Kipas Bumi memeluk tubuh menantunya dengan erat, matanya memerah, wajahnya pucat.
Kipas Bumi berkata dengan mulut bergetar "Ma-af-kan aku Ryu, karena telah mengajak mu datang kesini."
*****
Kipas Bumi sangat menyesal, Ryu adalah murid dari Partai Tangan Sakti, yang mana dia sangat berbakat, dari ilmunya sudah terbukti dari 200 murid satu angkatannya, bahkan murid-murid seniorpun kalah jauh.
Pada usia 22 tahun ia berhasil mencapai tingkat 8 yang membuat dirinya menjadi tetua muda di Partai Tangan Sakti.
*****
"Apa yang harus ku jelaskan kepada Sinla?" gumam Kipas Bumi dalam hati.
*****
Sedangkan Dewa Hantu yang baru berhasil membunuh Ryu, dan melukai 3 diantara 7 tokoh Dunia Hitam tersentak ketika melihat Dewi Iblis terluka dan berlutut.
Tanpa berpikir panjang iapun melompat mendekati Dewi Iblis, sambil memutar pedangnya kesana kemari karena semua pendekar menghalanginya, Dewi Iblispun roboh bersimbah darah.
Melihat hal itu terdengar suara yang lembut, tetapi mempunyai kekuatan yang dahsyat, suara itu adalah suara dari Dewi Iblis "dendam, sakit hati, sungguh kejam engkau membunuh dan mendukakan hati."
Dewa Hantupun tersentak dan kaget ketika tangannya terasa berat mengayunkan pedang nya belum sempat ia memperbaiki posisi jurusnya. Tangannya seperti terkena hawa dingin yang luar biasa kuat, sehingga tangannya menjadi kaku dan hawa dingin itu terasa seperti jarum yang menusuk hingga ke jantungnya.
Dewa Hantu melawan hawa dingin tersebut dengan Jurus Pedang Neraka akan tetapi semakin keras ia berusaha untuk lepas dari tekanan itu, semakin hebat tekanan itu menghimpitnya, tanpa ia sadari pedang miliknya terjatuh lepas dari tangannya.
Sementara ia hanya bisa meringis kesakitan, saat itu juga ia melihat tangan kanannya telah di pegang oleh seorang kakek tua.
"Siapa yang mempunyai kesaktian sedemikian hebat, dan mungkinkah ilmu orang ini sejajar dengan guru Ongsi yang dijuluki Dewa Jenius" gumam Dewa Hantu.
4 tokoh dunia Hitam yang tersisa melihat kesempatan itu langsung melakukan serangan kepada Dewa Hantu, belum sampai senjata mereka mengenai tubuh Dewa Hantu.
Trank...
terdengar benturan disertai lepasnya semua senjata mereka, tangan mereka seperti tersengat listrik. "Agh..." teriak 4 tokoh dunia hitam sehingga membuat senjata mereka patah.
Mata mereka melotot karna yang mematahkan senjata mereka hanyalah caping atau topi petani lusuh, topi itu berputar di atas kepala mereka, dan terus kembali ke pemiliknya. Pemilik topi itu tidak lain adalah kakek misterius itu.
Kakek itu kembali bersyair,
"angin awan mentari, dan rerumputan, biarlah hari ini kembali menjadi sunyi, dan biarlah semuanya kembali seperti semula."
Para tokoh dunia persilatan menjadi terkejut, menerka nerka siapakah orang ini dan dari golongan mana?, sebab tidak ada seorangpun mengenalnya.
Kakek itu kembali bersyair,
"Nama hanyalah sebuah hiasan, seumur hidup biarlah ku hidup tanpa nama."
Dewa Hantu yang mendengar syair itu bergumam "apakah dia si Syair Tanpa Nama?"
seperti yang pernah guru mereka ceritakan bahwa orang inilah yang menjadi guru, dari guru mereka sendiri yaitu Ongsi atau Dewa Jenius, tanpa berpikir panjang dia langsung bersujud, sedangkan Dewi Iblis yang merasakan hal yang sama dengan Dewa Hantupun turut bersujud, "Eyang Guru" ucap Dewi Iblis dan Dewa Hantu bersamaan.
Kakek misterius yang disebut Eyang Guru itu hanya tersenyum, dan mengucapkan syair,
"lupakanlah semua dendam, dan nikmatilah dan syukuri segala yang kita alami."
"Bangunlah, aku bukan siapapun, aku hanyalah angin yang membawa syair."
Semua tokoh pendekar yang berada di Bukit Hantu menjadi gempar, sekaligus takjub bahwa Dewa Hantu menyebut kakek itu Eyang Guru yang berarti dia adalah gurunya Ongsi si Dewa Jenius, berapakah umur kakek ini?, diatas langit masih ada langit, itulah semboyan dunia persilatan.
