Malam hari di rumah Elias.
Elias membuka laci di meja kamarnya. Ia mengeluarkan album foto. Ia membuka lembaran album satu per satu dan membaliknya sampai halaman terakhir, satu album isinya foto cewek semua, mereka semua cantik, tidak ada yang jelek.
Elias mengambil satu foto terakhir dari album. Ia melihat foto gadis berambut pendek terlihat tomboy, namun tetap cantik. Ia membaliknya, ada tulisan nama di situ, Alena. Ada tulisan angka di bawah nama, nomor sembilan puluh sembilan.
"Aku sudah memutuskan mu Alena. kau adalah mantan pacarku ke sembilan puluh sembilan. Besok aku akan menutup nya menjadi seratus. Ini akan jadi bukti bahwa aku memang penakluk wanita." kata Elias tertawa lebar, kemudian memasang foto tadi ke album dan memasukan ke laci.
......................
Hari ini pagi hari, Hari Senin, hari pertama Cyara aktif kuliah. Dia berangkat pagi untuk meninjau kelas barunya.
Cyara sampai ke kampus, dia duduk di kursi tunggu menunggu Rianti datang.
"Cyara... sudah menungguku lama ya," kata Rianti berlari dan duduk di samping Cyara.
"Tidak lama, baru sepuluh menit aku duduk di sini, ayo kita cari gedung Fakultas Keperawatan, kelas D."
Mereka berjalan melewati gedung Fakultas Prodi Manajemen Ekonomi.
"Oh, ini ya gedungnya Fakultas Ekonomi, besar dan megah dari luar, kata Cyara.
"Kalau tidak salah si Elias itu mahasiswa Prodi Manajemen Ekonomi ya." kata Rianti.
"Iya benar, tapi aku tidak tahu, kelas apa dia." jawab Cyara.
Mereka terus berjalan sampai ke ujung dan akhir nya menemukan Gedung Fakultas Keperawatan, kelas D. Gedung nya terdiri dari tiga lantai.
Cyara dan Rianti memasuki kelas di lantai pertama, mereka membaca daftar nama yang ditempel di pintu, dan nama mereka tidak ada. Kemudian mereka naik ke lantai dua, Rianti dan Cyara berpencar untuk mencari nama mereka.
"Rianti...cepat kemari, nama kita ada di daftar ruangan ini." kata Cyara.
Rianti menyusul Cyara dan mereka berdua memasuki kelas, kemudian mencari tempat duduk.
"Kita duduk di sebelah sini saja." kata Rianti memilih tempat duduk di barisan nomor tiga dari depan.
Cyara dan Rianti duduk, beberapa saat kemudian mahasiswa lain nya masuk. Semua kursi terisi, dan dosen mata kuliah Anatomi Tubuh memasuki kelas, mulai menyampaikan materi belajarnya.
"Kamu mengantuk ya..." kata Cyara berbisik pada Rianti.
"Kapan jam istirahat nya ya." kata Rianti melirik jam tangan nya yang menunjuk kan pukul sebelas lebih empat puluh lima.
"Sebentar lagi..." jawab Cyara pelan.
Lima belas menit kemudian bel tanda istirahat berbunyi. Semua mahasiswa berhamburan keluar dari ruangan.
Rianti dan Cyara menuruni anak tangga menuju ke lantai satu. Mereka melihat Elias di dekat tangga.
Elias melihat Cyara turun dari tangga.
"Cyara, aku ingin bicara denganmu, ada yang mau aku sampaikan sekarang."
"Mengenai apa ya Kak," kata Cyara dengan pipi yang memerah, "bagaimana kalau Kakak sampaikan di sini saja."
"Oh, di sini ramai, aku takut tidak bisa menyampaikannya dengan benar." kata Elias.
"Lalu kita bicara di mana, Kak ?"
"Kita bicara di ruang Pembina Ospek."
"Aku boleh mengajak temanku kan?"
"Boleh, tapi saat kita bicara, temanmu biar menunggu di luar, aku ingin kita bicara empat mata saja."
"Oh, itu...aku..." kata Cyara gugup, kemudian memandang Rianti.
"Ayolah, sebentar saja." kata Elias memaksa.
"Bukannya di sana ramai, kak?"
"Kebetulan hari ini kosong, mereka ada kegiatan diluar kampus."
Akhirnya Cyara setuju, ia mengajak Rianti menemani nya kemudian mengikuti Elias berjalan ke ruang Pembina Ospek.
Mereka bertiga sampai di depan ruang Pembina Ospek. Rianti duduk di kursi tunggu yang ada di luar tak jauh dari ruangan, Cyara dan Elias masuk ke dalam ruangan.
