UDJ-5

"Bagaimana?"

"Maaf tuan, masih tak ada perkembangan."

"Pengacara?"

"Tak ada yang tau siapa pengacara Tuan Riko selain dirinya dan keluarga nya, Tuan Riko benar-benar sangat menjaga privasi keluarga tuan."

"Lalu? Penyebab kecelakaan nya bagaimana?"

"Pihak kepolisian tidak melanjutkan investigasi nya karena kasus ini benar-benar murni kecelakaan Tuan!"

"Keluarlah! Teruskan penyelidikan nya!"

Erangan frustasi di layangkan Doni, kala melihat anak buah yang dikirimkan masih belum saja menemukan titik terang dimana keberadaan putri keluarga Dirgantara tersebut, penyebab kenapa bisa Tuan Riko dan istrinya kecelakaan hingga merenggut nyawanya.

Kakinya melangkah dengan gontai, menuju pusaran majikan yang telah baik membantu hidupnya dan menganggap nya seperti adik sendiri.

"Hah, tuan! Kenapa anda membuat saya sangat susah seperti ini! Kenapa anda sangat menjaga privasi putri anda! Anda bilang telah menganggap saya adik kan? Kenapa anda seperti ini pada saya tuan! Bagaimana saya bisa menemukan putri anda tuan!" Lirihnya pilu pada nisan yang bertuliskan Riko Dirgantara.

Memorinya berputar! Sekilas senyum terbit dari bibir Uncle Doni, Hah aku ingat "Liontin!" Lirihnya. Doni lah orang yang memesankan Liontin itu, meskipun Tuan Iko mendesain sendiri sesuai keinginannya, hanya itu yang saat ini menjadi petunjuk yang bisa ia lakukan untuk memulai pencarian Putri Dirgantara.

Namun ia tak boleh gegabah mengumumkan siapa gerangan gadis yang mempunyai liontin dengan kriteria yang di sebutkan, ah ini akan menjadi bumerang jika ia melakukan nya seperti itu, akan ada putri Dirgantara palsu yang siap untuk menghalalkan segala caranya.

🎶

"Siapa yang berkunjung?" Tanya Airin dalam hatinya, kala melihat taburan bunga di atas makam kedua orang tuanya yang mulai melayu.

Ah sudahlah! mungkin teman baik Papa dan Mommy. Ucap Airin acuh.

"Papa! Mommy! Airin ingin bercerita, Airin sudah lulus ujian dan mulai minggu depan Airin akan kuliah di jurusan yang Papa inginkan! Airin harap Papa bahagia ya. Doain Airin ya Papa, semoga Airin bisa mewujudkan keinginan Papa, Airin udah iklhas ngelepas in Papa dan Mommy. Yang tenang di sana ya. Airin sayang kalian!" Ucapnya.

Hari ini untuk pertama kalinya Airin sukses datang ke makam kedua orang tuanya tanpa adanya air mata, apapun yang terjadi Airin harus kuat.

Tangan nya bergetar kala ia baru saja beberapa langkah keluar dari area pemakaman, tangisnya kembali pecah dengan perasan kalut Airin bergegas pergi ke rumah sakit.

"Bagaimana dok?" Ucap Airin kala sudah sampai di depan ruangan IGD rumah sakit Yudistira.

"Maaf nona, benturan yang terjadi di kepalanya cukup keras. Nenek anda harus segera di operasi, saya harap anda segera menyelesaikan biaya Administrasi nya." Ucap Dokter memberikan perkembangan kondisi yang sebenarnya.

Si Mbok! Lirihnya terduduk pilu. Bagaimana mungkin di saat dia sudah kuat untuk menghadapi semuanya kini wanita paruh baya yang di sudah di anggap seperti neneknya terbujur tak berdaya di atas ranjang pasien dengan selang yang ada.

Kenapa Tuhan begitu jahat kepadanya, setelah kakaknya, kedua orang tuanya, rumah, perusahaan Papa, dan yang ini Si Mbok. Dosa apa yang telah di lakukan Airin di kehidupan sebelumnya hingga ia diberi ujian seperti ini.

"Halo kau dimana Airin? Aku sudah menghubungi mu tapi kenapa dari tadi kau sibuk sekali!" Ucap Elang di ujung sana.

"Hah, maafkan aku! Aku tak apa!"

"Katakan kau dimana? Tak ada bantahan! Airin kau dimana!"

"Rumah sakit!"

"Kau sakit apa? Di rumah sakit mana? Ruang berapa! Katakan Airin jangan membuat ku khawatir!" Ucap Elang dengan mulut cerewet nya.

"Elang tenanglah, aku tak apa, hanya Si Mbok...

"Aku ke sana, jangan kemana-mana!"

"Airin!" Panggilan itu membawa gerak kaki Elang lebih mendekat dan langsung mendekap Airin dalam pelukan nya.

