Melati masuk ke kelasnya. Ini semester terakhir di kelas 12. Dan hari ini ujian akhir dimulai. Melati rasanya sudah siap menghadapi semua, meski dia tahu masih ada yang belum dia kuasai dari semua pelajaran yang dia pelajari.
"Yang terjadi terjadilah. Just try to do your best," gumamnya menyemangati diri sendiri.
"Mela, ntar kasih contekan, ya..." Ranita langsung duduk di sebelah Melati begitu sohibnya itu sampai di bangkunya.
"Apa? Ini ujian kali." Melati meletakkan tasnya di meja lalu mengeluarkan alat tulisnya.
"Semalam ga belajar kamu, Ran?" tanya Melati.
"Belajar laa... Tapi dikit..." sahut Ranita. "Otakku ini kayak porak poranda kalau diajak mikir banyak-banyak. Beda sama kamu."
"Haa... Haaa..." Melati ngakak mendengar itu. "Porak poranda, memangnya abis bencana angin ****** beliung."
"Gitu, deh... Bantulah sahabatmu yang baik, cantik, murah hati, dan tidak sombong ini." Ranita merayu.
"Kalau mau ngajari waktu belajar ok. Kalau ujian mau celaka bareng? Aku atuttt..." tukas Melati sambil mengepalkan kedua tangan di dada pura-pura gemetar.
Ihh.... Pelit..." Ranita manyun.
"Percaya diri aja. Yang penting kita sudah berusaha yang terbaik. Hasilnya serahkan sama yang di atas. Toh, ujian akhir ini bukan penentu kelulusan satu-satunya, kan?" hibur Melati.
"Yang di atas? Cicak?" kata Ranita sambil melirik ke plafon kelas.
"Memang bisa aja jawab, yaa..." Melati menarik ujung lengan baju temannya itu. Ranita cuma ngakak.
Kelas mulai ramai. Teman-teman yang lain sudah berdatangan dan duduk di tempatnya masing-masing. Lima menit setelah itu bel berbunyi dan ujian segera mulai.
Jam 1 siang, tuntas sudah perjuangan hari itu. Sebelum pulang Ranita mengajak Melati ke kantin. Dia ingin minum es mendinginkan kepala yang rasanya sudah mendidih. Di kantin mereka duduk di kursi paling ujung. Bagian sini lebih sering sepi daripada yang dekat stand penjual.
"Hei... Ada si ganteng keren," ucap Ranita girang.
Di kursi sebelah ada Elvan salah satu cowok beken di sekolah ini. Pemain basket andalan. Dia juga wakil ketua OSIS. Musiknya jago gitar dan keyboard. Beberapa kali membawa band sekolah juara di festival musik antar sekolah dan sekota. Ganteng dan dari keluarga yang lumayan tajir. Siapa coba cewek yang ga klepek-klepek sama cowok model begini.
"Hai..." sapanya ramah. Senyumnya mengembang ke arah Melati dan Ranita yang duduk tak jauh darinya.
"Hai..." sahut Ranita. "Belum langsung pulang, El?" tanya Ranita lagi.
"Janjian sama Pak Diko. Mau pulang bareng," jawab Elvan. Iya, dia keponakan Pak Diko. Guru olahraga, salah satu guru favorit sekolah ini. Orangnya energik dan selalu tersenyum. Sedikit menular sama ponakannya ini, tapi Elvan lebih kalem, sih.
"Ooo..." Kedua cewek itu bareng membulatkan mulutnya. Membuat cowok dengan mata coklat terang itu terkekeh. Melati dan Ranita ikut tertawa kecil.
"Gimana ujiannya tadi, susah?" Elvan bertanya. Lalu dia menyeruput es jeruk di depannya.
"Hmm, gitu deh. Makanya cari es, nih... Biar kepala adem," sahut Ranita.
Lagi-lagi cowok itu terkekeh. "Tahun depan giliranku. Ngeri-ngeri sedap kayaknya, ya," ujarnya. Tetap kalem mesti kata-katanya ngajak bercanda.
"Iya laa... Kecuali kamu berencana tinggal kelas atau drop out aja dari sekolah." Mulut tajam Ranita langsung nyahut.
"Ngomong tuh dipikir, Mbak." Melati memencet hidungnya sebel dengan model Ranita yang selalu suka sekenanya kalau bicara.
"Aduh, sakit. Bisa mancung ke dalam ntar aku." Ranita menarik tangan Melati dan mengusap hidungnya yang sedikit ngilu.
"Wah, kalau aku tinggal kelas atau drop out ketinggalan serunya perjuangan menyelesaikan sisa-sisa masa SMA. Padahal justru itu tantangannya, kan?" Elvan mengangkat bahunya.
"Belum tahu saja. Kalau boleh, waktu ujian gini asyiknya di-skip, deh. Aku ingin langsung sampai di hari wisuda." Ranita menjawab sambil menatap ke atas, membayangkan apa yang dikatakannya.
"Emang film kartun, bisa di-skip." Melati geleng-geleng. Sahabatnya ini selalu bisa saja menjawab.
Elvan tertawa lirih. "Kalian asyik, yaa... berdua..." ucapnya.
"Asyik apa? Kami sahabatan doang, El. Murni. Kami bukan pasangan loo... masih di jalur yang lurus," sahut Ranita sambil membelalakkan matanya.
"Tahu, Ran..." Elvan makin melebarkan senyumnya. Dan gantengnya bertambah lagi.
