Chapter 3 - Ibu Sakit

Tinggal minggu terakhir proses ujian akhir akan selesai. Berarti masih tiga hari perjuangan. Melati dengan rasa lelah dan lapar bergegas pulang.

Baru turun dari angkot HP nya berbunyi. Telpon dari Lily. Tumben. Adiknya itu jarang menelponnya apalagi kalau jam-jam sekolah.

"Ya, Ly?" Melati menjawab sapaan Lily sambil berjalan menuju gang rumah.

"Ibu sakit, Kak. Panas sekali badannya. Dan sangat lemas. Bagaimana ini?" Kedengaran suara Lily cemas.

"Iya, sebentar kakak sampai. Tunggu, ya." Melati langsung mematikan HP dan cepat-cepat lari menuju rumah.

Sampai di rumah dia ke kamar ibu. Benar, ibu panas tinggi. Sudah dari kemarin sebenarnya ibu kurang sehat. Tapi ibu bilang ga apa, paling kurang istirahat saja.

"Ibu rasa mual," kata ibu. Mencoba bangun dari tempat tidur. Melati memapah ibu ke kamar mandi. Benar saja. Ibu muntah-muntah.

"Li, buatkan minum hangat, ya," kata Melati. Lily segera mengerjakan perintah kakaknya. Lalu Melati membawa ibu kembali ke kamar.

"Bu, kita ke dokter saja, ya," kata Melati.

"Ibu tidak apa-apa. Paling masuk angin," jawab Ibu.

"Tapi, Bu, masa dari kemarin masuk anginnya? Biar Ibu dapat obat yang tepat la." Melati mengusap kaki Ibu dengan minyak kayu putih. Lalu juga di leher dan dada atas Ibu. Ibu kelihatan pucat.

"Ibu akan istirahat full malam ini sampai besok pagi. Pasti baik kembali." Ibu masih mencoba menenangkan Melati.

"Iya, bu. Kalau besok Ibu masih belum sehat, harus ke dokter, ya," pinta Melati. Ibu mengangguk.

Lily datang dengan teh hangat. Melati membantu ibu duduk dan minum. Lalu dia tinggalkan ibunya istirahat di kamar.

Sampai saat makan, lagi-lagi Ibu muntah-muntah. Dan badan Ibu semakin panas, dia menggigil dan merasa kedinginan.

"Ibu, tidak bisa tunggu besok. Ibu bisa tambah parah. Obat yang Ibu minum tidak ada pengaruhnya. Ibu juga muntah terus. Sekarang saja ya bu, ke dokternya." Melati masih membujuk ibunya.

"Bu, biar pak dokter kasih obat yang cocok, jadi Ibu cepat sehat." Jati ikut membujuk ibu.

"Ya sudah. Ayo, kita ke dokter." Ibu akhirnya mengalah.

Melati mengajak Damar menemaninya membawa ibu ke dokter. Sedang Lily di rumah menemani Jati. Melati memesan taksi online dan bergegas ke dokter begitu kendaraan datang.

Ternyata ibu kena gejala typus. Untung ibu bersedia periksa. Kalau telat ketahuan bagaimana, batin Melati. Dokter menyarankan ibu harus bedrest selama dua minggu. Makan makanan yang halus dan tidak boleh yang pedas.

Sebenarnya dokter sarankan untuk opname, tapi ibu tidak mau. Dia tahu anak-anaknya akan kesulitan untuk menjaganya di rumah sakit. Sebaiknya dia tetap di rumah saja, masih bisa mengawasi mereka.

Melati lega karena tahu penyakit ibu, tapi juga agak kuatir dengan situasinya sekarang. Ini ujian belum selesai. Bagaimana dia bisa mengatur rumah dan adik-adiknya? Selama ini semua ibu kerjakan. Dia dan adik-adik hanya bantu sesekali karena memang sudah sibuk urusan sekolah. Sedang ibu, meskipun dia juga mengajar di TK, ibu bisa handle semua dengan baik. Beresin rumah, siapkan keperluan mereka sekolah, menyediakan makanan di rumah, bantu belajar khususnya Jati, dan banyak lagi lainnya.

