NovelToon NovelToon

Cinta Rasa COVID-19

Eps 1 Awal Pertemuan

Matahari bersinar cerah dari arah timur dan menyebar ke seluruh pelosok bumi. Burung-burung berkicau di dahan pohon, menyambut datangnya pagi.

Sinar mentari menerobos masuk melalui kaca jendela Cyara yang sedang terlelap tidur dibawah selimut bermotif bunga mawar merah.

Jam weker berdering enam kali. Cyara yang mendengar deringan wekernya bangun dan mematikan tombol deringnya kemudian tertidur lagi.

tiga puluh menit kemudian dia terbangun dan melihat jam weker nya yang menunjukkan kan pukul enam lebih tiga puluh menit.

"Aku terlambat..." kata Cyara dengan berteriak kemudian segera duduk, keluar dari selimut dan berlari menuju kamar mandi.

Sepuluh menit kemudian, dia kembali sudah memakai atasan putih dan rok hitam pendek setinggi lutut berjalan menuju ke depan cermin.

Dia mengambil pita rambut warna merah di laci nya dan mengikat bagian kanan rambutnya. Kemudian dia mengambil pita rambut berwarna putih dari meja, dan mengikat rambut bagian kirinya.

Selesai mengikat rambut, Cyara mengambil kertas besar bertuliskan namanya dengan spidol biru, dan mengalungkan ke lehernya.

Cyara melihat pantulan dirinya di cermin. Rambut nya yang panjang telah di kuncir dua, membuat wajah imutnya kelihatan seperti anak yang lugu.

Cyara mengambil tas selempang warna merah di atas meja dan mengalungkan ke bahu kirinya. Kemudian berlari menuju rak sepatu, mengambil sepatu kets warna hitam, memakai kaos kaki warna biru di kaki kanan, kaos kaki kuning di kaki kiri dan mengenakan sepatunya.

Cyara berlari ke tempat parkir dan berpapasan dengan ibu yang pulang dari pom bensin.

"Terimakasih Ibu, sudah mengisi bensin motor ku. Aku berangkat dulu." kata Cyara sambil mencium punggung tangan Ibu dan berlari ke tempat parkir dengan terburu-buru.

"Jangan terburu-buru, nak. Lebih baik terlambat namun selamat dan aman selama di jalan." kata Ibu memberi nasihat putri sulung nya.

Cyara duduk di motor matic nya yang berwarna biru kombinasi putih, menancapkan kunci ke lubang kunci dan memutar nya, motor menyala.

Cyara melaju melewati jalanan rumah nya dan menuju jalan raya dengan kecepatan delapan puluh kilo meter per jam menuju Kampus Universitas Negeri Kediri.

Sepuluh menit kemudian Cyara sampai di pintu masuk Universitas Negeri Kediri. Dia masuk ke gerbang menuju ke tempat parkir yang ternyata sudah penuh. Kemudian dia mencari tempat parkir lain yang agak kosong.

"Syukurlah, masih dapat tempat parkir." kata Cyara sambil memarkir motor dan

mengunci motor kemudian berjalan keluar dari tempat parkir.

Cyara berlari menuju lapangan universitas yang terletak di belakang. Ketika sampai, semua mahasiswa baru sudah berbaris rapi sesuai nomer urut pendaftaran. Dia langsung masuk ke tengah barisan terdekat.

"Mahasiswi baru, sudah terlambat di hari pertama ospek. Keluar sekarang dari barisan dan maju ke barisan terpisah yang ada di depan sana." kata salah satu pembina Ospek wanita yang melihat Cyara menyusup ke barisan.

Cyara keluar dari barisan dan menuju ke barisan depan, tepat nya di bawah tiang bendera, bergabung dengan mahasiswa lain yang telat.

Pembina Ospek mulai melihat satu per satu nama mahasiswa pada barisan mahasiswa terlambat.

