Part 4

Hari demi hari Minggu demi Minggu telat terlewatkan. seperti biasa sebelum berangkat kerja Darmi mengantarkan Azizah ke sekolah.

“Ayo sayang kita berangkat!” Ajak Darmi.

“Iya Bu, Azizah ke kamar dulu,” ucap Azizah.

Seperti biasa Azizah selalu menyimpan uang sakunya di dalam lemari pakaian ia bahkan rela hanya memakan nasi tanpa lauk.

itu semua ia lakukan untuk menabung jaga-jaga kalau suatu saat ia membutuhkan uang itu.

“Darmi, Azizah ndi? durung mangkat sekolah to, Azizah bareng ae Karo rangga” ( Darmi, Azizah mana? belum berangkat sekolah ya, Azizah bareng saja sama Rangga)” ucap Sulastri.

“Azizah Sik neng kamar, Azizah kambi aku ae mbak “( Azizah masih dikamar, Azizah sama saya aja mbak)” terang Darmi.

“Oallah, maksudku Ben awakmu langsung kerjo. kan Rangga Karo Azizah sak sekolah “( oallah, maksudku biar dirimu langsung kerja. kan Rangga sama Azizah satu sekolah)” terang Sulastri.

“Sesok ae mbak, Saiki Ben aku ae sing nganter “( besok saja mbak, sekarang biar saya saja yang antar)” jelas Darmi.

Sulastri pun pergi mengendarai motor matic nya.

“Ada apa Bu kok ramai banget tadi?” tanya Azizah.

“Tadi ada Rangga sama ibunya nak, mau ngajak kamu sekolah bareng,” jawab Darmi.

“Terus ibu jawab apa?” tanya Azizah penasaran.

“Ya Ibu jawab besok saja kamu bareng Rangga, kamu mau kan nak, lagian biar menghemat waktu kamu juga,” ucap Darmi.

“Iya Bu Azizah nurut saja,” balas Azizah dengan senyum manisnya.

“Kalau begitu ayo nak kita berangkat!” ajak Darmi.

“Baik Bu.”

Sesampainya di Sekolah.

“Ya udah sayang, ibu berangkat dulu Assalamualaikum,” ucap Darmi setelah bersalaman.

“Waalaikumsalam.”

Azizah kemudian menuju ke kelas VII B, setelah kejadian beberapa Minggu yang lalu akibat ulangan harian matematika anak-anak kelas tersebut selalu menatap sinis Azizah, mereka merasa bahwa Azizah suka menyontek Yana.

“Azizah pokoknya hari ini kita makan bareng di kantin ya, dari kemarin-kemarin kamu selalu menolak setiap diajak,” ucap Yana.

“Hmmm. bukan begitu Yana, tapi aku sudah bawa bekal dari rumah,” balas Azizah.

“Coba lihat kotak makan kamu Azizah aku penasaran,” ucap Yana kemudian menggeledah tas milik Azizah.

Azizah ingin sekali menolak namun tidak enak, saat Yana membuka isi kotak tersebut ia kaget dan sedih.

“Jadi selama ini kamu makan pakai ini saja Azizah? kenapa tidak bilang sama aku kalau kamu makan tidak pakai lauk,” ucap Yana sedih.

Tidak terasa air mata Yana keluar karena kasihan dengan Azizah.

Namun anak-anak yang lain berpikir bahwa Yana menangis akibat ulah Azizah.

“Eh anak baru kamu jangan seperti itu sama Yana kamu tidak tahu apa? kalau Yana keponakan dari kepala sekolah!” teriak Niken.

“Bukan seperti itu,” bela Azizah.

“Sudahlah kamu memang jahat,” ucap murid yang lain.

“Cukup, kalian semua salah paham. Azizah tidak membuat aku menangis kalian seharusnya jangan seperti ini. ayo Azizah kita pergi saja!” ucap Yana dengan nada sedikit meninggi kemudian mengajak Azizah ke kantin.

“Sekarang kita makan bersama, kamu jangan dengarkan kata mereka ya Azizah,” ucap Yana.

“Terima kasih Yana,” balas Azizah terharu.

selesai mereka makan, mereka langsung bergegas menuju kelas.