Melati makin bangga dan sayang ibu. Dia baru tahu betapa berat yang ibu lakukan untuk mereka. Apalagi ayah selalu jauh. Makanya kadang ibu akan ngomel kalau mereka tidak mau nurut. Maafkan aku ya, bu, yang kadang bikin ibu emosi karena susah diatur, bisik hati Melati sementara mereka perjalanan pulang dari dokter.

"Mela, tidak usah kerjakan semua urusan rumah. Yang penting saja. Kalau ga sempat masak, beli saja di warung Bu Nani," kata Ibu. "Pesan saja bubur buat Ibu pagi dan siang. Sore baru ga apa Mela buatkan asal tidak lelah."

Mereka sudah kembali di rumah. Ibu sudah berbaring di kamarnya. Ibu sudah makan bubur yang Melati buat dan minum obat.

"Bu, ujian kan tinggal tiga hari. Ibu tenang saja. Kami sudah besar, pasti bisa mengatur semuanya. Pokonya Ibu harus cepat sehat." Melati memeluk ibunya.

Ya, dia harus bisa mengurus rumah. Adik-adiknya juga bukan anak yang bandel yang semaunya. Dia bersyukur, meski keluarga mereka sangat sederhana, tapi orang tuanya bisa mendidik semua anaknya dengan baik.

"Terimakasih ya, Sayang." Ibu tersenyum. Melati mencium pipi ibu lalu meninggalkannya untuk istirahat.

Hati Melati sedikit teriris. Bagaimana tidak, ini hari-hari penentuan buatnya. Dia harus fokus belajar untuk tiga hari terakhir ujiannya. Siapa yang mengira situasi begini ibu sakit. Dan ini bukan main-main. Harus dijaga benar atau bisa tambah parah.

"Tuhan, bantu aku atasi ini," batinnya. Jujur saja ada sedikit rasa cemas di hatinya.

Tapi dia tidak boleh kalut. Kasihan Ibu, kasihan adik-adiknya.

"Kak, bantu aku, yaa.." Damar mendekati Melati yang ada di kamar. Dia rupanya ada yang kurang paham dari tugas sekolahnya.

Biasanya ibu yang akan membantu. Sekarang ibu harus istirahat. Dengan sabar Melati menjelaskan beberapa soal yang Damar tidak mengerti. Lalu anak itu balik ke ruang tengah.

Melati mencoba fokus lagi dengan bukunya. Masih banyak yang harus dibacanya.

"Kak, aku lapar..." ganti Jati yang datang.

Melati menoleh. Wajah adiknya itu sudah layu. Dia pasti juga sudah mengantuk.

"Kakak masak telur dadar saja, nggak apa-apa?" kata Melati.

"Iya. Nanti kasih kecap ya Kak, di nasinya." Jati mengikuti Melati yang sudah menuju dapur.

Sepuluh menit selesai sudah. "Jati bisa makan sendiri, ya. Kakak mau belajar lagi," ujar Melati.

"Oke..." Jati tersenyum. Dia duduk dan mulai makan setelah berdoa pendek.

"Ly, nanti lihat Jati. Antar dia tidur selesai makan, ya... Kakak belajar dulu." Melati minta Lily membantu adiknya.

"Iya. Aku hampir selesai, kok." Lily mengangguk.

Melati kembali berkutat dengan buku dan soal-soal latihan. Besok ujian matematika. Selama ini Melati bisa pelajaran ini, tapi bukan yang mahir. Melati memang lebih menikmati belajar bahasa dan hal-hal sosial ketimbang angka dan hitungan. Untungnya nilainya tidak pernah jeblok di matematika.

Dengan situasi ini Melati tidak yakin besok ujiannya bisa bagus. Mau bagaimana lagi? Yang penting dia berusaha saja semaksimal mungkin. Seperti pesan ayah, lakukan segala sesuatu yang terbaik kamu bisa, maka hasil tidak akan mengecewakan. Itulah yang membuat Melati tidak pernah main-main dengan tanggung jawabnya.

"Kumohon, Tuhan... berbaik hatilah padaku... Besok berikan soal yang ga terlalu susah. Pikiranku benar-benar lelah sekarang." Melati meletakkan kepala di atas meja. Terasa berat tengkuknya dan pedih di matanya.

