Setelah menaiki bus, mereka bertiga berhenti di halte berikutnya, dari sana bisa terlihat pasar tradisional yang masih ramai pengunjung.
"Apa kalian yakin mau masuk ke sana?"tanya Saralee dengan tatapan ngeri.
"Kenapa? Kamu takut ya?" tantang Adella.
Saralee bukanlah seseorang yang mau diremehkan. Sekali ditantang apapun itu akan dia hadapi, karena dia selalu ingin mendapat gelar sang juara.
"Ayo masuk!" jawab Saralee memimpin jalan.
"Eh, tunggu aku dong!" Aileen yang tertinggal segera menyusul kedua temannya.
Adella sudah terbiasa hidup mandiri, jadi dia bisa tahu apa saja kebutuhan sehari-hari.
"Kita mau belanja kebutuhan untuk berapa hari?" tanya Adella.
"Seminggu saja! Jadi setiap hari Minggu kita bila jalan-jalan ke sini. Rasanya menyenangkan sekali!" jawab Aileen bersemangat.
"Terserah kalian! Sebaiknya kita harus cepat-cepat. Aku sudah tidak tahan jika berada di tempat seperti ini," sergah Saralee, karena dia biasanya berada di tempat yang mewah.
Adella dan Aileen hanya tertawa cekikikan melihat Saralee yang terus-terusan bergidik saat tubuhnya berdesak-desakkan dengan pengunjung lain.
Adella segera membeli beras, sayur, telur, daging, buah, bumbu-bumbu, dan kebutuhan lainnya.
"Kita beli bibit sayuran ya? Kan sayang tanah subur di samping paviliun dibiarkan menganggur," ucap Aileen.
"Memangnya kamu bisa berkebun?" tanya Saralee seolah tak percaya.
"Di rumah biasanya aku menanam bunga, aku yakin caranya tidak berbeda dengan menanam sayur. Nanti lumayan kalau sudah panen, kita jadi lebih irit," ucap Aileen malu-malu.
"Baiklah, nanti aku bantu tanam ya?" jawab Adella senang.
"Terserah kalian lah! Yang penting jangan menyuruh aku untuk membantu mencangkul," sela Saralee dengan wajah malas.
Lagi-lagi Aileen dan Adella hanya tertawa dengan tingkah Saralee. Mereka tahu jika temannya tersebut adalah seseorang yang tidak pernah hidup susah, segalanya selalu di persiapkan oleh para pelayan.
"Beli bahan buat roti atau cemilan juga dong! Kan asyik kalau malam-malam kita nonton televisi sambil ngemil bersama," ucap Adella.
"Setuju-setuju!," jawab Saralee dan Aileen kompak.
"Tapi kamu yang buat ya? Aku sama sekali tidak bisa memasak," sela Saralee.
"Tenang saja! Nanti aku bantuin," timpal Aileen tersenyum senang sambil menepuk lembut pundak Adella.
Mereka bertiga sangat menikmati acara berbelanja, setelah semua kebutuhan terbeli, mereka bertiga segera pulang.
Saralee selama ini tidak pernah memegang benda yang berat. Namun melihat kedua temannya yang kesulitan diapun tak tega juga, dia segera meringankan beban mereka.
Adella dan Aileen tahu, sebenarnya saralee adalah teman baik yang setia kawan, karena dia tidak tahan temannya kesusahan di depan matanya.
Sesampainya di paviliun, Saralee segera tidur di kamarnya.
Sedangkan Adella dan Aileen menyimpan semua belanjaan di dalam kulkas.
"Aku langsung memasak ya? Buat makan siang kita," ucap Adella.
"Baiklah, aku juga mau melakukan tugasku," ucap Aileen tersenyum senang.
Dia segera mengelap seluruh ruangan, kemudian lantainya di sapu dan di pel.
Aileen juga batu pertama kali ini melakukan pekerjaan rumah tangga, tetapi dia melakukan semua ini dengan suka cita.
Di saat Aileen sudah selesai dengan pekerjaannya, Adella juga sudah menyelesaikan masaknya, bahkan dapurnya sudah dibersihkan Adella seperti sedia kala.
"Apa Saralee masih tidur?" tanya Adella.
"Belum, apa sebaiknya kita menanam bibit sayuran dulu ya? Sambil menunggu Saralee bangun, kasihan kalau membangunkan dia," kata Aileen memberi saran.
"Baik, mumpung ada waktu kosong. Karena besok kita sudah sibuk dengan pendaftaran kuliah," jawab Adella bersemangat.
Mereka berdua segera keluar lewat pintu samping yang ada di dekat dapur.
Dengan semangat mereka mencangkul dan mulai menanam bibit sawi, kangkung , terong dan kentang. Lahannya sekitar 10 x 10 meter, jadi mereka mengatur agar tanamannya bisa rapi.
Selesai dengan bercocok tanam, Adella dan Aileen segera mandi.
Saralee yang baru bangun segera keluar kamar, dia sudah merasa kelaparan karena belum makan siang,
"Kalian sedang apa? Apa kalian tidak merasa lapar?" teriak Saralee.