“Selamat siang semuanya,” ucap Wahid.

“Siang juga pak,” ucap anak murid serempak.

“Hari ini bapak ada pengumuman penting untuk kalian. bapak mengadakan lomba cerdas cermat khusus matematika tiap kelas akan bapak pilih 2 orang apakah disini ada yang ingin menjadi kandidat peserta lomba cerdas cermat?” tanya Wahid.

Anak-anak terdiam tidak ada yang bicara ataupun maju, Wahid yang tahu sikap mereka pun langsung to the point.

“Baiklah kalau kalian tidak ada yang ingin menjadi peserta biar bapak saja yang memilih, silahkan Yana Aryanto dan Azizah Cahyani maju ke depan kalian yang akan mewakili kelas kalian,” jelas Wahid.

“Baik pak,” ucap Azizah dan Yana.

“Khusus kalian berdua ikut bapak ke ruang latihan soal dan jawaban, 2 Minggu lagi kalian akan mengikuti lomba yang diadakan di Surabaya. dan kalian yang didalam kelas kerjakan halaman nomor 120 kerjakan dan kumpulkan hari ini juga sebelum pulang sekolah mengerti!” perintah Wahid.

“Mengerti pak!” balas mereka bersamaan.

Tidak ada yang sulit bagi Azizah dan Yana untuk mengerjakan soal tersebut karena setelah kejadian ulangan harian matematika tersebut mereka selalu belajar bersama sekitar 10 menit sepulang sekolah dikelas.

“Azizah, ayo main ke rumahku aku sendirian dirumah!” ajak Yana.

“Aku langsung pulang saja Yana, lain kali aku main ke rumah kamu ya,” tolak Azizah dengan halus.

“Oke lain kali ya aku pasti menagih janji kamu ya!!”

“Oke siap, kalau begitu aku duluan ya ibuku sudah menyusul,” ucap Azizah kemudian berlalu meninggalkan Yana.

Yana terus saja melihat Azizah dan Darmi pergi, meski hanya memakai sepeda sebagai kendaraan mereka untuk pulang namun semuanya terlihat luar biasa, sangat bahagia.

tidak seperti Yana yang tiap hari selalu diantar jemput oleh Paijo. ia tidak pernah merasakan diantar jemput oleh Danu maupun Rika.

“Non Yana, ayo pulang!” ajak Paijo.

“Iya Pak.”

“Papi dirumah tidak pak?” tanya Yana.

“Tuan sedang keluar non.”

“Keluar kemana lagi Pak?”

“Kata tuan Danu hari ini dan besok tuan pergi ke Gresik,” jawab Paijo dengan hati-hati.

“Sibuk terus, yang inilah yang itulah,” omel Yana kesal.

“Non Yana mau langsung pulang apa mampir dulu?” tanya Paijo.

“Kita ke toko swalayan dekat lampu merah itu pak, belikan saya es krim dan beberapa coklat,” ucap Yana sambil menunjuk arah toko tersebut.

“Siap non.”

🌸🌸🌸

“Bu hari ini Azizah senang banget,” ucap Azizah semangat.

“Senang kenapa sayang?” tanya Darmi antusias.

“Tahu tidak Bu, hari ini Azizah dan Yana terpilih jadi peserta cerdas cermat. 2 Minggu lagi kami pergi ke Surabaya untuk lomba,” terang Azizah gembira.

“Yang benar nak, Ya Allah anak ibu ini pintar banget ibu ikut senang sayang. Oya nanti malam kita pergi cari makanan hari ini ibu gajian nak dan Alhamdulillah gaji ibu naik.”

“Bukannya ibu baru sebulan setengah kerja disana,” ucap Azizah polos.

“Iya nak, tiap 2 Minggu sekali ibu gajian, ini 3 kalinya ibu dapat gaji Alhamdulillah kata bos ibu kerja ibu bagus jadinya uang ibu ditambah,” jelas Darmi.

“Alhamdulillah, ibu Darmi memang hebat,” puji Azizah.

“Azizah anak ibu juga hebat,” puji Darmi.

Malam Hari.

“Sudah siap nak?” tanya Darmi.

“Sudah Bu.”

