PENGASUH SANG TAIPAN
“ha?” aku tercengang dengan penjelasan pak fet, bagaimanapun aku harus menajamkan telinga untuk yang kedua kalinya agar hati dan pikiranku bisa menganggap ucapan pak fet barusan hanyalah khayalanku semata.
“nona tidak salah dengar, itu adalah informasi mendasar yang hanya bisa saya jelaskan sekarang, dan jika nona bisa lolos, maka kami akan menutup interviewnya dengan cepat dan tentu saja sesuai dengan perjanjian dan kontrak yang tertera dalam waktu satu minggu Anda akan mendapatkan upah 50 juta. Dan jika Anda berhasil membuat tuan terkesan dan senang maka Anda bisa mendapatkan bonus setiap hari, sesuai kesepakatan” aku masih dengan ekspresi bengong dan tidak bisa memproses pernyataan pak fet sedikit pun. Aku sudah membaca kontraknya dan tentu saja itu menggiurkan bagiku yang membutuhkan uang untuk bertahan hidup. Tapi ini adalah pekerjaan konyol dengan gaji tinggi.
“jadi saya hanya perlu mengasuh seorang laki laki yang usianya bahkan diatas saya?” tanyaku pada pak fet, kulihat ekspresinya dengan saksama, tapi wajah lelaki 60 tahun itu tak berubah sedikit pun, masih datar dan tak bisa terbaca. Pak fet serius dengan perkataannya, hanya itu yang bisa kusimpulkan, beliau tidak bercanda sama sekali.
“anda bisa mundur di awal jika tidak mau masuk dalam tahap percobaan,” ujar pak fet sembari mengangguk.
Aku menggigit bibirku, bingung bercampur putus asa tentunya. Jika aku bisa mendapatkan pekerjaan ini, aku tidak perlu pusing lagi memikirkan uang kuliah untuk Lea adikku. Dan juga sisa uangnya bisa kuinvestasikan untuk membuka sebuah Cafe. Tapi aku juga takut risiko yang bisa saja menghampiriku. Pak fet mengatakan jika bosnya itu berusia 32 tahun, beberapa hari yang lalu dia mengalami kecelakaan yang mengakibatkannya hilang ingatan. Dan tentu saja ingatannya itu berulang kembali ke masa di mana umurnya masih sekitar 8-9 tahun. Tapi bagaimana jika pak fet dan tuannya itu menipuku? Bagaimana jika aku dijadikan wanita penghiburnya saja?
Bahkan membayangkannya saja aku merasa ngeri. “anda tidak perlu khawatir jika kami menipu anda, ini adalah laporan dan juga informasi tentang tuan” aku berpikir apakah pak fet ini bisa membaca pikiranku? Tak mau berlarut larut dalam pemikiran negatifku, segera saja aku mengambil sebuah map kertas yang disodorkan oleh pak fet.
Setela membuka apa isinya, aku membaca beberapa lembar kertas yang menjadi isinya, aku sedikit terperangah dengan informasi profil yang tertera... ya tuhan.... jadi lelaki yang hilang ingatan itu adalah devan antonio? Pengusaha kaya, sang taipan yang dikabarkan berwajah tampan dan pemilik kesempurnaan yang diidamkan semua perempuan itu? Aku tak menyembunyikan wajah terkejutku sekalipun ketika menatap pak fet. “jadi... dia...”
“begitulah nona, bos saya adalah tuan devan antonio, dan jika anda mau mencoba masuk tahap percobaan ini silakan, dan apabila anda gagal, anda masih bisa mendapatkan uang kompensasi tutup mulut agar merahasiakan kondisi tuan dari publik”
Aku membaca kembali beberapa kertas yang tersisa, ternyata itu adalah rekam medis devan dari pihak rumah sakit yang menyatakan jika devan mengalami hilang ingatan sementara, serta kondisi psikologis yang sangat aneh. Aku hanya bisa menyimpulkan itu, karena tidak banyak kata kata medis yang kumengerti dan bahkan bisa ku baca dengan mata telanjang.
“tapi... disini tertulis jika dia mengalami gangguan psikologis, bukankah dia seharusnya dibawa ke psikiater terbaik? Mungkin itu lebih membantu dari pada mencarikannya pengasuh” yah, pernyataanku itu seratus persen benar jika, devan mengalami kondisi psikologis seharusnya psikolog lah yang harus merawatnya bukan pengasuh.
