The Patron Galaksi

The Patron Galaksi

Jam Kosong!

Di sebuah SMA terkenal di tengah kota terlihat amat ramai. Para murid kelihatannya sedang beristirahat.

"Hey Vin,ku kira kau sudah putus sama orang itu, tapi aku liat kemarin kau ketemuan dengannya di depan mall" bisik Ian pada temannya itu, ia juga sempat menunjuk wanita berambut panjang yang sedang duduk-duduk menikmati baksonya bersama teman-teman perempuannya.

"Kita memang udah putus, kalau kamu mau ambil ya sana, ambil aja" Vino menanggapi dengan malas.

"Eh sorry, aku bukan pemulung"

"Makanya,jangan sok tahu"

"Idih" Ian kesal.

"Hessss udah udah. . .kalian tuh suka banget debat. Kayak gak ada kerjaan lain" lerai Putra yang sedang memutar sedotan di dalam gelas es teh nya.

"Dia yang mulai" Vino tak mau melirik Ian.

"Eh kamu duluan dodol" Ian menyelis sebal.

"Eh kamu kan" Vino kini menatap tajam Ian.

"Eh mulai lagi,pusing aku mikirin kalian" Putra memijat kepalanya.

Perdebatan kecil itu sangatlah membosankan bagi Putra hingga ia hanya bisa diam dan bermenung saja, melihat keadaan kantin yang ramai bukanlah waktu yang tepat untuk memberikan nasihat dengan tegas pada dua temannya.

Kriiiiing

"Aku mau balik ke kelas, dadah..." Putra bangkit dari sana.

"Eh tunggu Put" Ian sedikit terperanjat. Ia menyusul Putra yang sudah setengah jalan.

"Pesttt bel tak berperasaan, gangguin orang istirahat" gerutu Vino, ia mengikuti kedua temannya.

Ketiga sahabat itu kembali ke kelas sebelum bel berbunyi.

.

.

.

"Nanti kita pulangnya bareng kan?" Tanya Tya pada Mesya di sebelahnya. Mereka sedang fokus pada bukunya masing-masing.

"Iya,ntar aku anterin deh...tenang aja" Mesya masih fokus pada buku fisika di hadapannya.

.

.

.

Satu kelas di penuhi dengan candaan riang semua siswa, seperti saat jam kosong terjadi. Sungguh menyenangkan memang.

"Kayaknya besok kita pulang awal loh" oceh seorang siswi yang duduk di pojok bersama teman rumpinya.

"Ah masa sih" jawab satunya

"Iya ih guru-guru pada rapat tahunan" satunya lagi menyetujui

"Ah syukur, aku jadi tenang mau jalan sama doi ku.. akhaaaaa"

Gaduh, gaduh dan semakin gaduh...isi kelas itu semakin tak jelas suasananya. Banyak anak lelaki yang bermain sapu untuk bermain kuda lumping dan banyak pula wanita-wanita yang merumpi dan nyanyi sendiri.

"Hoa hoeeeeee.... tarik jar... goyaaaang" seru Ian pada temannya fajar.

Vino, Bastian dan satu orang lainnya menaboki meja hingga menciptakan suara kendang bak akang gendang.

"oeeeee aaaa" seru Ian lagi, membuat Fajar menggoyangkan tangan dan seluruh badannya bagai kesurupan penari kuda lumping. Sedangkan tiga pria lainnya masih sibuk menabok meja, teman-teman yang lain ikut bergoyang dan bersenandung. Sudah seperti pesta karnaval saja ya...

Putra yang duduk sendirian hanya bisa menutup telinga. Menghindari agar telinganya tak pecah jika di buka nanti.

"Eh Putra goyang dong....eeeeee aaaaa, kayak orang kekurangan vitamin z aja" Ian bergoyang ria.

"Saat kau berada di sisikuuuuuuu" Seorang lelaki yang halunya sebagai penyanyi menyodorkan sapu.

"tarik brai... manggis..." Serempak seruan oleh para lelaki.

Begitulah suasana di kelas sana pada jam kosong.

"Kamu mau kan jadi pacar aku..." Rian yang duduk di sebelah Fifi menyodorkan setangkai bunga mawar pada wanita itu. sudah bisa di tebak kalau niatnya adalah untuk menembak wanita pujaannya.

"Iya aku mau" Fifi menjawab dengan penuh rasa malu.

"*weeeee baper..."

"emaaak aku pengennn..."

"ya Allah bahagianya Fifi*..."

itulah kata mutiara yang diucapkan oleh para wanita yang melihat kejadian itu.

.

.

.

Sedangkan di tempat lain.

