Sebagian Dariku

Sebagian Dariku

Perkenalan

Perkenalkan...

Ini kisahku.

Kisah kehidupanku.

Tapi semuanya bukan aku yang mengatur tapi dia!

Aku bagaikan boneka dalam genggamannya.

Ini aku yang tak tau harus apa?!

Banyak keinginan yang terpendam di dalam hatiku salah satunya 'AKU INGIN JADI ****DIRIKU****'

Sudah lama saat aku kehilangannya aku seperti bukan diriku.

Aku kehilangannya seperti aku yang kehilangan jiwaku.

Aku seperti kehilangan semangat untuk bertahan hidup,

Aku kehilangan semangat untuk menjadi lebih baik.

Aku hancur lebur bagai ice cream yang terkena panasnya sinar mentari.

Berulangkali aku mencoba bangkit namun aku terpuruk lagi dan lagi ntah kapan aku bangkit dan bebas seperti burung merpati yang terbang di langit luas walaupun banyak bahaya yang mengintainya dari bawah tapi ia tetap terbang jauh tak menghiraukannya.

Aku ingin menjadi diriku sendiri,

Aku ingin bebas melakukan hal yang ku mau tapi dia ada di dalam diriku!

Ya aku tau sejak aku menginjak usia 11 tahun tepatnya saat aku akan menginjak kelas 5sd ayahku orang yang menurutku paling mengerti diriku telah pergi meninggalkan aku.

Awalnya aku bersikap seperti biasanya seolah tak ada yang hilang namun lambat laun aku merasakan kehilangan. Kenapa?! karena aku sudah tak memiliki tempat dimana ada orang yang menerima keluh kesah ku!

Kalian bertanya dimana keluargaku?!

Haha lucu kalian tak tau bahwa aku tak memiliki banyak keluarga!

Kenapa?!

Aku bukan siapa-siapa,

Ayahku bukan perwira,

Ayahku bukan orang yang membela negara, dan

Ayahku tak memiliki pangkat dimasyarakat.

Tapi dimataku...

Dia adalah seorang pria yang mampu menenangkan diriku yang sedang kacau.

Dia adalah orang yang paling berharga bagiku setelah aku sadar aku telah kehilangan dirinya.

Sejak dia meninggal,

Aku tinggal dengan ibuku.

Oh ya...

Aku lupa berkata bahwa aku memiliki

satu ayah

satu ibu

satu saudari yang merupakan anak pertama dan

satu saudara yaitu anak ke dua.

Harusnya aku memiliki dua saudara yang harusnya anak ke tiga tapi dia meninggal dunia saat usia 40 hari setelah ia dilahirkan.

Ibuku pernah berkata "jika saja mereka tak berkata bahwa setelah anak ini (saudara ketiga) bisa dibawa bepergian mungkin ibu akan balik kampung" kasarnya orang tua ku diusir dari tempat mereka tinggal.

Kebetulan desa itu tempat ayahku dilahirkan sedangkan ibu asli atau lahir di tempat yang jauh jarak tempuh dari tempat ayah ke tempat ibu itu jika tidak salah kurang lebih 13jam.

Mungkin jika tak di usir saudara (anak ketiga) ku masih hidup karena banyak orang yang bilang jangan berbicara sembarangan kepada anak kecil meski mereka belum bisa bicara tapi mereka mendengarkan dan mereka merasakan namun belum bisa mengungkapkan.

Dan juga mungkin aku tidak akan ada di dunia ini atau setidaknya aku memiliki teman yang umurnya hanya beda tiga atau empat tahun.

Aku sering mendengar ibuku berkata "seandainya dia masih hidup(blablabla)". seolah aku tak diinginkan disini.

Pernah terlintas di pikiran ku...

"Jika kau tak menginginkan ku kenapa tak membunuhku saja? Kenapa tidak menggugurkan ku saja sewaktu aku masih dalam bentuk janin sehingga aku tidak perlu merasakan siksaan batin karena dibandingkan dengan yang lain entah itu anak tetangga ataupun saudara maupun saudariku. Ya aku tau aku egois, aku emosional dan aku mudah tersinggung kau tahu aku, aku pencemburu, kau tau sikapku, kau tau semua tentang diriku tapi kau tak pernah mengerti apa yang ku inginkan."

Kau hanya berkata siapa yang lebih paham dirimu selain aku ibumu.

