Malam hari di rumah Cyara.
Cyara. tidak bisa tidur, melamun, dan tersenyum sendiri. Ia masih membayangkan tadi siang, saat Elias menembaknya dan sekarang sudah jadian.
"Aku memanggilnya siapa ya besok, Elias sayang... ganteng ku...pujaan hatiku..atau cintaku..." kata Cyara bingung memilih panggilan sayang.
Cyara berdiri di depan cermin, memandang wajahnya sendiri.
"Oh, aku harus kelihatan lebih cantik besok, apa yang perlu aku per manis ya." kata Cyara meniruskan pipi nya yang tidak tembem.
"Ah, atau aku perlu mengoleskan lipstik warna merah." kata Cyara mengolesi bibir nya yang sudah merah dengan lipstik warna merah.
Cyara melihat ke cermin, bibirnya berwarna merah darah, dia ketakutan melihat wajahnya sendiri, kemudian mengambil tisu dan membersihkannya.
"Atau aku coba kepang rambutku," kata Cyara mulai mengepang rambut panjang nya.
Cyara melihat ke cermin lagi, dia melihat wajahnya menjadi cupu, kemudian melepas kepangnya.
"Atau aku pilih baju yang cocok untuk besok ya." kata Cyara mengeluarkan kan beberapa baju dari almari dan mencoba nya satu per satu.
Cyara melihat dirinya di cermin memakai baju tank top yang terlihat terlalu seksi, kemudian dia memakai celana jins dan kemeja yang kelihatan kuno, lalu memakai baju setelan bermotif bunga yang terlihat norak.
"Ah, tidak ada yang cocok." kata Cyara kemudian menggantung kembali semua baju nya ke almari.
Sementara malam hari di rumah Elias,
Elias melihat kembali video yang sudah dia upload ke media sosial, ternyata sudah mencapai ribuan viewer.
"Ah, besok apa yang harus aku katakan pada Cyara ya." gumam Elias berpikir.
"Cyara yang cantik, apakah kamu merasa nyaman di samping ku," kata Elias tertawa.
"Oh, sayang ku..."
"MisiKu berhasil, kau melengkapi jumlah koleksi gadisku dan menjadi seratus sekarang, Cyara."
Elias bercermin dan berlatih berbicara, merayu dan merajut sampai tengah malam.
Elias mengetik pesan untuk Cyara.
Cyara, kau sedang apa, aku merindukan mu, aku ingin menelpon mu sekarang, tapi ini sudah larut, mungkin kau sudah tidur. Besok kita ketemuan seusai kuliah ya. Aku akan menjemput mu.
Elias menekan tombol kirim. Pesan terkirim, dia menunggu balasan sampai ketiduran.
Pagi hari di kampus.
Cyara berjalan melewati lorong. Di sana banyak mahasiswi baru berdiri di sepanjang jalan. Mereka melihat ke arah Cyara tiap kali ia melewati mereka. Cyara hanya menatap mereka saja, kemudian meneruskan berjalan tanpa menghiraukan nya.
"Mungkin perasaanku saja, mereka menatapku seolah merendahkanku."
Kemudian ia berjalan lagi, ada mahasiswi lagi yang membicarakannya.
"Oh, ini ya...si cewek barunya Elias ?"
"Yang lebih cantik dari dia banyak, kenapa harus dia...."
Cyara sakit hati mendengar orang mengatai dirinya jelek, namun ia menahannya.
"Mungkin sudah resikonya jadi cewek nya selebgram, dan mereka hanya iri saja denganku." kata Cyara terus berjalan dan mengabaikannya.
Cyara sampai ke kelas, ternyata Rianti sudah datang duluan, kemudian dia duduk di sebelahnya.
"Kenapa matamu kelihatan berkantung gitu Cyara ?"
"Oh, benarkah ?" aku akan melihat nya di kaca dulu, kemudian mengeluarkan cermin, ah...kenapa kurang tidur semalam saja mata ku seperti panda..."
"Kenapa kau tidak bisa tidur ?"
"Aku sebenarnya masih teringat pada kata Elias saat menyatakan cinta." kata Cyara menahan malu.
"Sepertinya kau berhasil mematahkan harapan para fans Elias ya..."
"Ssssts.....Rianti, jangan keras-keras bicaranya, nanti ketahuan kalau aku sudah jadian."
"Jadi kalian backstreet ?"
"Aku yang memintanya, dia mengajakku merayakan hari jadian dengan mengadakan pesta. Terlalu berlebihan menurutku, lagi pula aku juga belum siap jika publik tahu hubungan kami.
Belum menjalin hubungan saja, aku sudah mendapatkan tatapan dan ucapan tidak enak dari mahasiswi baru, apalagi jika mereka tahu, bisa habis di bully mereka nanti."
Ponsel Cyara berdering, dia lupa men silent rupanya.
"Iya halo Kak, aku baru sampai kelas. Iya maaf aku ketiduran, jadi tidak membalas pesan dari Kaka.