Pembina Ospek yang meminta Cyara keluar dari barisan ikut mengecek nama, termasuk mengecek daftar nama Cyara.

"Cyara." kata pembina Ospek sambil membaca nama Cyara.

"Siap Kakak Jelita." jawab Cyara sambil melihat papan nama pada dada petugas Ospek.

"Kira-kira Hukuman apa yang pantas untuk mu?" tanya Kakak Jelita.

"Kalau di izinkan, Saya masuk kembali ke barisan di sana." kata Cyara sambil menunjuk barisan mahasiswa yang tidak terlambat.

"Nanti setelah kamu menjalani hukuman baru boleh bergabung dengan mereka." kata Jelita sambil berjalan memanggil pembina Ospek lain nya.

Lima pembina ospek berjalan dan berdiri di depan barisan mahasiswa telat. Cyara membaca dan mengingat nama mereka satu per satu. Dari baris kiri ke kanan nama nya adalah Bunga, Aldi, Indah, Husain, dan Elias.

"Hukuman apa yang pantas untuk mereka?" tanya Kakak Bunga ke Kakak Aldi.

"Kita suruh lari tanpa alas kaki mengelilingi lapangan ini tiga kali. Bagaimana menurut kalian?" jawab Kakak Aldi sambil berdiskusi dengan pembina Ospek lain nya.

"Boleh. Coba sampaikan ke mereka." jawab pembina Ospek lain nya bersamaan.

Kakak Husain kembali ke depan barisan dan menyampaikan hasil diskusi para pembina Ospek.

"Kalian akan mendapatkan hukuman nya sekarang. Lepas kaos kaki dan sepatu kalian kemudian berlari memutari lapangan tiga kali dan kembali ke barisan ini." kata Kakak Husain memerintah.

"Lepas kaos kaki dan sepatu kalian sekarang !" perintah Kakak Indah

Cyara melepas kaos kaki dan menaruhnya dalam saku rok, kemudian melepas sepatu dan menaruh nya di atas tanah. Mahasiswa yang lain nya ikut melepas kaos kaki beserta sepatu dan menaruh nya di atas tanah.

"Sekarang lari memutar tiga kali !" perintah Kakak Aldi dengan membentak.

Mahasiswa di depan Cyara mulai memutari lapangan, Cyara ikut menyusul di belakangnya dan di ikuti mahasiswa lain.

Tiga mahasiswi kembali ke barisan dengan merintih sambil memegang telapak kaki yang berdarah. Pembina Ospek langsung berjalan mendekati mereka.

"Kenapa kalian merintih kesakitan begitu ?" tanya Kakak Husain.

"Telapak kaki saya lecet dan perih, Kak." jawab salah satu mahasiswi.

"Saya kira kalau hanya lecet saja tidak masalah, jangan mengeluh atau akan dapat hukuman lagi." kata Kakak Husain tegas.

"Kita minta mereka sit-up saja sekarang sebagai kompensasi karena telah mengeluh." kata Kakak Aldi yang datang menyusul Kakak Husain.

"Lakukan yang diminta senior kalian. Sekarang lakukan sit-up lima puluh kali." kata Kakak Husain.

Tiga mahasiswi bersiap melakukan sit-up, namun ada pembina Ospek lain yang datang dan melarang melanjutkan.

"Jangan terlalu keras pada masa orientasi mahasiswa baru, karena jika melanggar peraturan kita juga akan mendapatkan hukuman dari kampus." kata Kakak Elias berbicara pada Kakak Husain.

"Kalau begitu, kamu yang akan mengurus mereka selanjutnya." kata Kakak Husain.

Kakak Elias berjalan ke arah mahasiswi yang akan melakukan sit-up.

"Sudah berhenti, jangan di lanjutkan. Kembali ke barisan." kata Kakak Elias meminta mereka segera berdiri dan masuk ke barisan.

