Cinta Rasa COVID-19
Matahari bersinar cerah dari arah timur dan menyebar ke seluruh pelosok bumi. Burung-burung berkicau di dahan pohon, menyambut datangnya pagi.
Sinar mentari menerobos masuk melalui kaca jendela Cyara yang sedang terlelap tidur dibawah selimut bermotif bunga mawar merah.
Jam weker berdering enam kali. Cyara yang mendengar deringan wekernya bangun dan mematikan tombol deringnya kemudian tertidur lagi.
tiga puluh menit kemudian dia terbangun dan melihat jam weker nya yang menunjukkan kan pukul enam lebih tiga puluh menit.
"Aku terlambat..." kata Cyara dengan berteriak kemudian segera duduk, keluar dari selimut dan berlari menuju kamar mandi.
Sepuluh menit kemudian, dia kembali sudah memakai atasan putih dan rok hitam pendek setinggi lutut berjalan menuju ke depan cermin.
Dia mengambil pita rambut warna merah di laci nya dan mengikat bagian kanan rambutnya. Kemudian dia mengambil pita rambut berwarna putih dari meja, dan mengikat rambut bagian kirinya.
Selesai mengikat rambut, Cyara mengambil kertas besar bertuliskan namanya dengan spidol biru, dan mengalungkan ke lehernya.
Cyara melihat pantulan dirinya di cermin. Rambut nya yang panjang telah di kuncir dua, membuat wajah imutnya kelihatan seperti anak yang lugu.
Cyara mengambil tas selempang warna merah di atas meja dan mengalungkan ke bahu kirinya. Kemudian berlari menuju rak sepatu, mengambil sepatu kets warna hitam, memakai kaos kaki warna biru di kaki kanan, kaos kaki kuning di kaki kiri dan mengenakan sepatunya.
Cyara berlari ke tempat parkir dan berpapasan dengan ibu yang pulang dari pom bensin.
"Terimakasih Ibu, sudah mengisi bensin motor ku. Aku berangkat dulu." kata Cyara sambil mencium punggung tangan Ibu dan berlari ke tempat parkir dengan terburu-buru.
"Jangan terburu-buru, nak. Lebih baik terlambat namun selamat dan aman selama di jalan." kata Ibu memberi nasihat putri sulung nya.
Cyara duduk di motor matic nya yang berwarna biru kombinasi putih, menancapkan kunci ke lubang kunci dan memutar nya, motor menyala.
Cyara melaju melewati jalanan rumah nya dan menuju jalan raya dengan kecepatan delapan puluh kilo meter per jam menuju Kampus Universitas Negeri Kediri.
Sepuluh menit kemudian Cyara sampai di pintu masuk Universitas Negeri Kediri. Dia masuk ke gerbang menuju ke tempat parkir yang ternyata sudah penuh. Kemudian dia mencari tempat parkir lain yang agak kosong.
"Syukurlah, masih dapat tempat parkir." kata Cyara sambil memarkir motor dan
mengunci motor kemudian berjalan keluar dari tempat parkir.
Cyara berlari menuju lapangan universitas yang terletak di belakang. Ketika sampai, semua mahasiswa baru sudah berbaris rapi sesuai nomer urut pendaftaran. Dia langsung masuk ke tengah barisan terdekat.
"Mahasiswi baru, sudah terlambat di hari pertama ospek. Keluar sekarang dari barisan dan maju ke barisan terpisah yang ada di depan sana." kata salah satu pembina Ospek wanita yang melihat Cyara menyusup ke barisan.
Cyara keluar dari barisan dan menuju ke barisan depan, tepat nya di bawah tiang bendera, bergabung dengan mahasiswa lain yang telat.
Pembina Ospek mulai melihat satu per satu nama mahasiswa pada barisan mahasiswa terlambat.
Pembina Ospek yang meminta Cyara keluar dari barisan ikut mengecek nama, termasuk mengecek daftar nama Cyara.
"Cyara." kata pembina Ospek sambil membaca nama Cyara.
