Chapter 4 - Menjaga Ibu

Anak-anak itu baru selesai belajar dan akan tidur ketika ayahnya menelpon. Ayah vidcall via Whatsapp. Damar yang ditelpon.

"Hai, lagi apa jagoan ayah yang mulai gede ini?" Sapa ayah ceria seperti biasa.

"Abis belajar, Yah," kata Damar. "Ibu sakit. Aku dan Kak Mela tadi bawa ibu kota dokter."

"Ibu sakit? Makanya ayah telpon ga diangkat," sahut ayah. Kelihatan dia agak cemas dengan kabar itu. "Sakit apa, Dam?"

"Gejala typus, Yah. Kata dokter harus istirahat full dua minggu," jawab Damar.

"Oohhh..." Ayah nampak makin kuatir. "Mana kakakmu?"

Mendengar itu Melati dan Lily mendekati Damar dan bergabung bicara dengan ayah.

"Bagaimana Ibu?" tanya ayah.

"Lagi tidur sekarang. Panasnya sudah mulai turun karena sudah minum obatnya," jawab Melati.

Terimakasih ya, Anak-anak ayah pintar. Bisa bantu Ibu. Kita doakan Ibu segera sehat lagi," ucap ayah.

"Iya, Yah," sahut ketiganya. Kompak.

"Aku mau bicara sama Ayah." Jati menerobos ke tengah kakak-kakaknya.

"Hei... Adik ganteng..." Wajah ayah sumringah lagi melihat Jati.

"Ayah, pulang dong, Ibu sakit," kata Jati. Serius sekali dia bicara.

"Iya, Ayah sudah tahu Ibu sakit. Jati nurut sama Ibu sama kakak-kakak ya, biar Ibu cepat sehat," ulang Ayah.

"Iya, Yah. Kalau pulang bawain robot, ya.. Transformer yang keren," pinta Jati.

"Ah, kamu ini, mainan aja yang diminta," sahut Damar. Dia dorong dahi Jati pelan.

"Biarin. Pokoknya mau transformer." Jati ngotot balas menatap Damar.

"Ga apa, Dam. Bawain robot itu gampang, daripada dia minta pacar haa.. haa..." Ayah masih bisa bercanda.

Kakak-kakaknya ikut tertawa juga akhirnya. Lalu ayah berpesan agar mereka tetap belajar khususnya Melati yang masih ujian. Jangan sampai situasi membuat belajarnya jadi kendur. Melati manggut-manggut. Dia harus tetap bisa maksimal dalam ujian.

Selesai telpon dengan ayah, Melati mengajak Lily dan Damar bicara tentang situasi mereka. Harus ada yang menjaga ibu di rumah dan antar jemput Jati sekolah. Melati bisa untuk antar sekalian berangkat sekolah. Tapi dia tidak mungkin tidak ke sekolah karena dia harus ikut ujian.

Jadi kesepakatannya, besok Lily yang jaga ibu dan jemput Jati pulang sekolah. Lusa Damar, hari berikut Lily lagi. Di hari selanjutnya, karena ujian selesai, Melati akan ijin ke sekolah tidak masuk sampai ibu sehat.

"Kakak akan buatkan surat ijin untuk kalian pas tidak masuk, ya..." kata Melati.

"Iya, Kak," sahut Damar dan Lily.

"Sekarang ayo, ajak Jati tidur. Jangan sampai besok kita kesiangan dan telat sekolah," suruh Melati pada adiknya.

"Iya. Ayo, Jati, kita cepat tidur." Damar mengajak adiknya itu masuk ke kamar mandi dulu. Mencuci tangan dan kakak, buang air kecil sekalian, baru mereka masuk kamar dan berangkat tidur.

"Kamu tidur saja dulu. Aku mau lihat Ibu," ujar Melati pada Lily.

"Aku ikut." Lily menimpali.

"Ayo kalau begitu." Melati menuju kamar ibu. Lily mengikutinya.

Di kamar ibu berbaring, masih lemah. Melati memegang lengan ibu. Mulai panas lagi suhu badan ibu.

"Hei, kalian belum tidur?" Ibu membuka mata dan melihat kedua anak gadisnya.

