"Mom, bisakah kita bertemu Daddy ?" tanya Zeline ketika Leea merebahkan bocah kecil itu di ranjang mungilnya.
"Tentu bisa sayang" jawab Leea.
"Sekarang tidurlah, hari sudah malam" ucap Leea sembari mengecup kening putrinya. Dia pun menyelimuti tubuh mungil Zeline, kemudian berpindah ke ranjang sebelah milik putranya.
"Mom, kapan kita bertemu Daddy ?" tanya Aiden kali ini.
Leea menatap wajah putranya kemudian mengelus lembut pipi putranya tersebut.
"Nanti, Mom pasti akan membawa kalian menemui Daddy" jawab Leea, walau dia sendiri sebenarnya tak yakin akan dapat mempertemukan kedua buah hatinya dengan Ziga.
"Sekarang tidurlah" ucap Leea sembari mengecup kening putranya.
Leea pun mematikan lampu kemudian keluar dari kamar anak anaknya.
Leea berdiri di balkon kamarnya, matanya menatap langit yang gelap.
"Sudah lima tahun berlalu, apakah kau masih mengingatku Ziga?" gumam Via.
"Mengapa mencintaimu begitu menyakitkan, aku pikir setelah lima tahun perasaan itu akan hilang tapi ternyata aku salah. Aku mencintaimu lebih dalam lagi" batin Leea.
Tanpa terasa air mata pun menetes membasahi pipinya. Dia merasakan kerinduan yang mendalam pada Ziga suami yang di tinggalkannya.
Setelah beberapa saat menumpahkan perasaan lewat tangisannya Leea pun masuk ke dalam kamar. Dia memilih untuk mengistirahatkan hati dan pikirannya.
Saat ini di waktu yang sama tetapi di tempat berbeda Fello sedang memainkan piano dan menyanyikan lagu yang baru saja ia ciptakan.
Sejak lima tahun lalu, Fello memfokuskan diri menjadi pencipta lagu dan bermain di belakang layar. Kecelakaan yang menimpanya lima tahun lalu telah mengubah haluan hidupnya. Dia memutuskan untuk berhenti dari dunia hiburan yang telah membesarkan namanya.
"Dua minggu lagi hari pertunanganmu, tapi mengapa kau terus saja menciptakan lagu lagu yang sedih ?" tanya Steve setelah mendengarkan lagu yang baru saja di mainkan oleh Fello.
"Kenapa?" tanya Fello
"Apa karna akan bertunangan aku harus menciptakan lagu lagu yang gembira?" tanya Fello lagi setelah menghentikan permainan pianonya.
"Tiga tahun sudah kau berhubungan dengan Jesica dan kini kalian bahkan akan bertunangan, apa kau masih belum juga bisa melupakannya?" tanya Steve pada Fello yang kini sedang memandang keluar jendela.
"Aku hanya ingin tahu keberadaannya dan apa alasannya menghilang hingga saat ini" ucap Fello.
Steve merasa sedikit bersalah setelah mendengar ucapan Fello. Pasalnya lima tahun lalu dia yang meminta Via untuk berhenti menemui Fello. Steve hanya bisa menghela nafas.
"Entahlah, menurut yang aku dengar Tuan Ziga bahkan belum dapat menemukan keberadaan Nona Via" ujar Steve.
Fello memejamkan matanya, entah mengapa hingga saat ini dia masih teringat tentang Via.
Lima tahun lalu saat dia terbangun dari keadaan koma, dia mendengar kabar bahwa Via telah menghilang. Bahkan Ziga sendiri sempat beberapa kali datang menemuinya untuk menanyakan keberadaan Via yang sebenarnya dia sendiri tidak tahu Via berada di mana.
Di New York sendiri, lebih tepatnya di salah satu klub malam terkenal di sana tampak seorang pria sedang duduk sendirian di sebuah ruangan pribadi. Botol botol kosong tergeletak di atas meja. Pria tersebut memejamkan matanya seolah sedang tertidur di tengah Hingar bingar musik yang menggema. Sejak kepergian Via lima tahun lalu Ziga merasa telah kehilangan separuh jiwanya. Dia menghibur diri dengan mendatangi klub malam hanya sekedar untuk minum dan mabuk di sana. Tak berapa lama pintu ruangan itu pun terbuka dan ternyata Erik yang datang. Erik tahu Ziga tengah frustasi karna tak kunjung mendapatkan kabar tentang istrinya dan minuman keras adalah pelampiasannya. Selama ini Erik yang selalu menjaga Ziga, karna sebagai pewaris utama The Rose Wood yang terkenal banyak sekali orang orang yang menginginkan kehancuran Ziga. Di dalam dunia bisnis musuh terbesar adalah orang yang berpura pura dekat dengan kita. Karna itu Erik lah yang berusaha menangani semua masalah di saat Ziga sedang terpuruk seperti pada saat ini.