Tiga mahasiswi berjalan dan masuk ke barisan dengan lega karena terbebas dari hukuman sit-up. Mereka segera memakai kembali kaos kaki dan sepatu walau terasa perih saat memasang kan kaos kaki.

Cyara melihat Kakak Elias yang berbeda dari pembina Ospek lain nya dengan sedikit kagum, karena masih punya hati nurani dan berpikir panjang dalam mengambil tindakan.

Kakak Elias kembali berjalan merapat ke pembina Ospek lain nya dan melakukan diskusi lanjutan. Mereka berdiskusi cepat untuk menentukan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Setelah sepakat, Kakak Elias kembali.

"Sekarang kalian bergabung dan masuk ke barisan utama. Kita akan mulai kegiatan selanjutnya." kata Kakak Elias memberi pengarahan.

Cyara dan mahasiswa lainnya bubar dari barisan mereka sekarang dan masuk ke barisan utama.

Setelah semua mahasiswa baru berbaris rapi, datanglah Dekan Universitas Negeri Kediri yang berjalan menaiki mimbar. Bapak dekan memberikan pengarahan kepada semua mahasiswa baru mengenai visi dan misi kampus, beserta aturan dan tata tertib yang harus dipatuhi setiap mahasiswa.

Cyara melihat jam tangan nya yang menunjukkan kan pukul sebelas lewat tiga puluh, dan pengarahan dari Dekan ternyata belum selesai.

Tiba-tiba dia melihat sekitar menjadi kabur dan berubah gelap.

Cyara jatuh tak sadarkan diri. Beberapa pembina Ospek ada yang berlari menolong Cyara, dan ada yang memanggil petugas UKS untuk membawa tandu.

Dua petugas UKS datang membawa tandu kemudian menaikkan Cyara ke ats tandu dan menggotong nya ke ruangan UKS.

Sesampainya di ruang UKS, petugas UKS menurunkan Cyara ke ke kasur UKS. Petugas UKS mengambil minyak kayu putih dan mengoles ke ujung hidung Cyara. Petugas yang lain melonggarkan ikatan sabuk pada pinggang Cyara dan melepaskan sepatu nya, namun Cyara masih belum bangun juga.

Dua pembina Ospek, Elias dan Husain masuk ke ruang UKS.

"Bagaimana kondisi mahasiswi baru ini ?" tanya Husain pada petugas UKS.

"Masih belum siuman. Tolong bawakan air mineral untuk menyadarkan nya." pinta salah satu petugas UKS.

"Biar aku yang mengambil air mineral di ruang panitia Ospek." kata Elias kemudian keluar dari ruang UKS.

Elias kembali masuk ke ruang UKS membawa satu kardus air mineral, mengambil satu dan memberikan ke petugas UKS.

Petugas UKS menerima air mineral dari Elias kemudian membuka dan menuangkan sedikit air ke tangan, kemudian memercikkan ke mata Cyara.

Cyara memberikan reaksi, ujung jari nya bergerak dan kemudian membuka mata.

"Dimana, aku ?" tanya Cyara dengan melihat sekeliling uang ternyata bukan di lapangan.

"Syukurlah, kamu sudah siuman. Minumlah ini." kata Elias sambil memberi Cyara air mineral dan membaca nama Cyara.

"Terimakasih, Kakak Elias." kata Cyara menatap nya bersimpati kemudian meminum air pemberian Elias.

"Jika merasa sudah baikan, kamu bisa kembali ke lapangan, Cyara. Aku kembali dulu." kata Elias berjalan keluar menuju lapangan tempat Ospek.

"Aku juga harus kembali, karena acara belum selesai." kata Husain kemudian keluar menyusul Elias meninggalkan Cyara.

"Apakah masih pusing ?" tanya salah satu petugas UKS.

"Sudah baikan, Kak. Aku akan kembali ke lapangan sebentar lagi." jawab Cyara kemudian duduk.

