Akhirnya berakhir sudah masa-masa paling melelahkan, menguras otak dan pikiran. Ujian tuntas! Melati lega sekali.
"Mela, kamu mau langsung pulang?" tanya Ranita. Dia mengejar Mela yang sudah duluan keluar kelas.
"Iya, Ran. Lily kasihan jaga Ibu sendiri," jawab Melati. Dia perhatikan wajah sahabatnya itu. "Ada sesuatu?" Ganti Melati bertanya.
"Hmm... Aku ga enak mau cerita. Kamu kan juga lagi ada masalah," jawab Ranita lesu.
Ini berarti serius. Karena Ranita itu gadis yang ceria. Dia, selalu bisa mengatasi galau dan sedih. Dia tidak mau orang lain tahu kalau dia sedang ada sesuatu. Kalau sampai dia menunjukkan muka kusut begini pasti berat masalahnya.
"Tidak apa. Mundur satu atau dua jam kurasa Lily bisa mengerti, kok," kata Melati akhirnya.
Kelas sudah sepi dan keduanya memilih balik ke kelas dan duduk di bangku paling pojok belakang. Melati dan Ranita duduk bersebelahan. Melati diam menunggu Ranita memulai kisahnya. Beberapa saat dia masih diam, mendesah beberapa kali, menarik nafas panjang.
"Kakakku, Arnita. Dia hamil di luar nikah," ujarnya pelan tapi masih dapat ditangkap oleh Melati.
Kaget Melati mendengar itu. Rasanya tidak percaya. Arnita gadis yang baik, kuliah di salah satu universitas favorit di kota ini. Dia sudah di tingkat terakhir. Harusnya tahun ini bisa wisuda. Apa yang terjadi?
"Beberapa bulan lalu dia pacaran sama teman kuliahnya. Asalnya dari kota lain. Awalnya baik-baik saja. Lalu jadi sering pulang malam. Alasannya ada project kuliah, untuk tugas akhirnya. Ternyata mereka suka pergi jalan dan akhirnya begitulah. Hubungan mereka melangkah terlalu jauh." Dengan berat Ranita bercerita.
"Papa marah besar... Mama shock sampai sakit. Sementara cowok itu kabur tidak tahu ke mana. Aku ikut kena juga. Papa langsung ultimatum aku tidak boleh pacaran sampai sudah selesai kuliah. Tidak boleh kuliah ke kota lain. Padahal kamu tahu kan, aku sudah mendaftar ke Jakarta dan Bandung. Tinggal tunggu kabar saja." Air mata Ranita mulai menghiasi ujung matanya. Jelas, berat sekali menceritakan semua ini. Terlihat dari suara Ranita sedikit gemetar.
Kembali dia menarik nafas dalam. "Semua rencanaku berantakan. Aku tidak tahu lagi. Sementara papa akan mengirim Kak Arni ke rumah kakek di Palembang. Daripada malu ketahuan tetangga kalau dia hamil di luar nikah dan pacarnya tidak bertanggung jawab." Ranita meremas kedua tangannya menekan rasa perih di dadanya. Tak pernah terbayang keluarganya bisa mengalami situasi serumit ini.
Dada Melati ikut sesak mendengarnya. Pasti berat sekali untuk keluarga Ranita. Melati memeluk pundak sahabatnya itu dari belakang. Air mata Ranita langsung tumpah. Berderai tak bisa ditahan lagi. Melati membiarkannya menangis sampai puas.
"Ran, semua sudah terjadi. Tidak bisa diulang, tidak ada gunanya disesali. Orang tuamu perlu waktu bisa menerima semua ini. Kak Arni perlu waktu untuk menata hidupnya lagi. Dan kamu, di manapun nanti kuliah, jika kamu lakukan dengan sepenuh hati, pasti masa depanmu akan tetap baik. Mengertilah kecemasan papa mamamu. Ini sangat berat untuk mereka," ujar Melati.
