Hello, My Secretary!
"Rapat selesai sampai disini!" Ucap pria itu dengan nada tegas dan juga dingin, siapa lagi kalau bukan Noel Galliano Winata direktur utama Haidar Corp menggantikan daddynya sejak dua tahun yang lalu.
Dia memang baru dua tahun menggantikan posisi daddynya dan belum pernah mendapat masalah seperti ini dan sekarang mendapatkan masalah seperti ini, lantas apa yang harus dia lakukan?
Pria itu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kebesarannya setelah beberapa staf yang tadi ikut rapat bersamanya keluar. Noel memijit keningnya, setidaknya untuk meredakan pusing di kepalanya.
"Sam kenapa ini bisa terjadi?" Tanyanya pada seseorang yang sekarang sedang berdiri disampingnya. Sammy, laki-laki yang dia pilih sebagai asistennya.
"Sepertinya memang ada seseorang yang sengaja untuk menghambat pembangunan hotel tersebut pak!"
"Selidiki kasus ini dan jangan lepaskan pihak konstruksinya, aku yakin mereka ada hubungannya dengan ini semua!"
"Baik pak," Jawab pria berumur tiga puluh tahun itu. "Emm pak mengenai sekertaris Fani yang mengundurkan diri apa kita harus mencari penggantinya?" Tanyanya dengan hati-hati sebab dia tahu boss itu sedang berada di atas puncak kemarahannya jika salah bicara bisa-bisa dia menjadi kambing guling oleh boss dinginnya itu.
"Menurutmu apa kamu bisa menghandle semua pekerjaan Fani?"
"Tidak pak!" Jawaban bodoh itu keluar dari mulut Sammy dimana membuat laki-laki itu merutuki kebodohannya.
"Lalu kenapa kau harus bertanya?" Bentaknya. "Sekarang cepat ke bagian HRD minta mereka untuk merekrut sekertaris baru, mengenai kriteria nanti aku akan mengirim sendiri pada HRD!"
"Baik pak, perintah segera dilaksanakan!" Kemudian asisten Sammy pergi meninggalkan ruangan rapat. Tinggallah Noel sendiri disana. Pria itu benar-benar tidak habis pikir saat pekerjaan yang sangat banyak seperti ini, mengapa sang sekertaris malah mengundurkan diri? Apalagi dengan alasan menikah!
Menikah? Kata itu kini tidak pernah terpikirkan oleh otak seorang pria yang kini berusia dua puluh tujuh tahun itu. Setelah penghianatan kekasihnya dulu, rasanya dia enggan untuk kembali jatuh cinta. Lebih tepatnya enggan untuk merasakan sakit hati akibat penghianatan.
Setelah dirasa pikirannya sudah tenang Noel segera meninggalkan ruangan rapat untuk kembali ke ruangannya. Di sana sudah banyak berkas yang harus dia pelajari. Begitulah kehidupannya sekarang, setelah mengenal dunia kerja tidak ada pemikiran tentang cinta lagi mungkin dia tidak sempat untuk memikirkannya.
"Selamat siang pak!" Sapa para karyawan yang berpapasan dengan dirinya. Dan laki-laki itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Tidak sopan memang tapi mau bagaimana lagi, dia sekarang adalah seorang boss disini jadi terserah apapun yang akan dilakukannya kan?
Pria itu mendorong pintu yang berada di ujung lorong lantai tertinggi gedung tersebut. Kini pandangan matanya menyapu seluruh isi ruangan tersebut, tidak banyak yang berbeda dari ruangan daddynya dulu hanya warnanya saja yang berbeda dan beberapa furniture yang memang diganti karena sudah tidak layak pakai.
Saat Noel baru saja mendudukkan bokongnya di kursi kebesarannya yang sudah dia tempati sejak dua tahun lalu, dan saat itu pula ponselnya yang sejak tadi dia tinggal di dalam laci meja kerjanya berbunyi. Laki-laki itu tersenyum ketika melihat id nama pemanggilnya. Tidak mau menunggu lama pria itu segera mengangkat panggilan yang mungkin entah keberapa kali itu.
"Uncle dali mana ja! Aku jak tadi cali-cali uncel El!" Suara kesal dari seorang gadis kecil memenuhi indera pendengarannya ketika dia baru saja mengangkat panggilan tersebut.
"Maaf sayang, ada apa cari uncle Hem?" Tanya Noel dengan suara manisnya. Suara yang sangat jarang dia berikan pada orang lain kecuali keluarganya sendiri.