Sepuluh menit kemudian Cyara berdiri dan keluar dari ruang UKS, namun dia mendengar bunyi bel tanda waktu istirahat. Akhirnya dia kembali ke ruang UKS dan duduk di kursi UKS untuk menunggu jam istirahat selesai.

Eps. 2 Hari ke Dua Ospek

kring...kring...kring

bunyi jam weker Cyara yang berdering pada pagi hari.

Kali ini Cyara bangun mematikan alarm pada jam wekernya dan tidak kembali tidur. Ia terbayang wajah wajah Elias yang ganteng seperti aktor idolanya Keanu Reeves, yang telah memberi nya air mineral saat pingsan kemarin, yang membuat pipinya memerah.

"Ah, kenapa aku ini malah teringat wajah Elias," kata Cyara sambil menepuk ke dua pipi nya dan melihat sudah pukul lima lebih tiga puluh menit, "aku tidak boleh terlambat lagi kali ini."

Beberapa kemudian Cyara bersiap untuk mandi dan sarapan.

Cyara menyantap nasi goreng dan kerupuk di depan nya dengan lahap.

"Pelan-pelan makan nya, nak, nanti tersedak." kata Ibu mengambil kan air minum untuk Cyara.

"Terima kasih, Ibu. Hari ini aku bersemangat sekali berangkat kuliah dan tidak sabar ingin cepat sampai ke kampus." kata Cyara sambil berbicara dengan mulut yang masih penuh dengan nasi dan kemudian tersedak.

"Ibu bilang juga apa, jangan bicara ketika makan." kata Ibu menggeser gelas air minum lebih dekat ke depan Cyara.

Cyara meminum air dan menghabiskan nasi goreng nya, kemudian berdiri, "Ibu, aku berangkat dulu."

Cyara mencium tangan Ibu nya, kemudian berlari menuju halaman rumah, dan melompat menaiki motor matic nya.

"Seperti nya aku kepagian, jalanan masih sepi begini." kata Cyara menatap jalanan yang lengang sambil bernyanyi dengan riang.

Lima belas menit kemudian, Cyara sampai di depan gerbang kampus. Ia menuju tempat parkir yang ternyata hanya ada lima motor yang terparkir.

"Jam berapa sekarang ini, kata Cyara dengan melirik jam tangan di pergelangan tangan kanan nya, " masih pukul enam lebih tiga puluh menit, pantas saja tempat parkir belum penuh."

Cyara berjalan menuju gedung tempat Ospek hari ke dua berlangsung. Dia melewati ruang Pembina Ospek, dan melihat para Pembina Ospek sudah berkumpul di dalam, termasuk Elias.

"Ah, aku berdiri sebentar di sini, aku ingin melihat Kakak Elias, aku membaca pengumuman dan info di majalah dinding itu saja dulu." kata Cyara berpura-pura sedang membacanya sambil mengintip Elias dari luar jendela yang sedang membawa setumpuk buku laporan.

"Aku keluar dulu untuk foto kopi materi tugas mahasiswa baru." kata Elias pada pembina Ospek lain nya kemudian berjalan keluar ruangan dengan membawa setumpuk bahan materi.

Kakak Aldi berjalan cepat, masuk ke ruang Pembina Ospek dan tanpa sengaja menabrak Elias, sehingga materi yang ia bawa, jatuh tercecer di lantai.

"Aldi, kau berjalan melamun ya, materi tugas nya jadi jatuh semua." gerutu Elias memunguti lembaran kertas yang tercecer.

"Oh, maaf kawan, aku tidak sengaja menabrak mu, aku buru-buru, Kepala Jurusan Fakultas Ekonomi memintaku segera mencetak daftar absensi nama mahasiswa baru Fakultas Ekonomi." jawab Aldi kemudian menghadap ke layar komputer dan mencetak daftar absensi.

