My Dear Daddy
Oweeek......Oweeek......Oweeek
Sayup-sayup terdengar suara tangisan seorang bayi dari arah luar. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, sebagian penghuni rumah kos sudah tertidur lelap.
Kevin yang baru pulang dari minimarket tempatnya bekerja, di kejutkan dengan suara tangisan itu. Dan lebih mengejutkan lagi adalah saat dia melihat ada sebuah keranjang bayi yang tergeletak tepat di depan kamar kosnya.
"Bayi siapa ini? Tega nian orang yang menaruh bayi ini di sini..." Gumam Kevin.
Dia segera mengangkat bayi mungil itu. Anehnya bayi itu terdiam saat Kevin mengangkatnya.
Kevin celingukan kekanan dan kekiri, setelah dipastikan tidak ada orang, buru-buru dia masuk kedalam kamar kosnya.
Di dalam keranjang bayi terdapat beberapa pakaian bayi, popok bayi, selimut dan satu kaleng susu formula bayi.
Kevin memeriksanya dengan seksama, sampai dia menemukan sepucuk surat dari balik selimut bayi yang di pakainya.
Perlahan Kevin membuka surat itu dan membacanya.
'Aku titip anakku padamu....aku tau kau orang yang baik...aku terpaksa memberikan bayi ini karena sesuatu hal....tolong...nama bayi ini adalah Meira Alicia, umurnya baru satu Minggu, tolong kau jaga dan rawat anakku, lima tahun lagi aku baru akan mengambilnya. Terima Kasih....'
Kevin mengepalkan surat itu lalu membuangnya ke sembarang arah.
"Kurang ajar dia! Melemparkan tanggung jawab sembarangan! Binatang saja tau bagaimana menyayangi anaknya. Keterlaluaaannn!!!" Teriak Kevin geram.
Oweeek......Oweekk.....Oweeekkk....
Bayi itu kembali menangis karena kaget saat Kevin berteriak, takut penghuni kos lain terbangun buru-buru Kevin mengangkat bayi itu dan menenangkannya.
"Ssash.....sssshhh....kau tenang sayang, jangan menangis....atau aku akan digerebek warga yang lain karena dituduh menculik anak..." Bisik Kevin.
Bayi itu nampak kehausan, mulutnya ke kanan dan ke kiri mencari sesuatu yang dapat di hisapnya.
Kevin merogoh keranjang bayi itu, akhirnya dia menemukan sebuah botol susu. Kevin tidak tau bagaimana cara membuat susu, dia mempelajari cara penyajian melalui bacaan yang terdapat pada kaleng susu.
Akhirnya setelah beberapa lama, susu bayi itu pun sudah jadi, di buat sesuai dengan takaran. Kevin meletakan bayi itu di ranjang tidurnya yang berukuran single bed. Tak lama kemudian bayi itu pun sudah tertidur.
Kevin bernafas lega, namun dia mencari cara bagaimana dia menjelaskan kesemua orang tentang keberadaan bayi itu, kepalanya benar-benar pusing.
Akhirnya Kevin memutuskan untuk membawa bayi itu ke panti asuhan terdekat. Besok pagi dia berencana akan membawa bayi itu keluar dari kosnya. Dia tidak siap menghadapi pertanyaan dari orang-orang saat melihatnya ada bersama dengan seorang bayi, bahkan yang dia sendiri tidak tau dari mana asal usulnya.
*********
Matahari pagi itu menyinari wajah Kevin dari celah jendela kamar kosnya, dia mengerjapkan matanya. Dan sontak dia langsung terbangun saat teringat akan bayi semalam yang ia temukan.
Bayi itu sudah bangun, namun dia tampak tenang dan tidak menangis. Kevin langsung menyambar handuknya dan bergegas ke kamar mandi.
Buru-buru Kevin mandi takut bayi itu menangis, tak lama Kevin keluar dari kamar mandi dan langsung memakai bajunya.
"Anak pintar...kalau kau tenang begini kan aku aman..." Kata Kevin sambil mengelus pipi bayi mungil yang lucu dan imut itu.
Entah mengapa saat melihat mata sang bayi, timbul rasa belas kasihan dari hati Kevin yang terdalam, apakah dia tega menaruh bayi itu di panti asuhan?
Tok...tok....tok...
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu kamar Kevin. Dengan wajah panik Kevin berusaha menyembunyikan bayi itu di kolong tempat tidurnya.
