"Kok pada ngantri, segitu banyaknya apa para jomblo di kota ini." bisik Khansa
"Yang gue tau sih dia bukan cuma meramal masa depan tapi juga kayak indihome kayak gitu gitu lah..antriannya gak terlalu banyak juga sih masih bisa ditunggu."
"Indihome? Indigo!" Khansa membenarkan ucapan Ratna yang emang sengaja dianeh-anehkan
"Ya itulah pokoknya!"
"Ya sebelum Rafa mulai mengantuk sih oke aja."
Mereka pun memilih duduk menunggu karena yang datang pun tidak terlalu banyak, satu jam berlalu akhirnya giliran mereka masuk. Khansa dan Ratna duduk bersila di depan laki-laki paruh baya dengan peci putih di kepalanya, sekali bertemu pun sudah dapat terlihat aura positif di rumah itu tenang dan damai di dinding rumahnya pun banyak terpajang kaligrafi yang entah apa maknanya dan beberapa foto ulama besar.
"Perlu apa?" tanya sang peramal dengan singkat seolah-olah tak mau bertele-tele
"Ee..nanyain perihal hidup, seperti jodoh misalnya Mbah." Jawab Ratna
"Siapa?" tanya sang peramal lagi
"Saya Mbah." Ratna mengangkat tangannya
"Saya Ratna, ee kira-kira hidup saya kedepannya itu seperti apa ya?" tanya Ratna dengan agak ragu-ragu
Pria tua itu menatap Ratna begitu tajam, Ratna jadi salah tingkah sambil tangannya mulai memetik perbutir tasbihnya lalu sejenak memejamkan matanya. Ia membuka matanya dan menceritakan hasil penglihatannya pada Ratna. Selang beberapa menit masuk dua pria berwajah oriental dan duduk di samping Khansa dan Ratna sepertinya niatnya sama seperti Ratna dan Khansa karena usianya terlihat masih muda ya perkara cinta atau jodoh
"Kamu mau bertanya apa?" Mbah peramal menunjuk ke arah Khansa yang duduk bersila memangku Rafa
"Oh engga Mbah saya engga." jawab Khansa dengan halus buru-buru Ratna memotongnya
"Namanya Khansa lahirnya senin pahing Mbah, nanyain masa depan juga." Khansa menyikut lengan Ratna ia malu didengar oleh dua laki-laki yang baru saja datang itu. Mbah tua itu menatap dalam kedalam bola mata Khansa seolah olah menggali jati diri seseorang lewat tatapan matanya yang begitu tajam tapi meneduhkan.
"Kami memiliki aura yang positif Nak Khansa, Anda sangat peka dan memandang sekitar diri Anda dengan rasa kasih. Keinginan untuk menolong orang, khususnya yang bermasalah dan kurang beruntung, sangat kuat. Kebaikan Anda juga sering disalahgunakan dan Anda juga tidak jarang dikecewakan oleh orang lain. Anda punya kemampuan untuk berteman dengan mudah, karena orang-orang tertarik pada kepribadian Anda yang terbuka dan seperti magnet. Anda diberi berkah oleh Tuhan berbentuk kemampuan untuk memahami orang, yang jika digunakan dengan benar bisa sangat bermanfaat bagi orang lain." terang Mbah dengan sangat rinci Khansa tersenyum lega karena hasil yang disebutkan memuaskan. Dua laki-laki tadi menatap ke arah Khansa seolah ingin tau seperti apa wanita dengan watak sebagus itu, membuat Khansa tersipu malu.
"Kalian berdua apa?" peramal menunjuk kearah dua laki-laki tadi
"Ini saya meminta Mbah melihat wanita ini." salah satu laki-laki itu mengeluarkan foto dari tasnya dan memberikannya pada Mbah peramal
"Dia temen dekat saya, gimana menurut Mbah apakah dia wanita yang baik?" tanya lelaki itu begitu antusias Khansa dan Ratna yg masih berada di situ pun terlihat antusias ingin tahu hasilnya. Mbah menatap foto itu beberapa menit
"Wanita ini sosok yang sedikit liar, mandiri, menyenangkan, dan ramah. Mereka senang mengekspresikan diri dengan cara sensual dan bertekad untuk menjalani hidup sepenuhnya, yang artinya tipe orang seperti ini sulit untuk di atur."
Dua laki-laki itu termangut mangut mendengar perkataan si peramal
"Sebaiknya jika mencari jodoh itu carilah yang bisa memahami dirimu Nak yang kamu merasa dia bukanlah beban tapi adalah sumber kebahagian hidupmu, seperti siapa..? Nak Khansa, tak banyak wanita dengan sifat seperti yang dia miliki." Mbah tua itu tersenyum ke arah Khansa yang tersipu malu.
"Ahh engga gitu juga Mbah." Khansa merendah
"Kenapa suami mu bisa meninggalkan wanita sebaik kamu?" Khansa dan Ratna terhenyak kaget ia sama sekali belum menceritakan perihal kehidupannya yang itu tapi mbah tua itu sudah dapat membaca pikirannya..
"Ah memang udah gak cocok aja sih mbah, saya juga bukan istri yg baik." ungkap Khansa agak malu dan merendah. Ratna pun akhirnya memutuskan untuk pamit pulang, mereka tiba di depan kontrakan Khansa. Khansa mengehempaskan dirinya di atas kasur santai depan tv tempat Rafa biasanya menonton sambil bermain.
"Bahaya sih Mbah itu, kok dia bisa tau masa lalu gue kan gue belum cerita." Khansa mengutarakan isi hatinya tentang keanehan dari si peramal.
"Kan gue udah bilang dia peramal, itu artinya dia bisa melihat masa depan atau masa lalu... tapi eh tapi cowok yang nanyain ceweknya itu cakep juga lho Khan."
"Iya sih, tapi gue liat dikit cewek yang dia tanyain itu gak cantik-cantik amat lho.. heran? kenapa sih cowok ganteng lebih suka sama yang pas-pasan gitu." Ratna tertawa renyah
"Tapi mungkin dia dari ujung kaki sampe ujung rambut seharga mobil mewah." timpal si Ratna
"Iya juga sih, kita mah apa sih baju aja belinya tiga sepuluh ribu."
"Mana ada baju tiga sepuluh ribu nenek lu kali." keduanya tertawa bersama, Rafa mulai mengantuk Ratna pun memutuskan untuk pulang karena Rafa sudah mulai merengek pada Khansa. Keesokan harinya Khansa memanaskan mesin motor untuk bersiap berangkat kerja, dan seperti hari biasa ia membawa Rafa bekerja ke taman kota atau trotoar jalan. Menyapu di pinggir jalan sudah hal yang biasa Khansa menatap Rafa yang tengah duduk d pinggir jalan sambil memainkan mainannya. Khansa mulai menghampirinya
"Rafa ngapain sih?" tanya Khansa
"Main Ma." jawab Rafa polos tanpa menoleh kehadiran Khansa
"Ayo kita makan dulu!" Khansa meraih kantong kresek yang menggantung di motor, kali ini ia tidak memasak untuk bekal ia membeli sebungkus nasi beserta lauknya dan membawa sebotol air minum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
💞🌜Dewi Kirana
sekedar masukan thor.. digunakan huruf kapital diawal percakapan thor..
jangan lupa ya thor mampir keceritaku
- Suster untuk Tuan Muda
- Filza dan Farhan
- Rival SMA
2020-04-28
1