"Ibu badannya mulai panas," kata Melati.

"Ibu makan buburnya sini. Biar bisa minum obat." Ibu mencoba bangun. Tapi kelihatan kesulitan. Melati menolong ibu duduk bersandar di kepala tempat tidur dengan bantal tinggi di belakang kepalanya.

"Aku ambil buburnya." Lily langsung beranjak.

"Sedikit saja, Lily." Ibu masih sempat berpesan pada Lily. Lily mengangguk. Dia ke dapur mengambilkan bubur untuk ibu.

"Setelah ibu minum obat, langsung pergi tidur. Besok jangan sampai telat datang ujian, ya?" kata ibu.

"Iya, Bu." Melati mengangguk.

"Maaf ya, Nak. Saat kamu sedang ujian akhir malah ibu sakit." Ibu mengelus pundak Melati.

"Ibu... kenapa minta maaf? Kan sakit ga bisa dininta, Bu..." ujar Melati.

Ibu tersenyum. "Iya juga... Kalau bisa, ibu milih waktu libur sekolah saja ya, sakitnya. Ibu juga ga perlu bolos mengajar. Hee..." Dalam keadaan sakit ibu masih saja bisa bercanda.

Melati ikut tersenyum. Lily datang dengan bubur dan minuman hangat. Melati membantu ibu makan bubur. Setelah itu ibu minum obatnya lagi.

"Bantu Ibu berbaring saja," kata Ibu. Melati pun membantu ibu kembali berbaring.

"Sudah kalian cepat tidur, ya..." kata ibu lagi.

"Aku tidur temani Ibu, yaa..." pinta Melati.

"Tidak usah. Ibu pasti akan lelap tidur karena obat," tolak ibu. "Ayo sana kalian tidur saja."

"Baiklah...." Melati mengalah. "Selamat malam, Bu. Istirahat, ya..."

Ibu mengangguk. Melati dan Lily kembali ke kamar. Mereka segera naik ke ranjang, berdoa untuk kesembuhan ibu. Lalu berbaring dan memejamkan mata.

"Tuhan, tolong Ibu, buat Ibu cepat sehat kembali." Doa hati Melati tulus.

Sementara di kamarnya, Ibu masih belum tidur. Dia lihat HP ada WA dari ayah. Dia coba balas.

Ibu

- Malam, mas

Ayah

- Kok bangun? Bagaimana, lebih baik?

Ibu

- Sedikit

Ayah langsung vidcall ibu.

"Hai..." sapa ayah.

Ibu mencoba tersenyum. Wajahnya sedikit pucat. Melihat ayah, ibu langsung menitikkan air mata.

"Kok nangis?" tanya ayah. Hatinya jadi galau, deh.

"Maaf, aku ga bisa jaga diri. Malah sakit waktu Mela ujian. Kasihan dia jadi bingung ngurus aku, Mas," kata ibu.

"Sayang... jangan sedih. Harus semangat biar cepat sehat. Hmm...?" Lembut sekali ayah berkata.

Ini yang membuat ibu jatuh hati pada ayah. Karena dia sangat lembut dan pengertian.

"Iya. Aku cengeng, yaa..." kata ibu. Diusapnya matanya yang sedikit basah.

"Ga apa-apa.. maaf, aku ga bisa pulang. Jadi ga bisa bantu anak-anak." Ayah menarik nafas panjang.

"Ga apa. Aku pasti cepat sehat, kok." Ibu mencoba tersenyum lagi.

"Kalau gitu istirahat, ya... udahan telponnya," kata ayah.

"Hmm..." ujar ibu. "Mas juga istirahat pasti sudah lelah."

"Oke. Bye..." Ayah menutup telpon. Ibu menaruh telpon di meja. Lalu ibu memejamkan mata mencoba tidur. Karena obat yang diminumnya tidak lama ibu pun terlelap lagi.