"Biar aku saja yang bantu Kakak Elias," kata Cyara membantu mengambil lembaran kertas yang jatuh satu per satu, "ini Kak, sudah ku ambil semuanya, sudah tidak ada yang tercecer lembaran kertas nya."

"Oh iya, terima kasih," kemudian melihat Cyara, "kamu kan yang kemarin pingsan kepanasan saat pengarahan."

"Iya Kak, namaku Cyara, terima kasih atas perhatiannya kemarin, ucap Cyara malu-malu.

"Sedang apa kamu di sini, Cyara?" tanya Elias menatap Cyara yang salah tingkah kemudian berdiri.

"Aku...aku datang kepagian, Kak, jadi aku mau melihat-lihat dulu." kata Cyara gugup dan ikut berdiri.

"Maaf, aku pergi dulu, aku sedang terburu-buru." kata Elias berjalan meninggalkan Cyara.

Cyara kemudian berjalan menuju gedung F yang terletak di ujung kampus. Ia duduk dan menunggu di dalam kelas. Di sana juga ada seorang gadis yang tengah duduk sendiri. Cyara mendekati gadis itu.

"Selamat pagi, boleh kenalan, nama ku Cyara," kata Cyara sambil mengulur kan tangan nya, "siapa nama mu?"

"Aku Rianti, salam kenal." kata gadis manis berambut pendek itu menjabat tangan Cyara, mereka berdua mengobrol menunggu bel masuk berbunyi.

Bel berbunyi, semua mahasiswa menuju ke lapangan dan berbaris, termasuk Rianti dan Cyara.Orientasi Siswa hari ini tidak ada kegiatan perploncoan seperti kemarin, dan yang lebih penting tidak ada hukuman. Salah satu Pembina Ospek menaiki mimbar.

"Selamat pagi semuanya, kita akan melanjutkan kegiatan Masa Orientasi Siswa. Untuk kali ini silahkan setiap mahasiswa berbaris sesuai Fakultas jurusan yang di ambil, Kakak Pembina Ospek yang lain akan berdiri membawa spanduk bertuliskan nama-nama Fakultas Jurusan."

Pembina Ospek membawa spanduk dan berdiri di depan, menata barisan sesuai Fakultas Jurusan. Setiap mahasiswa berpindah barisan, masuk ke barisan sesuai Fakultas jurusan yang di ambil. Cyara kemudian mencari barisan bertuliskan Fakultas Akademi Kebidanan dan Keperawatan, dan masuk ke barisan.

"Untuk pengarahan hari ini sampai di sini dulu, sekarang ikuti Pembina Ospek masuk ke kelas sesuai Program Studi yang di ambil." kata Pembina Ospek.

Setelah semua mahasiswa baru masuk ke kelas berdasarkan jurusan masing-masing, Pembina Ospek mengedar kan lembaran kertas yang harus di isi setiap mahasiswa mengenai informasi pribadi identitas dan alasan memilih Program Studi tersebut.

Semua mahasiswa selesai mengisi dan menyerahkan kembali ke Pembina Ospek.

"Ini ada satu lembaran lagi yang harus kalian isi." kata Pembina Ospek mengedarkan lembaran kertas lagi.

Cyara menerima dan membaca nya.

"Polling Pembina Ospek favorit." gumam Cyara kemudian mengambil pena dan mengisi siapa Pembina Ospek favorit nya dan menuliskan berapa alasan nya.

"Saya tunggu lima menit lagi, dan boleh dikumpulkan bagi yang sudah selesai mengisi, untuk hasil perolehan polling akan disampaikan besok pada waktu hari terakhir Orientasi Siswa Baru." kata Pembina Ospek menerangkan.

Beberapa mahasiswa ada yang sudah selesai dan mengumpul kan ke Pembina Ospek, Pembina melihat beberapa yang sudah dikumpulkan, membacanya dan tersenyum.

