Rianna

Rianna

Bab 1. Rianna.

Senandung cinta yang begitu sempurna. Namun takkan sempurna jika tiada kesetiaan. Sayangnya ego dan harga diri yang tinggi mampu mengalahkan cinta yang mulai bersemi.

Hidup adalah sebuah perjuangan. Ada kalanya kita harus menapaki jalan yang penuh liku-liku. Terkadang, kita terlalu congkak mendamba banyaknya harta. Padahal, letak bahagia bukan hanya harta dan tahta. Melainkan…kasih sayang dan cinta. Entah itu dari teman, sahabat dan keluarga.

Jika diperbolehkan, maka aku akan mendamba kehangatan sebuah kelurga. Karena, aku tak seberuntung mereka yang mendapat pelukan hangat dari keluarga.

Perkenalkan, namaku Rianna Cintya Dewi. Saat ini aku berumur enam belas tahun. Nama yang cantik bukan?? Namun sayang, jalan hidupku tak secantik namaku dan tak semulus pipiku.

Jangan katakan kami keluarga. Karena yang ada hanya siksa yang mendera. Perempuan paruh baya itu adalah mamaku. Mama yang sangat hebat. Pelita terkahir dihidupku. Satu-satunya tempat untukku pulang. Rosita Anggraini.

Aku hidup tak seperti kalian yang dapat mengenyam pendidikan dengan tenang. Aku juga tak seperti kalian yang dapat hidup berteman ketenangan. Aku hanyalah seorang gadis sampah dikeluargaku. Aku tak mengerti dengan pasti. Yang jelas, Ayahku menikah lagi. Itu artinya mamaku memiliki madu. Dan jangan katakan lagi jika kami sebuah keluarga.

Aku masih terlalu dini untuk mengerti hal yang rumit. Mama mengatakan, jangan pernah memiliki hati yang iri dan dengki. Tapi jujur, aku hanyalah seorang gadis belia yang baru menapak senja. Salahkah jika aku menginginkan sebuah boneka? Salahkan aku, jika aku menginginkan sekolah yang lebih tinggi?

Mama berkata tak punya uang. Lalu bagaimana dengan keluarga Hutomo ini? Bukankah termasuk dalam keluarga konglomerat? Apakah tak bisa menyekolahkan aku? Lalu kenapa ada lebih dari dua puluh pelayan dirumah kami?

Aku berusaha menulikan telingaku. Membutakan mataku dari segala hal yang membuat hatiku sakit.

Jessica Alisha Hutomo...saudara tiriku. Usianya lebih muda dariku. Namun membuatku begitu iri dengannya. Ayah sangat menyayanginya. Menuruti segala keinginannya. Sedangkan aku? Aku dan mama seperti terbuang dirumah ini. Tak ada lagi tempat untuk kami. Kebahagiaan hanya fana dalam hidupku.

Andai aku sudah dewasa. Akan aku bawa mama pergi dari dunia memilukan ini. Ku bahagiakan dia meski aku harus hancur sekalipun. Ayah...aku tak pernah nakal. Aku juga tak pernah membebanimu. Aku rajin membantu mama ditoko kue yang kecil dipinggiran jalan itu.

Tapi kenapa ayah tak pernah melihatku? Sekalipun tidak! Aku seperti terbuang ayah. Bisakah...ayah melihatku walau hanya satu hari saja?

"Nak...kenapa kamu melamun?"

"Ti...tidak ma. Aku tidak melamun," jawabku terbata. Aku segera menundukkan kepalaku. Takut-takut untuk mengangkat kepalaku. Mama melihatku, mencoba menelisik apa yang membuatku terpana. Sebuah pemandangan yang membuat hatiku sakit. Pemandangan yang begitu indah jika dilihat dari sudut pandang orang lain. Tapi tidak denganku. Pemandangan itu begitu menghujam dadaku.

"Ayo kita makan," mama mencoba mengalihkan pandanganku.

"Ma, kenapa kita tidak makan dimeja makan? Kenapa kita harus makan disini ma?" pertanyaanku membuat mama terdiam.

"Mengertilah! Kita makan sekarang. Kalau kamu banyak tanya, mama nggak akan kasih kamu makan!" ucapan mama membuat hatiku teriris. Seakan memang disinilah tempat kami. Bersama para pelayan, di dapur. Kami bahkan makan makanan sisa atau makanan yang telah rusak.

"Iya ma," aku mendudukkan bokongku dilantai. Benar, disinilah tempat kami. Bergelut dengan kesederhanaan. Walaupun kami tinggal diistana yang megah. Tapi kami seperti seonggok sampah yang tidak berharga. Bahkan kami juga setara dengan pelayan. Padahal status ibuku adalah istri pertama dari Ayahku.

"Ma, aku ingin makan ayam seperti Jessica," ujarku tanpa menyentuh piringku.

"Makan," ucapan singkat mama membuatku kesal. Bahkan mama mengucapkannya tanpa menoleh padaku sedikitpun.