*

*

Malam... bawalah lelah pergi

Biar terganti oleh keceriaan, kala pagi menjelang

Malam... lepaskanlah semua penat

Biar terisi oleh lagu manis menyambut hari baru

Terpopuler

Comments

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

Ceritanya seru kak 👍👍👍

ijin promo ya 🍜🍜🍜

jgn lupa baca novel dg judul "HITAM"

kisah tentang pernikahan yg tak diinginkan,

jangan lupa tinggalkan like and commen ☀️☀️☀️

2021-01-07

0

❤️YennyAzzahra🍒

❤️YennyAzzahra🍒

like like likee

2020-09-26

0

Esmeralda

Esmeralda

semangat selalu kak

salam dari love kamu 3000😊

2020-07-13

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kerinduan Melati
2 chapter 2 - Musim Ujian
3 Chapter 3 - Ibu Sakit
4 Chapter 4 - Menjaga Ibu
5 Chapter 5 - Kesedihan Ranita
6 Chapter 6 - Ayah Pulang
7 Chapter 7 - Suka Kamu
8 Chapter 8 - Aku Tidak Bisa!
9 Chapter 9 - Ingat Aku Terus
10 Chapter 10 - Batas Air dan Awan
11 Chapter 11 - Tidak Akan Terlupakan
12 Chapter 12 - Perjalanan Tiada Tara
13 Chapter 13 - Siap Terbang ke Langit
14 Chapter 14 - Rumah Elvan
15 Chapter 15 - Akan Tetap Bersama
16 Chapter 16 - Pertolongan Tak Terduga
17 Chapter 17 - Kencan Pertama?
18 Chapter 18 - Terima Kasih
19 Chapter 19 - Pengakuan Melati
20 Chapter 20 - Sampai Jumpa
21 Chapter 21 - Memasuki Masa Baru
22 Chapter 22 - Alfaro?
23 Chapter 23 - Curhat Total
24 Chapter 24 - Be With Me
25 Chapter 25 - Permintaan Alfaro
26 Chapter 26 - Liburan!!
27 Chapter 27 - Surprise Elvan
28 Chapter 28 - Kamu Cemburu?
29 Chapter 29 - Ada Apa dengan Hatiku?
30 Chapter 30 - Keputusan Elvan
31 Chapter 31 - Nama Kontak Jelek
32 Chapter 32 - Malam yang Menakutkan
33 Chapter 33 - Berpisah dengan Red Sky
34 Chapter 34 - Maafkan Aku
35 Chapter 35 - Rahasia Ranita
36 Chapter 36 - Mengikuti Ranita
37 Chapter 37 - Aku Memang Bodoh!
38 Chapter 38 - Sampai Kapanpun Jaga Hatimu untukku
39 Chapter 39 - Bisakah Kita Bersama?
40 Chapter 40 - Elvan di mana?
41 Chapter 41 - Anakku Telah Kembali
42 Chapter 42 - Elvan Pasti Pulang
43 Chapter 43 - Mati Rasa Buat yang Lain
44 Chapter 44 - Hidup Elvan Hidup Bagus
45 Chapter 45 - Kapan Kamu Pulang?
46 Chapter 46 - Aku Hanya Ingin Kamu Bahagia
47 Chapter 47 - Aku Ingat Janjiku... Aku Ingat...
48 Chapter 48 - Terima Kasih untuk Semuanya
49 Chapter 49 - Akhirnya Dia Pulang!
50 Chapter 50 - Kejutan Lagi dari Elvan
51 Chapter 51 - Married, Azka dan Adista
52 Chapter 52 - It is My Prayer
53 Chapter 53 - Di Stasiun TV
54 Chapter 54 - Lily dan Fara
55 Chapter 55 - Kamu Cuma Anak Magang!
56 Chapter 56 - Pembelaan Krista
57 Chapter 57 - Melepas Rindu
58 Chapter 58 - Bertemu Dewi
59 Chapter 59 - Aku Tetap Anak Bapak dan Ibu
60 Chapter 60 - Haruskah Aku Percaya?
61 Chapter 61 - Aku Sangat Cinta Kamu
