Chapter 5 - Kesedihan Ranita

Akhirnya berakhir sudah masa-masa paling melelahkan, menguras otak dan pikiran. Ujian tuntas! Melati lega sekali.

"Mela, kamu mau langsung pulang?" tanya Ranita. Dia mengejar Mela yang sudah duluan keluar kelas.

"Iya, Ran. Lily kasihan jaga Ibu sendiri," jawab Melati. Dia perhatikan wajah sahabatnya itu. "Ada sesuatu?" Ganti Melati bertanya.

"Hmm... Aku ga enak mau cerita. Kamu kan juga lagi ada masalah," jawab Ranita lesu.

Ini berarti serius. Karena Ranita itu gadis yang ceria. Dia, selalu bisa mengatasi galau dan sedih. Dia tidak mau orang lain tahu kalau dia sedang ada sesuatu. Kalau sampai dia menunjukkan muka kusut begini pasti berat masalahnya.

"Tidak apa. Mundur satu atau dua jam kurasa Lily bisa mengerti, kok," kata Melati akhirnya.

Kelas sudah sepi dan keduanya memilih balik ke kelas dan duduk di bangku paling pojok belakang. Melati dan Ranita duduk bersebelahan. Melati diam menunggu Ranita memulai kisahnya. Beberapa saat dia masih diam, mendesah beberapa kali, menarik nafas panjang.

"Kakakku, Arnita. Dia hamil di luar nikah," ujarnya pelan tapi masih dapat ditangkap oleh Melati.

Kaget Melati mendengar itu. Rasanya tidak percaya. Arnita gadis yang baik, kuliah di salah satu universitas favorit di kota ini. Dia sudah di tingkat terakhir. Harusnya tahun ini bisa wisuda. Apa yang terjadi?

"Beberapa bulan lalu dia pacaran sama teman kuliahnya. Asalnya dari kota lain. Awalnya baik-baik saja. Lalu jadi sering pulang malam. Alasannya ada project kuliah, untuk tugas akhirnya. Ternyata mereka suka pergi jalan dan akhirnya begitulah. Hubungan mereka melangkah terlalu jauh." Dengan berat Ranita bercerita.

"Papa marah besar... Mama shock sampai sakit. Sementara cowok itu kabur tidak tahu ke mana. Aku ikut kena juga. Papa langsung ultimatum aku tidak boleh pacaran sampai sudah selesai kuliah. Tidak boleh kuliah ke kota lain. Padahal kamu tahu kan, aku sudah mendaftar ke Jakarta dan Bandung. Tinggal tunggu kabar saja." Air mata Ranita mulai menghiasi ujung matanya. Jelas, berat sekali menceritakan semua ini. Terlihat dari suara Ranita sedikit gemetar.

Kembali dia menarik nafas dalam. "Semua rencanaku berantakan. Aku tidak tahu lagi. Sementara papa akan mengirim Kak Arni ke rumah kakek di Palembang. Daripada malu ketahuan tetangga kalau dia hamil di luar nikah dan pacarnya tidak bertanggung jawab." Ranita meremas kedua tangannya menekan rasa perih di dadanya. Tak pernah terbayang keluarganya bisa mengalami situasi serumit ini.

Dada Melati ikut sesak mendengarnya. Pasti berat sekali untuk keluarga Ranita. Melati memeluk pundak sahabatnya itu dari belakang. Air mata Ranita langsung tumpah. Berderai tak bisa ditahan lagi. Melati membiarkannya menangis sampai puas.

"Ran, semua sudah terjadi. Tidak bisa diulang, tidak ada gunanya disesali. Orang tuamu perlu waktu bisa menerima semua ini. Kak Arni perlu waktu untuk menata hidupnya lagi. Dan kamu, di manapun nanti kuliah, jika kamu lakukan dengan sepenuh hati, pasti masa depanmu akan tetap baik. Mengertilah kecemasan papa mamamu. Ini sangat berat untuk mereka," ujar Melati.

