Yanti langsung masuk kedalam kamar kos Kevin dan langsung memuku-mukul tubuh Kevin.
"Dasar kau mesum! Sampai punya anak di luar nikah! Kau sungguh sangat bejat!! Aku tertipu dengan muka polos mu itu Mas Keviiinn!!!" Yanti terus memukul Kevin dengan kalap sampai Meira menangis karena kaget.
"Mbak...Mbak Yanti...dengar aku dulu mbak...aku tidak seperti itu...dengar aku dulu...kau jangan menuduhku sembarangan...!!" Kevin berusaha menghindari pukulan dari Yanti.
"Kau mau alasan apalagi hah?? Hari ini bahkan kau telah membohongiku...katanya kau ijin tidak masuk karena sakit perut, sekarang malah ada bayi ini di kamarmu...!!" Sengit Yanti.
"Mbak...suaramu itu lho...bikin kaget anakku tau...!" Seru Kevin.
"Nah, tuh kan...sekarang kau mengakuinya kalau itu anakmu!! Dasar laki-laki bejat!! Kenapa kau tidak bilang selama ini kalau kau punya pacar Hah???!" Yanti kembali memukuli kevin sampai dia kelelahan sendiri.
"Semalam waktu aku pulang kerja Mbak...bayi itu sudah ada di depan kamarku ..aku tidak tau siapa orang tuanya...!" Jelas Kevin sambil ngos-ngosan karena habis di pukuli Yanti.
"Bohong!!"
"Betul Mbak...tanya saja Bu Ning, ibu kos ku...aku kasihan sama bayi ini, makanya aku angkat anak saja..." Jelas Kevin.
"Kenapa kau tidak bawa saja ke kantor polisi atau ke panti asuhan?"
"Tuh baca suratnya! Ibunya menitipkannya padaku...!" Kevin melempar gumpalan kertas yg sudah lecek itu ke hadapan Yanti. Yanti memungut dan membacanya.
"Jadi benar bayi ini bukan anak kandungmu Mas?" Tanya Yanti sambil tersenyum cerah.
"Ya bukan lah...aku ini masih segel tau!!" Cetus Kevin.
"Ya siapa tau Mas..."
"Sudah deh Mbak...lebih baik balik ke toko sana, kasihan si Joni jaga sendirian..." Kata Kevin.
"Ya udah, aku balik sekarang..." Yanti langsung berdiri dari tempat dia duduk tadi.
"Mbak Yanti, besok aku ijin bawa Meira kerja ya...masa dia di tinggal sendirian di kamar..."
"Kamu mau kerja apa mau ngurus anak Mas..."
"Ya kerja lah...sambil ngurus anak..." Sahut Kevin.
"Oke...asal bayimu tidak mengganggu pekerjaanmu ..."
"Aduh...trima kasih Mbak...Mei...besok ikut Daddy kerja ya Mei..." Ucap Kevin sambil mencium pipi bayi mungil itu.
"Daddy...Daddy....kayak orang kaya saja!" Cetus Yanti sambil berjalan keluar dari kamar kos Kevin.
*********
Sore itu, Kevin berencana akan membeli tempat tidur untuk Meira, karena tidak mungkin dia tidur di ranjang Kevin yang sempit itu. Kevin mencatat di kertas kecil, apa-apa saja yang akan dia beli untuk keperluan Meira.
"Nah Mei...ikut Daddy ya...sebentar lagi Mei akan punya box bayi, supaya Mei lebih nyaman Bobonya...gak kesempitan lagi..." Kevin mengajak Meira berkomunikasi.
Setelah selesai, Kevin menggendong Meira keluar dari kamar kosnya.
Beberapa penghuni kos yang baru pulang kerja mendekatinya.
"Bayi siapa tuh Mas?" Tanya Bang Soleh, yang juga kos di tempat Kevin.
"Oh...ini bayiku, Meira namanya..." Sahut Kevin.
Kevin bingung menjelaskan asal usul bayi yang tak jelas itu, lebih baik di akui saja bayi itu sebagai anaknya, walau banyak orang yang akan mencibirnya.
"Waduh...tidak di sangka nih...Mas Kevin diam-diam...jago juga bikin anak....untung tanggung jawab...mana nih ibunya??" Kevin hanya tersenyum menanggapinya.
"Makanya pakai pengaman dong Mas!" Celetuk Anto, seorang mahasiswa yang juga kos di tempat itu. Lagi-lagi Kevin hanya nyengir mendengar perkataan si Anto.