62 Chapter 62 - Aku Kangen Kamu
63 Chapter 63 - Apapun Caranya Aku akan Mendapatkanmu
64 Chapter 64 - Itu Tidak Mungkin!
65 Chapter 65 - Perjuangan Hampir Berakhir
66 Chapter 66 - Tetap Percaya padaku, Please
67 Chapter 67 - Jadilah Lelaki Sejati
68 Chapter 68 - Lepaskan Aku
69 Chapter 69 - Lebih Baik Kabur
70 Chapter 70 - Ke Mana Elvan?
71 Chapter 71 - Pembuktian Elvan
72 Chapter 72 - Maafkan Aku, El
73 Chapter 73 - Happy Birthday, Bunga Cintaku
74 Chapter 74 - Meraih Impian
75 Chapter 75 - Bye Bye Sunny TV
76 Chapter 76 - Memulai Langkah Baru
77 Chapter 77 - Selalu Ada Maaf
78 Chapter 78 - A Different Dream
79 Chapter 79 - Guncangan Besar
80 Chapter 80 - Hati yang selalu Lapang
81 Chapter 81 - Our Step is Started
82 Chapter 82 - Kangen Kamu, Ran...
83 Chapter 83 - Apa Tidak Apa-apa?
84 Chapter 84 - Congrats for you!!
85 Chapter 85 - Menemui Bondan
86 Chapter 86 - Marah
87 Chapter 87 - Anakku Bukan Urusanmu!
88 Chapter 88 - Biarkan Saja, Mel!
89 Chapter 89 - Jangan Pernah Tinggalkan Dia
90 Chapter 90 - Peluk Aku Erat
91 Chapter 91 - Kencan Tak Sengaja
92 Chapter 92 - Jangan Bawa Anakku!
93 Chapter 93 - Galau dan Sesal
94 Chapter 94 - Mulai Langkah Baru
95 Chapter 95 - Lompat Sama-sama...
96 Chapter 96 - Menetapkan Hari Istimewa
97 Chapter 97 - Ke Sunny TV
98 Chapter 98 - Tinggal Selangkah Lagi
99 Chapter 99 - Tangisan Bondan
100 Chapter 100 - Memulai Lagi dari Awal
101 Chapter 101 - This is the Day
102 Chapter 102 - Apa yang Terjadi?
103 Chapter 103 - Hanya Bisa Menunggu
104 Chapter 104 - Akhirnya....
105 Chapter 105 - Berdua Denganmu
106 Chapter 106 - Masih Takut
107 Chapter 107 - Menembus Angkasa...
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Chapter 1 - Kerinduan Melati
2
chapter 2 - Musim Ujian
3
Chapter 3 - Ibu Sakit
4
Chapter 4 - Menjaga Ibu
5
Chapter 5 - Kesedihan Ranita
6
Chapter 6 - Ayah Pulang
7
Chapter 7 - Suka Kamu
8
Chapter 8 - Aku Tidak Bisa!
9
Chapter 9 - Ingat Aku Terus
10
Chapter 10 - Batas Air dan Awan
11
Chapter 11 - Tidak Akan Terlupakan
12
Chapter 12 - Perjalanan Tiada Tara
13
Chapter 13 - Siap Terbang ke Langit
14
Chapter 14 - Rumah Elvan
15
Chapter 15 - Akan Tetap Bersama
16
Chapter 16 - Pertolongan Tak Terduga
17
Chapter 17 - Kencan Pertama?
18
Chapter 18 - Terima Kasih
19
Chapter 19 - Pengakuan Melati
20
Chapter 20 - Sampai Jumpa
21
Chapter 21 - Memasuki Masa Baru
22
Chapter 22 - Alfaro?
23
Chapter 23 - Curhat Total
24
Chapter 24 - Be With Me
25
Chapter 25 - Permintaan Alfaro
26
Chapter 26 - Liburan!!
27
Chapter 27 - Surprise Elvan
28
Chapter 28 - Kamu Cemburu?
29
Chapter 29 - Ada Apa dengan Hatiku?
30
Chapter 30 - Keputusan Elvan
31
Chapter 31 - Nama Kontak Jelek
32
Chapter 32 - Malam yang Menakutkan
33
Chapter 33 - Berpisah dengan Red Sky
34