"Siap Kakak Jelita." jawab Cyara sambil melihat papan nama pada dada petugas Ospek.
"Kira-kira Hukuman apa yang pantas untuk mu?" tanya Kakak Jelita.
"Kalau di izinkan, Saya masuk kembali ke barisan di sana." kata Cyara sambil menunjuk barisan mahasiswa yang tidak terlambat.
"Nanti setelah kamu menjalani hukuman baru boleh bergabung dengan mereka." kata Jelita sambil berjalan memanggil pembina Ospek lain nya.
Lima pembina ospek berjalan dan berdiri di depan barisan mahasiswa telat. Cyara membaca dan mengingat nama mereka satu per satu. Dari baris kiri ke kanan nama nya adalah Bunga, Aldi, Indah, Husain, dan Elias.
"Hukuman apa yang pantas untuk mereka?" tanya Kakak Bunga ke Kakak Aldi.
"Kita suruh lari tanpa alas kaki mengelilingi lapangan ini tiga kali. Bagaimana menurut kalian?" jawab Kakak Aldi sambil berdiskusi dengan pembina Ospek lain nya.
"Boleh. Coba sampaikan ke mereka." jawab pembina Ospek lain nya bersamaan.
Kakak Husain kembali ke depan barisan dan menyampaikan hasil diskusi para pembina Ospek.
"Kalian akan mendapatkan hukuman nya sekarang. Lepas kaos kaki dan sepatu kalian kemudian berlari memutari lapangan tiga kali dan kembali ke barisan ini." kata Kakak Husain memerintah.
"Lepas kaos kaki dan sepatu kalian sekarang !" perintah Kakak Indah
Cyara melepas kaos kaki dan menaruhnya dalam saku rok, kemudian melepas sepatu dan menaruh nya di atas tanah. Mahasiswa yang lain nya ikut melepas kaos kaki beserta sepatu dan menaruh nya di atas tanah.
"Sekarang lari memutar tiga kali !" perintah Kakak Aldi dengan membentak.
Mahasiswa di depan Cyara mulai memutari lapangan, Cyara ikut menyusul di belakangnya dan di ikuti mahasiswa lain.
Tiga mahasiswi kembali ke barisan dengan merintih sambil memegang telapak kaki yang berdarah. Pembina Ospek langsung berjalan mendekati mereka.
"Kenapa kalian merintih kesakitan begitu ?" tanya Kakak Husain.
"Telapak kaki saya lecet dan perih, Kak." jawab salah satu mahasiswi.
"Saya kira kalau hanya lecet saja tidak masalah, jangan mengeluh atau akan dapat hukuman lagi." kata Kakak Husain tegas.
"Kita minta mereka sit-up saja sekarang sebagai kompensasi karena telah mengeluh." kata Kakak Aldi yang datang menyusul Kakak Husain.
"Lakukan yang diminta senior kalian. Sekarang lakukan sit-up lima puluh kali." kata Kakak Husain.
Tiga mahasiswi bersiap melakukan sit-up, namun ada pembina Ospek lain yang datang dan melarang melanjutkan.
"Jangan terlalu keras pada masa orientasi mahasiswa baru, karena jika melanggar peraturan kita juga akan mendapatkan hukuman dari kampus." kata Kakak Elias berbicara pada Kakak Husain.
"Kalau begitu, kamu yang akan mengurus mereka selanjutnya." kata Kakak Husain.
Kakak Elias berjalan ke arah mahasiswi yang akan melakukan sit-up.
"Sudah berhenti, jangan di lanjutkan. Kembali ke barisan." kata Kakak Elias meminta mereka segera berdiri dan masuk ke barisan.
Tiga mahasiswi berjalan dan masuk ke barisan dengan lega karena terbebas dari hukuman sit-up. Mereka segera memakai kembali kaos kaki dan sepatu walau terasa perih saat memasang kan kaos kaki.
Cyara melihat Kakak Elias yang berbeda dari pembina Ospek lain nya dengan sedikit kagum, karena masih punya hati nurani dan berpikir panjang dalam mengambil tindakan.
