Dalam perjananan pulang dari pondok Abah dulu. Aku bermimpi.
Terjadi ledakan dari dalam tanah di perbatasan antara dusunku dengan dusun sebelah. Yang diikuti memancarnya cairan kental semacam lumpur. Namun menimbulkan bau anyir darah. Dan lama lama berubah jadi bau bangkai.
Banyak warga panik, karena bau itu sangat menyengat. Bahkan ada yg sampai muntah dan pingsan. Pihak pemerintah setempat pun, tak mampu berbuat banyak. Karena warga kalang kabut. Dan lari entah kemana.
Meski sudah diupayakan evakuasi, tapi sebagian warga sudah terlanjur lari. Sebagian dari warga, terjebak di banjir lumpur yg sangat berbau busuk.
Banyak korban yg sampai meninggal, akibat peristiwa itu. Bukan karena tenggelam dalam lumpur. Tapi akibat tidak tahan baubusunya. Seakan mengandung* gas beracun. *Dan dari korban meninggal yg bisa dievakuasi. Mayatnya pun mengeluarkan Aroma busuk, meski baru beberapa saat. Bahkan belum lewat dari 3 jam.
Setelah lumpur reda, dan dilakukan pembersian. Semua bangunan yg teraliri lumpur menjadi rapuh. Banyak Rumah yg akhirnya roboh satu persatu.
Aku yg dalam mimpi itu dapat selamat. Dan menyelamatkan keluargaku, merasa sangat sedih. Bagai mana tidak,
Hampir separuh dari warga meninggal. Dan beberapa dusun menjadi sepi, sehingga jika malam datang. Suasana jadi* sunyi dan mencekam...!
Saat malam , selepas isya laksana kuburan yg sunyi. Ditambah lagi, tiap malam selalu terdengar tangisan tanpa ada ujutnya. Teriakan minta tolong sambil mengetuk pintu pintu rumah yg masih dihuni. Ketika dibuka yg tampak adalah sosok yg menyerupai warga yg sudah meninggal. Dengan ujut yg sudah menyeramkan.
Muka hancur, badan penuh luka dengan darah mengalir.
bahkan ada yg biji matanya keluar satu sampai menggantung disekitar hidungnya yg tinggal tulang hidungnya.
Benar benar mencekam suasana waktu itu.
Tak lagi terdengar suara kentongan orang ronda. Tak lagi terdengar suara anak anak mengaji.
Bahkan,
Tak lagi terdengar suara Adzan dari masjid & mushola. Yang ada hanya suara, rintihan tangisan ratapan dan erangan orang yg menahan sakit. Hampir tiap dua hari sekali ada yg meninggal dunia.
Aku mengumpulkan keberanianku, ku ajak beberapa orang yg mau. Aku kumpulkan di Masjid, aku ajak bermunajat pada Allah. Mohon pertolongan Nya. Agar musibah ini segera berlalu.
Akhirnya berkumpul 26 orang, yg bersedia. Saat dimasjid, baru antri ambil air wudhu.
Satu persatu orang orang menjerit berteriak.
Semua orang kerasukan atau kesurupan.
Aku beranikan diri mujahadah sendiri, dengan sound agar terdengar oleh mereka. Dan kulanjutkan membaca doa rukyah, tulak dan tulak bala.
Satu persatu mereka sadar.
Tapi ketika tinggal satu orang yg belum sadar...?
Dia meronta, kadang mengaum seperti harimau. Dan tiba tiba puluhan entah mungkin ratusan makhluq Astral menyerangku. Sangat cepat... begitu spontan.
. Membuat aku tak mampu menghindar, apa lagi melawan.
Ada yg mencakar, menggigit memukul dan sebagainya. Aku benar benar kesakitan. Saat genting seperti itu, datanglah sosok berjubah putih menolongku. Tepat saat dia menolong saat itu aku pingsan.