“Ya sudah ayo kita berangkat hari ini kita pakai motor ya nak. ibu tadi pinjam sama Bu Sulastri ibunya Rangga.”

“Iya Bu, memang jauh ya Bu kita cari makannya?” tanya Azizah penasaran.

“Kita pergi ke Madiun nak,” jawab Darmi.

“Madiun, Azizah baru dengar Bu,” ucap Azizah polos.

“Azizah Madiun itu kota perbatasan langsung sama Maospati dan jaraknya hanya 30 menit dari sini sekalian ibu ajak kamu mengenal daerah sekitar sini Azizah mau kan?” tanya Darmi.

“Azizah mau Bu,” ucap Azizah dengan mengangguk kepalanya.

“Ya sudah ayo let's go!” ajak Darmi.

Dasepanjang perjalanan menuju kota Madiun Azizah tidak henti-hentinya merasa takjub akan dunia malam menuju Madiun, bagaimana tidak. satu Setengah bulan ia tidak pernah keluar rumah selain berangkat dan pulang sekolah itu sebabnya mengapa ia begitu takjub dengan Suasana malam tersebut.

“Cantik,” ucap Azizah lirih.

30 menit kemudian..

“Kita sudah sampai selamat datang di Madiun,” ucap Darmi semangat.

“Azizah tidak mendengar ucapan Darmi ia fokus melihat lampu-lampu yang menghiasi alun-alun kota Madiun.

“Azizah.. Azizah!” panggil Darmi.

“I..ya Bu, ada apa,” jawabAzizah.

“Kamu dari tadi ibu panggil tidak dijawab,” balas Darmi.

“Maaf Bu Azizah tadi fokus melihat lampu-lampu itu, ibu kan tahu Azizah di Surabaya tidak pernah keluar. bapak dan ibu hanya sibuk bekerja apalagi disini ini baru pertama kalinya Azizah kesini,” ucap Azizah sedih.

Darmi tahu sejak kecil Azizah selalu diam dirumah Johan dan Maya sibuk bekerja di pabrik teh, mereka bertemu 2 Minggu sekali itupun hanya sebentar sejak kecil Darmi lah yang menemani dan merawat Azizah.

“Kan sekarang ada ibu, jangan sedih dong nanti cantiknya hilang,” goda Darmi.

“Iya Bu.”

“Kalau begitu senyum manisnya mana!!” ucap Darmi.

“Ini Bu,” ucap Azizah kemudian senyum semanis mungkin.

Sekitar 1 jam mereka berkeliling dan menghabiskan waktu untuk bersenda gurau seperti layaknya ibu dan anak kandung.

“Kruyuk..kruyuk....”

“Azizah lapar nak? haduh ibu sampai lupa niat kesini kan mau mencari makan. ayo kita ke lesehan sebelah situ sayang kita cari makan kasihan cacing di perut kamu minta makan,” goda Darmi.

Azizah hanya tersenyum menahan malu, perutnya selalu saja bunyi disetiap ia lapar.

“Pak pesan bakso 2 mangkok jangan pakai mi ya pak,” ucap Darmi.

“Baik mbak,” balas tukang bakso.

“Kita makan bakso dulu ya nak, habis itu kita beli televisi.”

“Tapi kan mahal Bu harga televisi.”

“Kita cari yang second sayang kalau second bisa setengah harga,” jelas Darmi.

“Terima kasih Bu, maaf Azizah ngerepotin ibu,” ucap Azizah sedih.

“Kok ngomong gitu lagi sayang, ibu tidak suka kamu ngomong seperti itu apapun itu kalau demi Azizah ibu bahagia lagian kalau tidak ada televisi rumah terlihat sepi sayang,” jelas Darmi sambil mengelus rambut hitam Azizah.

“Iya Bu,” jawab Azizah.

“Ini mbak baksonya,” uucap tukang bakso.

“Terima kasih pak.”

Mereka kemudian memakan bakso tersebut sampai habis.

“Berapa pak semuanya bakso 2 dan kerupuk 2?” tanya Darmi.

“Semuanya Rp. Rp.18.000 mbak.”

“Ini pak uangnya terima kasih.”