"Jadi Kak, apa yang mau dibicarakan, sampai harus menunggu sepi dan hanya kita berdua?" tanya Cyara gugup.
"Oh, itu..." kata Elias sedikit gugup, kemudian melanjutkan kalimat nya, "sebenar nya aku..."
"Cyara, sejak pertama kali melihat mu, aku..."
Cyara menunggu lanjutan kalimat nya dengan berdebar.
"Aku menyukai mu sejak pertama kali kita bertemu, bagi ku kau terlihat berbeda dengan gadis lain nya, mau kah kau menjadi kekasih ku?"
"Ah, apa aku salah dengar..." kata Cyara merasa senang dan semakin berdebar.
"Kamu tidak salah dengar. Aku ulangi lagi, Cyara maukah kamu menjadi pacarku?"
"Aku...aku...belum terlalu mengenal Kakak, jadi aku belum bisa menjawab nya." kata Cyara sambil menundukkan wajah nya.
"Kamu akan lebih mengenalku setelah kita jadian, aku harap kau memberikan jawabannya sekarang, ayolah." kata Elias mendesak.
"Aku memang tertarik pada Kakak, tapi aku tidak tahu apakah itu cinta atau hanya sebatas mengagumi saja." jawab Cyara salah tingkah mencoba menata nafasnya.
"Perasaan suka berawal dari rasa kagum dan simpati Cyara, jadi apa jawabanmu?"
"Baiklah...Kak..." kata Cyara tidak melanjutkan dan hanya mengangguk.
"Jadi kamu menerima nya?"
Cyara diam tidak menjawab lagi dan kembali mengangguk, wajah nya semerah seperti tomat, kemudian di menutupi dengan kedua tangannya. Ia tidak menyangka bisa jadian dengan Elias secepat ini.
"Hari ini kita resmi jadian, kita rayakan besok." kata Elias sambil membuka tangan Cyara dan melihat wajahnya.
"Jangan, tidak usah dirayakan, aku belum siap menerima bagai mana para fans Kakak memperlakukan ku nanti setelah mereka mengetahui hal ini."
"Jangan panggil aku Kakak lagi, panggil Elias saja."
"Aku akan mulai membiasakannya, Kak." kata Cyara.
Cyara melihat jam dinding yang menunjuk kan pukul dua belas tiga puluh menit, kemudian berpamitan.
"Aku balik dulu, Rianti menunggu ku, Kak." kata Cyara keluar dari ruang Pembina Ospek.
Rianti menyusul Cyara yang baru keluar dari ruangan.
"Apa yang kalian bicarakan." kata Rianti melihat wajah Cyara yang merah merona.
"Aku akan menceritakan nya pada mu sambil kita makan siang, kita lanjut jalan ke kantin."
Mereka berjalan ke kantin kampus, mereka memesan dua porsi gado-gado dan dua gelas es jeruk.
"Jadi apa yang kalian bicarakan tadi.'' kata Rianti sambil menyeruput es jeruk.
"Elias menyatakan cinta nya pada ku, dan aku menerima nya," kata Cyara dengan suara lirih dan pipinya kembali merona, kemudian meneguk es jeruk di depan nya, "jangan bilang siapa-siapa ya."
"Menurut ku cepat sekali kalian jadian, kau tidak menaruh curiga padanya?"
"Tidak, aku melihat wajahnya yang serius tadi saat berbicara."
"Kau sudah mulai dibutakan cinta," kata Rianti tertawa.
Elias masih di ruangan Pembina Ospek, kemudian dia menutup pintu dari dalam.
Aldi keluar dari balik ruangan kecil di belakang ruang Pembina Ospek yang tertutup oleh brankas dokumen.
"Ini, aku sudah merekam video kalian berdua tadi, coba lihatlah." kata Aldi menyerahkan ponsel.
"Bagaimana jika aku edarkan videonya sekarang?"
"Kau sungguh keterlaluan El, kau hanya peduli dengan statusmu, aku kira hanya untuk koleksi pribadimu saja, tahu begitu, aku tidak akan merekammu tadi." kata Aldi keluar dari ruangan meninggal kan Elias sendiri.
Elias kembali melihat rekaman videonya, ia tersenyum melihat nya, kemudian dia mengunggah, menekan tombol kirim, dan videonya terkirim ke sosial media.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
©heezyyy ®ich
semangat!
2023-10-12
0
𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢
wah Elyas kau bakal kena batunya😂😂😂
2022-03-11
1
Fira Ummu Arfi
sukaaaaaaaa 😁
tinggalin jejak jg di Novelku yaa ASIYAH AKHIR ZAMAN 🥰
2021-09-22
0