Aku sadar sudah di kerumuni anak anak berpakaian ala santri. Tapi dimana ini.
Aku menengok kanan kiri.
" Kamu sudah sadar kang....? " Tanya kang Salim.
Kang adalah pangilan akrap para santri.
Aku mencoba bangkit dan mencari arah suara yg kayaknya aku kenal.
" Dimana ini kang Salim..? " Tanyaku pada orang itu, yg ternyata seniorku saat di pondok Pesantren.
Kang Salim tersenyum.
" Di gubuk ku kang Yasin, istirahat lah dulu kang. Nanti baru kita ngobrol dan ngopi ngopi. Akang hanya kelelahan.
Tanpa menjawab aku kembali berbaring.
Saat bangun, aku minta tolong Santri Kang Salim. Untuk di pertemukan dengan beliau.
Tak lama berselang justru kang Salim yg menghampiriku.
" Udah seger kang Yasin ? Yuk kita ngopi ngopi di teras ? " Tanya kang Salim. Dan mengajak dengan logat Sunda nya.
O iya, Kang Salim adalah seniorku di ponpes. Beliau jago Pencak silat, juga punya kelebihan dalam bidang supra natural.
Saat diteras rumah, sudah tersedia kopi hitam. Berikut Ubi rebus nya. Perutku jadi lapar..
Setelah di persilakan, aku mengambil ubi dulu buat ganjal perut. Sambil nunggu kopi agak dingin. Serta biar asam lambung gak naik, jika ngopi perut dalam keadaan kosong bisa bahaya.
so Readers yg hobi ngopi, jangan ngopi dalam kondisi perut kosong ya.
" Rokokna sok kang ! "Kang Salim nawarin Rokok.
" Apa yg terjadi pada ku kang Salim ? Kenapa tiba tiba aku disini." Ini di daerah mana kang. Kamu udah punya santri banyak ya kang Salim " Aku membuka pembicaraan.
Sambil mengamati tempat ini kok asing. Tapi kayak pernah lihat, dimana ?
Rumah induk dari kayu semua, pagar halaman dari bambu. banyak gasebo dan kamar kamar. Mungkin itu kamar santrinya kang Salim.
" Aku diperintah Abah guru kita, untuk membantumu kang. Tapi Kang Yasin, harus sowan abah dulu. Secepatnya saja kang. " jawab kang Salim.
" O ya kang.. Tapi saat ini aku dimana kang ? " Tanyaku penasaran.
Kang Salim hanya tertawa.
" Ntar juga Akang tahu lah, gak usah aku kasih tahu nama daerahnya. " jawbnya.
Aku makin bingung, apa maksutnya.
Tiba tiba aku merasa pusing, kepalaku semakin berat.
Aku terjatuh.
Buuk...!
........
Aku terbangun.
Ah untung hanya mimpi.
Mimpi yg serasa yata, mimpi yg terulang kedua kalinya.
Kang Salim..... Nur Salim lengkapnya.
Kemana aku harus cari dia, Kenapa Abah juga tidak mau memberi tahu keberadaanya. Kenapa Aku disuruh mencari sendiri ? Satu sisi Aku tidak tega, meninggalkan Amir dan kawan kawanya. Serta penduduk yg terancam bahaya.
Tapi kalo aku tidak mencari Kang Salim, Sulit rasanya menyelesaikan misi ini.
" Kowe tak tugasi Nyaponi Dusunmu sak penduwur. Ngajak o konco si Salim..." Dawuh Abah guru waktu itu.
Kamu saya kasih tugas membersihkan dusunmu sampai ke atas ngajak teman si Salim
Hanya begitu Dawuh Abah.
Masih harus dicerna maksut tujuanya.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 1.30 dini hari. Aku ambil air wudhu mau sholat istikhoroh mohon petunjuk.
Setelah bangun tubuhku terasa segar, dadaku juga tidak sakit lagi. Dan anehnya kulit dada yg tadi erah sekarang sudah pulih.
