UDJ-1

Koper ditarik dengan lesu, masih ada rasa tak rela meninggalkan rumah milik kedua orang tuanya, semua kenangan tampak terasa menyakitkan sangat sakit.

Hanya beberapa foto yang mampu ia bawa dari rumah itu sebagai kenangan tentang keluarga nya. Untung saja ada rumah sederhana peninggalan kedua orang tua Mommy, lebih dari cukup untuk menjadi tempat tinggal Airin ke depan nya.

"Mbok? Airin dimana?" Tanya Elang.

"Itu den," Tunjuk Si Mbok pada Airin yang terduduk di bangku menghadap jendela luar dengan tatapan kosongnya. "Mbok sedih den, liat non Airin seperti itu!" Ucap si mbok,

"Terimakasih mbok, Elang ke sana dulu ya!"

Elang Saputra, salah satu sahabat dari Airin semenjak kelas 1 SMA, pria tampan ini merupakan ketua basket sekaligus Ketua OSIS, perasaaan yang begitu menyakitkan tertahan akan dinding tebal bernama "Sahabat"

"Airin?" Panggil nya, Airin hanya mampu melirik tanpa mengeluarkan kata.

"Jangan sedih ya! Kan masih ada aku! Ada Shinta juga!" Ucap Elang dengan begitu lirih.

Hap!

"Papa jahat Elang! Mommy jahat! kenapa mereka pergi ninggalin aku sendiri? Kenapa Elang?" Lirihnya tersedu dalam pelukan Elang. baginya Elang adalah sosok sahabat sekaligus kakak pengganti Abang Gara, ah Airin cukup polos! Bahkan sangat tak peka jika Elang mencintainya, menginginkan dirinya lebih dari seorang sahabat.

"Airin, hust... hust... Kamu gak sendiri, masih ada aku, shinta dan si mbok! Kami semua sayang sama kamu Airin, Papa dan Mommy mu adalah orang baik dan Tuhan terlalu sayang dengan mereka! Jangan nangis lagi ya! Airin harus do'ain mereka ya." Ujarnya dengan kalimat menenangkan, tangan nya tak berhenti mengelus punggung Airin yang terus bergetar.

🎶

BRAK!

Meja di gebrak dengan sangat keras, siapa yang berani bermain-main dengan keluarga Dirgantara, Uncle Doni baru saja tiba di Jakarta ia begitu marah kala baru mengetahui setelah seminggu kematian kedua majikan nya akibat kecelakaan, dan semua aset yang di miliki di sita oleh Bank.

Dan sehari setelahnya, Airin pergi meninggalkan rumah, menghilang tanpa ada yang tau keberadaan nya.

Tuan maaf kan saya tuan! Saya akan berusaha mencari putri anda tuan! Lirih nya terduduk lesu, terlalu lama menetap di Kalimantan, membuat Uncle Doni jarang berkunjung ke Jakarta, Ya! Tuan Iko melarang nya untuk berpergian setelah dirinya menikah dengan Rani, kekasihnya. Hanya sesekali ia bertukar kabar itupun harus Tuan Iko yang memulainya. Bagi Doni masih terlalu canggung untuk dirinya memulai menanyakan kabar.

Memorinya berputar, tentang Baby Ay bocah itu dulu masih sangat kecil, terakhir kali bertemu secara langsung kala ia masih berusia 10 tahun. Gadis kecil dengan kulit putih, bersih, ceria seperti ibunya.

"Baby Ay!" Begitu sial kala hanya sebuah nama itu yang uncle Doni ingat, bukan tanpa sebab sadar hanya sebagai bawahan walau Tuan Iko menganggapnya seperti adik! Ah erangannya frustasi kenapa dulu ia tak bertanya lebih mendetail dan jelas tentang putri kesayangan Tuan Iko.

melihat bagaimana sikap Tuan Iko yang begitu posesif menjaga kedua wanita yang di sayangi nya, hanya foto gadis kecil berusia 10 tahun yang menjadi petunjuk Uncle Doni dan kalimat "Baby Ay!"

Kematian Gara membawa pengaruh besar dalam keluarga Tuan Iko! Ya ia menjaga rapat privasi sang putri, tak ingin ada siapapun yang akan mengancam dirinya melalui sang putri. Sadar atau tidak? Saingan dalam hal bisnis kadang terlalu kejam bahkan sangat kejam.

🎶

"Senja! kenapa kau menghukum ku seperti ini!" Pria itu hanya mampu terduduk pilu di makam yang bertuliskan Senja Aulia Husna di atas batu nisan nya.

Pria yang baru saja tiba di tanah air Indonesia beberapa menit yang lalu setelah pergi menghindar dengan dalih menuntut ilmu. Nyatanya perasaan nya masih sama tak berubah, dirinya tak bisa melupakan gadis yang sekarang sudah tenang berada di sisi Tuhan.