Sepanjang jalan raya macet total, tidak ada satu pun kendaraan yang bisa maju maupun mundur. Hal itu di karenakan sebuah pesawat aneh, berbentuk piring terbang melayang di atas gedung kantor yang berjejer.

*kalian pasti punya gambaran yah

Banyak orang turun dari kendaraan dan bertanya-tanya, mereka kebingungan. Apakah ini kiamat? Apakah itu kendaraan malaikat maut? Bahkan mereka sudah sampai ke pemikiran itu.

"Apa itu?" Tanya Wisnu,ia adalah kapten tentara di kotanya. setelah ia mendapatkan informasi tentang laporan piring terbang,kini ia menjadi sibuk sendiri mengurusi warga kota.

"Kapten,apa mungkin itu....mmmm" jawab bawahan sedikit gugup.

"Jangan ngaco"

Serentak dan serempak,semua orang yang sedang melihat benda itu langsung berlari terbirit-birit setelah mendapat serangan ledakan seperti bom yang asalnya dari pesawat tersebut.

"Aaaaaaaaaaa" teriakan dimana-mana.

"Cepat evakuasi warga ke tempat yang aman" suruh Wisnu,ia pun juga ketakutan.

.

.

'Kringggggggg'. Bel pulang berbunyi.

Semua siswa keluar dari sekolahan dengan berhamburan.

"Ayok cepet naik Put, aku dah laper" Vino memunculkan kepalanya di kaca mobil.

"Sabar", Putra masuk ke dalam mobil yang di sana sudah ada Ian juga di sebelah Vino.

"Di sini juga?" Dercak Putra.

"Cuma nebeng, hehehehe" kekeh Ian.

"Dia emang nyusahin Put" gumam Vino.

"Yeeee gak ikhlas nih katanya"

"Hussss gak usah mulai deh kalian. Cepet Vin jalan, aku juga udah laper" suruh Putra. Kini mobil Vino sudah keluar dari gerbang sekolahnya.

Perjalanan mereka begitu mulus dan baik'saja sebelum sesuatu terjadi. Banyak orang berlarian dari arah berlawanan, mereka tentunya sangat terkejut. Apa ini?

"Apa lagi nih?" Vino bergumam. Ia menghentikan mobilnya.

"Gak tau" Putra membalas.

Tanpa banyak berpikir, Ian keluar mobil dan menghentikan seseorang lelaki gemuk yang tengah berlari.

"Maaf pak,ini ada apa?" Ian menanyai bapak-bapak itu.

"A,..a ...a...alien" ucapanya langsung di lanjutkan dengan aktivitas larinya lagi.

Ian kebingungan,lalu ia menghadap ke atas dan langsung histeris. Ia masuk mobil kembali dengan raut tegang.

"Vin cepet puter balik mobilnya" suruh Ian, seluruh badannya gemetaran.

"Emangnya kenapa?" Vino bingung.

"Ada..a a a ali al alien di atas" Ian lemas.

"Hah? Alien? Ngaco" kekeh Putra, karena ia tak percaya jadi ia memutuskan untuk turun dan melihatnya sendiri. Sama seperti Ian,ia pun kaget dan langsung gemetaran. Ia kembali masuk ke dalam mobil.

"Dia bener Vin,cepet puter balik" suruh Putra,ia menelan ludah secara paksa.

"Oh oke" Vino tak yakin, ia berpikir apakah kedua sahabatnya sudah gila? Untunglah keadaan di depan macet total, jika tidak maka Vino tidak akan menuruti kedua temannya dan akan terus melaju.

Vino melaju dengan cepat setelah memutar balik mobilnya. Putra mengamati keadaan di belakangnya. Satu persatu tiba-tiba saja bangunan-bangunan tinggi langsung meledak.

"Vin cepet" Putra semakin tak waras setelah menyadari bahwa mobil mereka terancam.

"Sabar" teriak Vino,ia berusaha menyetir dengan benar melewati jalanan yang sudah berantakan.

Tembakan demi tembakan di luncurkan dari pesawat tersebut. Vino masih berusaha untuk berkendara dengan cepat.

Suasana kota kini sudah seperti kandang ayam yang tak di rawat. Berantakan.

Putra penasaran, ia melihat kabut yang tiba-tiba muncul di belakang mobil yang mereka tumpangi dan seketika itu.

bruk....

Mobil mereka terbalik ke samping setelah mendapat tembakan dari sesuatu di balik kabut.

End

Mari saling dukung dengan sekali klik👍

Mudah toh?

Terpopuler

Comments

bintang99

bintang99

kak follow back ntang

2023-02-19

0

keren... kocak bgt😂

2021-05-28

0

Siti Maesaroh

Siti Maesaroh

Kocak ceritanya kak aku suka😍

2021-04-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!