2

"Bagaimana apa sudah ada yang melamar menjadi sekretarisku?" Tanya Noel saat aisten Sam selesai membacakan jadwalnya hari ini yang sebenarnya adalah tugas sekertaris.

"Sudah pak, sekitar seratus pelamar,"

"Seratus pelamar?" Tanya Noel lagi kini wajahnya terkejut bukan main pasalnya dia baru saja menyuruh asisten Sam tiga hari yang lalu dan sekarang sudah ada seratus pelamar. Bagaimana jika dirinya menunggu selama satu Minggu bisa-bisa ribuan daftar pelamar pekerjaan yang mendaftar ke perusahaannya.

"Benar pak,"

"Minta datanya ke bagian HRD, aku mau seleksi lebih dulu!" Ucapnya kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Saat akan makan siang lebih tepatnya menyuruh asisten Sam untuk membelikan makanan, dia baru teringat sesuatu.

"Ahh kenapa bisa lupa sih!" Kesalnya kemudian Noel segera bangkit dari kursi kebesarannya sebelum itu dia meminta sopir untuk segera stand by di depan lobby perusahaan.

"Maaf pak, pak Noel mau kemana? Jadwal meeting dengan klien masih nanti pukul tiga!" Ucap asisten Sam ketika melihat Noel keluar dari ruangannya. Ruangan asisten Sam tepat berada di samping ruangan milik Noel.

"Saya tahu, saya mau pergi keluar sebentar! Jika ada yang mencari suruh datang besok saja dan untuk meeting sore ini batalkan!" Katanya kemudian melenggang pergi meninggalkan asisten Sam yang menatap keheranan padanya. Pasalnya dia sangat tahu jika bossnya itu tidak suka menunda pekerjaan.

Setelah beberapa langkah, Noel kembali menghampiri asistennya yang masih diam mematung di depan pintu ruangannya "Kamu ikut saya!"

Mendengar hal itu asisten Sam pun segera mengikuti langkah besar bossnya. Meskipun tinggi mereka hampir sama tapi kaki Noel yang panjang terkadang membuat asisten Sam kesulitan untuk menyamainya.

Keluar dari lift mereka segera masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan didepan lobby. Sementara itu asisten Sam duduk di depan sedangkan Noel duduk sendiri dibelakang. Jika biasanya sekertaris Fany lah yang menemani sang boss duduk di belakang. Sementara sekarang kursi sekertaris itu kosong makan asisten Sam harus merangkap pekerjaannya.

"Maaf pak kita mau kemana ya?" Tanya sang sopir sebab tadi dia hanya disuruh untuk bersiap tanpa diberitahu akan pergi kemana.

"Ke mall Puri Plaza."

Setelah mendengar jawaban sang boss, sopir itu segera mengendarai mobilnya ke tempat tujuan. Karena ini jam makan siang terjadilah kemacetan yang memang tidak pernah lepas bahkan sudah menjadi ciri khas tersendiri untuk kota Jakarta itu.

Setelah kurang lebih satu jam perjalanan akhirnya mobil yang mereka tumpangi pun memasuki area parkir Mall itu. Sebenarnya tidak jauh jarak antara perusahaan Noel dan juga Mall itu hanya saja jalanan yang padat merayap membuat mereka harus ekstra sabar jika ingin cepat sampai.

"Kamu ikut saya masuk ke dalam!" Ucapnya pada asisten Sam yang masih tidak mengerti mengapa mereka malah mengunjungi Mall. Apakah mungkin sang boss muda sedang akan berkencan? Asisten Sam menggelengkan kepalanya tidak mungkin selama dia bekerja dengan Noel bahkan ketika laki-laki itu masih menjadi wakil direktur, Noel tidak pernah sekalipun berkencan. Jangankan untuk berkencan sekedar basa-basi saja dia tidak pernah. Mungkin hidupnya sepenuhnya diabadikan untuk bekerja. Pikirnya.

Asisten Sam semakin mengerutkan keningnya ketika melihat Noel memasuki sebuah toko yang berisikan mainan anak-anak. What? Apa jangan-jangan selama ini pak Noel sudah punya anak secara diam-diam? Batinnya sambil tetap mengikuti langkah kaki Noel yang sekarang sudah melihat beberapa mainan anak laki-laki.

"Nanti setelah ini kamu bisa langsung pulang saja! Karena saya mau ada urusan pribadi!"

"Maaf pak, tapi ini mainan untuk siapa ya?" Tanya asisten Sam kepo dan tanpa dia sadari melupakan satu hal yang penting.

"Untuk keponakan saya, memangnya untuk siapa lagi? Anak kamu!"