Yaa... penat... itu yang dia rasa.

Terpopuler

Comments

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

up up up.... 🎉🎉🎉

ijin promo thor 🍿🍿🍿


jgn lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE",

kisah cinta beda agama 🍿🍿🍿


jgn lupa tinggalkan like and comment ya 🍿❤️❤️❤️

2020-10-16

0

Esmeralda

Esmeralda

Hay Thor aku mampir lagi ya😊

2020-07-13

0

Siska

Siska

next

2020-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kerinduan Melati
2 chapter 2 - Musim Ujian
3 Chapter 3 - Ibu Sakit
4 Chapter 4 - Menjaga Ibu
5 Chapter 5 - Kesedihan Ranita
6 Chapter 6 - Ayah Pulang
7 Chapter 7 - Suka Kamu
8 Chapter 8 - Aku Tidak Bisa!
9 Chapter 9 - Ingat Aku Terus
10 Chapter 10 - Batas Air dan Awan
11 Chapter 11 - Tidak Akan Terlupakan
12 Chapter 12 - Perjalanan Tiada Tara
13 Chapter 13 - Siap Terbang ke Langit
14 Chapter 14 - Rumah Elvan
15 Chapter 15 - Akan Tetap Bersama
16 Chapter 16 - Pertolongan Tak Terduga
17 Chapter 17 - Kencan Pertama?
18 Chapter 18 - Terima Kasih
19 Chapter 19 - Pengakuan Melati
20 Chapter 20 - Sampai Jumpa
21 Chapter 21 - Memasuki Masa Baru
22 Chapter 22 - Alfaro?
23 Chapter 23 - Curhat Total
24 Chapter 24 - Be With Me
25 Chapter 25 - Permintaan Alfaro
26 Chapter 26 - Liburan!!
27 Chapter 27 - Surprise Elvan
28 Chapter 28 - Kamu Cemburu?
29 Chapter 29 - Ada Apa dengan Hatiku?
30 Chapter 30 - Keputusan Elvan
31 Chapter 31 - Nama Kontak Jelek
32 Chapter 32 - Malam yang Menakutkan
33 Chapter 33 - Berpisah dengan Red Sky
34 Chapter 34 - Maafkan Aku
35 Chapter 35 - Rahasia Ranita
36 Chapter 36 - Mengikuti Ranita
37 Chapter 37 - Aku Memang Bodoh!
38 Chapter 38 - Sampai Kapanpun Jaga Hatimu untukku
39 Chapter 39 - Bisakah Kita Bersama?
40 Chapter 40 - Elvan di mana?
41 Chapter 41 - Anakku Telah Kembali
42 Chapter 42 - Elvan Pasti Pulang
43 Chapter 43 - Mati Rasa Buat yang Lain
44 Chapter 44 - Hidup Elvan Hidup Bagus
45 Chapter 45 - Kapan Kamu Pulang?
46 Chapter 46 - Aku Hanya Ingin Kamu Bahagia
47 Chapter 47 - Aku Ingat Janjiku... Aku Ingat...
48 Chapter 48 - Terima Kasih untuk Semuanya
49 Chapter 49 - Akhirnya Dia Pulang!
50 Chapter 50 - Kejutan Lagi dari Elvan
51 Chapter 51 - Married, Azka dan Adista
52 Chapter 52 - It is My Prayer
53 Chapter 53 - Di Stasiun TV
54 Chapter 54 - Lily dan Fara
55 Chapter 55 - Kamu Cuma Anak Magang!
56 Chapter 56 - Pembelaan Krista
57 Chapter 57 - Melepas Rindu
58 Chapter 58 - Bertemu Dewi
59 Chapter 59 - Aku Tetap Anak Bapak dan Ibu
60 Chapter 60 - Haruskah Aku Percaya?
61 Chapter 61 - Aku Sangat Cinta Kamu
62 Chapter 62 - Aku Kangen Kamu
63 Chapter 63 - Apapun Caranya Aku akan Mendapatkanmu
64 Chapter 64 - Itu Tidak Mungkin!