"Ma, aku pengen makan ayam goreng! Bukan nasi lauk tempe dan tahu!" teriakku. Aku sudah mulai menangis.

"Rianna! Diamlah atau kau akan dihukum!" mama menaikkan suaranya. Aku ingin lari tapi aku lapar.

Segera kuraih piring didepanku. Hanya ada sedikit nasi berlauk tempe dan tahu. Aku mengunyahnya dengan kesal. Menahan tangis dan sakit hatiku. Miris sekali hidupku ini.

Selesai makan malam, seperti biasa aku akan membantu mama mencuci piring. Ini sudah menjadi kewajiban ku setiap malam. Jika kalian bertanya tentang Jessica, maka gadis itu sudah masuk kedalam mimpi indahnya.

Malam semakin beranjak. Hawa dingin pun mulai menyapa. Pukul 11 malam aku baru masuk kekamarku. Sebuah kamar yang kecil. Dimana aku dan mama melepas penat karena rutinitas kami hari ini. Aku masuk kedalam selimut tipis. Selimut yang menjadi penghangat untukku dan mama. 

Lelah yang tiada terkira. Namun aku telah terbiasa. Aku memandang wajah sendu mama. Seakan beban berat bergelayut erat dipundaknya.

"Maaf mama. Aku hanya membuat mama sedih dan susah. Tapi aku juga ingin seperti Jessica. Aku lelah ma. Apa nggak bisa kita pergi dari sini?" gumamku. Setelah puas memandang wajah mama, aku mulai membenahi posisi tidurku. Mulai memejamkan mata yang mulai berat. Beberapa menit kemudian aku telah memasuki alam mimpiku.

Terdengar sebuah gelas yang pecah. Aku menundukkan kepalaku. Takut sebuah tangan menyapa dengan kasar. Kulihat mama tergopoh-gopoh menghampiriku.

"Kamu bisa kerja gak sih? Kenapa bisa mecahin gelas hah?!" suara cempreng dan menggelegar itu milik Amel. Istri muda dari ayahku, mama Jessica.  Mama hanya menatapku gelisah. Seakan takut aku akan berakhir dengan sebuah hukuman. Padahal hari ini aku harus bersekolah.

"Ma...maafkan aku," tubuhku bergetar hebat. Sekelebat bayangan muncul dan...sebuah tamparan mendarat telak dipipiku.

Tahan. Tahan Rianna. Hanya sebuah gelas. Jadi aku ini lebih murah ketimbang harga dari sebuah gelas. Lelucon ini membuat dadaku sesak.

"Hari ini nggak ada jatah makan untukmu! Sebagai hukumanmu! Hei kau jala**. Bagaimana caramu mendidik anakmu sih? Kerja nggak bener, tapi numpang hidup disini! Mau aku usir ha?" ucapan menohok itu kembali dilontarkan. Kulirik mama menunduk takut. Jangan sampai mama ikut kena hukuman gara-gara aku. Cukup aku saja.

"I...iya nyonya. Ma...maafkan saya,"

"Sana nggak usah sok-sokan sekolah! Dasar anak sial!! Percuma sekolah kalau gobl**nya minta ampun! Sana ambil pakaian kotor dikamar Jessica,"

Aku hanya bisa mengangguk pasrah. Toh mama juga nggak bisa membantuku untuk keluar dari situasi ini.

Aku bingung kenapa mama bisa bertahan hingga sekarang. Padahal tidak ada tempat untuk kami disinj. Jika mama bertahan demi aku, aku lebih baik hidup tanpa ayah. Bukankah tidak ada bedanya sekarang? Kami sama saja hidup hanya berdua. Tanpa tangan kekar yang menjaga kami.

Aku mengambil pakaian-pakaian kotor dari kamar Jessica. Gadis itu sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Kontras dengan tas mahal dan handphone mahal.

"Kenapa melihatku?" tanya Jessica.

"Ti...tidak," aku kembali mengumpulkan pakaian kotor. Jessica menghampiriku, aku semakin was was.

"Kau tau? Kau hanya anak pembawa sial. Jadi jangan samakan aku dengan dirimu. Aku udah jelas siapa ayah dan ibuku. Berbeda denganmu, anak haram,"

Bagai tersambar petir disiang bolong. Hatiku kembali tercabik. Aku anak haram? Bukankah aku juga memiliki ayah?

Ayah? Haha bukankah ayah tak pernah menganggap ku ada? Aku tersenyum getir. Air mataku mengalir perlahan dari pelupuk mataku. Ya Allah...kehidupan yang pahit ini kapan berakhir?

Semoga ada hari terindah untukku dan mama.