Bel istirahat berbunyi, dan semua mahasiswa baru keluar dari ruang kelas menuju ke kantin. Cyara berjalan ke perpustakaan kampus melewati lapangan basket yang ramai. Ternyata ada Elias di sana yang sedang bermain basket dengan temannya.

"Kebetulan sekali lapangan basket ini dekat sekali dengan perpustakaan." kata Cyara riang kemudian masuk ke perpustakaan dan duduk di kursi dekat jendela.

Ayesha membawa beberapa buku dan menaruh nya di meja. Ia duduk di kursi, menatap ke luar jendela melihat Elias.

"Rasa lapar dan haus ku hilang, setelah melihat nya bermain basket," gumam Cyara berdiri di dekat jendela mengintip Elias, "rasa nya aku ingin berdiri di sini lama."

Ada seseorang yang memperhatikan Cyara yang sedang melihat Elias dari dalam perpustakaan, namun Cyara tidak menyadarinya.

"Aku akan memberi tahu Elias, ada seorang mahasiswi baru yang terpesona pada nya." kata mahasiswa di Perpustakaan.

Ia kemudian berjalan menuju lapangan basket dan memanggil Elias seraya berbisik, "cepat ke perpustakaan sekarang, kamu akan melihat nya."

Elias berhenti bermain basket dan berjalan menuju ke perpustakaan. Dia melihat Cyara yang masih melamun menatap ke arah lapangan basket dari dalam jendela Perpustakaan. Kemudian dia berjalan masuk ke dalam perpustakaan, mengambil beberapa buku dan menaruhnya satu meja dengan Cyara.

Cyara sering melihat elias di lapangan basket ketika dia di perpustakaan.

Eps. 3 Hari Terakhir Ospek

Elias menaruh beberapa buku dengan keras ke atas meja, namun Cyara tidak menyadari kehadiran nya.

"Ehm...ehm..." suara Elias pura-pura batuk agar Cyara mendengar suaranya.

Cyara menoleh ke belakang mendengar ada suara yang sedikit keras dan terkejut.

"Kakak Elias...sejak kapan Kakak di sini," kata Cyara tersadar dari lamunan nya.

"Sudah lumayan, kenapa berdiri," kata Elias sambil membuka buku.

"Rasa nya pantat ku panas, jadi aku berdiri sebentar." kata Cyara kemudian duduk dan membuka buku berjudul Panduan Diet Sehat.

"Buku apa yang Kakak baca ?" tanya Cyara melihat buku yang di pegang Elias.

Elias menutup buku yang di pegang nya dan membaca judul sampul, "buku Asupan Ideal Kalori Sehari-hari, kemudian kembali membuka buku nya, di jelaskan di sini bahwa kopi merupakan anti diuretik hormon.

"Iya Kak, caffein pada kopi akan menghalangi penyerapan zat besi, teh juga termasuk anti diuretik hormon. Kakak Elias apa kah ambil program Studi Kesehatan juga?" tanya Cyara.

"Ah, tidak, aku Fakultas Manajemen Ekonomi." kata Elias singkat.

Bel berbunyi, jam istirahat sudah selesai.

Cyara berdiri mengambil buku dan mengembalikan ke rak buku dengan tergesa-gesa, satu buku yang di taruhnya jatuh dari rak. Ia mengambil bukunya, Elias ikut membantunya mengambil buku, sehingga tangannya tidak sengaja memegang tangan Cyara.

"Yang benar taruh bukunya, tidak usah terburu-buru." kata Elias menaruh buku ke rak.

"Ah, terima kasih Kakak Elias, maaf aku ceroboh." kata Cyara menatap Elias dan pipinya bersemu merah.

"Ayo kita kembali bersama ke kelas."

"Ah, tidak...terima kasih, Kakak duluan saja."

"Tidak apa-apa, nanti juga kita akan berpisah, karena ruang kita beda."