65 Chapter 65 - Perjuangan Hampir Berakhir
66 Chapter 66 - Tetap Percaya padaku, Please
67 Chapter 67 - Jadilah Lelaki Sejati
68 Chapter 68 - Lepaskan Aku
69 Chapter 69 - Lebih Baik Kabur
70 Chapter 70 - Ke Mana Elvan?
71 Chapter 71 - Pembuktian Elvan
72 Chapter 72 - Maafkan Aku, El
73 Chapter 73 - Happy Birthday, Bunga Cintaku
74 Chapter 74 - Meraih Impian
75 Chapter 75 - Bye Bye Sunny TV
76 Chapter 76 - Memulai Langkah Baru
77 Chapter 77 - Selalu Ada Maaf
78 Chapter 78 - A Different Dream
79 Chapter 79 - Guncangan Besar
80 Chapter 80 - Hati yang selalu Lapang
81 Chapter 81 - Our Step is Started
82 Chapter 82 - Kangen Kamu, Ran...
83 Chapter 83 - Apa Tidak Apa-apa?
84 Chapter 84 - Congrats for you!!
85 Chapter 85 - Menemui Bondan
86 Chapter 86 - Marah
87 Chapter 87 - Anakku Bukan Urusanmu!
88 Chapter 88 - Biarkan Saja, Mel!
89 Chapter 89 - Jangan Pernah Tinggalkan Dia
90 Chapter 90 - Peluk Aku Erat
91 Chapter 91 - Kencan Tak Sengaja
92 Chapter 92 - Jangan Bawa Anakku!
93 Chapter 93 - Galau dan Sesal
94 Chapter 94 - Mulai Langkah Baru
95 Chapter 95 - Lompat Sama-sama...
96 Chapter 96 - Menetapkan Hari Istimewa
97 Chapter 97 - Ke Sunny TV
98 Chapter 98 - Tinggal Selangkah Lagi
99 Chapter 99 - Tangisan Bondan
100 Chapter 100 - Memulai Lagi dari Awal
101 Chapter 101 - This is the Day
102 Chapter 102 - Apa yang Terjadi?
103 Chapter 103 - Hanya Bisa Menunggu
104 Chapter 104 - Akhirnya....
105 Chapter 105 - Berdua Denganmu
106 Chapter 106 - Masih Takut
107 Chapter 107 - Menembus Angkasa...
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Chapter 1 - Kerinduan Melati
2
chapter 2 - Musim Ujian
3
Chapter 3 - Ibu Sakit
4
Chapter 4 - Menjaga Ibu
5
Chapter 5 - Kesedihan Ranita
6
Chapter 6 - Ayah Pulang
7
Chapter 7 - Suka Kamu
8
Chapter 8 - Aku Tidak Bisa!
9
Chapter 9 - Ingat Aku Terus
10
Chapter 10 - Batas Air dan Awan
11
Chapter 11 - Tidak Akan Terlupakan
12
Chapter 12 - Perjalanan Tiada Tara
13
Chapter 13 - Siap Terbang ke Langit
14
Chapter 14 - Rumah Elvan
15
Chapter 15 - Akan Tetap Bersama
16
Chapter 16 - Pertolongan Tak Terduga
17
Chapter 17 - Kencan Pertama?
18
Chapter 18 - Terima Kasih
19
Chapter 19 - Pengakuan Melati
20
Chapter 20 - Sampai Jumpa
21
Chapter 21 - Memasuki Masa Baru
22
Chapter 22 - Alfaro?
23
Chapter 23 - Curhat Total
24
Chapter 24 - Be With Me
25
Chapter 25 - Permintaan Alfaro
26
Chapter 26 - Liburan!!
27
Chapter 27 - Surprise Elvan
28
Chapter 28 - Kamu Cemburu?
29
Chapter 29 - Ada Apa dengan Hatiku?
30
Chapter 30 - Keputusan Elvan
31
Chapter 31 - Nama Kontak Jelek
32
Chapter 32 - Malam yang Menakutkan
33
Chapter 33 - Berpisah dengan Red Sky
34
Chapter 34 - Maafkan Aku
35
Chapter 35 - Rahasia Ranita
36