Kakak minta kita ketemu di mana... iya nanti aku kabarin Kak. Baik, aku tidak akan memanggil Kakak lagi."
"Siapa...Elias ya..menurutku dia agresif."
Cyara tidak menjawab, hanya mengangguk dan tersenyum ceria.
"Padahal aku berniat mengajakmu makan pizza nanti sore."
"Iya kita makan pizza dulu, baru nanti aku keluar sama Elias."
"Yakin...."
"Iya yakin."
"Tapi yang traktir kamu Cyara, hitung-hitung sebagai pajak jadian, ayolah..."
"Ah Rianti...curang kamu ya... kalau kaun minta aku yang traktir, besok saja gimana ?"
"Oke, besok kita makan-makan."
Dosen memasuki kelas, Rianti dan Cyara mengakhiri obrolan. Mereka mengikuti materi kuliah sampai jam akhir. Beberapa saat kemudian bel berbunyi, kelas sudah usai. Semua mahasiswa keluar dari ruangan, beberapa dari mereka ada yang menatap Cyara.
"Kau lihat mereka, sepertinya mereka mengawasi mu.'' kata Rianti berbisik.
"Aku sepemikiran dengan mu, tadi di lorong juga mereka menatapku begitu."
"Sepertinya temanku sekarang menjadi populer."
Mereka berjalan melewati gedung Fakultas Ekonomi, dan Elias sudah menunggu di depannya.
"Ada Elias, dia berjalan ke sini, kita berpisah di sini, Cyara. Ingat janjimu besok..."
"Iya Rianti, tenang saja."
Rianti berjalan meninggalkan Cyara. Elias datang menghampirinya.
"Cyara, aku akan mengajakmu ke rumahku, ayo kita berangkat." kata Elias menggandeng tangan Cyara.
Cyara merasa tersanjung dan berdebar tidak karuan.
"Kak, maksud ku Elias, lepaskan tangan ku. Ini di tempat umum, mereka akan melihat kita. Aku takut mereka akan menghakimiku karena hal ini."
"Tenang saja, siapa yang akan berani mengganggu gadisku, tidak ada."
Cyara mulai merasa Elias agak sombong, namun ia mengabaikannya.
"Ayo jalan..."
Cyara tidak menjawab dan mengikuti Elias berjalan di belakangnya, melepas tangannya dari genggaman Elias.
Elias berjalan ke tempat parkir mobil, menyalakan remotenya dari jauh untuk membuka kunci pintu mobil.
Elias membuka pintu sebelah kiri, "masuk lah duluan." kata Elias kemudian menutup nya kembali dan masuk ke pintu sebelah kanan.
Beberapa saat kemudian mobil merah Elias meluncur.
"Aku akan membawa mu berkeliling di rumah."
"Oh...iya...apa nanti kita akan ketemu Ayah dan Ibu mu." kata Cyara gugup.
"Tidak, orang tuaku sibuk mengurus perusahaan ekspor dan impor, mereka tidak ada di rumah."
Beberapa saat kemudian mobil berhenti di halaman rumah mewah yang besar, Elias membukakan pintu dan Cyara keluar.
Elias berjalan, Cyara mengikuti dari belakang.
"itu rumahku di sana. Di sebelah sana adalah kantor ekspor dan impor milik Ayahku. Ayo kita ke sana."
Cyara berjalan berkeliling melihat perusahaan ekspor impor. Terlihat banyak pegawainya menaikkan dan menurunkan barang ke peti kemas.
Ada beberapa karyawan yang melintasi mereka dan menatap Cyara.
"Ini pasti cewek baru Putranya bos kita, menurutku yang ini yang paling kalem, tidak seagresif yang dulu-dulu."
"Apakah yang mereka maksud itu aku?" tanya Cyara pada Elias.
"Bukan, jangan hiraukan mereka bergosip."
"Lalu siapa yang mereka maksud?"
"Mungkin yang mereka maksud adalah Kakakku. Dia punya banyak cewek." kata Elias bohong.
"Tapi aku yakin mereka membicarakanku, apakah ada gadis lain yang pernah kau ajak kesini ?"
"Bukan kamu yang mereka bicarakan. Ah, soal gadis yang pernah aku ajak kesini memang ada, itu mantanku, aku sudah melupakannya."
"Siapa mantanmu, maksudku apakah banyak?"
"Aku tidak ingin membahasnya sekarang, jangan tanyakan itu lagi."
"Kamu tidak mau memberi tahuku siapa saja mantanmu..."
"itu...akan memberi tahumu, tapi tidak sekarang, kita nikmati kencan kita saja."
Cyara tidak menjawab, dia mulai merasa ada yang Elias sembunyikan darinya, serta perkataan karyawan tadi, membuat nya berpikir, apakah perkataan yang Elias ucapkan padanya adalah bohong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
©heezyyy ®ich
Go!go!🔥
2023-10-15
0
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
sukses selalu kak
2021-06-08
0
Dhina ♑
Ya Allah Cyara hati-hati, kamu di bohongi sama Elias. Dia pembohong besar
2021-04-01
0