Aileen dan Adella yang mendengar teriakan Saralee bersemangat keluar.
"Sejak tadi sudah merasa lapar, tapi menunggu kamu yang belum bangun-bangun," rengek Aileen lemas.
"Maaf, aku ngantuk sekali tadi. Kakiku capek muter-muter di pasar," keluh Saralee.
"Ayo kita turun, aku sudah memasak," ajak Adella pada kedua temannya.
Saralee bisa melihat lantainya yang bersih dan wangi, dia tersenyum puas.
"Ternyata kalian rajin juga ya? Tidak salah aku mengajak kalian tinggal di sini," kata Saralee senang.
"Aku berterimakasih padamu, karena sudah di ijinkan tinggal tanpa membayar biaya sewa, bahkan tadi belanjanya juga memakai uang kamu," ucap Adella tulus.
"Iya, jujur saja malam itu jika aku tidak bertemu dengan kalian entah nasibku akan seperti apa. Karena selama ini aku juga tidak pernah bepergian sendiri," timpal Aileen.
"Ini namanya takdir," jawab Saralee ceria.
mereka segera makan siang. Saralee dan Aileen tidak menyangka jika masakan Adella sangat lezat.
"Wah! Kamu memang berbakat. Aku ingin belajar memasak," puji Aileen.
"Iya, lain kali aku ajari ya?" jawab Adella.
"Eh, nanti malam apa kamu jadi menemui lelaki yang tadi pagi itu?" tanya Saralee serius.
"Mau bagaimana lagi, aku harus bertanggung jawab," jawab Adella pasrah.
"Lelaki itu aneh, mau aku transfer uang seratus juta tapi tidak mau," cetus Saralee merasa heran.
"Iya, apa mungkin dia ada maksud lain ya? Karena dia meminta Adella untuk menemuinya malam nanti," tanya Aileen merinding.
"Entahlah, kita lihat saja nanti," jawab Adella pura-pura tenang, walau sebenarnya hatinya juga deg-degan.
"Kalau dia macam-macam segera hubungi aku ya? gini-gini aku jago karate!" tutur Saralee.
"Iya, terimakasih banyak ya," jawab Adella mencoba tersenyum.
Malamnya seperti yang sudah dijanjikan, Adella di temani kedua temannya segera ke halte bus yang tidak jauh dari paviliun.
Di sana lelaki tampan yang tadi pagi itu sudah menunggu, kali ini dia berganti mobil mewah warna putih.
"Telat lima menit!" protes pemuda itu dengan suara tegas.
"Cuma lima menit," ejek Adella.
"Bukankah sudah ku bilang? Detiap detik waktuku bernilai ratusan juta," sindir pemuda itu.
Saralee menjadi emosi, dia tidak suka dengan sikap angkuh pemuda di depannya.
"Mau kamu apa? Jangan berlagak di depanku!" bentak Saralee.
"Ini tidak ada hubungannya denganmu, sebaiknya kamu tak usah ikut campur!" balas pemuda itu tenang namun angker.
Aileen yang dari tadi hanya melihat sudah merasa ketakutan, dia menggenggam lengan Adella dengan erat.
Adella dengan berani segera maju ke depan.
"Sekarang katakan apa yang kamu inginkan!" ucap Adella dingin.
"Masuklah ke mobil! Nanti aku beri tahu," perintah pemuda tampan itu dengan senyum puas.
"Baiklah,"jawab Adella singkat, dia segera masuk masuk ke mobil.
"Adella, apa kamu yakin?" tanya Aileen khawatir.
"Tenang saja! Aku sudah pernah melewati banyak hal yang lebih buruk dari ini," jawab Adella percaya diri.
"Kalau pemuda brengsek itu berani macam-macam langsung hubungi aku ya?" pesan Saralee dengan menekankan kata brengsek.
Pemuda tampan itu justru tertawa mendengar percakapan mereka.
"Dasar kalian ini masih bocah," ejek pemuda itu segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Adella hanya bisa melihat kedua temannya yang masih mematung di samping halte bus dengan wajah khawatir.
"Aku suka gayamu yang percaya diri ini," ucap pemuda itu.
"Jangan banyak bicara, katakan apa mau kamu?" tanya Adella judes. Rasa hormatnya pada seseorang yang lebih dewasa sudah mulai luntur.
"Jadilah tunangan aku," kata Pemuda itu serius.
"Apa?" pekik Adella tak mengerti.
Terimakasih sudah berkenan membaca karya saya. Jangan lupa Like, Vote dan beri rating Bintang 5 ya🙏 Karena dukungan dari kalian sangat berarti bagi Author.
Mohon kritik dan sarannya juga, semoga novel SCORPIO ini bisa berkembang lebih baik lagi😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Momy Haikal
suka ceritanya
2021-12-11
0
Novianti
bagus
2021-03-12
0
Qonita Princess ALya
"Apa" pekik Adella (seketika langsung zoom ke wajah bingung Adella)😃
2021-02-12
0