Chapter 36 - Mengikuti Ranita
37
Chapter 37 - Aku Memang Bodoh!
38
Chapter 38 - Sampai Kapanpun Jaga Hatimu untukku
39
Chapter 39 - Bisakah Kita Bersama?
40
Chapter 40 - Elvan di mana?
41
Chapter 41 - Anakku Telah Kembali
42
Chapter 42 - Elvan Pasti Pulang
43
Chapter 43 - Mati Rasa Buat yang Lain
44
Chapter 44 - Hidup Elvan Hidup Bagus
45
Chapter 45 - Kapan Kamu Pulang?
46
Chapter 46 - Aku Hanya Ingin Kamu Bahagia
47
Chapter 47 - Aku Ingat Janjiku... Aku Ingat...
48
Chapter 48 - Terima Kasih untuk Semuanya
49
Chapter 49 - Akhirnya Dia Pulang!
50
Chapter 50 - Kejutan Lagi dari Elvan
51
Chapter 51 - Married, Azka dan Adista
52
Chapter 52 - It is My Prayer
53
Chapter 53 - Di Stasiun TV
54
Chapter 54 - Lily dan Fara
55
Chapter 55 - Kamu Cuma Anak Magang!
56
Chapter 56 - Pembelaan Krista
57
Chapter 57 - Melepas Rindu
58
Chapter 58 - Bertemu Dewi
59
Chapter 59 - Aku Tetap Anak Bapak dan Ibu
60
Chapter 60 - Haruskah Aku Percaya?
61
Chapter 61 - Aku Sangat Cinta Kamu
62
Chapter 62 - Aku Kangen Kamu
63
Chapter 63 - Apapun Caranya Aku akan Mendapatkanmu
64
Chapter 64 - Itu Tidak Mungkin!
65
Chapter 65 - Perjuangan Hampir Berakhir
66
Chapter 66 - Tetap Percaya padaku, Please
67
Chapter 67 - Jadilah Lelaki Sejati
68
Chapter 68 - Lepaskan Aku
69
Chapter 69 - Lebih Baik Kabur
70
Chapter 70 - Ke Mana Elvan?
71
Chapter 71 - Pembuktian Elvan
72
Chapter 72 - Maafkan Aku, El
73
Chapter 73 - Happy Birthday, Bunga Cintaku
74
Chapter 74 - Meraih Impian
75
Chapter 75 - Bye Bye Sunny TV
76
Chapter 76 - Memulai Langkah Baru
77
Chapter 77 - Selalu Ada Maaf
78
Chapter 78 - A Different Dream
79
Chapter 79 - Guncangan Besar
80
Chapter 80 - Hati yang selalu Lapang
81
Chapter 81 - Our Step is Started
82
Chapter 82 - Kangen Kamu, Ran...
83
Chapter 83 - Apa Tidak Apa-apa?
84
Chapter 84 - Congrats for you!!
85
Chapter 85 - Menemui Bondan
86
Chapter 86 - Marah
87
Chapter 87 - Anakku Bukan Urusanmu!
88
Chapter 88 - Biarkan Saja, Mel!
89
Chapter 89 - Jangan Pernah Tinggalkan Dia
90
Chapter 90 - Peluk Aku Erat
91
Chapter 91 - Kencan Tak Sengaja
92
Chapter 92 - Jangan Bawa Anakku!
93
Chapter 93 - Galau dan Sesal
94
Chapter 94 - Mulai Langkah Baru
95
Chapter 95 - Lompat Sama-sama...
96
Chapter 96 - Menetapkan Hari Istimewa
97
Chapter 97 - Ke Sunny TV
98
Chapter 98 - Tinggal Selangkah Lagi
99
Chapter 99 - Tangisan Bondan
100
Chapter 100 - Memulai Lagi dari Awal
101
Chapter 101 - This is the Day
102
Chapter 102 - Apa yang Terjadi?
103
Chapter 103 - Hanya Bisa Menunggu
104
Chapter 104 - Akhirnya....
105
Chapter 105 - Berdua Denganmu
106
Chapter 106 - Masih Takut
107
Chapter 107 - Menembus Angkasa...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!