"Ya Tuhan... kok bisa ya, aku tahan punya teman kayak gini..." gerutu Melati.
"Ya iya laa... Masa masih belum paham aku ini makhluk langka, tiada duanya. Beruntung kamu bisa sedekat ini denganku. Takdir memang berpihak padamu," kata Ranita sambil mendekatkan wajahnya pada sahabatnya itu.
Melati menarik ujung rambut Ranita karena sebal dengan candaannya itu. "Aaauhh... sakit, Mel!" Kontan Ranita berteriak kaget.
"Biarin," ujar Melati. Elvan lagi-lagi tertawa melihat tingkah dua sahabat itu.
"El, kamu ditaksir banyak cewek loo... sadar, kan?" kata Ranita sambil dia menghabiskan minumannya.
"Hmmm... kenapa memang?" tanya Elvan, bukan menjawab Ranita. Wajah cowok itu berubah sedikit serius.
"Ga ada yang nyantol di hati apa? Mulai dari kelas 10 sampai 12, ada lo yang hatinya terpaut pada dirimu." Ranita memancing pembicaraan soal hati.
Elvan menoleh dan menatap Ranita lurus. Gadis itu santai sekali gayanya. Tidak ada beban menanyakan hal begini pada cowok.
"Kalau ada kenapa? Kalau nggak kenapa?" Elvan berusaha menjawab dengan santai juga.
"Aiihhh... ini nggak asyik banget. Bukan menjawab pertanyaan, El," ujar Ranita gemes. Melati tidak tahu harus komen apa dengan pembicaraan makhluk unik di depannya ini.
Elvan hanya tertawa kecil. Dia menyeruput es jeruknya lagi. "Itu masalah hati, Ran. Sebaiknya dijaga baik-baik. Kalau pas, baru..."
Tinggg!!
Elvan melihat ke HP yang dipegangnya. Pesan masuk. "Aku uda ditunggu. Duluan, ya," kata Elvan sambil berdiri.
"El, belum selesai kalimatnya tadi... Baru apa??" Ranita penasaran.
"Hmmm... lain kali aja, ya... episode selanjutnya..." tandas Elvan.
"Hei... bukan sinetron ini..." Ranita masih ngotot.
Elvan hanya melambaikan tangan kanannya.
"Oke. See yaa.." ujar Melati.
"TTDJ. Kalau jatuh bangun sendiri, ga usah sebut namaku tiga kali." Masih nyahut lagi Ranita.
"Hah?" Elvan menatap Ranita.
"Ga ngefek. Kan aku jauh darimu," jelas Ranita sambil mengerjapkan mata beberapa kali.
Elvan cuma bisa ngakak sambil geleng-geleng. Dia mengambil gelas plastik kosong bekas es jeruknya dan membuangnya ke tempat sampah. Lalu meninggalkan dia cewek cantik itu. Memang anak baik ya, ga ninggalin sampah sembarangan.
"Hmm... aku suka cowok kayak Elvan itu. Coba dia mau memperhatikan aku sedikit saja, mungkin bisa jatuh cinta dia," ujar Ranita.
"Mulai lagi, deh... Lalu si Iwan, anak kelas sebelah? Katanya dia mantap punya," sahut Melati.
"Iya, dia boleh juga. Tapi mereka kayak tertutup kabut apa gitu ga pernah noleh padaku. Aku ini jelas-jelas cantik loo..." tambah Ranita. Dia memainkan pipinya yang memang bagus bentuknya.
"Kabut asap," kata Melati datar. Lalu meneguk es di gelasnya sampai habis.
"Sialan." Ranita tertawa. "Kamu, setelah ditembak Viko? Kan kamu tolak. Terus apa masih berharap sama Alfaro?" Ranita menoleh pada Melati.
"Aku kan sudah bilang, ga mau pacaran dulu. Fokus belajar. Biar hati suka, ga harus ngotot jadian. Lagian Alfaro juga sudah pindah kota. Masa depan masih panjang, Ran," jawab Melati.
"Bisa ya ada cewek model begini. Kamu ini langka tahu ga..." Ranita berdiri. Merapikan roknya lalu mengambil tasnya dan bersiap meninggalkan kantin. Melati mengikutinya.
Tidak lama setelah itu Melati dan Ranita pulang. Mereka berpisah di depan gerbang sekolah. Dengan motornya Ranita duluan. Sedang Melati seperti biasa naik angkot. Rumah Ranita memang ke arah yang berbeda makanya ga bisa pulang sama-sama.
Hari-hari berikutnya benar-benar diisi dengan sibuknya ujian. Ujian tulis dan ujian praktek. Ada beberapa proyek yang juga mesti diselesaikan untuk menentukan kelulusan. Rasanya waktu hanya habis untuk menuntaskan semua itu.
Melati mencurahkan semua kemampuannya untuk ini. Ujian ini adalah pembuktian dirinya yang paling puncak dari semua pembelajaran yang dia lalui di SMA. Jadi jangan sampai menyesal nanti kalau hasilnya tidak maksimal. Karena hasil yang dia raih juga akan berpengaruh pada rencananya mencapai universitas yang dia inginkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
❤️YennyAzzahra🍒
lanjuttt
2020-09-26
0
NaEm_FN
boom like bin 5 kak🥰
2020-08-28
0
Yaumi Amalia
aku mampir'kak kak 🤗 mampir juga di ceritaku"friend but married 🤗🙏
2020-08-08
1