Meski dalam mimpi aku terus berharap untuk bertemu denganmu.
Ayah aku bukan siapa-siapa untuk saat ini.
Ayah aku tau, aku akan berdoa untukmu saat aku merindukan dirimu dan berharap bertemu meski dalam mimpi.
Aku selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk membuat mereka bangga memiliki aku.
Aku selalu berharap diperlukan baik oleh orang yang berada disekitar ku.
Aku tau mungkin harapan ku terlalu sederhana tapi itu cukup untuk aku yang selama ini hidup dalam bayangannya, tapi itu tidak sesederhana yang kau lihat!
Untuk aku yang ada didalam bayangannya, aku terkadang takut untuk melangkah hanya karena aku takut gagal.
Aku memiliki mimpi tapi aku juga takut untuk bangun dan sadar bahwa itu hanyalah sebuah harapan.
Aku selalu berpikir bagaimana caranya untuk bangun dari mimpi itu dan membuat strategi untuk sukses tanpa kegagalan!
Tapi itu mustahil setiap kesuksesan memiliki resiko untuk gagal. Karena dari kegagalan itu kita akan berusaha untuk lebih baik.
Aku belum bercerita bahwa sejak ayah ku meninggal aku merasa hidup dalam ketakutan.
Mengapa?!
Karena sejak saat itu ujian menuju kedewasaan ku baru saja dimulai.
Ya pertama aku mulai mempercayai orang luar, belajar berinteraksi dan bersosialisasi mengenal orang-orang disekitar ku namun apa karena aku dan keluargaku bukan orang yang memiliki banyak harta, saat itu mereka hanya memanfaatkan aku yang polos ini untuk tujuan mereka.
Aku yang memiliki hak istimewa saat berada di keluargaku mereka jadikan bahan untuk memenuhi keinginan mereka.
Meski keluarga ku saat itu bukan orang yang seperti saat ini (berkecukupan) kasarnya aku adalah anak mami yang selalu merengek saat menginginkan sesuatu.
Haha...
Indah bukan ANAK MAMI yang kemanapun maminya pergi ya disitu ada aku.
Awalnya aku termasuk orang yang mudah percaya pada orang lain.
Suatu saat pencipta ku membuat diriku sadar bahwa mereka hanya ada untuk dirinya bukan untuk aku!
Saat aku berada di kelas 6sd, saat aku memiliki 3 orang yang saat itu berarti bagiku kalian biasanya menyebut mereka SAHABAT, ya SAHABAT yang menjerumuskan aku kedalam sebuah rasa sakit dan trauma terhadap kata SAHABAT.
Bagaimana aku tidak trauma mereka memperlakukan aku dengan buruk padahal aku sudah memperlakukan mereka dengan baik.
Bukan ingin merendah untuk meroket tapi nyatanya meraka yang memulai.
Mereka yang menusuk diriku dari belakang, mengadu dombakan aku dengan yang lain, yang membuat aku menangis tersedu dan memilih untuk berbaur dengan adik kelas ku dan berbaur dengan murid laki-laki disekolah.
Meskipun itu bukan hal yang buruk namun itu membuat aku berubah dan membenci kaumku sendiri.
Aku lupa bercerita bahwa aku adalah anak perempuan yang sewaktu TK terjatuh dari ayunan yang dimainkan 2 orang, karena temanku turun dari ayunan secara mendadak saat ayunan itu dalam posisi berayun kencang membuat aku menjatuhkan kepalaku terlebih dahulu.
Sejak saat itu aku takut naik ayunan.
Bagaimana tidak takut atau trauma aku lebih memilih duduk manis di atas kursi sambil mengayun-ayunkan kaki dibanding harus menaiki ayunan.
Mengapa?
Karena aku trauma dan takut.
Entah itu ayunan untuk satu orang atau lebih alasannya karena takut jatuh kembali dan merasakan sakit di kepala yang membuat aku berhenti sekolah selama hampir 2bulan.
Kenapa lama sekali!?
Bagaimana tidak lama?
Yang ku rasakan bukan hanya sakit tapi juga ada yang lain.
Karena aku benci pada ayunan itu dan posisi ayunan itu dan lebih tepatnya malu untuk bersekolah takut ditertawakan!
Itulah alasannya.
Sebenarnya aku tak punya niatan untuk bersekolah yang terlintas di dalam pikiran ku saat itu adalah bermain, bermain dan bermain.
Jatuh dari ayunan itu menambah keinginan ku untuk tidak bersekolah.
Jika saja teman main ku tak pergi ke sekolah aku mungkin tak akan mau pergi sekolah.
Siapa dia?
Seperti apa dia?
Dia adalah anak cengeng yang ku kenal tapi dia baik padaku karena aku selalu mendominasi dan selalu tak ingin dibantah, dulu aku sangat senang bermain dengannya,tapi sekarang kalian pasti paham.
Sikapku yang selalu tak ingin dibantah itu adalah faktor sering dimanja di rumah.
Jika kalian ingin tau, aku akan menceritakan saat dimana aku ingin membantu ibuku masak di dapur.
Saat itu aku ikut memasak umurku klo tidak salah 6tahun aha saat itu aku menganggap bahwa aku sedang main masak-masakan.