Gadis ini lah yang membuatnya menjadi pria dingin tak tersentuh, rasanya masih sama seperti dulu ia masih mencintai Senja amat mencintainya, tak peduli jika wanitanya ini sudah memiliki suami dan seorang putri.

Serpihan memori berputar di dalam otaknya.

"Baby Ay! Ucapkan hallo sama Uncle Angga sayang!" Ucap Mommy Senja saat melakukan panggilan video call dengan tiga sahabat baiknya, Nina dan Angga.

"Hallo Uncle Angga!" Ucapnya dengan nada lucu.

"Kasih kiss sayang sama Uncle Angga! Aunty Nina jangan lupa ya!"

"Kiss Uncle much, Kiss Aunty much." Ucapnya lucu dengan gerakan tangan dan pipi gembil yang ditampilkan.

Kala itu baby Ay masih berusia 1 tahun, Nina tak mau kalah ia juga menunjukkan putra tampan nya Baby El.

"Pak dokter gak mau nikah juga nih? biar bisa pamer gini!" Celetuk Nina menggoda.

"Iya nih pak dokter kelamaan di Inggris, udah nemu bule belum buat di jadikan istri!" Kekeh Senja tertawa cekikian.

"Mau nunggu Baby Ay remaja, buat jadikan istri! Gak dapet Mommy nya, anaknya boleh juga!" Ucap Angga mengedipkan sebelah matanya.

"Bhahahhaa..." Tawa Menggleggar di layangkan Nina di ujung telfon sana.

"Enak saja! No! Baby Ay tak suka dengan Uncle Angga ya sayang!" Ucap Mommy Senja melirik putrinya.

"Tuka suka!"

"Tuh kan! Lucunya jodohku! Ah baby Ay! Uncle tunggu dewasa ya!"

"Angga.....!!!!" Ucap Senja mengerucutkan bibirnya.

Setelah nya, Angga susah untuk di hubungi kembali, ya! mungkin karena perbedaan waktu yang begitu mencolok antara Inggris dan Indonesia sedangkan untuk Aunty Nina, Mommy Senja masih sesekali bertukar kabar kala di waktu senggang.

"Senja! Aku janji padamu aku akan menjaga putri mu, aku yang akan menggantikan dirimu untuk menjaga nya menjadi orang tua baginya!" Lirih Angga dengan tangan yang mengusap batu nisan.

Meski ia tak tau, bagaimana sekarang wajah putri kesayangan mantan kekasihnya itu! tapi dirinya akan bertekad untuk menjaganya menggantikan posisi Senja sebagai orang tuanya.

🎶

"Pa? Ma?" Ucap Shinta kaget kala kedua orang tuanya datang secara tiba-tiba di apartemen miliknya.

"Kau tak merindukan Mama mu hem?" Ucap Mama Rani pada sang putri.

"Ah Mama, tentu aku merindukan Mama!" Ucap Shinta memeluk erat ibunya.

Papa Doni masuk begitu saja ke apartemen putrinya, menghempaskan tubuhnya di atas sofa apartemen milik Shinta dengan wajah yang tertunduk lesu.

"Ma? Ada apa dengan papa!" Bisik Shinta pada sang Mama.

"Hanya masalah pekerjaan ayo sayang!" Keduanya pun masuk kedalam apartemen.

Shinta, gadis ini mandiri dan keras kepala tekad nya yang ingin menjadi dokter terkenal seperti sang Mama membuatnya memilih hidup mandiri di Jakarta dan memilih bersekolah di sana semenjak kelas 1 SMA.

"Ayolah! Mama papa harus mengizinkan Shinta untuk menuntut ilmu di ibu kota dan belajar di sana! Jakarta kan ibu kota Indonesia, sudah pasti pendidikan nya jauh lebih baik Pa! Ma!" Kalimat itu yang sering keluar dari putri nakalnya dan keduanya hanya menghela nafas panjang dan berucap "Ya! Papa Mama mengizinkan mu!"

🎶

Happy Reading maaf kalau ada yang typo🤗

Terpopuler

Comments

Lilisdayanti

Lilisdayanti

masih nyimak,,dan belum masuk di otak aqu,, maksudnya uncle angga itu lelaki yg mencintai senja,, ibu nya baby Ay,,dan baby Ay,,itu Arini,,dan nantinya akan menikah sama uncle angga,,jadi ni cerita,,uncle angga menikahi anak dari mantan kekasihnya gitu 🤔🤔

2023-11-30

0

Suzieqaisara Nazarudin

Suzieqaisara Nazarudin

Apakah akan jadi kenyataan setiap kata kata Angga terhadap Swnja mantan kekasihnya,untuk menjadikan baby Ay jadi istri nya setelah dewasa..aku terus semak nih thor🤣🤣🤣🙋🙋

2022-07-19

0

D'Satriia BoeddaCkz YyaduuDdt

D'Satriia BoeddaCkz YyaduuDdt

uncle doni apa uncle angga yg mnggil baby ay,, masih bingung..

2022-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!