Setelah dirasa aman, Kevin pun keluar untuk membukakan pintu kamarnya.
Bu Ning, ibu kosnya sudah berdiri di depan kamar Kevin.
"Mas Kevin, untung kau sudah bangun...tumben...biasanya kalau sip malam kau bangun siang..." Kata Bu Ning sambil matanya melongok ke arah kamar. Kevin berusaha menghalanginya.
"Ada apa sih Bu?" Tanya Kevin risih.
"Bulan ini bayar kos naik 50 ribu ya..."
"Lho kok naik lagi Bu...dua bulan lalu kan baru naik..."
"Kan daya listrik di tambah Mas...jadi ya wajar saja kalau naik..." Ujar Bu Ning.
Oweeek.....Oweeek....
Bu Ning membulatkan matanya saat mendengar suara tangisan bayi dalam kamar Kevin.
"Di kamarmu ada bayi Mas?" Tanya Bu Ning.
"Eh...itu Bu...itu...mungkin suara kucing kali..." Kilah Kevin. Hatinya mulai gelisah.
"Ah...aku masih bisa membedakan mana suara kucing atau bayi...coba sini ku periksa kamarmu! Minggir!" Bu Ning mencoba masuk namun Kevin berusaha mencegahnya.
Akhirnya Kevin tidak punya pilihan lain selain jujur pada Bu Ning, sang pemilik kos tempat Kevin tinggal.
Perlahan Kevin masuk ke kamarnya dan mengambil bayi itu dari kolong tempat tidurnya.
Bu Ning membelalakkan kedua matanya saat melihat bayi merah yang ada di hadapannya.
"Mas Kevin...! Bayi siapa ini? jangan-jangan ini bayi pacarmu ya...!" Tuduh Bu Ning. Kevin langsung menggelengkan kepalanya.
"Bukan Bu...sumpah...semalam ada di depan kamar saya..." Jelas Kevin.
"Semalam? Aku tidak mendengar suara tangisan bayi..."
"Sudah tengah malam Bu...yah sekitar jam 11 lewat lah...pas saya pulang kerja..."
"Mas Kevin tidak sedang berbohong kan??" Tanya Bu Ning menyelidik.
"Ya ampun Bu...sudah berapa lama saya tinggal disini? Mana pernah saya bohong sama ibu, kecuali waktu kerja bakti saya pura-pura sakit..." Jawab Kevin.
"Ooo....jadi waktu itu kamu cuma pura-pura ya...awas ya kamu...!"
"Maaf Bu...hehehe...ketahuan deh..."
"Sekarang ayo kita laporkan penemuan bayi ini ke kantor polisi..." Ajak Bu Ning.
"Jangan Bu...!" Sergah Kevin.
"Kenapa?"
"Bayi ini amanat buat saya..."
"Apa maksudmu?"
Kevin mengeluarkan secarik kertas surat yang dia baca semalam, kertas yang sempat dia remas dan di buang, namun dia memungutnya kembali.
Bu Ning membaca isi surat itu. Kevin langsung menarik tangan Bu Ning masuk kedalam kamarnya.
"Jadi bayi ini gimana Mas? Atau mau di taruh saja di panti asuhan?" Tanya Bu Ning. Kevin nampak berpikir.
"Tadinya saya juga berpikir begitu Bu...mau menaruhnya di panti asuhan...tapi..."
"Tapi kenapa Mas?"
"Saya rawat bayi ini saja Bu...saya akan mengadopsinya..." Ucap Kevin.
"Hah? Kau yakin? Kau bahkan belum menikah, bagaimana mungkin kau akan jadi ayah tanpa menikah..."
"Ini hanya sementara Bu...kan disurat itu katanya lima tahun bayi ini akan di ambil lagi...jadi tidak masalah dong..."
"Terserah lah...asal dia tidak menyusahkan mu..."
"Trima kasih Bu..."
Bu Ning langsung pergi begitu saja meninggalkan kamar Kevin. Sementara Kevin masih tetap berdiri sambil menggendong bayi mungil itu.
"Nah Meira....mulai sekarang kau harus panggil aku Daddy ya....Daddy....Meira akan menjadi anak Daddy..." Ucap Kevin sambil mengecup lembut kening Meira, bayi mungil itu pun tersenyum.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
🅰️đ₳ɽ₳
dah mampir thor 😁💪
2023-03-05
0
zakiya moriuchi 🇯🇵
hadir thor 🔥💪
2021-11-12
0
Roberto Rino
c
2021-07-16
0