Si kakek kemudian membungkuk dan berkata "maafkan, saya karena telah mencampuri urusan dunia persilatan, tapi biarlah cukup sampai disini saja, dendam, dan amarah, biarlah ini menjadi terakhir kalinya."
Kemudian ia mulai bersyair lagi,
"datang dan pergi seperti angin .., tanpa meninggalkan bekas."
Dengan kecepatan tinggi kakek itu mengangkat Dewa Hantu dan Dewi Iblis di kedua tangannya, kemudian melesat pergi kepuncak gunung, semua pendekar yang berada di tempat itu menghembuskan nafas tanda kelegaan, membuat mereka semua lupa akan tujuan ke Bukit Hantu untuk membalas dendam.
Setelah kepergian Pendekar Syair Tanpa Nama, beserta Dewa Hantu dan Dewi Iblis, merekapun mulai bergerak meninggalkan Puncak Bukit Hantu, dengan saling memandang, membuat wajah mereka tampak sangat kesal, bercampur sedih serta takjub.
Sedangkan para pendekar yang mempunyai saudara atau teman yang terbunuh, mereka mulai menguburkan jenazahnya, termasuk Kipas Bumi hanya bisa meratapi kesedihannya.
Banyak dari para pendekar baik dari golongan Hitam maupun Putih yang merasa beruntung, karena hari ini bisa bertemu dengan para pendekar ternama dari golongan Hitam, maupun Putih, meskipun banyak kejadian tumpah darah, mereka senang bisa bertemu dan melihat langsung kemunculan Kakek misterius itu yang bernama Pendekar Syair Tanpa Nama.
Banyak dari mereka hanya mendengar dari mulut ke mulut tentang kesaktian Pendekar Syair Tanpa Nama.
Kipas Bumi yang mulai menggali lubang untuk menguburkan jenazah menantunya
Iapun menyeka keringat diwajahnya, yang tampak murung kemudian mulai bergerak meninggalkan Bukit Hantu.
*****
Tak terasa sudah 2 bulan lamanya perjalanan dari dari Bukit Hantu menuju tempat partainya, tiba-tiba terdengar suara perut nya berbunyi kruek...kruek...kruek...
"Sebaiknya aku singgah ke kota terdekat mencari kedai, untuk mengisi perut ku dan mungkin sedikit arak untuk mengobati kesedihan hati ku ini" gumam Kipas Bumi.
Tidak lama ia sampai di kota Malio, kota itu hari ini begitu sibuk orang berlalu lalang, sebab banyak dari mereka adalah kaum pendatang dan para pendekar yang baru turun dari Bukit Hantu mencari perbekalan maupun beristirahat sebentar untuk melanjutkan perjalanan pulang ke tempatnya masing-masing.
Kota Malio adalah kota terdekat dengan Bukit Hantu, Kipas Bumi yang baru tiba di kota Malio, akhirnya ia sampai di sebuah kedai, kedai itu begitu ramai ketika Kipas Bumi masuk kedalam, sambil melihat kekiri dan kanan untuk mencari tempat yang kosong, akhirnya ia memilih meja yang agak jauh di belakang, memesan makanan serta minuman arak.
Sambil makan iapun mendengar perbincangan dari beberapa orang yang tak jauh dari tempat ia duduk.
Dari pakaian yang mereka kenakan tidak asing bagi Kipas Bumi, pasti mereka berasal dari Partai Bintang Lima, sebab ada tanda di baju lengan mereka gambar bintang.
Semakin banyak bintang di lengan bajunya, semakin tinggi kedudukan orang itu, merekapun berbincang.
"apakah engkau sudah mendengar kakak guru?" kata seorang yang berkepala botak kepada yang lain.
"Dengar berita apa dik?"
"Partai Tangan Sakti sedang mengalami kekacauan" sahut yang berkepala botak.
Kipas Bumi mendengar berita itu terkejut, ia baru saja mengalami kesedihan kematian Ryu menantunya, sekarang mendengar bahwa partai tempat tinggalnya mengalami kekacauan, untung sebelum masuk kota Malio ia telah bertukar pakaian dan memakai topi caping, sehingga tak satupun pengunjung yang bisa mengenali dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Harman LokeST
laaaaaaaaaaaaaajjjjjjjjuuuuuuuuuuuutttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss
2022-03-15
0
bochien
sampai sekarang belum diketahui siapa tokoh utama novel imi?
2022-01-18
0
Dadang Ribet
yyyyyyyyy
2021-07-31
0