“saya setuju dengan pendapat anda, tapi bukan berarti saya tidak pernah membawanya ke seorang psikiater sama sekali, saya sudah mengundang beberapa psikiater terbaik di negeri ini untuk menyembuhkan mental tuan, tapi semuanya tidak membuahkan hasil, bahkan ada di antara mereka yang berhenti karena terluka oleh tuan, hanya pilihan ini yang bisa saya lakukan untuk merawat tuan” pak fet menjelaskan itu dengan wajahnya yang kaku dan datar, tapi dari sorot matanya aku bisa melihat dengan jelas sorot kesedihan yang timbul, sepertinya dia terluka dengan kondisi tuannya tersebut. Aku kembali berpikir, jika aku mencoba, mungkin saja aku tidak akan lolos, tapi seperti yang dikatakan pak fet. Aku akan menerima sejumlah uang tutup mulut, walau tidak banyak tapi itu akan cukup untuk masuk tabunganku.
“baiklah, saya akan mencobanya” aku menatap pak fet dengan pasti, pasti jika aku tidak akan lolos. Sedikit kulihat pak fet tersenyum dan segera berdiri, beliau menyuruhku mengikutinya menuju sebuah mobil yang terparkir, di depan cafe yang kami kunjungi. Pak fet menyuruhku duduk di kursi penumpang, dan dia segera memasuki pintu mobil satunya untuk ruang pengemudi setelah dirasa aku duduk dengan nyaman. Mobil ini melaju dengan kecepatan sedang, melewati jalan raya yang tidak ramai. Yah tentu saja, ini sudah pukul 9 pagi dan jalan jakarta tidak akan semacet jam 7 pagi.
Aku masih tak habis pikir dengan yang terjadi, bahkan untuk pertemuanku dengan pak fet, kemarin ketika pulang dari bekerja, aku menemukan selebaran untuk menjadi pengasuh anak di atas 5 tahun dengan syarat belum menikah. Maksud ku itu aneh, bisa saja mereka tidak mencari pengasuh anak tapi. Mencari para gadis untuk dijual keluar negeri dan bekerja di rumah bordil, akan tetapi setelah mengetahui jika yang membuka lowongan pekerjaan ini adalah pihak perusahaan devan antonio, semuanya jadi terpercaya walaupun ini adalah lowongan pekerjaan yang tidak masuk dalam kategori bekerja di perusahaannya.
Dan aku berpikir tidak ada salahnya mencoba, setelah mengkonfirmasi melalui contact person yang tertera di brosur, aku langsung mengirimkan email data diri dan beberapa persyaratan yang lain. Dan itu cukup mudah. Sampai ketika pagi ini aku mendapat telpon dari pak fet, untuk di interview langsung di sebuah cafe. Awalnnya ini cukup membingungkan, tapi semua teka teki itu terjawab oleh kondisi devan antonio.
“nona karin, kita sudah sampai di kediaman tuan devan, “ aku tersadar dari lamunanku, ternyata menuju kediaman devan antonio tidak terlalu memakan waktu yang lama, aku memperhatikan bangunan megah nan wah yang ada di depanku. Ini adalah istana yang di sebut rumah, tak habis pikir, berapa tahun aku bisa menabung hingga bisa membeli bangunan seperti ini?
Mobil ini memasuki perkarangan rumah yang sangat menakjubkan, kiri kanannya adalah tanaman hias dan pohon yang daun dan dahannya di potong sesuai keinginan pemilik, ada yang berbentuk kuda dan ada juga yang berbentuk kelinci. “tuan sangat menyukai tanaman hias dari berbagai negara” pak fet mengatakan itu dengan nada suaranya sedikit naik, sepertinya dia memperhatikan wajah norak dan kampunganku barusan. Mukaku memerah karena malu dan berakhir menundukkan kepala. Oh ayolah ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di rumah devan antonio, dan tak ada salahnya untuk menikmati pemandangan rumah ini sebentar.
Ketika pak fet sudah memarkir mobil ini di garasi, hmm aku tidak tahu jika ini memang tempat garasi mobil atau bukan yang jelas tempat ini menakjubkan! Sangat luas dan bersih, bahkan jauh dari kondisi rumah reotku. Pak fet membukakan pintu mobil dan mempersilakan aku keluar, kemudian beliau membimbingku memasuki rumah megah ini, tak banyak yang bisa kukatakan mengenai kemewahan interiornya, mulai dari memasuki pintu utama ruang tamu sampai pada ruang utama, walaupun hanya melihatnya sekilas tapi tetap saja ini sangatlah wow!