"Bertahun-tahun membesarkan anak yang disayangi, tinggal selangkah lagi berhasil. Kebanggaannya sudah di depan mata, lalu semua terbalik. Kamu bisa mengerti, kan? Dan mereka tidak ingin kamu jatuh di lobang yang sama." Melati mengelus rambut panjang Ranita lembut.

"Iya. Iya, kamu benar." Ranita mengusap matanya yang basah dan mengangguk. "Aku tidak boleh egois. Aku harus mengerti hati papa mama yang hancur karena Kak Arni."

"Kalau memang jalanmu kuliah di tempat yang kamu harapkan, pasti hati papa mamamu akan dilembutkan. Jika tidak, berarti Tuhan punya maksud lain buatmu," lanjut Melati. Dia berusaha membuat Ranita lega dengan keputusan papanya.

Ranita mengangguk lagi. "Mela, terima kasih, ya. Kamu memang teman yang sangat baik. Bersyukur ada kamu di sisiku." Ranita mencoba tersenyum dan memeluk Melati. Melati membalas pelukannya menepuk-nepuk pundak Ranita.

"Kita pulang?" tanya Melati.

"Pulang ke rumahmu, ya?" Ranita berdiri. Dia meraih tasnya yang tergeletak santai di mejanya.

"Ke rumahku?" Melati ikut berdiri. Sama, mengangkat tas sekolahnya, menyampaikannya di punggung.

"Aku mau jenguk ibumu," jawab Ranita.

Tentu. Ayo." Senyum Melati mengembang. Lalu dengan motor Ranita, mereka pulang ke rumah Melati.

Sepanjang jalan mereka sudah mengobrol seperti biasa. Hati Ranita sudah jauh lebih tenang sekarang. Mereka bicara rencana kelas mereka yang akan pergi rekreasi bersama. Masih bingung antara ke Bali atau ke Lombok. Kalau dana mereka sudah menabung di kelas bahkan sejak kelas 10 dulu.

Melati sih terserah kelas, dia ikut saja nanti keputusannya ke mana. Bali, beberapa tahun lalu sudah pernah ke sana. Waktu itu acara rekreasi keluarga dari kantor papa, sebelum papa pindah kerja ke Jakarta. Kalau ke Lombok, memang belum pernah.

Yang paling penting dari acara itu sebenarnya adalah pada kebersamaan mereka yang sudah terjalin selama tiga tahun. Ya, setelah itu semua akan berpisah. Masing-masing mengejar impiannya dan tidak tahu kapan ada kesempatan untuk bertemu lagi.

Terpopuler

Comments

Glorofindel

Glorofindel

karakter melati dan cerita nya, sampai bab 4 ini bagus, jadi inget sinetron keluarga jaman dulu. penulisan juga baik, aku perlu belajar ini dari sini.

khusus untuk buku yang ini, alur memang terasa lambat, dan itu bukan hal yang buruk. cocok untuk bangun latar melati dan keluarganya.

menurutku mungkin akan menjadi lebih baik kalau, potensi konflik atau tantangan dalam cerita dikasih bibit lebih lagi di bab awal. misalnya kayak kondisi ibunya, ujian sekolahnya dan korelasi ke kondisi ekonomi mereka misalnya.

jadi lebih mancing untuk ngikutin terus, dan begitu muncul efeknya lebih nendang. juga, saran untuk judul kalau bisa lebih ambigu terhadap isi bab, serta akhiri paragraf dengan menggantung mungkin bakal lebih dramatis.

semangat terus untuk produktif ya. cuma bisa kasih opini, semoga berkenan.

