Selesai membeli kado pada orang-orang tersayangnya Noel segera pergi ke rumah adiknya. Jam sudah menunjukkan pukul tiga dan sebentar lagi acara ulang tahun keponakannya akan dimulai, jika dia tidak datang tepat waktu bisa-bisa keponakannya itu akan merajuk.
"Kita ke rumah Orin pak!" Perintahnya pada sang sopir. Jika kalian bertanya bagaimana dengan asisten Sam? Laki-laki itu pulang dengan naik taxi online.
Sepanjang perjalanan Noel memejamkan matanya bukan untuk tidur hanya untuk mengistirahatkan tubuhnya saja. Pekerjaannya akhir-akhir ini benar-benar padat apalagi belum masalah yang rasanya tidak ada habisnya itu. Tetapi dia juga bersyukur perusahaan yang sekarang sudah dipercayakan sepenuhnya padanya mulai ada kemajuan.
Entah bagaimana disaat yang membahagiakan seperti ini bayangan masa lalunya terlintas begitu saja dibenaknya. Bayangan kisah romantisnya dulu dengan Jessica. Meskipun tidak banyak tapi itu semua mampu menggelitik hatinya. Noel segera menggelengkan kepalanya, tidak. Jessica sudah mengkhianatinya dan tidak ada tempat lagi untuk penghianat.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, akhirnya mobil yang ditumpangi Noel memasuki kawasan perumahan elit yang hanya dihuni oleh beberapa manusia saja. Untung tadi Noel sudah menyuruh asisten Sam untuk membawa kadonya terlebih dahulu karena jika terlambat seperti ini keponakannya yang menggemaskan itu tidak terlalu marah.
"Uncle...!" Sapa Andrea ketika melihat sang paman yang turun dari mobil. Rumah satu lantai milik adiknya sudah diubah bak istana dengan segala pernak-perniknya.
"Jangan berlari Rea, nanti kau bisa terjatuh!" Katanya memperingati sang keponakan yang kelewat bahagia karena kedatangannya. Entah bagaimana keponakannya yang cantik itu sangat menyayanginya mungkin karena Noel yang selalu memanjakannya dengan memberikan apa yang Rea inginkan.
"Wah keponakan uncle cantik sekali, apa pestanya sudah selesai?"
"Cudah, uncle telambat!" Katanya sambil mengerucutkan bibirnya. Noel sendiri juga melihat beberapa teman-teman Andrea yang sedang bermain dengan temannya yang lain. Di sana dia juga melihat keponakan laki-lakinya yang sedang bermain dengan teman sekolahnya.
"Kakak baru datang?" Tanya Orin ketika melihat Noel yang sedang menggendong keponakannya.
"Iya, maaf sedikit terlambat karena masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan!" Orin mengangguk mengerti, menjadi direktur utama tentu saja menguras tenaga serta pikiran sang kakak. Mengingat dulu saja sang Daddy yang jarang memiliki waktu untuk keluarga karena kesibukannya.
"Rea bilang apa sama uncle sudah diberikan hadiah?"
"Uncle telimakasih kadonya, Lea cuka!"
"Wah Rea suka? Kalau begitu uncle minta kiss!" Dengan senang hati Andrea memberikan ciuman di seluruh wajah sang paman.
"Uncle tulun Lea mau temen-temen!" Ucapnya minta diturunkan agar dia bisa kembali bersama dengan teman-temannya yang lain. Sesuai dengan permintaan Andrea, Noel pun menurunkan keponakannya.
"Gimana kabar kakak?" Tanya Orin kemudian memeluk tubuh sang kakak.
"Baik, dimana kak Marcel?" Tanyanya. Seharusnya dia yang dipanggil kakak oleh Marcel tetapi Noel tidak setuju. Menurutnya dia masih muda jadi untuk apa dipanggil kakak. Lagipula Marcel lah yang lebih tua darinya.
"Ada di ruang makan sama daddy dan mommy juga!"
"Oh ya ini hadiah untukmu!" Ucapnya kemudian menyerahkan sebuah paper bag kecil pada sang adik. Orin mengerutkan keningnya, bukankah yang sedang berulang tahun anaknya tetapi kenapa sang kakak juga memberikan hadiah untuknya?
"Ini apa?"
"Bukalah, kau pasti akan menyukainya!" Sesuai yang dikatakan Noel, Orin segera membuka hadiah yang diberikan untuknya. Orin membulatkan matanya ketika melihat hadiah dari Noel, padahal kemarin dia hanya bercanda tetapi kakaknya menanggapinya dengan sungguh-sungguh.
"Terimakasih kakak!" Ucap Orin kemudian memeluk kembali tubuh sang kakak.
Orin sangat tahu bagaimana sifat kakaknya, meskipun diluaran sana terlihat dingin dan juga ketus dalam berbicara tetapi Noel sangat menyayangi keluarganya. Tidak ada yang lebih dia sayangi dari keluarganya.