Dan... ya tuhan... di rumah ini juga ada lift!!
“nona mari” ujar pak fet, aku tersenyum meminta pemakluman akan sikap norakku kembali pada pak fet. “tidak apa nona, mari ikuti saya ke lantai dua, tuan ada di sana,”
Aku memasuki lift yang sama dengan pak fet, dan sepertinya, rumah ini tidak terdiri dari 2 lantai saja, sebab aku bisa melihat di tombol lift ini jika ada satu tombol menuju ke bawah. mungkin saja ada ruang rahasia dari devan antonio yang berada di bawah tanah. Benar benar pria misterius....
Aku menarik dalam dalam rasa penasaranku untuk bertanya mengenai hal apa yang ada di bawah, tentu saja aku harus melakukannya karena ada batasan yang harus aku jaga. Bunyi dentingan lift memecahkan kesunyian antara aku dan pak fet, dia keluar duluan dan aku mengikutinya lagi dari belakang, wah.... ternyata di lantai dua ini juga menakjubkan, sepertinya di sini banyak kamar degan berbagai fungsi, dan lift ini berada di tegah, bahkan pintunya bisa dibuka dari berbagai arah! Yap aku baru mengetahui ini ketika aku dan pak fet memasuki lift dari pintu depan, kemudian pak fet berbalik membuka pintu yang ada di belakangku. Teknologi benar benar menakutkan...
Pak fet menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu kamar, dan kuyakin jika itu adalah kamarnya devan antonio. Pak fet membuka pintu itu, dan mengesampingkan tubuhnya membiarkanku melihat ke arah dalam, aku bahkan tidak melihat siapa pun di dalam sana. Aku melihat pak fet bingung. Sungguh di dalam sana hanya ada sekotak kardus besar yang di letakkan di tengah tegah ruangan, disana juga ada kasur berukuran besar yang bisa muat 10 orang, oke masalah kasur sepertinya aku berlebihan, maksimum untuk tidur di sana adalah 3 orang. Tapi tetap saja ini benar benar menakjubkan untuk tempat beristirahat satu orang. Hah ingat karin... ini adalah istana berkedok rumah!
“saya akan mengantar anda sampai sini, dan jika anda butuh sesuatu, anda bisa meghubungi saya segera” aku melihat pak fet mengangguk dan melangkah meninggalkanku... oh astaga, jadi.... jadi harus aku yang menyapa devan antonio itu? “ma...maaf pak fet, tapi,” aku berusaha megeluarkan suara sebelum pak fet melangka lebih jauh
“nona..” pak fet berbalik melihat ku, wajahya masih datar seperti sebelumnya, tapi kenapa dengan sorot mata itu? “maaf saya tidak bisa menemani anda lebih jauh dari ini, karena saya takut tuan akan mengamuk karena kehadiran saya. Saya mohon pamit” jleb, jadi itu penyebabnya! devan antonio akan mengamuk jika melihat pak fet? Aku tak tahu kenapa, tapi rasa takut itu mulai tumbuh, awalnya aku ingin mencoba ini karena pak fet menemaniku, tapi jika dia meninggalkanku di ujung seperti ini, matilah... ini sama saja dengan bunuh diri. Aku hanya bisa menelan ludah kasar meratapi kepergian pak fet.
“tenangkan dirimu karin... kamu pasti bisa, lagian jika dia mengamuk, maka kamu hanya perlu menelefon pak fet!” tegasku, tapi.... perkataanku tak sesuai dengan tubuhku yang sudah mulai gemetar. jantungku terpacu berkali kali lipat, seolah menghadapi sesuatu yang mengerikan. Ini benar benar gila! Aku mulai memberanikan diri masuk ke ruangan itu, mula mula aku membuka kardus besar itu, ternyata isinya hanya mainan anak anak kebanyakan, disana ada puzzle, mobil mobilan berbagai ukuran, kereta, boneka hewan, dan dinosaurus. Selain itu isinya juga mainan balok dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi. Jika dilihat dar merek dan kualitas tentu saja tidak bisa dibilang main main....