Beberapa penghuni kos nampak sedang berbisik-bisik. Kevin cepat-cepat berlalu dari tempat itu, mencoba tidak memperdulikan pikiran mereka terhadapnya.
"Kau dengar Mei, Daddy akan melindungimu dari orang-orang jahat...Daddy akan rawat kamu sampai besar...sampai nanti ibumu menjemputmu...sekarang kau adalah milik Daddy, Daddy untuk Meira..." Ucap Kevin.
********
Di sebuah Mall kecil di kota itu, Kevin berjalan sambil mengendong Meira, kesebuah toko perlengkapan bayi.
Beberapa mata memandang aneh terhadapnya, jarang ada seorang laki-laki muda yang menggendong bayi sendirian.
Ketika Kevin sampai di dalam toko perlengkapan bayi, dia melihat-lihat model box dan barang-barang lain yang diperlukan Meira. Dia sangat tertarik ingin membelinya, namun dia teringat kamar kosnya yang kecil, yang hanya berukuran 4x4 meter.
"Mbak...box yang itu berapa harganya?" Tanya Kevin pada seorang penjaga toko itu.
"Oh...yang ini harganya 1,5 juta Mas..." Jawabnya.
"Hmm...mahal juga ya...tapi tak apalah...aku mau yang itu" Kata Kevin sambil menunjuk sebuah box yang terlihat cantik dan nyaman.
"Sama stroller yang itu berapa Mbak?" Kevin menunjuk lagi sebuah Stroller.
"Kalau yang itu 1,2 Juta Mas...ini Mas nya kok belanja sendirian? Mana nih istrinya....kasian amat sih ganteng-ganteng ngurus bayi sendirian..." Kata si penjaga toko itu.
Kevin hanya tersenyum kecut menanggapinya.
"Tolong di siapkan ya Mbak...dan di kirim ke alamat ini..." Kevin menyodorkan secarik kertas berisi alamat kos nya.
"Siap Mas....ada lagi yang lain Mas?"
"Sudah cukup...!" Sahut Kevin sambil melakukan transaksi pembayaran menggunakan kartu kredit platinum.
Setelah selesai pembayaran, Kevin duduk di sebuah restoran cepat saji di dalam mall tersebut.
Tubuhnya pegal juga beberapa jam menggendong bayi, apalagi Meira mulai gelisah, buru-buru Kevin mengambil botol susu dari dalam tas Meira, lalu mulai menyusui bayi mungil itu.
Beberapa pasang mata menatap iba kepadanya.
Kevin merogoh ponselnya dari dalam saku celananya, dia mulai menelepon seseorang.
"Halo..."
"Halo Paul...bagaimana kabarmu?"
"Vin?? Kau dimana sekarang? Om Herry terus menanyakanmu...apalagi Mamamu...bahkan kau sudah di masukan iklan di media sosial..."
"Aku baik dan ada di suatu tempat, jangan kau beritahu siapapun nomor ponselku yang baru.... perusahaanku aman kan?"
"Aman Vin..."
"Bagus! Aku butuh uang...tolong transfer aku uang 500 juta, aku butuh membeli sebuah rumah kecil.."
"Tapi katakan dulu...di mana keberadaan mu??" Tanya Paul.
"Belum waktunya bro...saat ini aku butuh uang itu secepatnya...kau kan tau aku belum bisa mengambil uangku sendiri....bukankah kau memegang rekening perusahaan?"
"Ya...ya...kau kirim saja nomor rekening mu...secepatnya aku akan tansfer..."
"Bagus....aku tunggu!!"
Kemudian Kevin mematikan ponselnya.
"Nah Meira...sebentar lagi kita akan pindah dari rumah kos itu, kita akan tinggal di rumah kita sendiri...supaya kau bisa bermain dengan nyaman..." Ucap Kevin.
Kevin kembali bangun dari duduknya setelah menghabiskan satu gelas minuman dingin. Dia langsung memesan taksi online di aplikasi ponselnya Lalu dia segera berjalan menuju ke pintu keluar.
Dari kejauhan, nampak seorang wanita cantik bermata bening yang selalu memperhatikan Kevin dan bayinya dengan pandangan mata yang sendu.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Nenk Khanaya
pasti emanya byi tch
2021-06-17
0
Hamzasa
siapa ibunya...
2021-05-15
0
Andhina
lanjut
2021-04-07
0