Kakak Elias kembali berjalan merapat ke pembina Ospek lain nya dan melakukan diskusi lanjutan. Mereka berdiskusi cepat untuk menentukan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Setelah sepakat, Kakak Elias kembali.
"Sekarang kalian bergabung dan masuk ke barisan utama. Kita akan mulai kegiatan selanjutnya." kata Kakak Elias memberi pengarahan.
Cyara dan mahasiswa lainnya bubar dari barisan mereka sekarang dan masuk ke barisan utama.
Setelah semua mahasiswa baru berbaris rapi, datanglah Dekan Universitas Negeri Kediri yang berjalan menaiki mimbar. Bapak dekan memberikan pengarahan kepada semua mahasiswa baru mengenai visi dan misi kampus, beserta aturan dan tata tertib yang harus dipatuhi setiap mahasiswa.
Cyara melihat jam tangan nya yang menunjukkan kan pukul sebelas lewat tiga puluh, dan pengarahan dari Dekan ternyata belum selesai.
Tiba-tiba dia melihat sekitar menjadi kabur dan berubah gelap.
Cyara jatuh tak sadarkan diri. Beberapa pembina Ospek ada yang berlari menolong Cyara, dan ada yang memanggil petugas UKS untuk membawa tandu.
Dua petugas UKS datang membawa tandu kemudian menaikkan Cyara ke ats tandu dan menggotong nya ke ruangan UKS.
Sesampainya di ruang UKS, petugas UKS menurunkan Cyara ke ke kasur UKS. Petugas UKS mengambil minyak kayu putih dan mengoles ke ujung hidung Cyara. Petugas yang lain melonggarkan ikatan sabuk pada pinggang Cyara dan melepaskan sepatu nya, namun Cyara masih belum bangun juga.
Dua pembina Ospek, Elias dan Husain masuk ke ruang UKS.
"Bagaimana kondisi mahasiswi baru ini ?" tanya Husain pada petugas UKS.
"Masih belum siuman. Tolong bawakan air mineral untuk menyadarkan nya." pinta salah satu petugas UKS.
"Biar aku yang mengambil air mineral di ruang panitia Ospek." kata Elias kemudian keluar dari ruang UKS.
Elias kembali masuk ke ruang UKS membawa satu kardus air mineral, mengambil satu dan memberikan ke petugas UKS.
Petugas UKS menerima air mineral dari Elias kemudian membuka dan menuangkan sedikit air ke tangan, kemudian memercikkan ke mata Cyara.
Cyara memberikan reaksi, ujung jari nya bergerak dan kemudian membuka mata.
"Dimana, aku ?" tanya Cyara dengan melihat sekeliling uang ternyata bukan di lapangan.
"Syukurlah, kamu sudah siuman. Minumlah ini." kata Elias sambil memberi Cyara air mineral dan membaca nama Cyara.
"Terimakasih, Kakak Elias." kata Cyara menatap nya bersimpati kemudian meminum air pemberian Elias.
"Jika merasa sudah baikan, kamu bisa kembali ke lapangan, Cyara. Aku kembali dulu." kata Elias berjalan keluar menuju lapangan tempat Ospek.
"Aku juga harus kembali, karena acara belum selesai." kata Husain kemudian keluar menyusul Elias meninggalkan Cyara.
"Apakah masih pusing ?" tanya salah satu petugas UKS.
"Sudah baikan, Kak. Aku akan kembali ke lapangan sebentar lagi." jawab Cyara kemudian duduk.
Sepuluh menit kemudian Cyara berdiri dan keluar dari ruang UKS, namun dia mendengar bunyi bel tanda waktu istirahat. Akhirnya dia kembali ke ruang UKS dan duduk di kursi UKS untuk menunggu jam istirahat selesai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
©heezyyy ®ich
/Heart//Heart/
2023-10-10
0
Mat Grobak
👍👍👍
2022-10-04
0
mialika
mampir thor
2022-04-10
1