" MY BROTHER MY HUSBAND "
" Anne , ayah mau bicara " Ucap Antonio pada anak semata wayangnya itu .
" Ada apa ayah ? " Anne tampak antusias dengan apa yang akan di bicarakan ayahnya . Tampak dari raut wajah sang ayah , pembicaraan mereka kali ini sangat serius .
" Sudah lama kamu menginginkan keluarga yang utuh bukan ? " Tanya Antonio .
" Iya ayah , apa ayah ingin menikah lagi ? " Tebak Anne seraya memajang senyumnya di akhir kalimatnya .
Sudah lama Anne mendambakan sosok seorang ibu . Dan sudah pasti , jika ayahnya meminta restunya untuk menikah lagi maka Anne akan langsung merestuinya .
" Benar Anne , apakah kamu setuju ? " Anne tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan ayahnya barusan .
" Tidak ayah , aku tidak akan melarang mu untuk mewujudkan impian ku " Jawab Anne seraya memberikan pelukan hangat pada sang ayah .
🌫️
Mata Anne menjelajahi rumah bergaya kuno yang akan ia tinggali bersama keluarga barunya . Ia dan ayahnya harus meninggalkan rumah mereka dan tinggal bersama keluarga barunya dirumah itu . Tampak beberapa barang antik yang terpajang di setiap sudut-sudut rumah itu . Kesannya terlalu kuno , namun berkelas . Tiba-tiba pandangan Anne berhenti pada seekor anjing pudel yang mati mengenaskan dengan sebuah benda tumpul berlumuran darah .
Isi perut Anne hampir saja keluar ketika melihat pemandangan kotor itu . Kedua tangannya berusaha menutup erat mulutnya dan sesegera mungkin Anne berlari menuju toilet .
" Siapa yang tega melakukan itu , dasar psikopat " Ujar Anne seraya menatap wajahnya di cermin wastafel .
" Kak Anne , waktunya makan malam " Panggil Theresa dari balik pintu toilet .
" Baiklah , tunggu sebentar " Anne segera bergegas menuju ruang makan dan berusaha melupakan apa yang ia lihat barusan .
Senyum kebahagiaan tersungging di bibir mungilnya ketika melihat Ayahnya , ibu barunya , beserta kedua saudara saudari barunya yang telah menunggunya di ruang makan .
" Hallo Anne , makan malam pertama kita " Ucap Davina , Ibu tiri Anne .
Semuanya menyambut hangat kedatangan Anne terkecuali saudara tiri laki-lakinya yang sedari tadi diam seraya menundukkan kepalanya . Anne merasa agak canggung dengan sikap saudaranya itu .
" Jangan sungkan Anne , ini Theresa dan ini Allen . Semoga kalian menjadi saudara yang akur " Ucapan Davina seakan menghujani hati Anne dengan kebahagiaan yang tiada tara .
Selama ini , tidak pernah sekalipun Anne merasakan kasih sayang seorang ibu . Ibu kandungnya tutup usia saat usianya baru beberapa hari . Hatinya sunyi ketika harus sendirian dirumah menunggu kedatangan sang ayah yang sibuk bekerja . Namun di sisi lain , Anne bukanlah seorang gadis yang berfikiran negatif terhadap takdir hidupnya . Baginya , apa yang diberikan Tuhan hari ini , adalah apa yang harus ia syukuri sepanjang perjalanan hidupnya .
Braakkk ... Semuanya terlonjak kaget dengan perbuatan Allen barusan .
" Ada apa Allen ? kenapa kamu gebrak mejanya ? " Tanya Davina pada anak sulungnya itu .
Allen memalingkan wajahnya dan pergi meninggalkan ruang makan . Antonio tersenyum kecil seakan paham bahwa Allen belum sepenuhnya menerima kehadirannya .
" Maafkan kak Allen " Ucap Theresa dengan raut wajah penuh rasa bersalah .
" Oh , tidak apa-apa Theresa . Semuanya butuh waktu untuk menerima . Ayo makan lagi , ada banyak hal yang ingin aku ceritakan setelah ini Theresa " Ucap Anne berusaha mencairkan suasana .
🌫️
" Kak Anne , marah soal kak Allen ? " Tanya gadis berusia 12 tahun itu pada Anne .
" Untuk apa aku marah , aku sangat menyayangi kalian semua " Balas Anne dengan senyumannya yang khas .
Theresa menunduk sembari memajang wajah sedihnya . " Aku takut " Ucap gadis itu seraya memeluk Anne dengan erat .
" Hey " Anne mengelus pelan pucuk kepala gadis itu dengan lembut . " Apa yang perlu kamu takutkan , kita semua baik-baik saja " Anne berusaha menenangkan Theresa .
" Perasaanku tidak enak " Theresa memejamkan matanya sejenak dalam pelukan Anne .
Tok tok tok ...