Selesai membayar mereka langsung bergegas ke toko elektronik yang khusus menjual barang second.

“Pak ada televisi yang harganya dibawah Rp.500.000?” tanya Darmi.

“Ini mbak barangnya tinggal 1 harganya Rp.450.000 ,” jelas pemilik toko elektronik tersebut sambil menunjuk kearah televisi.

“Dikurangi lagi ya pak,” ucap Darmi sedikit memelas.

“Dirumah kami tidak ada televisi pak,” sambung Azizah polos.

Pemilik toko elektronik tersebut merasa iba terhadap Azizah mengingatkan ia akan cucu kesayangannya.

“Nak cantik namanya siapa? memang dirumah tidak ada televisi?” tanya Bahri yang tak lain pemilik toko.

“Saya Azizah pak, dirumah sepi pak tidak ada tontonan,” ucap Azizah jujur.

“Kalau begitu televisi ini buat Azizah saja ya,” ucap Bahri ikhlas.

“Fahmi televisi ini dibungkus ya antarkan televisi ini ketempat gadis kecil ini,” ucap Bahri Pada salah satu karyawannya.

Darmi yang mendengar ucapan Bahri langsung terkejut dan terharu ia merasa tidak enak dengan pemilik toko elektronik tersebut.

“Pak jangan begitu saya merasa tidak enak,” ucap Darmi tak enak hati.

“Mbak jangan sungkan begini, saya seperti ini karena Azizah mengingatkan pada cucu kesayangannya saya. cucu saya meninggal 2 bulan yang lalu.”

“Sekali lagi saya ucapkan banyak terima kasih.”

“Sering-seringlah ajak Azizah main kesini ya mbak, saya merasa tenang melihat Azizah,” ujar Bahri jujur.

“Iya pak lain kali saya aja, kalau ada waktu senggang,” balas Darmi.

“Terima kasih pak,” ucap Azizah polos.

“Panggil saja kakek ya Azizah, saya merasa senang dipanggil kakek.”

“Baik kakek.”

Azizah dan Darmi kemudian pulang, televisi dibawa oleh Fahmi menuju rumah mereka.

“Terima kasih ya mas sudah mengantarkan televisi ini,” ucap Darmi tulus.

“Sama-sama Bu, sudah menjadi tugas saya,” yerang Fahmi.

Fahmi kemudian pergi meninggalkan mereka.

kini mereka menikmati acara televisi tersebut.

Azizah maupun Darmi merasa bahagia akhirnya rumah tidak terasa sepi setidaknya ada yang mengisi kehampaan rumah tersebut.

author punya pertanyaan apakah salah satu dari kalian pembaca setiaku ada yang tinggal di Maospati Magetan atau Madiun silahkan komen ya..

klik like, favorit, komen dan kritik ..