Mendengar hal itu asisten Sam hanya mencebikkan bibirnya, dirinya sendiri saja juga belum punya anak mengejek orang lain tentang anak. Untung boss kalau bukan mungkin asisten Sam sudah mengajak berkelahi boss menyebalkan ini.

Noel tampak berpikir hadiah apa yang cocok untuk kedua keponakan kembarnya. Sebenarnya sudah banyak yang Noel berikan untuk keponakan-keponakannya sehingga membuatnya menjadi bingung sekarang apa yang harus diberikan.

"Ada yang bisa saya bantu pak?" Tanya salah satu pegawai toko tersebut ketika melihat Noel yang tampak kebingungan.

"Ada, apa ada mainan keluaran terbaru untuk anak usia empat tahun?" Tanyanya sebab sejak tadi dia hanya melihat jenis mainan yang mungkin sudah dimiliki hampir semuanya oleh keponakannya itu.

"Ada pak, mari ikuti saya!" Kata pegawai tersebut kemudian mengajak Noel pergi disalah satu sudut toko.

"Ini pak mainan terbaru kami baru datang beberapa hari yang lalu jadi kami belum sempat untuk mendisplaynya. Mainan ini sangat cang-" Belum sempat pegawai tersebut melanjutkan ucapannya Noel menyela terlebih dahulu.

"Tidak usah dijelaskan tidak perlu, saya ambil dua untuk cowok dan cewek!' Jawabnya kemudian meninggalkan Pegawai yang sedang menahan kesalnya itu. Untung tampan kalau tidak mana mungkin pegawai itu beramah tamah apalagi mengingat sifat menyebalkan dan juga ketus Noel.

Noel pun membayar dua buah mainan motor-motoran yang akan dijadikan kado ulang tahun untuk keponakan-keponakannya itu. Cukup mahal untuk harga sebuah mainan bahkan jika dilihat kembali harga bisa untuk membeli motor sungguhan.

Selesai membayar Noel segera menyuruh asisten Sam untuk mengantarnya ke alamat yang sudah dia berikan sementara dia akan kembali mencari sesuatu yang ingin dia beli. Langkah kakinya berhenti tepat didepan sebuah toko perhiasan yang ada di dalam mall tersebut. Bukan tanpa alasan dia datang kemari, bukankah waktu itu adiknya menginginkan berlian? Dia tahu jika Orin hanya becanda saja tapi apa salahnya membelinya untuk orang yang disayanginya.

"Bisa Carikan saya sebuah cincin berlian?"

"Bisa pak, silahkan ditunggu saya akan membawakan sampelnya!"

Setelah mengatakan itu pegawai itupun pergi dan tak lama kemudian membawa sebuah majalah yang berisikan katalog dari toko tersebut. Kemudian pegawai itu menyerahkan majalah itu pada Noel, agar Noel bisa memilih sendiri.

"Ini katalog terbaru kita pak, disini ada beberapa cincin yang sangat cocok untuk acara pertunangan!" Kata pegawai itu mungkin melihat Noel yang masih muda sehingga mengira jika Noel sedang mencari cincin untuk pertunangan.

"Cincin berbentuk love ini sangat cocok untuk acara pertunangan bapak dengan orang terkasih!" Ujar pegawai itu lagi masih mencoba untuk memberi pengaruh agar Noel membelinya sebagai pegawai bukankah dia dituntut untuk bisa membuat pelanggan puas dengan kinerjanya.

"Siapa yang bilang saya ingin membeli cincin untuk pertunangan?"

Skakmatt

Pegawai itu bungkam seribu bahasa, benar yang dikatakannya. Memang sejak awal Noel tak mengatakan jika Noel membeli cincin untuk pertunangan dasar dianya saja yang bodoh! Terlalu percaya diri.

"Sabar...sabar...! Untung tadi udah stok isi kesabaran!" Gumam pegawai itu.

"Saya ingin membeli cincin untuk ibu dan adik saya!" Ungkapnya pada akhirnya. Sebenarnya dia bukan tipe laki-laki yang memberitahu keinginannya pada orang lain begitu saja tapi dia merasa kasihan melihat wajah pegawai itu yang pucat dan menahan malu tentu saja.

Lihat bukan, meskipun Noel bersikap dingin dan ketus pada orang lain tapi laki-laki itu tetap bersikap hangat pada keluarganya.

Terpopuler

Comments

pembaca 🤟

pembaca 🤟

udah 1th yg lalu,,skrg baru ada notif lagi,,,

2022-02-17

0

Azam Naya

Azam Naya

paling klok AQ Deket pa ktmu Noel GT minder hehehehe apalah AQ ini cuma sebutir debu 🤣🤣🤣🤣🤣

2021-02-14

1

Lisna

Lisna

Thor nama y jangan Noel ke

2021-01-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!