Dipagi hari yang cerah mentari bersinar dengan teriknya Khansa dan Rafa masih betah duduk di tepi trotoar setelah menghabiskan sebungkus nasi rames. Ia masih ingin melihat pengendara yang berlalu lalang entah kemana tujuannya.
Sebuah motor bebek menepi mendekati keduanya, Ratna mematikan mesin motor dan mencopot helmnya.
"Kalo udah selese kerja ya pulang, malah bengong, ntar di culik sama jin." Ratna memarkir motor dan duduk disamping Khansa
"Di rumah juga lagi engga ada kerjaan, Rafa juga masih belum ngajak pulang."
"Ya siapa tau jodoh lama ada yg lewat terus ngajak balikan ya kan?" canda Ratna
"Gue maunya jodoh baru kali." celutuk Khansa
"Ih beneran nih mau yang baru?" tanya Ratna berharap Khansa benar-benar akan mencari Ayah baru buat Rafa setelah setahun bercerai
"Ya engga juga sih."
"Tuh kan....kita ikut kencan buta aja gimana?" Ratna memberi solusi
"Ratna, aku ini janda bukan bujangan yang bisa seenaknya nyari pasangan, kamu ini belum nikah kamu bebas menunjuk lelaki yang kamu mau, aku? Belum tentu ada laki-laki mau nerima orang kayak aku."
"Serius amat lu Khan, kan cuma ngajak doang belum nyomblangin!"
Ratna terdiam beberapa saat
"Khansa aku ngotot begini karna aku engga mau liat kamu seperti ini, kerja bawa Rafa. Kamu harusnya di rumah aja ngurus Rafa, ya setidaknya kalo kamu nikah lagi kamu engga perlu harus kerja banting-banting sapu ya kan." Ratna tersenyum meledek Khansa menahan tawanya
"Tawa aja ditahan-tahan....udah ah aku ada urusan jalan dulu ya." Ratna beranjak dari duduknya untuk pergi, Khansa pun bersiap-siap untuk pulang. Saat akan menghidupkan mesin motor handphone Khansa berdering, ia menatap sebentar ke layar hapenya
"Apa?" tanya Khansa tanpa berbasa basi saat tau yang menelpon adalah mantan suaminya
"Assalamualaikum dulu atau nanyain kabar dulu kan enak didenger?" ucap pria dari dalam telpon
"Aku lagi di jalan, ada apa?" lagi-lagi Khansa berkilah dengan cueknya
"Aku ada di depan rumah...buruan balik!" sambungan telpon langsung mati sebelum Khansa sempat bicara lagi
"Iish sama aja engga ada sopannya." gerutu Khansa seraya menyimpan handphonenya dan pergi menjauhi trotoar berbaur dengan padatnya kendaraan lainnya. Khansa dan Rafa tiba di rumah seorang laki-laki sudah duduk didepan rumah dengan busana yang kalo ditotalin bisa seharga puluhan juta belum lagi mobilnya parkir tepat di depan rumah membuat Khansa jengkel. Rafa yang tau itu Ayahnya langsung menghambur dalam pelukan Ayahnya. Khansa dengan wajah cemberutnya membuka pintu rumah.
"Ada perlu apa?" tanya Khansa dengan datar
"Aku perlunya dengan Rafa, kamu ya terserah mau ngapain." jawab lelaki bernama Hendy tak kalah cueknya, Khansa bergegas masuk kamarnya. Hampir satu jam bertemu kangen dengan sang anak ia pun berpamit untuk pulang
"Ini ada sedikit buat Rafa." Hendy menyodorkan amplop putih berisi uang. Khansa menerimanya tanpa berkata apa-apa
"Boleh aku pinjam Rafa hari ini sampai besok? Besok sore aku sudah harus balik ke Jakarta."
"Kamu tanya dulu anaknya apa dia mau semalam pisah dari aku."
"Sayang malam ini Rafa sama Ayah ya besok Ayah antar Rafa balik lagi ke Mama, Rafa mau kan jalan-jalan naik mobil?"
Rafa dengan cepatnya mengiyakan ajakan Hendy belum lagi dengan iming-iming jalan-jalan pake mobil Rafa dua kali lipat lebih senang, Khansa mau tak mau harus merelakan Rafa untuk bersama Ayahnya malam ini dan untuk besoknya karena tak ada alasan dia untuk melarang Ayah dan Anak untuk memadu rindu.
Malam itu Khansa sendirian di rumah dari lubuk hatinya yang dalam ia sangat ingin mengetahui keadaan Rafa disana tapi toh dia juga bersama Ayahnya untuk apa aku sekhawatir ini pikirnya. Ia pun memutuskan untuk jalan-jalan saja menenangkan pikirannya selama ini juga dia engga pernah jalan-jalan sendiri sekali-sekali keluar menikmati kesendirian. Khansa memilih duduk didepan minimarket yang tak jauh dari rumahnya ia melihat sekelilingnya banyak anak muda yang nongkrong beramai-ramai dan ada pula yang hanya berdua dan hanya dia yang sendiri Khansa buru-buru mengecek hape.
"Oh malam minggu toh pantesan rame." Khansa tersenyum sendiri sambil menikmati cemilan yang di belinya disana tanpa dia sadari dua pasang mata memperhatikannya sedari Khansa duduk disana. Dua pasang mata itu akhirnya memutuskan untuk mendekati Khansa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments