapat jawaban.

"Dia punya nama Fan, bukan curut," protes Nayla.

"Iya, iya, Doni maksud gue," Irfan meralat panggilannya.

"Ya karena gue enggak suka sama dia, gue juga enggak pengen pacaran sebelum lulus kuliah. Kalau pun ada yang suka sama gue, langsung aja datengin kedua orang tua gue, lamaran dan nikah, enggak usah pacar-pacaran," jelas Nayla. Ia memang tidak ingin menjalin hubungan saat ini, karena menurutnya hanya akan mengganggu konsentrasinya belajar.

Irfan manggut-manggut, ia paham sekarang kenapa Nayla sering menghindari cowok-cowok yang berusaha mendekatinya.

"Bagus deh kalo gitu, gue dukung lo Nay," Irfan pun mendukung sikap Nayla, karena memang menurutnya sikap Nayla tepat sekali.

"Makasih Fan," Nayla tersenyum ke arah Irfan, ia pun membalas senyuman Nayla.

"Ayo gue udah selesai," ucap Nayla lalu ia berdiri, memasang tas di pundaknya. Melangkah lebih dulu meninggalkan Irfan.

Irfan ikut berdiri, ia mensejajrkan langkahnya dengan Nayla, "Pake mobil lo aja," ucapnya setelah berjalan di sisi Nayla.

"Motor lo?" ia menoleh kearah Irfan sekilas.

"Gampang, biar di bawa temen gue,"

Nayla mengangguk, melanjutkan perjalanan menuju parkiran.

Irfan sibuk mengotak-atik ponselnya, entah apa yang sedang ia kerjakan. Untung saja ia tidak menaberak tiang, karena tidak melihat jalan. Entah saking hafalnya dengan jalan tersebut atau instingnya kuat tidak tahu.

Di parkiran mereka sudah di tunggu seorang cowok, yang Nayla tahu adalah teman Irfan.

"Nich, jagain motor kesayangan gue." Irfan melempar kunci motornya pada pemuda tersebut.

"Motor lo aman sama gue, selamat berkencan," ucap pemuda tersebut, ia berlalu meninggalkan Nayla dan Irfan.

"Berkancan?" heran Nayla.

"Enggak usah dengerin omongannya, dia emang suka ngasal,"

Nayla hanya menggidikan bahu, acuh. Ia tidak begitu memperdulikan ucapan pemuda tadi, hanya saja kata 'berkencan' yang di ucapkan seolah-olah mereka benar-benar sedang pacaran, padahal kenyataannya tidak seperti itu.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Sore hari Nayla pulang kerumah, ia lebih dulu mengantarkan Irfan, sebenarnya Irfan tidak mau tetapi Nayla memaksa, ia tidak enak jika Irfan yang telah menemaninya ke toko buku harus pulang naik taksi.

"Mama, aku pulang," ucapnya, memeluk sang Mama yang sedang sibuk di dapur entah sedang membuat apa.

"Kalau pulang itu ucapkan salam, jangan main masuk kaya maling aja," protes sang Mama, pasalnya sudah berkali-kali ia menyuruh anak gadisnya mengucapkan salam saat masuk rumah tapi tidak pernah ia lakukan.

"Maaf Ma, lupa karena saking kangennya sama Mama," selalu saja beralasan seperti itu.

"Gak heran Mama," melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. "Bantuin Mama masak Nay," titah sang Mama.

"Mama kan tahu masakanku enggak enak, aku jadi males masak," ucapnya, lalu melepaskan pelukannya.

"Kamu itu udah dewasa sayang, kalau kamu menikah nanti kamu harus bisa masakin suamimu, biar dia betah di rumah, makanya belajar masak dari sekarang," tutur sang Mama, karena selama ini Nayla selalu beralasan yang macam-macam jika di suruh membantu mamanya memasak.

"Kapan-kapan yah Ma," tolaknya, ia melangkah minggalkan sang Mama.

Sang Mama hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah anak gadisnya yang selalu seperti itu.

Bersambung....

Gimana kesan pertamanya?

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Baru semester 2, umurnya masih 18-19 tahun ya..?