"Ya sudah kakak makan saja! aku mau menemui teman-teman Rea dan Adrew dulu!" Noel mengangguk-anggukkan kepalanya kemudian berjalan menuju ruang makan. Disana sudah ada daddynya dan juga mommynya.
"Mom dad!" Sapanya kemudian memeluk mereka secara bergantian.
"Sudah pulang son?" Tanya sang daddy yang sedang menikmati dessert itu.
"Sebenarnya belum dad masih ada beberapa pekerjaan tapi jika aku tidak segera pulang, cucu perempuan daddy pasti akan mengamuk dan merajuk!"
"Hahaha... itu salahmu sendiri El, kau terlalu menanjakannya!" Sementara Noel hanya menggedikan bahunya tidak peduli. Mereka satu keluarga, bukankah juga sudah kewajibannya untuk memanjakan seluruh keluarganya?
"Oh iya aku punya sesuatu untuk mommy!"
"Sesuatu? Untuk mommy? Apa seorang menantu perempuan?"
"Mom jangan mulai deh, Noel masih sangat muda untuk menikah!" Ucapnya dan sekarang lihatlah dia juga mengerucutkan bibirnya seperti Andrea ketika merajuk.
"Hahaha... mommy hanya bercanda sayang, mana hadiahnya?"
"Ini!" Katanya kemudian menyerahkan paper bag yang sama dengan yang diberikannya pada Orin.
"Aku membelikannya dengan bentuk yang sama dengan milik Orin, apa mommy suka?"
"Mommy sangat menyukainya sayang! Ini sangat indah! Terimakasih sayangku!" Ucap mommy Retha kemudian memeluk Noel dan melupakan Daddy Arga yang menatap mereka dengan tajam. Menyadari tatapan Daddy Arga, Noel semakin mengeratkan pelukannya.
"Sudah ya mom, aku harus segera menemui keponakan tampanku jika aku terlalu lama disini, aku tidak yakin Daddy tidak akan melukaiku dengan tatapannya itu!" Kata Noel sambil tertawa meninggalkan ruangan makan.
"Dimana mereka kak?" Tanya Noel pada Marcel saat mendapati ruang tamu yang tadi disulap sedemikian rupa sudah sepi.
"Mereka sedang di taman samping, minta menyalakan kembang api. Ini aku baru saja mengambil korek apinya!" Jawab Marcel memperlihatkan korek api yang sedang dia bawa.
Mereka pun berjalan bersama menuju taman samping rumah Marcel. Disana sudah ada si kembar Andrew dan Andrea, Orin dan juga satu teman si kembar dan seorang wanita.
"Papa cepat calakan koleknya!" Kata si kembar laki-laki, Andrew. Andrew memiliki sifat yang tidak jauh beda dengan Andrea hanya saja kejahilan Andrew lebih parah yang terkadang membuat sang adik menangis.
Marcel pun segera melakukan apa yang diminta oleh sang putra. "Jangan terlalu dekat Drew nanti tangan kamu terbakar!" Peringatnya pada sang putra.
"Ah iya kak, perkenalkan ini Cantika teman si kembar dan ini kakak sepupunya Fera!" Ucap Orin memperkenalkan Noel dengan teman serta saudara dari teman anaknya itu.
Sementara Noel pria itu hanya menjabat tangan gadis yang bernama Fera itu dengan malas. Dia sama sekali tidak berniat untuk berkenalan dengan gadis manapun.
Mereka pun kembali asyik bermain kembang api permintaan si kembar.
"Oh iya kalian para anak kecil belum makan malam kan? Ah lebih baik kalian makan malam saja dulu!" Saat Noel hendak beranjak dari duduknya untuk mengikuti keponakannya langkah kakinya terhenti karena ucapan sang adik. "Kakak disini saja temani Fera, tadi Fera sudah makan malam!"
Noel pun membulatkan matanya, dia harus disini berdua saja dengan wanita yang bahkan dia tidak kenal. Maaf ralat bukan tidak kenal hanya saja tidak akrab. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan wanita yang sejak tadi duduk dihadapannya itu. Wanita itu cantik, tinggi dan terlihat masih muda tapi bagaimanapun Noel tidak tertarik padanya. Entah karena apa Noel sendiri tak mengerti.
Sekarang Noel baru sadar jika dirinya sedang dijebak lagi oleh sang adik. Pasalnya ini bukan pertama kalinya Orin melakukan hal ini padanya, sebelumnya Orin juga pernah melakukan yang sama. Dia tahu adiknya memiliki tujuan yang baik tapi untuk saat ini sendiri dia masih belum memikirkan hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Sriwati Ika Febriana
jodohnya Noel belum datang Orin jadi biarin aja jangan dijodohkan nanti akan datang sendiri jodohnya🤭🤭😁😁
2021-03-03
0
Lina Susilo
pasti nanti yg jadii kekasih noel adalah Fransiska andara sang sekretaris
2021-01-29
0
🌾marmut🌾
makin penasaran jd semangat
2021-01-07
0