"Cebental agi kak Andlew dan Andlea belulang tahun, adi uncle El halus datang ke lumah ya?"
"Memang kalian kapan akan berulang tahun?" Tanya Noel hanya untuk menggoda keponakan kembarnya yang menggemaskan itu, mana mungkin dia melupakan hari kelahiran keponakannya yang penuh diwarnai drama keluarga itu. Mengingat hal itu membuat Noel tersenyum sendiri. (Ini nanti ada di boncap istri tuan Arga ya!)
"Uncle jahat! Uncle cebalkan!" Kesal gadis itu yang mungkin sekarang sudah memajukan bibirnya beberapa centi. Terdengar juga kekehan seorang wanita yang mungkin sekarang sedang berada di sebelah gadis kecil yang menyebutkan namanya Andrea itu.
"Hahaha... uncle ingat sayang ulang tahun kalian berdua. Jadi keponakan uncle yang manis-manis ini mau kado apa dari uncle?"
"Kata mommy, Andlea diculuh minta belian. Dahal Andlea tidak tahu itu Belian apa!" Ucap gadis sepertinya sedang kesal dengan sang ibu.
"Dasar matre!" Kata Noel mendengar ucapan dari keponakannya itu.
"Hey kak aku mendengarnya tahu!" Jawab Orin dengan nada kesal yang sudah dikatai matre oleh kakaknya sendiri.
"Baiklah-baiklah nanti uncle berikan kado yang spesial untuk kalian berdua. Uncle tutup dulu teleponnya karena pekerjaan uncle masih banyak! Bye kesayangan uncle!" Setelah mengatakan itu Noel segera mematikan ponselnya untuk kembali mengerjakan beberapa pekerjaan yang sempat tertunda.
*************
Sementara itu ditempat lain seorang gadis tengah memangku laptopnya. Matanya sejak tadi menatap lekat layar laptop yang sedang menyala sembari sesekali mengambil keripik singkong yang berada tak jauh darinya. Jika bukan karena boss genit dan juga mata keranjang itu, sekarang dia tidak perlu bersusah payah untuk mencari pekerjaan lagi.
"Ini semua gara-gara boss sinting itu, lihat sekarang semua perusahaan sedang tidak membutuhkan karyawan baru!" Geurutunya karena sejak tadi dia tidak menemukan sebuah perusahaan yang sedang membutuhkan karyawan padahal sekarang dia sedang sangat membutuhkan pekerjaan. Ya meskipun uang tabungannya masih dan mungkin cukup untuk menghidupi dirinya sendiri selama enam bulan tapi kita tidak akan pernah tahu jika tiba-tiba ada keperluan mendesak kan? Apalagi dia yang hidup sebatang kara dan tidak memiliki keluarga.
Sebenarnya pekerjaannya yang lalu sangatlah menyenangkan, sebagai seorang sekretaris. Tapi sayang petinggi perusahaan itu sangat menyebalkan. Pria tua yang mungkin seumuran dengan kakeknya jika masih hidup itu sering menggodanya bahkan tak jarang pria tua yang sudah bau tanah itu mengatakan hal-hal vulgar padanya. Menjijikkan, ya itulah yang dipikirkan oleh seorang gadis cantik bernama lengkap Fransiska Andara.
"Ahh jika membunuh orang tidak ada hukumnya aku sudah membunuh si tua bangka Zen itu! Dasar tidak tahu umur sudah mau mati saja masih juga cari-cari masalah!" Masih dengan nada marah, Adara atau yang lebih dikenal sebagai Dara itu mengumpat tiada henti. Sumpah serapah dan segala jenis hewan di kebun binatang sudah dia sebutkan untuk mewakili hatinya yang sedang membara itu.
"Lebih baik sekarang aku pergi ke kafe milik Nindy terlebih dahulu! Syukur jika aku mendapat pekerjaan setelahnya!" Kata Dara kemudian mematikan laptopnya dan bergegas masuk ke dalam kamar untuk bersiap-siap pergi ke kafe yang letaknya tidak jauh dari apartemennya.
Hay semuanya!!! jadi gimana kesan pertama kalian setelah membaca episode pertama novel ini? Author harap semoga kalian suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Widi Nuhgraeni
keren
2022-06-30
0
IndrifitRiani Art
menarik, semangat ya thor
2021-03-31
0
Sriwati Ika Febriana
yuhuuu...baru sempet mampir
awal yang baik aku suka...lanjut nyimak
2021-03-03
1