Allen menatap lekat-lekat wajah wanita yang berada tepat di hadapannya itu . Tangannya mulai bergerak menyisipkan helaian rambut yang menutupi sebagian wajah gadis itu ke belakang telinga . " Gadis yang malang " Batinnya .
Wanita itu terlihat damai dalam tidurnya dengan hembusan nafas yang beraturan . Hati wanita itu jelas saja sedang tercabik-cabik atas kepergian ayahnya . Allen masih memandangi wajah cantik nan teduh itu , lalu tanpa permisi Allen mendaratkan satu kecupan hangat di kening gadis itu .
" Laki-laki macam apa aku ini ? menyakiti hati wanita yang sudah lama ia cintai " Gerutu Allen dalam batinnya .
🌫️
Hatinya gusar ketika melihat wanita yang sudah lama ia sukai tengah berjalan dengan pria lain . Sudah lama ia menginginkan wanita itu agar jadi kekasihnya , namun sulit baginya untuk mengumpulkan keberanian walaupun hanya untuk sekedar berkenalan . Allen tau persis siapa wanita yang merupakan adik kelasnya itu . Namun , untuk yang kesekian kalinya , ada rasa tidak pantas dalam dirinya untuk mendekati wanita itu . " Ann " Begitu cara Allen menyebut nama wanita itu .
" Hey " Panggil seseorang seraya menepuk pundak Allen tiba-tiba .
Allen menoleh seraya menampakkan smirknya pada sahabatnya itu . " Aku baru saja melihatnya Emeli " Ujar Allen dengan tenang .
" Apa kau cemburu ? " Goda Emeli seraya memperlihatkan senyum nakalnya .
" Cemburu ? Jelas saja iya " Allen menunduk sembari membuang nafas kasar . " Apa Frans orang yang baik untuk Ann ? " Sambungnya .
Emeli mengangkat bahu dan kedua tangannya pertanda tidak tahu apa-apa tentang Frans . Ia hanya tau bahwa Frans baru saja menjalin hubungan dengan Anne yang juga merupakan sahabatnya .
" Apa tindakanmu setelah ini ? " Tanya Emeli .
" Pindah " Ketus Allen dengan ekspresi kecewanya .
" Hey , hanya karena masalah ini ? Ayolah berpikir jernih Allen " Ujar Emeli yang tak habis pikir dengan jalan pikiran Allen yang begitu sempit menurutnya .
Allen terdiam beberapa saat , tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya .
" Jika memilikinya merupakan sesuatu yang mustahil , maka tidak masalah jika aku terlihat bodoh hanya karena memperjuangkan sesuatu yang tidak mungkin " Jelas Allen seraya menahan bulir air matanya yang hampir terjun dari pelupuk matanya .
" Allen " Panggil Emeli dengan nada pelan . Namun Allen tak sedikitpun menoleh dan memilih beranjak pergi dari hadapan Emeli .
🌫️
Jemari tangannya masih membelai dengan lembut rambut coklat milik wanita itu . Batinnya berkecamuk hebat , hatinya hancur berkeping-keping membayangkan air mata wanita itu mengalir dengan begitu derasnya . Hati kecilnya tak henti-hentinya mengucapkan beribu kata maaf .
Takdir dari masa lalunya lah yang membawanya sampai di posisi yang tidak pernah ia impikan ini . Mengapa seorang Annette Michele harus terlahir sebagai anak dari Antonio Abraham . Dan mengapa seorang Antonio Abraham harus menjadi ayah tirinya sendiri .
" Aarrrrggghh " Pekik Allen geram seraya mengepalkan tangannya . Nafasnya sama sekali tak beraturan mengikuti setiap nada emosi jiwanya .
Suasana hatinya seketika berubah ketika Anne mencengkeram lengannya dengan kondisi setengah sadar . " Ayah " Panggil Anne . Allen membuang pandangannya dari wajah Anne , hatinya semakin hancur dan remuk .
" Maafkan aku Anne " Ucapnya lirih .
" Kak Allen " Panggil Theresa yang baru saja memasuki kamarnya . Allen menoleh sembari melontarkan senyum tipisnya pada sang adik .
Theresa berjalan mendekati Allen dengan raut wajah sedihnya , matanya masih saja sembab , dan tatapannya sayu . Theresa memeluk erat tubuh Allen dan menyandarkan kepalanya tepat di dada bidang milik Allen . Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Theresa . Air matanya lagi-lagi jatuh beriringan dari pelupuk matanya .
" Maaf " Ucap Allen dengan nada bergetar seraya membalas pelukan sang adik . Hanya itu yang bisa ia katakan untuk mewakili hatinya pada adik perempuannya itu . Jantungnya berpacu hebat seiring dengan pikirannya yang amat sangat kalut . " Andai saja waktu bisa dengan mudah di putar pasti ia akan lebih mengontrol amarahnya walaupun itu terdengar akan sangat sulit baginya " Batin Allen .
🌫️
" Theresa , ayo bereskan pakaianmu . Kita akan segera pergi " Titah Davina dengan nada yang memaksa .
" Jangan Theresa . Kau tidak akan pergi begitu saja tanpa izin dariku " Sergah Allen .