Cyara diam saja tidak menjawab, dan akhir nya mengikuti Elias. Ia berjalan di belakang Elias. Sepanjang jalan banyak mahasiswa yang melihatnya dan berbisik dengan teman lainnya.

"Sudah sampai sini saja, Kakak jalan duluan, aku mau ke toilet dulu." ucap Cyara untuk menghindari tatapan tidak enak dari mahasiswa lainnya.

Elias kemudian berjalan sendiri. Cyara berhenti untuk memastikan Elias apakah sudah masuk ruang Pembina Ospek.

"Oh, aku sudah tidak melihat nya lagi," kata Cyara kemudian berjalan menuju kelas nya.

Sampai di kelas, Pembina Ospek menempelkan daftar nama pembagian kelas baru di pintu. Ia meminta setiap mahasiswa membaca terlebih dahulu sebelum berbaris. Ia juga menambahkan setelah membaca daftar nama pembagian kelas baru, semua mahasiswa harus berkumpul di lapangan lagi untuk mengikuti acara penutupan Ospek.

Semua mahasiswa baru ke luar dari kelas, mecari nama mereka. Cyara mencari namanya, "aku pindah kelas D."

Semua mahasiswa ke luar dan menuju lapangan. Mereka kemudian berbaris sesuai pembagian kelas. Cyara melihat Rianti berbaris di depan nya, kemudian memanggil nya pelan.

"Rianti...

Rianti menoleh ke belakang, "oh, Cyara ...kebetulan kita sekelas, nanti kita duduk sebangku ya."

"Iya, aku senang kita ketemu lagi dan ternyata sekelas." kata Cyara

Pembina Ospek menaiki mimbar dan menyampaikan pidato singkat.

"Selamat siang bagi semua mahasiswa baru. Hari ini adalah hari terakhir Ospek. Kami selaku panitia dari tim Pembina Ospek meminta maaf apa bila kami mempunyai salah. Itu semua kami lakukan kan agar mahasiswa baru nanti nya akan menjadi mahasiswa yang disiplin. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih atas kerja sama nya yang baik selama ini."

"Acara selanjutnya adalah pentas seni drama yang akan di peran kan oleh mahasiswa Klub Teater Lazarus. Namun sebelum menyaksikan drama. Kami akan mengumumkan hasil polling mengenai Pembina Ospek favorit.

"Baik Kami akan menyampaikan nya sekarang. Untuk Pembina Ospek terkeren jatuh pada...Aldi.

Untuk Pembina Ospek paling ramah, jatuh pada...Indah

Untuk Pembina Ospek paling killer jatuh pada...Husain

Untuk Pembina Ospek paling sabar, jatuh pada Ayu.

Dan terakhir, untuk Pembina Ospek Terfavorit jatuh pada Elias."

Mahasiswa bertepuk ramai ketika mendengar kata Elias disebutkan. Pembina Ospek saling mengucap kan selamat ke Elias dan beberapa mengacak rambut nya. Sedangkan Elias terlihat riang menerima ucapan selamat dari teman nya.

Acara selanjutnya adalah pentas seni drama berjudul Ande-ande Lumut.

Adegan dimulai dengan Raja Airlangga yang berpesan sebelum meninggal untuk menyatukan kembali Kerajaan Kahuripan dan Kerajaan Jenggala dengan cara menikah kan Panji Asmara Bangun dan Dewi Sekartaji.

Ibu tiri Dewi Sekartaji menculik dan menyekap nya serta menggantikan posisi nya dengan Indah Sari. Saat Panji Asmara Bangun datang mencari tunangan nya, Dewi Sekartaji tidak ada, dia kecewa dan mengembara menyamar menjadi Ande-ande lumut yang menjadi anak angkat Mbok rondo yang telah ditolong nya.

Adegan selanjut nya Dewi Sekartaji berhasil bebas dari sekapan Ibu tirinya, menyamar dan bertemu dengan janda yang mempunyai tiga anak gadis yaitu Kleting ijo, Kleting Merah, dan Kleting Biru. Ibu janda menjadi kan Dewi Sekartaji anak angkatnya dan mengubah namanya menjadi Kleting Kuning.