2020-07-31

1

Ilham Rasya

Ilham Rasya

mampir kak like 5 bab dulu ya nanti balik lagi maaf baru sempet mampir 🙏🙏💪💪💪😅

feedback nya ke cerita satu nya ya kak
- PERNIKAHAN KU 🙏😚

mohon dukungan like dan vote nya kak mksih 🙏😅🤭

2020-07-16

0

Candies

Candies

lanjut kak.. nyicil ya bacanya

2020-07-15

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kerinduan Melati
2 chapter 2 - Musim Ujian
3 Chapter 3 - Ibu Sakit
4 Chapter 4 - Menjaga Ibu
5 Chapter 5 - Kesedihan Ranita
6 Chapter 6 - Ayah Pulang
7 Chapter 7 - Suka Kamu
8 Chapter 8 - Aku Tidak Bisa!
9 Chapter 9 - Ingat Aku Terus
10 Chapter 10 - Batas Air dan Awan
11 Chapter 11 - Tidak Akan Terlupakan
12 Chapter 12 - Perjalanan Tiada Tara
13 Chapter 13 - Siap Terbang ke Langit
14 Chapter 14 - Rumah Elvan
15 Chapter 15 - Akan Tetap Bersama
16 Chapter 16 - Pertolongan Tak Terduga
17 Chapter 17 - Kencan Pertama?
18 Chapter 18 - Terima Kasih
19 Chapter 19 - Pengakuan Melati
20 Chapter 20 - Sampai Jumpa
21 Chapter 21 - Memasuki Masa Baru
22 Chapter 22 - Alfaro?
23 Chapter 23 - Curhat Total
24 Chapter 24 - Be With Me
25 Chapter 25 - Permintaan Alfaro
26 Chapter 26 - Liburan!!
27 Chapter 27 - Surprise Elvan
28 Chapter 28 - Kamu Cemburu?
29 Chapter 29 - Ada Apa dengan Hatiku?
30 Chapter 30 - Keputusan Elvan
31 Chapter 31 - Nama Kontak Jelek
32 Chapter 32 - Malam yang Menakutkan
33 Chapter 33 - Berpisah dengan Red Sky
34 Chapter 34 - Maafkan Aku
35 Chapter 35 - Rahasia Ranita
36 Chapter 36 - Mengikuti Ranita
37 Chapter 37 - Aku Memang Bodoh!
38 Chapter 38 - Sampai Kapanpun Jaga Hatimu untukku
39 Chapter 39 - Bisakah Kita Bersama?
40 Chapter 40 - Elvan di mana?
41 Chapter 41 - Anakku Telah Kembali
42 Chapter 42 - Elvan Pasti Pulang
43 Chapter 43 - Mati Rasa Buat yang Lain
44 Chapter 44 - Hidup Elvan Hidup Bagus
45 Chapter 45 - Kapan Kamu Pulang?
46 Chapter 46 - Aku Hanya Ingin Kamu Bahagia
47 Chapter 47 - Aku Ingat Janjiku... Aku Ingat...
48 Chapter 48 - Terima Kasih untuk Semuanya
49 Chapter 49 - Akhirnya Dia Pulang!
50 Chapter 50 - Kejutan Lagi dari Elvan
51 Chapter 51 - Married, Azka dan Adista
52 Chapter 52 - It is My Prayer
53 Chapter 53 - Di Stasiun TV
54 Chapter 54 - Lily dan Fara
55 Chapter 55 - Kamu Cuma Anak Magang!
56 Chapter 56 - Pembelaan Krista
57 Chapter 57 - Melepas Rindu
58 Chapter 58 - Bertemu Dewi
59 Chapter 59 - Aku Tetap Anak Bapak dan Ibu
60 Chapter 60 - Haruskah Aku Percaya?
61 Chapter 61 - Aku Sangat Cinta Kamu
62 Chapter 62 - Aku Kangen Kamu
63 Chapter 63 - Apapun Caranya Aku akan Mendapatkanmu
64 Chapter 64 - Itu Tidak Mungkin!
65 Chapter 65 - Perjuangan Hampir Berakhir
66 Chapter 66 - Tetap Percaya padaku, Please