Aku memotong semua bahan yang ada di dapur, kalian tau bukan bagaimana cara anak kecil memotong-motong daun-daunan.
Selain acak-acakan juga besar, hingga ibuku mengelus dadanya karena tak tau harus berkata apa.
Karena saat itu ayah masih hidup dan ayah hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Haha aku bahagia mengingatnya.
Dan sejak saat itu, saat aku berkata akan membantu memasak semua mengusir ku dari dapur dan menyuruhku untuk bermain sejak itu hingga saat ini aku malas pergi ke dapur karena bermain lebih mengasyikkan pikirku.
Dan aku ingat suatu saat aku disuruh menunggu dan mematikan kompor jika airnya mendidih.
Jika tidak salah waktu itu umurku 13tahun, dan apa yang terjadi aku lupa tentang pesan ibu sedangkan aku asyik main handphone membuat rumah ku hampir terbakar untungnya aku pergi ke toilet dan mencium aroma bau angus dan ya ku tau letak kesalahan ku yaitu lupa aku sedang ditugaskan ibu, seandainya sampai kebakaran membuat ku harus renovasi rumah.
Haha dan pasti kalian tau reaksi ibuku bukan?!
Aku hanya berkata jangan salahkan aku karena aku tak suka memasak dan ibu yang mengusirku dari dapur dulu.
Aku berbicara sambil menunduk karena takut juga tapi akhirnya dan untungnya hanya ditertawakan saja meski malu tapi lebih baik dari pada ditendang keluar dari rumah dan dicoret dari KK (Kartu Keluarga).
Haha becanda.
Aku pernah disuruh tidur diluar oleh ayahku saat aku berumur 7 atau 8 tahunan.
Karena apa?
Mengapa bisa?
Karena aku bermain tidak sekolah, tidak mengaji, tidak ikut bimbel dan bahkan tidak makan di rumah.
Kalian tebak aku pulang jam berapa?!
Aku pulang pukul 17.30 hampir magrib.
Aku pergi atau berangkat dari rumah pukul 7 lebih dan hanya sedikit sarapan di rumah.
Aku sudah berkata bukan aku dulu tidak ingin sekolah tapi mereka memaksa.
Aku juga pernah hampir dipukul ayah karena selalu menjawab saat diberi nasihat tapi aku diselamatkan oleh ibu katanya jangan pernah memukul anak atau itu akan membuat kebiasaan seperti itu.
Haha indahnya hidup ku dulu.
Aku bebas mengemukakan pendapat, aku bebas berekspresi, aku bebas melakukan apa yang aku mau dan aku memiliki pelindung saat ibu marah dan saat ayah marah karena saat ayah marah ada ibu dan saat ibu marah ada ayah.
Sekarang, saat ini, saat ada masalah antara ibu saudara (kedua) saudari (pertama) ku aku yang kena marah dari mereka semua.
Aku yang tersiksa secara batin dan emosi.
Saat aku ada dilingkungan sekolah semua masalah aku bisa melampiaskan ke teman sekolah ku entah itu marah-marah atau pun memukul mereka, sejak corona aku makin tersiksa ada di rumah karena tak ada pelampiasan.
Jika kalian bertanya apa mereka tak marah karena aku marah-marah i aku katakan mereka tak marah karena aku marah di sekolah dengan alasan yang masuk akal entah itu karena hari piket dan tidak ada teman untuk membantu, entah itu karena aku habis ngepel lalu diinjak lagi ataupun sebagainya.
Yang paling penting tak ada yang berani padaku saat aku marah karena aku pernah menghancurkan meja atau memukul dinding hingga retak alasan utamanya aku sekertaris dikelas saat aku marah aku bisa mencatat nama mereka dengan kasus atau berbagai alasan yang ku ketahui dan aku katakan itu real karena aku dekat dengan murid laki-laki dan aku hampir tau banyak aib mereka jadi tidak ada yang berani macam-macam apabila guru Pembina OSIS dan aku kadang bekerjasama tanpa sepengetahuan siapa pun disekolah.
Aku adalah tipe manusia yang tidak pernah pandang bulu saat marah.
Jangan pernah benar-benar berpikir bahwa saat aku marah tak ada yang membalas itu semua tergantung mood mereka.
Pernah aku memukul punggung teman laki-laki ku dan dia refleks membalas.
Yang terjadi selanjutnya adalah aku tersentak kaget dan langsung berbalik marah-marah yang berujung aku lari karena dia membawa sepatunya yang bau busuk untuk menyumpal mulutku.
Aku beritahu kalau bau busuknya seperti sepatu yang tidak pernah dicuci berbulan-bulan yang dalam jarak 1 meter dapat membuat orang yang menciumnya muntah.
Bahkan mungkin bisa pingsan.
Ingin rasanya dia membaca cerita ini.
Ah!
Lupakan saja aku takut yang ada dia akan benar-benar menyumpal mulutku dengan sepatu busuknya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Je Moeljani
Annyeong👋👋👋
✓mampir
✓2 like
Sukses dan selalu semangat ya kakak Author❤️❤️❤️
Jangan lupa dukung karyaku ya..
Gomawo🙏🙏🙏
From 'Hope for Happy Ending'
2021-02-21
3