Melihat ini semua tentu saja membuatku sedikit tenang. Tapi dimana laki laki itu? aku mendengar suara pintu terbuka, dan itu ternya berasal dari sebuah pintu yang ada di belakangku. Ketika kulihat siapa yang membuka pintu itu, keadaanku yang tadi mulai tenang tiba tiba gusar kembali... tuhan selamatkan aku.
“siapa?”
“eh, hai.....”
***
Huft.... aku benar benar lelah hari ini. Aku menatap devan yang tertidur lelap dipangkuanku. Dia bergelung di atas kasur dan menjadikan pahaku sebagai bantalnya. Aku mengelus lembut rambut lebatnya yang hitam pekat. Siapa yang bisa menyangka jika beruang pemarah ini bisa jinak begitu saja olehku? Bahkan dari sini aku bisa melihat wajah tampan dan damainya, alis yang tebal dan juga hidung mancung, serta pelengkap wajah indonya adalah bibir tipis yang menawan itu, bahkan aku masih bisa melihat senyumannya tadi.
Seperti kata pak fet, pemikirannya balik ke usia 8-9 tahun, tapi tidak dengan pemarah dan kasar hingga melukai orang. Bagiku dia, Dia seperti anak yang baik dan penurut, tapi tentu saja kesan itu akan hilang jika aku melihat dari atas sampai bawah, memang pemikirannya saja yang seperti anak kecil, tapi jika dilihat dari postur tubuhnya dia adalah pria dewasa yang sangat menawan. Aku tak bisa mungkiri itu, karena pesonanya bisa menembus dinding kejombloan ku. Setelah kurasa Devan tidur dengan sangat lelap, aku mengambil bantal yang ada di sebelahku, meletakkannya di depan dan memindahkan kepala Devan yang beratnya... astaga.....
Aku berusaha sangat banyak untuk memindahkan kepala itu! dia benar benar beruang. Dan ketika semuanya sudah aman, aku menyelimuti devan hingga bahunya. Kutatap kembali wajah tampan itu, siaallll dia benar benar tampan... aku bahkan ingin sekali menim pipinya!!
Aku tidak tau apa ini anugerah atau tidak, melihat wajah tampan seorang devan antonio dengan begitu dekat seperti ini. Aku memberanikan diri untuk mencium dahinya sekilas, kemudian segera beranjak... ya tuhan... aku benar malu!!!!
Aku menutup pintu kamar devan dengan hati hati berusaha untuk tidak menimbulkan suara yang akan membangunkan devan. Ketika berhasil, aku membalikkan badanku, tapi entah dari mana aku tiba tiba saja terkejut dengan pak fet yang sudah ada di belakangku.
“huft!!! Ya ampun pak fet!” geramku tertahan.
“maafkan saya, nona silahkan ikuti saya” aku masih berusaha menormalkan laju jantungku. Pak fet benar benar hantu yang mengerikan, aku akhirnya mengikuti pak fet menuju ruangan sebelah kamar devan, yang artinya ruangan ini bersebelahan langsung dengan kamar devan. Pak fet mempersilakan aku untuk duduk di sebuah sofa yang ada di tengah tengah ruangan ini, beliau kemudian mengambil posisi duduk di seberangku.
“jadi Anda berhasil menarik perhatian dan menenangkan tuan nona, saya ucapkan selamat dan juga terima kasih, semoga dengan kehadiran anda dalam merawatnya bisa mendatangkan kemajuan bagi kondisi tuan” ujar pak fet sembari mendorong sebuah cangkir agar lebi dekat padaku. Aku menatap cangkir itu tanpa mau mengambilnya sama sekali. “apa mulai...mulai sekarang aku bekerja menjadi pengasuh devan antonio?”
“seperti yang sudah saya beritahu di awal, anda lulus dalam tahap percobaan, saya akan membawa kontrak aslinya besok dan anda bisa mendapatkan sejumlah bonus hari ini karena bisa membuat tuan tenang” pak fet menyesap minumannya tanpa mau melepas matanya dari menatapku..... apakah bisa kuartikan jika tatapan pak fet adalah tatapan bahagia kali ini?
“dan juga nona... bagaimana cara anda mendapatkan hati tuan?”
“ah... itu.... sebenarnya...”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Yuni Tri Hastuti
Pinisirin
2021-12-20
0
Nana effendy
hadir🤭
2021-07-16
1
krisan
lanjut
2021-05-17
2