Terpopuler

Comments

muji 89

muji 89

baru mampir.... coba2 sek... Q asli kota pendekar.. soko deso kare

2024-01-14

1

Rina Rina

Rina Rina

klau saya jauh Thor. saya tinggal di medan

2023-03-07

0

Sumi Sumi

Sumi Sumi

saya mah orang bandung thor

2022-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Par 70
71 Part 71
72 Part 73
73 Part 74
74 Part 75
75 Part 76
76 Part 77
77 Part 78
78 Part 79
79 Part 80
80 Part 81
81 Part 82 Author menyapa!
82 Part 83
83 Part 84
84 Part 85
85 Part 86
86 Part 87
87 Part 88
88 Part 89
89 Part 90
90 Part 91
91 Part 92
92 Part 93
93 Part 94
94 Part 95
95 Part 96
96 Part 97
97 Part 98
98 Part 99
99 Part 100
100 Part 101
101 Part 102
102 Part 103
103 Part 104
104 Part 105
105 Part 106
106 Part 107
107 Part 108
108 Part 109
109 Part 110
110 Part 111
111 Part 112
112 Part 113
113 Part 114
114 Part 115
115 Part 116
116 Part 117
117 Part 118
118 Part 119
119 Part 120
120 Part 121
121 Part 122
122 Part 123
123 Part 124
124 Part 125
125 Part 126
126 Part 127
127 Part 128
128 Part 129
129 Part 130
130 Part 131
131 Part 132
132 Part 133
133 Part 134
134 Part 135
135 Part 136
136 Part 137
137 Part 138
138 Part 139
139 Part 140
140 Part 141
141 Part 142
142 Part 143
143 Part 144
144 Part 145
145 Part 146
146 Part 147
147 Part 148
148 Part 149
149 Part 150
150 Part 151
151 Part 152
152 Part 153
153 Part 154
154 Part 155
155 Part 156
156 Part 157
157 Part 158
158 Part 159
159 Part 160
160 Part 161
161 Part 162
162 Part 163
163 Part 164
164 Part 165
165 Part 165
166 Part 166
167 Part 167
168 Part 168
169 Part 169
170 Part 170
171 Part 171
172 Part 172
173 Part 173
174 Part 174
175 Part 175
176 Part 176
177 Part 177
178 Part 178
179 Part 179
180 Part 180
181 Part 181
182 Part 182
183 Part 183
184 Part 184
185 Part 185
186 Part 186
187 Part 187
188 Part 188
189 Part 189
190 Part 190
191 Part 191
192 Part 192
193 Part 193
194 Part 194
195 Part 195
196 Part 196
197 Part 197
198 Part 198
199 Part 199
200 Part 200
201 Part 201
202 Part 202
203 Part 203
204 Part 204
205 Part 205
206 Part 206
207 Part 207
208 Part 208
209 Part 209
210 Part 210
211 Part 211
212 Part 212
213 Part 213
214 Part 214
215 Pengumuman
Episodes

Updated 215 Episodes

1
part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Par 70
71
Part 71
72
Part 73
73
Part 74
74
Part 75
75
Part 76
76
Part 77
77
Part 78
78
Part 79
79
Part 80
80
Part 81
81
Part 82 Author menyapa!
82
Part 83
83
Part 84
84
Part 85
85
Part 86
86
Part 87
87
Part 88
88
Part 89
89
Part 90
90
Part 91
91
Part 92
92
Part 93
93
Part 94
94
Part 95
95
Part 96
96
Part 97
97
Part 98
98
Part 99
99
Part 100
100
Part 101
101
Part 102
102
Part 103
103
Part 104
104
Part 105
105
Part 106
106
Part 107
107
Part 108
108
Part 109
109
Part 110
110
Part 111
111
Part 112
112
Part 113
113
Part 114
114
Part 115
115
Part 116
116
Part 117
117
Part 118
118
Part 119
119
Part 120
120
Part 121
121
Part 122
122
Part 123
123
Part 124
124
Part 125
125
Part 126
126
Part 127
127
Part 128
128
Part 129
129
Part 130
130
Part 131
131
Part 132
132
Part 133
133
Part 134
134
Part 135
135
Part 136
136
Part 137
137
Part 138
138
Part 139
139
Part 140
140
Part 141
141
Part 142
142
Part 143
143
Part 144
144
Part 145
145
Part 146
146
Part 147
147
Part 148
148
Part 149
149
Part 150
150
Part 151
151
Part 152
152
Part 153
153
Part 154
154
Part 155
155
Part 156
156
Part 157
157
Part 158
158
Part 159
159
Part 160
160
Part 161
161
Part 162
162
Part 163
163
Part 164
164
Part 165
165
Part 165
166
Part 166
167
Part 167
168
Part 168
169
Part 169
170
Part 170
171
Part 171
172
Part 172
173
Part 173
174
Part 174
175
Part 175
176
Part 176
177
Part 177
178
Part 178
179
Part 179
180
Part 180
181
Part 181
182
Part 182
183
Part 183
184
Part 184
185
Part 185
186
Part 186
187
Part 187
188
Part 188
189
Part 189
190
Part 190
191
Part 191
192
Part 192
193
Part 193
194
Part 194
195
Part 195
196
Part 196
197
Part 197
198
Part 198
199
Part 199
200
Part 200
201
Part 201
202
Part 202
203
Part 203
204
Part 204
205
Part 205
206
Part 206
207
Part 207
208
Part 208
209
Part 209
210
Part 210
211
Part 211
212
Part 212
213
Part 213
214
Part 214
215
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!