"Tenanglah! Aku disini, sebenarnya apa yang terjadi!" Tanya Elang dengan lembut kala dirasa Airin sudah tenang.

"Si Mbok kecelakaan, dan harus segera di operasi, Tapi aku tak punya uang yang cukup untuk membiayai operasi Si Mbok!" Lirih Airin pilu.

"Memang berapa uang yang di butuhkan untuk operasi Si Mbok?"

"100 juta, Uang ku hanya 30 juta."

"Aku akan membantumu!"

"Aku tidak mau merepotkan mu Elang!"

"Tapi aku akan mengusahakan

🎶

Upaya sudah di lakukan Elang semaksimal mungkin, tapi hasilnya nihil uang yang ia punya tak cukup untuk di berikan kepada Airin.

Hah, bagaimana ini! Lirih nya bingung. meminjam kepada orang tuanya itu tak mungkin! Ia tau bahwa Ayah dan Bundanya baru saja membuka cabang restoran di Jakarta dan pasti ia tak memiliki uang sebanyak itu. Kalaupun ada akan di buat jaga-jaga jika bisnis yang sedang ia buka disini bermasalah bukan?

"Sudahlah! Tak apa Elang! Aku akan menjual rumah kakek dan nenek!"

"Tapi kalau kau menjualnya, kau akan tinggal dimana Airin!"

"Mungkin aku akan menyewa rumah yang lebih kecil dan dekat dengan kampus, aku tak ingin kehilangan Si Mbok Elang, hanya dia yang ku miliki!" Lirihnya.

🎶

"Maaf nona, anda tak bisa menjual rumah ini. Karena rumah ini masih atas nama kakek anda, dan orang yang berhak menjualnya hanya anaknya sebagai ahli waris yang sah!"

"Tapi pak, Mommy saya sudah meninggal dan saya membutuhkan uang untuk pengobatan nenek angkat saya!"

"Tapi maaf nona, saya tidak bisa!"

Mommy! Papa! Airin harus bagaimana? Lirihnya tertunduk sedih.

🎶

"Ma!"

"Ya!"

"Apa mama tak bisa membatalkan perjodohan ini! Clara bukan wanita yang baik ma!"

"Bagi Mama hanya dia wanita yang pantas mendampingi mu Angga, dia wanita baik-baik dan berasal dari keluarga terpandang!"

"Ma.....

"Jika kau merasa ada wanita yang lebih baik darinya, silahkan bawa dia kemari!"

"Ma, tapi...

"Terus saja kau membantah Mama Angga... "

Frustasi? Tentu! Angga cukup jenggah dengan sikap Clara yang datang secara tiba-tiba di ruangan nya, hanya sekedar membawa makan siang sarapan! Bagi pria yang begitu mencintai nya mungkin akan merasa senang, tapi tidak untuk Angga! Semua itu tampak menjengkelkan.

Bagaimanapun caranya! Aku harus menyingkirkan mu!

🎶

Bugh!

Bugh!

Tubuh Airin tak sengaja menabrak seseorang kala ia melangkah tergesa menuju ruang inap Si Mbok! kala mendengar kabar dari Elang bahwa tubuh Si Mbok kembali kritis lagi.

"Maaf Uncle! Saya tak hati-hati!" Ucap Airin langsung membenarkan posisi berdirinya.

"Uncle?"

"Ya Uncle, saya minta maaf saya buru-buru."

"Ah ya tak apa nona!" Ucap Angga gugup.

"Saya permisi!" Ucapnya langsung pergi.

Aku kenapa? Lirih Angga seakan ada rasa sedih yang menghinggapi tubuhnya kala melihat air mata seorang gadis kecil tumpah didepan nya.

Dan apa tadi? Dia memanggilku Uncle? Apa benar yang di katakan Mamanya jika dirinya sudah tua?

Mama....... Angga di panggil Uncle....

🎶

Happy Reading!

Uncle Angga perlu di getok mungkin, ga sadar diri banget umur 40 masih mengaku muda wkwkw....

btw mohon kemakluman sekali lagi ya readers, intinya umur Airin 18 tahun, Angga 40 tahun. hehhehehe😅

Terpopuler

Comments

Lilisdayanti

Lilisdayanti

baru nyadar kamu uncle kalau udah tua 😂😂😂

2023-11-30

0

🍁мσσηᴰᴾˢᴿ❣️💋🅹🅾🅺🅴🆁👻ᴸᴷ

🍁мσσηᴰᴾˢᴿ❣️💋🅹🅾🅺🅴🆁👻ᴸᴷ

menolak tua ,,🤣🤣🤣

2022-11-25

0

Aprilia

Aprilia

ciusss thorrrr,,,ngakakkkkk🤣🤣🤣🤣🤣🤭

2021-12-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!