Tahun ini Akbar berusia 17 tahun, ia naik kelas 3 SMA, saat itu Akbar ingin menjemput Kakaknya Aisyah yang masuk pesantren di Jawa Timur.
Malam itu, Akbar mengingat betul saat bersama para saudaranya berkumpul membahas masa depan.
Di ruang keluarga, nampak 7 bersaudara itu berkumpul. 5 laki laki dan 2 orang perempuan. Aisyah saat itu duduk di samaping Delia di bawah, sedangkan Ilham, Akbar, Kembar dan Seto duduk di sofa saat itu.
"Oh iya, Mas Ilham mau lanjut kemana?" Tanya Aisyah.
"Mas Ilham sih pengennya di sini aja, tapi Abi sama Umi minta Mas Ilham kuliah di Kairo sana, di tempat Abi sama Pak Lhek belajar dulu" Kata Ilham.
"Bagus dong Mas" Kata Delia.
"Emang Aisyah sama Delia ada rencana kuliah dimana?" Tanya Ilham.
"Kalau Ais sih pengen ke Korea gitu. Tapi Abi nyaranin kalau sebaiknya Aisyah kuliah di sini aja" Kata Aisyah bete.
"Kalau aku, kemaren Tante Leah memintaku kuliah di Jakarta. Katanya agar rumah yang di Jakarta keurus dan berpenghuni" Kata Delia.
"Kakak mau kemana? " Tanya Akbar.
"Kaka sih pengen deh kuliah di Korea gitu, bareng temen Kakak yang namanya Sera" Kata Aisyah.
"Yang orang non muslim itu?" Tanya Kabir.
"Gak etis bahas agama Kabir!" Kata Aisyah.
"Terus makannya gimana di Korea sana Kak? Aku lihat di you tube, jarang banget makanan halal di sana" Kata Syakir.
"Iya sih, tapi pengen aja gitu jadi Dokter di sana. Abi kan pergi ke luar negri. Om Sandy juga. Masa di antara kita gak ada yang pergi sih?" Kata Aisyah.
"Ya udah deh, biar Abang yang nemenin Kakak ke Korea, tunggu satu tahun lagi ya" Kata Akbar.
"Kelamaan dong" Kata Aisyah.
"Oh ya, jadi gak nih ke Jepangnya. Perlengkapan, izin juga udah siap semua. Berkat Abang tentunya" Kata Seto.
"Yang bener Bar?" Tanya Ilham.
"Iya dong, udah aku urus sama Pak Lhek Farhan beberapa hari yang lalu" Jawab Akbar.
"Tapi aku sama Syakir gak ikutan ya" Kata Seto.
"Lah, kenapa?" Tanya Aisyah.
"Iya, kenapa? Sekolah kalian kan juga libur!" Kata Delia.
"Kita mau ikut Abi Tausiyah dong" Kata Syakir.
"Masya Allah, kalian hebat ih. Kakak bangga sama kalian" Kata Aisyah.
"Sukses buat kalian ya, berdakwahlah dan sampaikan syafaat Allah kepada saudara saudara kita" Kata Ilham.
"Siap Mas" Kata Seto dan Syakir bersamaan.
"Terus? Ini siapa aja yang ikut terbang?" Tanya Akbar.
"Mas Ilham, Kak Ais, Delia, Abang sama Kabir kan? " Kata Aisyah.
"Kabir gak ikutan ah Kak, Minggu depan ada jadwal club pecinta hewan" Kata Kabir.
Gelak tawa pun memeriahkan suasana malam itu. Semua tertawa karena Kabir. Setahu keluarga, Kabir itu penakut dengan hewan melata.
"Pecinta hewan? Sama ulet bulu aja takut! Hahaha Hadeeh" Ledek Aisyah.
"Tertawalah sepuasnya, Aku akan buktikan. Jika Kabir Al Jazeera ini, akan membuat dunia gempar karena gak takut lagi dengan ulet bulu " Kata Kabir.
Semua tertawa terpingkal-pingkal.
"Gemparkan dunia cuma udah gak fobia ama ulet bulu doang? Hahahaha" Ledek Akbar.
"Ya Allah Kabir, kamu ini membuat kami sakit perut haha" Kata Ilham.
Ingatan itu membuat Akbar tersenyum. Rencana yang telah di susun Akbar dan Aisyah ternayata tak sesuai kenyataan. Nyatanya Aisyah ke Korea dengan Suami dan Adik Iparnya.
Sedangkan Sera dan Ilham juga sudah menikah, Sera menjadi mualaf karena cintanya kepada Ilham, Syakir dan Seto belajar ke Kairo. Lalu Clara kembali ke Swiss karena ia tak bisa tinggal lama-lama dengan Ibu dan Ayah tirinya.