67 Chapter 67 - Jadilah Lelaki Sejati
68 Chapter 68 - Lepaskan Aku
69 Chapter 69 - Lebih Baik Kabur
70 Chapter 70 - Ke Mana Elvan?
71 Chapter 71 - Pembuktian Elvan
72 Chapter 72 - Maafkan Aku, El
73 Chapter 73 - Happy Birthday, Bunga Cintaku
74 Chapter 74 - Meraih Impian
75 Chapter 75 - Bye Bye Sunny TV
76 Chapter 76 - Memulai Langkah Baru
77 Chapter 77 - Selalu Ada Maaf
78 Chapter 78 - A Different Dream
79 Chapter 79 - Guncangan Besar
80 Chapter 80 - Hati yang selalu Lapang
81 Chapter 81 - Our Step is Started
82 Chapter 82 - Kangen Kamu, Ran...
83 Chapter 83 - Apa Tidak Apa-apa?
84 Chapter 84 - Congrats for you!!
85 Chapter 85 - Menemui Bondan
86 Chapter 86 - Marah
87 Chapter 87 - Anakku Bukan Urusanmu!
88 Chapter 88 - Biarkan Saja, Mel!
89 Chapter 89 - Jangan Pernah Tinggalkan Dia
90 Chapter 90 - Peluk Aku Erat
91 Chapter 91 - Kencan Tak Sengaja
92 Chapter 92 - Jangan Bawa Anakku!
93 Chapter 93 - Galau dan Sesal
94 Chapter 94 - Mulai Langkah Baru
95 Chapter 95 - Lompat Sama-sama...
96 Chapter 96 - Menetapkan Hari Istimewa
97 Chapter 97 - Ke Sunny TV
98 Chapter 98 - Tinggal Selangkah Lagi
99 Chapter 99 - Tangisan Bondan
100 Chapter 100 - Memulai Lagi dari Awal
101 Chapter 101 - This is the Day
102 Chapter 102 - Apa yang Terjadi?
103 Chapter 103 - Hanya Bisa Menunggu
104 Chapter 104 - Akhirnya....
105 Chapter 105 - Berdua Denganmu
106 Chapter 106 - Masih Takut
107 Chapter 107 - Menembus Angkasa...
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Chapter 1 - Kerinduan Melati
2
chapter 2 - Musim Ujian
3
Chapter 3 - Ibu Sakit
4
Chapter 4 - Menjaga Ibu
5
Chapter 5 - Kesedihan Ranita
6
Chapter 6 - Ayah Pulang
7
Chapter 7 - Suka Kamu
8
Chapter 8 - Aku Tidak Bisa!
9
Chapter 9 - Ingat Aku Terus
10
Chapter 10 - Batas Air dan Awan
11
Chapter 11 - Tidak Akan Terlupakan
12
Chapter 12 - Perjalanan Tiada Tara
13
Chapter 13 - Siap Terbang ke Langit
14
Chapter 14 - Rumah Elvan
15
Chapter 15 - Akan Tetap Bersama
16
Chapter 16 - Pertolongan Tak Terduga
17
Chapter 17 - Kencan Pertama?
18
Chapter 18 - Terima Kasih
19
Chapter 19 - Pengakuan Melati
20
Chapter 20 - Sampai Jumpa
21
Chapter 21 - Memasuki Masa Baru
22
Chapter 22 - Alfaro?
23
Chapter 23 - Curhat Total
24
Chapter 24 - Be With Me
25
Chapter 25 - Permintaan Alfaro
26
Chapter 26 - Liburan!!
27
Chapter 27 - Surprise Elvan
28
Chapter 28 - Kamu Cemburu?
29
Chapter 29 - Ada Apa dengan Hatiku?
30
Chapter 30 - Keputusan Elvan
31
Chapter 31 - Nama Kontak Jelek
32
Chapter 32 - Malam yang Menakutkan
33
Chapter 33 - Berpisah dengan Red Sky
34
Chapter 34 - Maafkan Aku
35
Chapter 35 - Rahasia Ranita
36
Chapter 36 - Mengikuti Ranita
37