Haha bukankah itu lucu?!

Saat kau mengatakan itu tapi kau malah mengacuhkan aku saat kelahiran keponakan ku kau lebih memanjakan dia dibanding dengan ku!

Sakit hati karena ditinggal pergi oleh seorang kekasih tak ada bandingannya dengan di abaikan oleh mu ibu!

Aku mungkin memang salah saat aku cemburu pada seorang anak kecil yang baru lahir.

Aku tau aku tak sepenuhnya diabaikan namun aku iri pada dirinya karena dia kau kecup kening bahkan pipinya.

Jelas terpancar di wajah ku bahwa aku iri padanya kau bilang kau mengenalku, kau paham aku tapi kau tak tau isi hatiku!

Jahatnya aku yang iri pada anak kecil itu.

Ya biar aku dikatakan egois biar aku dikatakan apapun aku akan menerimanya.

Seandainya kau tau alasan aku iri padanya karena aku tak pernah kau izinkan mengecup pipi mu dan bahkan untuk membuat mu memeluk diriku aku harus menangis terlebih dulu, harus sakit agar bisa kau suapi seperti sewaktu aku masih kecil.

Pantaskah aku iri?

Salahkan aku seperti itu?

Meski aku ingin mengukir senyum di wajah mu namun itu tak akan berarti apa-apa di matamu.

Aku tau aku tak seperti kebanyakan wanita karena aku terbiasa bermain dengan anak laki-laki.

Aku tak mengatakan pada siapapun bahwa aku iri pada anak kecil itu yang kalian puji memiliki lesung pipi dan bulu mata yang lentik seperti wanita sampai terlintas dibenak ku untuk memotongnya dan ku lakukan itu.

Aku iri jelas iri dia sempurna sedangkan aku?!

Dia memiliki kulit putih aku?!

Aku hanya bisa menangis dan menjerit di dalam hatiku.

Aku hanya berpura-pura bahagia namun sampai saat ini aku pun mulai lelah dan ingin berhenti pura-pura.

Aku sedih dan iba atas diriku sendiri karena aku terlalu berpikir tinggi terhadap diri sendiri.

Ini aku lihat baik-baik aku yang berusaha yang terbaik untuk mu tapi tidak pernah kau lihat, aku yang percaya padamu namun kau bohongi.

Aku yang hanya anak kecil dimatamu, aku yang tak ada artinya bagimu, aku yang hanya boneka mu ini!

Aku yang menderita atas tekanan darimu ibu saudara (kedua) dan saudari (pertama) ku.

Jika aku bisa memilih aku akan memilih tidak dilahirkan dibandingkan harus merasakan rasanya tak diinginkan bahkan aku tak pernah memiliki apa yang dinamakan sahabat atau teman yang ku tahu semua akan mendekati ku saat mereka membutuhkan bantuan ku dan hilang saat aku membutuhkannya.

Aku yang kau ajarkan untuk menghargai belum tau rasanya dihargai oleh orang seusiaku, aku tak dipercayai oleh orang luar yang telah ku anggap saudara.

Ayah ibu adilkah ini untuk diriku yang selalu hidup dalam kemewahan didalam sederhananya hidup kalian, aku yang jika memiliki keinginan tak bisa ditolak jika terjadi aku akan sakit dan kalian yang selalu berusaha melindungiku yang sekarang seolah aku adalah beban bagi kalian!

Tak banyak hal yang bisa aku lakukan untuk mu tapi aku hanya ingin kau menghargai aku.

Aku ingin kau mengerti aku dengan hatimu bukan dengan pikiran mu.

Jika kau berpikir aku akan bahagia dengan uang mu kau salah aku juga ingin kasih sayang mu, aku ingin seperti mereka diluar sana yang sederhana dan bahagia.

Aku berharap yang terbaik untukmu saat ini hingga nanti. Namun aku sudah lelah aku ingin pulang kembali berkumpul dengan ayah.

Ayah aku ingin pulang bersama mu, jemput aku ayah!

Aku ingin menghadap illahi dan bertemu dengan mu karena semakin lama seseorang hidup mungkin makin banyak pula dosa yang ia perbuat.

Ayah izinkan aku bertemu denganmu meski dalam mimpi. Ayah aku rindu kumohon padamu datanglah dalam mimpiku...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!