Theresa di buat bingung oleh keadaan , mau di bawa pergi kemana dia oleh ibunya . Dan mengapa Allen terlihat sangat marah kali ini .
" Apa kau tau apa pekerjaan ibumu selama ini ? " Allen menampakkan smirknya seraya meraih lengan mungil Theresa .
Davina tidak tinggal diam dan menarik paksa lengan Theresa dari genggaman Allen .
" Berhentilah bersikap bodoh ibu . Ini anakmu , jual saja ribuan manusia di luar sana , asal jangan dia . Kau bahkan tidak paham bagaimana caranya menjadi ibu untuk Theresa " Allen meninggikan nada bicaranya .
" Bicara apa kau Allen ? " Tanya Antonio yang baru saja muncul di hadapannya .
" Jika aku balik bertanya , apakah putri anda tau bahwa anda adalah seorang mafia yang melancarkan perdagangan manusia ? Aku juga tau semua rencana busukmu . Dan aku juga tau , jika sepuluh tahun yang lalu , kau dan wanita ini menghabisi nyawa ayahku " Allen menatap sinis kearah Antonio yang mulai naik pitam mendengar ucapan Allen .
Tanpa basa basi Antonio mendaratkan bogem mentahnya di pipi Allen . Allen tersenyum kecut seraya mengusap darah segar yang mengalir dari sudut bibirnya . " Pergilah ke neraka bawah tanah anak kurang ajar " Tukas Antonio seraya melayangkan vas bunga keramik ke arah Allen , namun dengan sigap Allen dapat menghindari serangan Antonio .
" Untuk apa anak itu hidup jika hanya menanggung sakit dan menjadi beban dalam hidup kami nantinya " Ujar Antonio sembari berjalan mendekati Theresa .
" Jangan sentuh dia " Pekik Allen geram .
Davina hanya tersenyum sinis dengan kedua tangannya yang mengunci pergerakan Theresa . " Kak Allen " Panggil Theresa dengan suaranya yang mulai gemetar menahan air matanya yang hampir jatuh .
Antonio menodongkan pistolnya ke arah pelipis Theresa dengan senyum cemerlangnya di ikuti tawa kecil dari Davina .
" Aku tidak yakin kau ibuku , dasar wanita jalang " Ucap Allen sembari berjalan beberapa langkah kearah Theresa . " Jangan mendekat atau peluru ini akan bersarang di otak anak ini " Cegat Antonio .
Allen mengangkat kedua tangannya dengan tatapannya yang tenang namun menghanyutkan . Dan dengan secepat kilat , Allen menjatuhkan tendangannya tepat di wajah Antonio . Pistol yang tadinya berada di genggaman Antonio kini berpindah kepemilikan ke tangan Allen . Tanpa pikir panjang Allen menghujani Antonio dengan tembakan brutalnya .
" Hentikan !! " Pekik Davina dengan raut wajah tak percaya dengan apa yang di lakukan anak sulungnya itu . " Allen hentikan " Suara Davina menggema memenuhi seisi ruangan itu .
Allen menghentikan aksinya seraya tersenyum puas atas apa yang ia lakukan . " Masih berniat untuk menghabisi adikku ? Aku bisa saja membuatmu menyusul Antonio ke neraka " Ucap Allen dengan nada yang penuh penekanan di setiap kata-katanya .
Davina mengeluarkan sebilah pisau yang kemudian ia sandarkan pada leher Theresa . " Jangan ibu " Pinta Theresa lirih , air matanya mengalir begitu deras di ikuti dengan perasaan takut yang tergambar jelas di wajahnya .
" Lepaskan " Allen mencoba dengan nada yang lembut . Namun Davina menggeleng seraya memutar bola matanya muak . " Ku bilang lepaskan " Bentak Allen dengan amarahnya yang sudah sampai pada puncaknya . " Sekali lagi ku bilang lepaskan dia " Nada suara Allen semakin meninggi .
" Tidak akan bodoh " Ucap Davina dengan aksen liciknya . Hingga sebuah peluru kembali mendarat dari pistol yang di genggam Allen dan menghantam keras mata kanan Davina . Jeritannya sekilas masih terdengar menggema , namun hilang seketika bersama nyawanya . Allen mendorong tubuh mungil Theresa ke dalam kamarnya sebelum ia kembali menghujani mayat kedua orang itu dengan parang tumpulnya .
Theresa menjerit keras dari balik pintu kamarnya seakan tak ingin berada di tempat itu lagi . " Ku mohon tolong hentikan kak Allen , mengapa kau membunuh mereka ? " Jerit Theresa disertai tangisannya yang terdengar menyakitkan . Darah segar mengalir menggenangi ruangan itu . Allen menatap lekat kedua orang yang baru saja di jemput oleh malaikat kematian mereka .
" Jika ini salah tolong maafkan Theresa , aku tidak ingin kau dan Ann menjadi korban kedua mahluk terkutuk ini " Ucap Allen seraya menyalakan sebatang rokoknya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Fi Fin
waaah ternyata bokap nyokapnya mafia
2021-06-14
0
Susi Shofa
dendam
2021-05-08
1
Reski Ananda Mikki
teruskan allen bunuh aja kagak usah minta maaf
2021-03-16
1