Chapter 37 - Aku Memang Bodoh!
38
Chapter 38 - Sampai Kapanpun Jaga Hatimu untukku
39
Chapter 39 - Bisakah Kita Bersama?
40
Chapter 40 - Elvan di mana?
41
Chapter 41 - Anakku Telah Kembali
42
Chapter 42 - Elvan Pasti Pulang
43
Chapter 43 - Mati Rasa Buat yang Lain
44
Chapter 44 - Hidup Elvan Hidup Bagus
45
Chapter 45 - Kapan Kamu Pulang?
46
Chapter 46 - Aku Hanya Ingin Kamu Bahagia
47
Chapter 47 - Aku Ingat Janjiku... Aku Ingat...
48
Chapter 48 - Terima Kasih untuk Semuanya
49
Chapter 49 - Akhirnya Dia Pulang!
50
Chapter 50 - Kejutan Lagi dari Elvan
51
Chapter 51 - Married, Azka dan Adista
52
Chapter 52 - It is My Prayer
53
Chapter 53 - Di Stasiun TV
54
Chapter 54 - Lily dan Fara
55
Chapter 55 - Kamu Cuma Anak Magang!
56
Chapter 56 - Pembelaan Krista
57
Chapter 57 - Melepas Rindu
58
Chapter 58 - Bertemu Dewi
59
Chapter 59 - Aku Tetap Anak Bapak dan Ibu
60
Chapter 60 - Haruskah Aku Percaya?
61
Chapter 61 - Aku Sangat Cinta Kamu
62
Chapter 62 - Aku Kangen Kamu
63
Chapter 63 - Apapun Caranya Aku akan Mendapatkanmu
64
Chapter 64 - Itu Tidak Mungkin!
65
Chapter 65 - Perjuangan Hampir Berakhir
66
Chapter 66 - Tetap Percaya padaku, Please
67
Chapter 67 - Jadilah Lelaki Sejati
68
Chapter 68 - Lepaskan Aku
69
Chapter 69 - Lebih Baik Kabur
70
Chapter 70 - Ke Mana Elvan?
71
Chapter 71 - Pembuktian Elvan
72
Chapter 72 - Maafkan Aku, El
73
Chapter 73 - Happy Birthday, Bunga Cintaku
74
Chapter 74 - Meraih Impian
75
Chapter 75 - Bye Bye Sunny TV
76
Chapter 76 - Memulai Langkah Baru
77
Chapter 77 - Selalu Ada Maaf
78
Chapter 78 - A Different Dream
79
Chapter 79 - Guncangan Besar
80
Chapter 80 - Hati yang selalu Lapang
81
Chapter 81 - Our Step is Started
82
Chapter 82 - Kangen Kamu, Ran...
83
Chapter 83 - Apa Tidak Apa-apa?
84
Chapter 84 - Congrats for you!!
85
Chapter 85 - Menemui Bondan
86
Chapter 86 - Marah
87
Chapter 87 - Anakku Bukan Urusanmu!
88
Chapter 88 - Biarkan Saja, Mel!
89
Chapter 89 - Jangan Pernah Tinggalkan Dia
90
Chapter 90 - Peluk Aku Erat
91
Chapter 91 - Kencan Tak Sengaja
92
Chapter 92 - Jangan Bawa Anakku!
93
Chapter 93 - Galau dan Sesal
94
Chapter 94 - Mulai Langkah Baru
95
Chapter 95 - Lompat Sama-sama...
96
Chapter 96 - Menetapkan Hari Istimewa
97
Chapter 97 - Ke Sunny TV
98
Chapter 98 - Tinggal Selangkah Lagi
99
Chapter 99 - Tangisan Bondan
100
Chapter 100 - Memulai Lagi dari Awal
101
Chapter 101 - This is the Day
102
Chapter 102 - Apa yang Terjadi?
103
Chapter 103 - Hanya Bisa Menunggu
104
Chapter 104 - Akhirnya....
105
Chapter 105 - Berdua Denganmu
106
Chapter 106 - Masih Takut
107
Chapter 107 - Menembus Angkasa...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!