Adegan selanjutnya Panji Asmoro Bangun mengadakan acara untuk mencari istri. Ketiga Kleting menuju rumah Mbok Rondo, yang menyeberang sungai dengan bantuan Yuyu Kangkang, yang berhasil membuat mahasiswa baru tertawa melihat aksi lucunya.

Adegan terakhir adalah Kleting Kuning yang menyeberang sungai menaiki Yuyu Kangkang, dan mengoles kan tahi ayam ke pipi nya sebelum turun, sehingga Yuyu Kangkang tidak mau mencium nya. Adegan ini kembali membuat semua mahasiswa tertawa lebar.

Adegan di tutup dengan Ande-ande Lumut yang berhasil bertemu dengan Kleting Kuning. Mereka membuka penyamaran mereka dan akhir nya menikah.

Mahasiswa menikmati adegan drama sampai adegan terakhir dengan penuh histeris.

Tidak terasa hari ini adalah hari terakhir Orientasi Siswa, dan semua nya berjalan lancar. Kepala Dekan menutup acara dengan memberikan pengarahan singkat dan ucapan terima kasih karena acara telah berlangsung sukses tanpa hambatan, kemudian membubarkan acara.

Mahasiswa kembali ke kelas untuk mengambil tas dan kemudian pulang.

Cyara berjalan menuju tempat parkir, di tengah jalan ia bertemu dengan Rianti.

"Cyara... tunggu."

Cyara menoleh ke asal suara dan melihat nya ternyata, Rianti. Kemudian ia berjalan balik menuju Rianti.

"Mau pulang sekarang ?" tanya Cyara.

"Sebenarnya aku lapar, kamu lapar tidak?"

"Aku sebenarnya belum makan juga, ayo aku temani makan siang."

"Kita makan di kantin kampus ya, aku ingin mencoba menu nya." kata Rianti

Rianti dan Cyara berjalan menuju kantin.

Mereka melihat ada kerumunan di depan. Mereka melewati nya dan berhenti. Mahasiswi baru antre minta tanda tangan dan foto Elias.

"Oh, My God !" Kakak Elias banyak fans nya." kata Rianti

Cyara tidak menjawab nya, hanya melihat saja.

"Ayo jalan lagi." kata Cyara agak sebal melihat mahasiswi yang berkerumun mengelilingi Elias.

Elias melihat Cyara melewati nya, dan memanggil nya.

"Cyara...Cyara tunggu..." kata Elias mengejar Cyara dan menariknya.

Cyara berhenti, "ada apa Kak," kata Cyara sambil melihat tatapan sinis mahasiswi baru lain nya.

"Ada sesuatu yang ingin aku sampai kan pada mu."

"Sekarang?"

"Iya, sebentar saja."

"Di mana?"

"Di sini..."

"Di tengah keramaian ini? maaf Kak, aku masih ada urusan sekarang." kata Cyara menarik tangan Rianti dan berjalan cepat menuju ke kantin.

"Kalau begitu besok saja..." kata Elias keras dan kembali berfoto dengan mahasiswi baru.

"Ada apa Kakak Elias memanggil mu." kata Rianti.

"Aku tidak tahu Rianti..."

"Seperti nya dia ada maksud tersembunyi..."

"Bagai mana kamu bisa berkata demikian..."

"Aku melihat sorot mata nya yang genit, kau tidak berpikir sama dengan ku?"

"Aku...aku...tidak bisa berpikir sekarang..." kata Cyara dengan pipi memerah.

"Jangan bilang kalau kau menyukai nya."

Cyara diam tidak menjawab dan berjalan menuju ke kantin. Mereka sampai di kantin dan membaca berbagai menu yang tersedia, kemudian makan siang bersama.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!