2023-06-08

0

Alvika cahyawati

Alvika cahyawati

masih menyimak moga cerita kakak sm teman nya bagus ya thor

2023-03-14

1

Rusminisuyitno

Rusminisuyitno

hadir thour

2022-01-07

0

lihat semua
Episodes
1 Nayla Anindya
2 Farhan Bayu Pradana
3 Sehari Sebelum Pernikahan
4 Terancam Gagal
5 SAH
6 Terimakasih Nayla
7 Panggil Aku Mas
8 Makanan Jepang
9 Ikut Kemana pun Kamu Pergi
10 Tampan sekali Suamimu
11 Rumah Baru
12 Gimana Rasanya
13 Ini Istri Saya
14 Kantor
15 Aku Mau Menikah Tanpa Pacaran
16 Malu
17 Ini Maksudnya Apa?
18 Coklat Panas
19 Tamu Tak Di Undang
20 Terimakasih Istriku
21 Kalau Baper Gimana?
22 Jangan Nonton Drama Aja
23 Masukkan Aku Dalam Mimpimu
24 Kangen Sama Kamu
25 Terimakasih Mas
26 Mau Merasakannya?
27 Besok Aku Belikan Lagi
28 Apa Minta Di Gendong?
29 Harusnya Tadi Pulang Lebih Awal
30 Biarkan Aku Sendiri
31 Dia Selalu Baik
32 Aku Kira Nayla
33 Lucu Juga
34 Saya Pernah Baca Pak
35 Mempertahankan Rumah Tangga
36 Obat Kesal Itu Apa?
37 Aku Butuh Penjelasan
38 Aku Sadar Sekarang
39 Keenakan Dia Nginep Di Sini
40 Kekesalan Nayla
41 Piringnya Cuma Satu
42 Tidak Akan Memaksa
43 Nayla Di Mana?
44 Nagih Janji
45 Nikahi Aku
46 Datang Tepat Waktu
47 Suami Terbaik
48 Belanja Yuk
49 Perasaan Apa Ini
50 Sayang Bangun
51 Siapa Pelakunya?
52 Kamu?
53 Hampir Saja Membunuh Anakmu
54 Aditama, Hania, Adela
55 Ada Apa Ini Sebenarnya?
56 Aku Mau Sendiri
57 Kamu Harus Memaafkannya
58 Good Job
59 Mama Pasti Bahagia
60 Apa Mereka Janjian?
61 Fikirkan Kesembuhanmu
62 Setuju Sama Mama
63 Bisa Dipercaya
64 Dunia Memang Sempit
65 Surprise
66 Ke Luar Angkasa Juga Boleh
67 Merasakan Hal Yang Sama
68 Delapan Belas Jam
69 Misterius
70 Menerima Takdir
71 Ada Hal Penting Apa?
72 Aku Mengalah Kali Ini
73 Hingga Akhir Hayat
74 Tunggu Di Sini
75 Mama Bangga
76 Sesuatu Apa?
77 Tidak Merasakan Apapun
78 Boleh Main Sama Mereka?
79 Suamimu Lebih Manis
80 Parfum
81 Demi Anak Kamu
82 Ke Luar Kota
83 Kamu Sama Siapa?
84 Tidak Makan Apapun
85 Yang Paling Enak
86 Pusing
87 Keinginan Cucu Mama
88 Bukan Jodoh
89 Perkembangan Bayi
90 Nayla Ya
91 Kasihan Anak Kita
92 Ayesha Sakhiya
93 Terimakasih
94 Inpoh
95 NEW INFO
96 New Info
97 LANGIT BUMI
98 Segenggam Rasa
99 Novel Gratis Baru
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Nayla Anindya
2
Farhan Bayu Pradana
3
Sehari Sebelum Pernikahan
4
Terancam Gagal
5
SAH
6
Terimakasih Nayla
7
Panggil Aku Mas
8
Makanan Jepang
9
Ikut Kemana pun Kamu Pergi
10
Tampan sekali Suamimu
11
Rumah Baru
12
Gimana Rasanya
13
Ini Istri Saya
14
Kantor
15
Aku Mau Menikah Tanpa Pacaran
16
Malu
17
Ini Maksudnya Apa?
18
Coklat Panas
19
Tamu Tak Di Undang
20
Terimakasih Istriku
21
Kalau Baper Gimana?
22
Jangan Nonton Drama Aja
23
Masukkan Aku Dalam Mimpimu
24
Kangen Sama Kamu
25
Terimakasih Mas
26
Mau Merasakannya?
27
Besok Aku Belikan Lagi
28
Apa Minta Di Gendong?
29
Harusnya Tadi Pulang Lebih Awal
30
Biarkan Aku Sendiri
31
Dia Selalu Baik
32
Aku Kira Nayla
33
Lucu Juga
34
Saya Pernah Baca Pak
35
Mempertahankan Rumah Tangga
36
Obat Kesal Itu Apa?
37
Aku Butuh Penjelasan
38
Aku Sadar Sekarang
39
Keenakan Dia Nginep Di Sini
40
Kekesalan Nayla
41
Piringnya Cuma Satu
42
Tidak Akan Memaksa
43
Nayla Di Mana?
44
Nagih Janji
45
Nikahi Aku
46
Datang Tepat Waktu
47
Suami Terbaik
48
Belanja Yuk
49
Perasaan Apa Ini
50
Sayang Bangun
51
Siapa Pelakunya?
52
Kamu?
53
Hampir Saja Membunuh Anakmu
54
Aditama, Hania, Adela
55
Ada Apa Ini Sebenarnya?
56
Aku Mau Sendiri
57
Kamu Harus Memaafkannya
58
Good Job
59
Mama Pasti Bahagia
60
Apa Mereka Janjian?
61
Fikirkan Kesembuhanmu
62
Setuju Sama Mama
63
Bisa Dipercaya
64
Dunia Memang Sempit
65
Surprise
66
Ke Luar Angkasa Juga Boleh
67
Merasakan Hal Yang Sama
68
Delapan Belas Jam
69
Misterius
70
Menerima Takdir
71
Ada Hal Penting Apa?
72
Aku Mengalah Kali Ini
73
Hingga Akhir Hayat
74
Tunggu Di Sini
75
Mama Bangga
76
Sesuatu Apa?
77
Tidak Merasakan Apapun
78
Boleh Main Sama Mereka?
79
Suamimu Lebih Manis
80
Parfum
81
Demi Anak Kamu
82
Ke Luar Kota
83
Kamu Sama Siapa?
84
Tidak Makan Apapun
85
Yang Paling Enak
86
Pusing
87
Keinginan Cucu Mama
88
Bukan Jodoh
89
Perkembangan Bayi
90
Nayla Ya
91
Kasihan Anak Kita
92
Ayesha Sakhiya
93
Terimakasih
94
Inpoh
95
NEW INFO
96
New Info
97
LANGIT BUMI
98
Segenggam Rasa
99
Novel Gratis Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!