Chapter 34 - Maafkan Aku
35
Chapter 35 - Rahasia Ranita
36
Chapter 36 - Mengikuti Ranita
37
Chapter 37 - Aku Memang Bodoh!
38
Chapter 38 - Sampai Kapanpun Jaga Hatimu untukku
39
Chapter 39 - Bisakah Kita Bersama?
40
Chapter 40 - Elvan di mana?
41
Chapter 41 - Anakku Telah Kembali
42
Chapter 42 - Elvan Pasti Pulang
43
Chapter 43 - Mati Rasa Buat yang Lain
44
Chapter 44 - Hidup Elvan Hidup Bagus
45
Chapter 45 - Kapan Kamu Pulang?
46
Chapter 46 - Aku Hanya Ingin Kamu Bahagia
47
Chapter 47 - Aku Ingat Janjiku... Aku Ingat...
48
Chapter 48 - Terima Kasih untuk Semuanya
49
Chapter 49 - Akhirnya Dia Pulang!
50
Chapter 50 - Kejutan Lagi dari Elvan
51
Chapter 51 - Married, Azka dan Adista
52
Chapter 52 - It is My Prayer
53
Chapter 53 - Di Stasiun TV
54
Chapter 54 - Lily dan Fara
55
Chapter 55 - Kamu Cuma Anak Magang!
56
Chapter 56 - Pembelaan Krista
57
Chapter 57 - Melepas Rindu
58
Chapter 58 - Bertemu Dewi
59
Chapter 59 - Aku Tetap Anak Bapak dan Ibu
60
Chapter 60 - Haruskah Aku Percaya?
61
Chapter 61 - Aku Sangat Cinta Kamu
62
Chapter 62 - Aku Kangen Kamu
63
Chapter 63 - Apapun Caranya Aku akan Mendapatkanmu
64
Chapter 64 - Itu Tidak Mungkin!
65
Chapter 65 - Perjuangan Hampir Berakhir
66
Chapter 66 - Tetap Percaya padaku, Please
67
Chapter 67 - Jadilah Lelaki Sejati
68
Chapter 68 - Lepaskan Aku
69
Chapter 69 - Lebih Baik Kabur
70
Chapter 70 - Ke Mana Elvan?
71
Chapter 71 - Pembuktian Elvan
72
Chapter 72 - Maafkan Aku, El
73
Chapter 73 - Happy Birthday, Bunga Cintaku
74
Chapter 74 - Meraih Impian
75
Chapter 75 - Bye Bye Sunny TV
76
Chapter 76 - Memulai Langkah Baru
77
Chapter 77 - Selalu Ada Maaf
78
Chapter 78 - A Different Dream
79
Chapter 79 - Guncangan Besar
80
Chapter 80 - Hati yang selalu Lapang
81
Chapter 81 - Our Step is Started
82
Chapter 82 - Kangen Kamu, Ran...
83
Chapter 83 - Apa Tidak Apa-apa?
84
Chapter 84 - Congrats for you!!
85
Chapter 85 - Menemui Bondan
86
Chapter 86 - Marah
87
Chapter 87 - Anakku Bukan Urusanmu!
88
Chapter 88 - Biarkan Saja, Mel!
89
Chapter 89 - Jangan Pernah Tinggalkan Dia
90
Chapter 90 - Peluk Aku Erat
91
Chapter 91 - Kencan Tak Sengaja
92
Chapter 92 - Jangan Bawa Anakku!
93
Chapter 93 - Galau dan Sesal
94
Chapter 94 - Mulai Langkah Baru
95
Chapter 95 - Lompat Sama-sama...
96
Chapter 96 - Menetapkan Hari Istimewa
97
Chapter 97 - Ke Sunny TV
98
Chapter 98 - Tinggal Selangkah Lagi
99
Chapter 99 - Tangisan Bondan
100
Chapter 100 - Memulai Lagi dari Awal
101
Chapter 101 - This is the Day
102
Chapter 102 - Apa yang Terjadi?
103
Chapter 103 - Hanya Bisa Menunggu
104
Chapter 104 - Akhirnya....
105
Chapter 105 - Berdua Denganmu
106
Chapter 106 - Masih Takut
107
Chapter 107 - Menembus Angkasa...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!