Erik membawa Ziga pulang ke apartemen, sejak ayahnya meninggal walaupun tinggal di New York Ziga jarang pulang ke rumah orang tuanya. Ayu ibunya marah pada Ziga karna telah menyebabkan Via pergi sehingga berakibat ayahnya terkena serangan jantung dan kemudian meninggal.
Sampai saat ini hubungan Ibu dan anak tersebut masih belum berjalan dengan baik, walaupun kejadian tersebut terjadi lima tahun yang lalu.
Erik menghempaskan tubuh Ziga ke atas ranjang. Ziga yang dalam keadaan tak sadar masih saja terus menggumamkan nama Via tanpa henti. Erik memandangi Tuannya dengan perasaan sedih, dia tahu bahwa Ziga merasa sangat terpukul karna kepergian Via, dan dia juga merasa bersalah atas kematian Ayahnya.
Tiba tiba ponsel Erik berdering, dan itu adalah panggilan dari orang suruhannya yang selama ini menyelidiki tentang Via.
"Halo Tuan" sapa orang yang di seberang sana.
"Ada kabar apa ?" tanya Erik.
"Lima tahun lalu Nyonya muda di bantu oleh seorang temannya yang bernama Maureen untuk meninggalkan Indonesia" lapor orang tersebut.
"Kemana tujuan mereka?" tanya Erik lagi.
"Kami masih belum tahu Tuan, mereka pergi menggunakan pesawat jet pribadi" jawab orang tersebut.
"Cari tahu kepemilikan pesawat jet tersebut dan juga tujuannya" perintah Erik.
"Baik Tuan, laksanakan" sahut orang tersebut.
Kemudian Erik pun memutuskan sambungan panggilan tersebut.
"Maureen" gumam Erik
"Sepertinya aku harus mencari tahu siapa wanita itu, dia adalah kunci untuk mengetahui keberadaan Via" pikir Erik.
Kemudian Erik pun bergegas keluar kamar meninggalkan Ziga yang kini telah terlelap.
Dia memutuskan untuk mencari tahu semua yang berhubungan dengan Maureen untuk di jadikan petunjuk dalam pencariannya.
Pagi hari di Praha, Zeline yang sudah terbangun dari tidurnya bahkan dia telah mandi sendiri dan memakai gaun putri berwarna pink berlari dari atas kamarnya menuju ke depan toko bunga milik ibunya.
"Mom" teriak Zeline dengan semangat, dia menggoyang goyangkan badannya di hadapan sang bunda.
"Mom, apa Zel cantik ?" tanya Zeline sambil mengedipkan matanya.
"Cantik sekali" puji Leea sembari mencium pipi bulat Zeline yang menggemaskan.
"Mom, Zel mau rambut Elza" ucap Zeline dengan manja, dia ingin rambutnya di kepang seperti Elza tokoh kartun yang di sukainya.
"Ok, kesini sayang" ucap Leea yang kemudian mulai membentuk rambut putri kecilnya tersebut seperti Elza.
"Ini sudah liburan, Zel mau kemana pagi pagi sudah cantik?" tanya Leea sambil merapikan rambut Zeline yang telah selesai di bentuk.
"Zel, mau ketemu Daddy" jawab Zeline
"Kemarin di Tv bilang Daddy akan datang, jadi Zel mau harus cantik kalau mau ketemu Daddy " ucap Zeline dengan suara cadelnya.
Leea terhenyak mendengar jawaban putri kecilnya. Dia tidak menyangka bahwa sang putri begitu ingin bertemu dengan Ayahnya.
Dia tidak mau melihat putrinya kecewa, tapi dia juga tidak bisa membiarkan putrinya berharap terlalu banyak karna Leea belum tahu apakah Ziga akan menerima kehadiran kedua buah hatinya. Leea hanya dapat mengelus kepala Zeline dengan lembut tanpa berkata kata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments
Lina Asm
ikatan darah dr seorang ayah sangat kuat, hingga ikatan batin sejauh apapun berpisah pasti ada getaran sehingga mudah dipertemukan dgn cara gimanapun🥰jangan kgawstir via
2021-04-08
3
Heldina Togatorop Dina
itu ksrena kebodohsnmu via
2021-01-29
0
Rika Joj
semoga mereka cepat bertemu & bahagia kebiasaan nie ziga menghadapi masalah selalu dengan minuman &mabuk akan menambah masalah 😰😰💔
2020-12-27
3