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu

2023-05-22

0

Natal Barani Junior

Natal Barani Junior

ngeri juga kak

2021-08-18

0

Fi Fin

Fi Fin

kok asa ya perempuan sampe bertahan segitunya

2021-07-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Rianna.
2 Bab 2. Kepergian Mama.
3 Bab 3. Keluarga Wijaya.
4 Bab 4. Depresi.
5 Bab 5. Pengobatan.
6 Bab 6. Mati.
7 Bab 7. Serpihan Hati.
8 Bab 8. Lupakan Saja.
9 Bab 9. Pergilah, Tolong!
10 Bab 10. Papa.
11 Bab 11. Kembali Ke Kampus.
12 Bab 12. Hal Yang Diluar Nalar.
13 Bab 13. Kana, Jangan Jauhi Aku.
14 Bab 14. Kemarahan Jessica.
15 Bab 15. Permintaan Kepada Papa.
16 Bab 16. Tampan, tolong ingat umur.
17 Bab 17. Kana Yang Cantik!
18 Bab 18. Ijab Qabul.
19 Bab 19. Kesepakatan.
20 Bab 20. Rumah Baru.
21 Bab 21. Siapa Rangga?
22 Bab 22. Suami Istri.
23 Bab 23. Kekasih Rangga?
24 Bab 24. Aku Cemburu? Mimpi!
25 Bab 25. Aku Harus Kuat.
26 Pemberitahuan
27 Bab 26. Kak Agnes Gila!
28 Bab 27. Berlatih.
29 Bab 28. Kencan? Tapi Kenapa Aku Kesal?
30 Bab 29. I Love You
31 Bab 30. Cinta Yang Dalam.
32 Bab 31. Tragedi.
33 Bab 32. Ingin menjadi layak.
34 Bab 33. Danar.
35 Bab 34. Hal Gila.
36 Bab 35. Belah Duren.
37 Bab 36. Jangan Melebihi Batas.
38 Bab 37. Pergerakan.
39 Bab 38. Informasi.
40 Plot Season 2 POV AUTHOR.
41 Season 2. Awal Yang Bagus.
42 Season 2. Pergerakan.
43 Season 2. Bab 43. Jangan Buang Waktuku.
44 Season 2. Bab 44. Kesepakatan.
45 Season 2. Bab 45. Ancaman Smith
46 Season 2. Bab 46. Malam Pertama.
47 S2. Bab 47. Teka-teki
48 S2. Bab 48. Jawaban. Cuplikan Novel Gratis Untuk 3 Pembaca Yang beruntung.
49 S2. Bab 49. Sebagai Istri
50 S2. Bab 50. Malam Panas
51 S2. Bab 51. Prasangka.
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1. Rianna.
2
Bab 2. Kepergian Mama.
3
Bab 3. Keluarga Wijaya.
4
Bab 4. Depresi.
5
Bab 5. Pengobatan.
6
Bab 6. Mati.
7
Bab 7. Serpihan Hati.
8
Bab 8. Lupakan Saja.
9
Bab 9. Pergilah, Tolong!
10
Bab 10. Papa.
11
Bab 11. Kembali Ke Kampus.
12
Bab 12. Hal Yang Diluar Nalar.
13
Bab 13. Kana, Jangan Jauhi Aku.
14
Bab 14. Kemarahan Jessica.
15
Bab 15. Permintaan Kepada Papa.
16
Bab 16. Tampan, tolong ingat umur.
17
Bab 17. Kana Yang Cantik!
18
Bab 18. Ijab Qabul.
19
Bab 19. Kesepakatan.
20
Bab 20. Rumah Baru.
21
Bab 21. Siapa Rangga?
22
Bab 22. Suami Istri.
23
Bab 23. Kekasih Rangga?
24
Bab 24. Aku Cemburu? Mimpi!
25
Bab 25. Aku Harus Kuat.
26
Pemberitahuan
27
Bab 26. Kak Agnes Gila!
28
Bab 27. Berlatih.
29
Bab 28. Kencan? Tapi Kenapa Aku Kesal?
30
Bab 29. I Love You
31
Bab 30. Cinta Yang Dalam.
32
Bab 31. Tragedi.
33
Bab 32. Ingin menjadi layak.
34
Bab 33. Danar.
35
Bab 34. Hal Gila.
36
Bab 35. Belah Duren.
37
Bab 36. Jangan Melebihi Batas.
38
Bab 37. Pergerakan.
39
Bab 38. Informasi.
40
Plot Season 2 POV AUTHOR.
41
Season 2. Awal Yang Bagus.
42
Season 2. Pergerakan.
43
Season 2. Bab 43. Jangan Buang Waktuku.
44
Season 2. Bab 44. Kesepakatan.
45
Season 2. Bab 45. Ancaman Smith
46
Season 2. Bab 46. Malam Pertama.
47
S2. Bab 47. Teka-teki
48
S2. Bab 48. Jawaban. Cuplikan Novel Gratis Untuk 3 Pembaca Yang beruntung.
49
S2. Bab 49. Sebagai Istri
50
S2. Bab 50. Malam Panas
51
S2. Bab 51. Prasangka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!