Mendengar suara itu , Theresa segera melepas pelukannya dan beranjak dari tempat tidurnya . Anne melihat sosok Allen yang membawa nampan berisi obat dan segelas air untuk Theresa .
" Selamat malam " Ucap Allen seraya mengelus pucuk kepala Theresa . Meskipun tanpa ekspresi , tergambar jelas dari tatapannya bahwa ia sangat menyayangi Theresa .
Anne tersenyum lebar pada Allen yang menatapnya , namun senyumannya sama sekali tak mendapat balasan dari saudara tirinya itu . Mungkin Allen hanya perlu waktu untuk bisa menerima keluarga barunya ini , pikir Anne .
" Ehhmm , Theresa . Apa kau tau tentang anjing pudel dirumah ini ? " Tanya Anne penasaran dengan apa yang ia lihat tadi .
" Ponny ? Itu anjing kak Allen , tapi sejak siang tadi aku belum melihat Ponny " Jawaban Theresa membuat Anne semakin bingung .
" Aku menemukan anjing itu mati mengenaskan di ruang tengah "
Theresa diam mendengar apa yang di katakan Anne kemudian meletakkan telunjuknya di depan bibirnya .
" Soal itu , biar jadi urusan kak Allen " Ucap Theresa sembari mengecilkan volume bicaranya agar tidak di dengar Allen .
Anne hanya mengangguk meskipun banyak pertanyaan yang tertinggal di kepalanya .
" Tidurlah Theresa , bukankah kau harus bersekolah besok " Ujar Anne .
" Aku tidak bersekolah layaknya anak-anak lain Kak Anne " Jawab Theresa diselingi tawa kecilnya .
" kenapa ?" Tanya Anne penasaran .
" Sejak kecil aku menderita Leukemia , jadi kak Allen tidak memperbolehkan ku keluar rumah . Sewaktu kak Allen sekolah , dia mengajariku tentang pelajaran yang ia terima di sekolah . Jadi menurutku , aku sudah tamat sekolah juga sama seperti kak Allen " Jelas Theresa dengan ekspresi menahan tawa .
" Kamu sakit ? " Tanya Anne prihatin .
" Aku hanya sakit , bukan tidak berdaya " Balas Theresa seraya tersenyum bangga .
" Kamu hebat " Puji Anne seraya memeluk kembali saudarinya itu .
🌫️
Sinar matahari perlahan masuk melalui celah-celah kamar . Mata Anne mulai menerawang setiap sudut kamar mencari dimana letaknya jam dinding . Setelah menemukan apa yang ia cari , matanya terpaut dengan deretan angka di jam itu .
Pukul 07:45
Anne terlonjak kaget karena hari ini ia bangun telat padahal ia harus masuk 30 menit lagi di mata kuliah paginya . Anne bergegas untuk bersiap-siap ke kampusnya secepat mungkin .
" Ann " Panggil seseorang saat Anne hendak masuk ke dalam mobilnya .
Anne menoleh sebentar , namun tak ada seorangpun yang terlihat . Anne melanjutkan perjalanan menuju kampusnya berharap agar ia bisa tiba tepat waktu .
🌫️
Syukurlah hari ini Anne berhasil datang tepat waktu dan mengikuti mata kuliahnya . Tahun ini adalah tahun pertamanya , dimana setiap waktu berharga baginya .
" Hey nona Michelle " Panggil seorang pria seraya menepuk bahu Anne . Panggilan itu adalah sebuah panggilan spesial untuk Anne yang di ambil dari nama belakangnya Annette Michelle .
" Hey , Frans " Pria yang di hadapan Anne ini tak lain adalah Frans sang kekasih . Mereka sudah lama menjalin hubungan sejak masih duduk di bangku sekolah menengah .
Tidak ada yang spesial dari Frans selain bisa menjadi pendengar yang baik bagi Anne . Tidak semua hubungan berjalan mulus , begitu juga dengan hubungan mereka . Namun bagi Anne , hubungannya dengan Frans adalah urusan yang nomor ke sekian dalam hidupnya .
" Bagaimana keluarga barumu ? Apa kau betah ? " Tanya Frans .
" Oh , aku sangat menyayangi mereka " Jawab Anne dengan penuh semangat .
Frans bukanlah tipe orang yang terlalu mengedepankan hubungan asmaranya , melainkan ia masih terpaut dengan kebebasannya . Wajar saja jika ia hanya bicara pada kekasihnya jika ia punya kesempatan bukan jika ia punya waktu .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Dewi Maia
baru mo mulai baca thor. . nanti kalo ceritanya klop dihati aku brondong ❤️❤️❤️+
2021-12-13
0
Susi Shofa
lanjut thor
2021-05-08
1
Lia
Mati menggenaskan (╥﹏╥)
Mampir kenovelku thor
•Cinta Terlarang
•Mencintai Pelayanku
Semangat nulisnya thor
2021-02-23
1