الحمد لله.....
Aku bersyukur pada Allah
Segera ambil air wudhu dan aku melaksanakan Sholat
Baru 5 menit aku minum kopi, setelah sholat. Terdengar pintu rumah di ketok mungkin lebih tepatnya di gedor gedor.
" Assalaamu 'alaikum.... " Sapa tamu sambil menggedor pintu.
" wa ' alaikummussalam ! " jawabku.
Pintu kubuka.
" Maaf pak, malam malam ganggu istirahat ! "
Ucapnya sambil ngos ngosan.
" Enggak, ini gak malam udah pagi. dah jam 2 lebih. "
Jawabku, sambil senyum
Aku memang suka humor, pada org yg lagi panik biar gak tegang.
" Ada apa, masuk dulu, nafas diatur biar gak ngos ngosan ! " Seruku.Setelah masuk.
" Duduk Pak Min ! " pintaku.
" Iya Pak...." Jawabnya.
Setelah duduk.
" Gini pak, saya diutus pak Kamto dukuh kampung s***s***i Bapak diminta datang kerumah pak Joni. Pak Joni meninggal jam 12.30 tadi. Tapi tadi saat mau dimandikan, badanya panas kayak terbakar. Bahkan tadi sampai ngeluarin asap.."
Degh.....!
Jantungku berdegup cepat...
Kaget, dan baru kali ini mendengar di dunia nyata. Bukan di sinetron adzab.
" Yaudah kamu duluan aku nyusul nanti. " kataku.
" Ya Pak. " jawabnya.
Sepeninggal Suminto / Pak min, aku masih termangu.
Ada apa ini sebenarnya....?
Aku bertanya dalam hati.
Tak mau berlama lama Aku bangunin istriku, buat persiapan buka warung nanti. Sekaligus pamitan mau ke tempat lelayu. Untung Istriku faham kewajibanku sebagai Rois. Yg harus melayani umat, 24 jam. Bahkan jadwal untuknya kadang terganggu... ups keceplosan....!!!
Singkat cerita, Aku sampai Dirumah Alm Pak Joni.
Astagjfirulllah....!
Aku tercengang, menyaksikan mayit yg mengeluarkan asap tipis. Dan saat telapak tanganku aku dekatkan. Sungguh terasa Panas. Meski tidak menyentuhnya.
Jujur, akupun bingung harus bagaimana...?
Akhirnya Aku wudhu, dan bekas air wudhunya ( air musta'mal ) aku tadahin di ember. Setelah selesai aku dekati mayit itu. Sisa air wudhu aku percikan ke mayit itu. Sedikit sedikit, Alhamdulillah asap hilang dan mayat itu lambat laun tidak panas lagi.
Orang orang lantas bergegas membantu proses mensucikan mayat dipandu Rois dusun tersebut.
Pak Kamto, dukuh stempat mendekatiku, seraya bertanya.
" Apa itu termasuk adzab pak "
Tanya Pak Kamto dukuh setempat, setengah berbisik.
" Maaf, jangan komentar begitu pak, ketiaka takziyah. Bicarakan kebaikan almarhum. Jangan bicarakan kekurangan. Soal kejadian tadi, itu adah kerjaan jin. makanya takut dikasih air wudhu. " jawabku.
" Owh gitu ya pak ! " katanya.
Setelah dirasa cukup, mayat sudah dimandikan dan dikafani menjadi jenazah. Kemudian di sholatkan, setelah disholatkan aku pamit pulang. Karena waktu subuh hampir tiba.
....
Sampai besuk di episode.
tragedi di pemakan Joni.
...bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Miftakul Ulum
bentuk atau rupa
2024-05-01
1
Risma Farna
"ujutnya" itu apa thor???
2023-01-10
0
Styaningsih Danik
like komen 5🌟 plus 2mawar biar suasana tambah mistis...
2021-12-19
0