Sedangkan Akbar, yang dahulunya ingin ke Bandung dan mengurus peternakan dan perkebunan, kini ia tinggal di Jepang dan jadi Dokter serta guru Bahasa di sana.
Tak terasa air mata Akbar menetes, mengingat betapa indahnya saat bersama saudaranya saat berlibur di Jepang.
Memory Di Jepang.
"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga" Kata Ilham mengucap syukur.
"Alhamdulillah Mas, tapi ngomong ngomong, kok Om Sandy belum jemput ya?" Kata Aisyah menengok ke kanan kiri.
"Gimana kalau kita jalan-jalan dulu? Mungkin Papa lagi sibuk" Kata Akbar.
"Jangan dong, ntar malah cari-carian lagi. Kita tunggu aja sebentar" Kata Delia.
Mereka ber empat pun duduk berdekatan. Aisyah dan Akbar memang sangat akrab, kemanapun Aisyah pergi pasti Akbar bersamanya. Kecuali ketika Aisyah ke Pesantren.
🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟
15 menit menunggu, Sandy belum juga terlihat.
Aisyah terlihat sangat capek, ia memejamkan matanya sejenak di bandara. Ketika mata Aisyah terpejam, bayangan senyuman Rifky muncul dalam ingatannya.
"Astagfirullah hal'adzim "
"Kenapan Kak? " Tanya Akbar.
"Ada apa sih? " Tanya Delia.
Aisyah menggelengkan kepalanya, ia tak ingin saudaranya mengetahui tentang laki laki yang ada dalam ingatan Aisyah. Ketika Aisyah menoleh ke kiri, ia benar benar melihat Rifky. Aisyah sangat terkejud, mulutnya mengaga lebar. Membuat saudara- saudaranya panik dengan perilaku Aisyah.
"Kak! Sadar Kak, Istighfar Kak, Kak Ais!! " Kata Akbar panik.
"Istighfar Is, Astaghfirullah hal'adzim.. " Kata Ilham.
"Aisyah!!" Teriak Delia.
Tak lama setelah itu, Sandy pun datang dengan pakaian dinasnya, Akbar yakin kalau ia sendiri sebenarnya sangat sibuk di Rumah Sakit.
"Ah itu Papa" Kata Akbar.
"Bang, bawain koperku ya, aku pusing banget nih" Kata Aisyah.
"Biar Mas aja yang bawa" Kata Ilham.
"Assallamualaikum kalian" Ucap Sandy.
"Wa'alaikum sallam"
"Maaf ya terlambat, Tadi ada darurat" Kata Sandy.
"Gak papa kok Om, kalau gitu ayuk buruan. Kasihan Aisyah kecapekan" Kata Delia.
Sampai suatu saat Akbar tau bahwa Kakaknya sedang jatuh cinya dengan laki laki laki bernama Rifky, karena beberapa kali. Aisyah memanggil namanya.
Malam di Jepang.
"Waw, Malam di Jepang ramai ya, kerlap kerlip" Kata Delia.
"Apa lagi kalau ada festival, Hari Natal, atau perayaan apa gitu. Pasti lebih ramai dari ini. Iya gak Bang" Kata Aisyah.
"Percaya deh, kalian kan pernah kesini" Kata Ilham.
"Kita gak bisa jajan dong di sini" Kata Delia.
"Bisa kok, disini ada resto halal langganan Abang sama Papa. Mau kesana? " Ajak Akbar.
"Boleh deh" Kata Ilham.
Akbat ingat sekali saat mereka berhenti di pancuran taman kota. Ia memandang Aisyah, raut wajahnya nampak sekali sedang gelisah.
"Ais, kamu kenapa sih dari tadi bengong aja? " Tanya Delia.
"Iya nih, padahal tadi berangkatnya paling semangat" Kata Ilham.
"Teringat pacar dia hahaha " Goda Akbar.
"Mana ada pacar, dah ah lapar nih!" Kata Aisyah ngeles.
"Rifky siapa kak? " Goda Akbar.
"Abang mesti di kasih tau kan sama Abi? hufft bete ah. Dah sana, Kakak mau jalan jalan sendiri" Kesal Aisyah.
"Udah tinggal aja yuk, Ayo Delia. Tenang aja, dia gak bakal ilang. Dia tau jalanan sini" Ajak Akbar.
Malam itu, ternyata benar dugaan Akbar, laki-laki bernama Rifky itu menyusulnya ke Jepang. Akbar akui keberanian dan keteguhan Rifky.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Lilis Afrini
sampai sini saya masih bingung...
2021-04-29
1
Anik Amuzaqiah
nyampek jepang dech
2020-10-25
1
NOva Nova
bgusss
2020-05-31
1