"Bertahun-tahun membesarkan anak yang disayangi, tinggal selangkah lagi berhasil. Kebanggaannya sudah di depan mata, lalu semua terbalik. Kamu bisa mengerti, kan? Dan mereka tidak ingin kamu jatuh di lobang yang sama." Melati mengelus rambut panjang Ranita lembut.
"Iya. Iya, kamu benar." Ranita mengusap matanya yang basah dan mengangguk. "Aku tidak boleh egois. Aku harus mengerti hati papa mama yang hancur karena Kak Arni."
"Kalau memang jalanmu kuliah di tempat yang kamu harapkan, pasti hati papa mamamu akan dilembutkan. Jika tidak, berarti Tuhan punya maksud lain buatmu," lanjut Melati. Dia berusaha membuat Ranita lega dengan keputusan papanya.
Ranita mengangguk lagi. "Mela, terima kasih, ya. Kamu memang teman yang sangat baik. Bersyukur ada kamu di sisiku." Ranita mencoba tersenyum dan memeluk Melati. Melati membalas pelukannya menepuk-nepuk pundak Ranita.
"Kita pulang?" tanya Melati.
"Pulang ke rumahmu, ya?" Ranita berdiri. Dia meraih tasnya yang tergeletak santai di mejanya.
"Ke rumahku?" Melati ikut berdiri. Sama, mengangkat tas sekolahnya, menyampaikannya di punggung.
"Aku mau jenguk ibumu," jawab Ranita.
Tentu. Ayo." Senyum Melati mengembang. Lalu dengan motor Ranita, mereka pulang ke rumah Melati.
Sepanjang jalan mereka sudah mengobrol seperti biasa. Hati Ranita sudah jauh lebih tenang sekarang. Mereka bicara rencana kelas mereka yang akan pergi rekreasi bersama. Masih bingung antara ke Bali atau ke Lombok. Kalau dana mereka sudah menabung di kelas bahkan sejak kelas 10 dulu.
Melati sih terserah kelas, dia ikut saja nanti keputusannya ke mana. Bali, beberapa tahun lalu sudah pernah ke sana. Waktu itu acara rekreasi keluarga dari kantor papa, sebelum papa pindah kerja ke Jakarta. Kalau ke Lombok, memang belum pernah.
Yang paling penting dari acara itu sebenarnya adalah pada kebersamaan mereka yang sudah terjalin selama tiga tahun. Ya, setelah itu semua akan berpisah. Masing-masing mengejar impiannya dan tidak tahu kapan ada kesempatan untuk bertemu lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Glorofindel
karakter melati dan cerita nya, sampai bab 4 ini bagus, jadi inget sinetron keluarga jaman dulu. penulisan juga baik, aku perlu belajar ini dari sini.
khusus untuk buku yang ini, alur memang terasa lambat, dan itu bukan hal yang buruk. cocok untuk bangun latar melati dan keluarganya.
menurutku mungkin akan menjadi lebih baik kalau, potensi konflik atau tantangan dalam cerita dikasih bibit lebih lagi di bab awal. misalnya kayak kondisi ibunya, ujian sekolahnya dan korelasi ke kondisi ekonomi mereka misalnya.
jadi lebih mancing untuk ngikutin terus, dan begitu muncul efeknya lebih nendang. juga, saran untuk judul kalau bisa lebih ambigu terhadap isi bab, serta akhiri paragraf dengan menggantung mungkin bakal lebih dramatis.
semangat terus untuk produktif ya. cuma bisa kasih opini, semoga berkenan.
2020-07-31
1
Ilham Rasya
mampir kak like 5 bab dulu ya nanti balik lagi maaf baru sempet mampir 🙏🙏💪💪💪😅
feedback nya ke cerita satu nya ya kak
- PERNIKAHAN KU 🙏😚
mohon dukungan like dan vote nya kak mksih 🙏😅🤭
2020-07-16
0
Candies
lanjut kak.. nyicil ya bacanya
2020-07-15
0