part 16

Maya kembali menjalani aktifitas sehari-hari nya, menjadi sekretaris pribadi seorang Dirga yang menyebalkan, rasanya Maya ingin mencekik leher Dirga karena selalu meminta nya untuk memasak makan siang untuknya.

Beruntung dirinya adalah nona muda dari keluarga kaya yang sudah belajar ilmu perang di dapur, dan dengan mudah Maya menyajikan masakan-masakan yang lezat dan tentunya membuat Dirga lebih menyukai masakan yang di masak oleh Maya dari pada masakan restoran.

Maya keluar dari ruangan Dirga dengan Raut wajah sebal, bahkan beberapa kali dirinya misuh-misuh karena sangat kesal pada Dirga. Gara-gara Dirga semua karyawan pria di kantornya tak ada yang mau mendekatinya, dan hanya menyapa dirinya dengan sapaan yang begitu formal.

  Maya tidak habis pikir bisa-bisa nya Dirga melarangnya berinteraksi dengan karyawan berjenis kelamin pria. Mengingatnya membuat Maya kesal dan berjalan dengan menghentak-hentakan kakinya.

"Ya allah...  Salah apa hambamu yang cantik ini sampai punya atasan menyebalkan seperti pak Dirga? " keluhnya.

"Bicara apa kamu barusan? "

Maya langsung terkejut mendengar suara pria yang baru saja ia keluhkan, Maya berbalik menatap Dirga yang berdiri di belakangnya dengan tatapan dinginnya, Maya tersenyum kecut melihatnya.

"Ehh bapak! " sapanya lalu tersenyum tipis.

"Ikut saya sekarang!" perintahnya.

"Mauk kemana pak? " tanya Maya lalu berjalan mengikuti langkah Dirga.

"Saya mauk pulang kerumah mengambil berkas, setelah itu kita akan melihat proyek yang di Bandung"

"Bandung? " tanya Maya memastikan.

"Iya, kenapa?, Ada masalah? "

  Maya menggeleng pelan dan tersenyum tipis mengingat dirinya dan Abi yang di tipu oleh keluarganya.

  Maya segera mengambil tas dari ruangannya dan segera menyusul Dirga yang telah menunggunya di parkiran.

Di dalam mobil baik Maya ataupun Dirga tidak ada yang berbicara, Maya pun memilih untuk membuka chat group yang berisi dirinya, Abi, Ajeng, Mitha, dan Aliyah.

^^^Maya. ^^^

^^^Hallo para pengikut setia gue yang gue cintai dan gue sayangi... ^^^

Abi.

Lebay amat lo May!

Paramitha

Makin hari makin aneh lo May, ketularan laki elo! 😂😂😒

^^^Maya^^^

^^^Jangan ngadi-ngadi elo ya Mit! 😎^^^

^^^Ya kalik klo dia beneran laki gue, udah gue ajarin senyum tuh pak Dirga ^^^

Ajeng.

Please, jangan bicara gitu ke Maya, dia kan anehnya dari dulu😂

^^^Maya.^^^

^^^Kampret lo Jeng! ^^^

Maya mendengus membaca balasan pesan dari Ajeng, Ajeng benar-benar sangat menyebalkan.

"Kita mauk langsung ke Bandung pak? " tanya Maya menghilangkan kekesalan nya.

"Mampir ke rumah saya dulu, saya mauk ngambil berkas penting dulu, baru setelah itu ke Bandung" jawab Dirga begitu datar.

Maya hanya mengangguk mendengar jawaban Dirga. Bahkan keduanya saling diam sampai akhirnya tiba di depan rumah Dirga yang begitu besar dan mewah.

"Saya tunggu disini atau gimana pak? " tanya Maya.

"Kamu tunggu di dalam aja dulu, saya mauk ngambil beberapa baju untuk di bawa ke apartemen saya, takut lama kamu lebih baik tunggu di dalam! "

Maya hanya mengiyakan ucapan Dirga dan berjalan di belakang Dirga. Terlihatlah rumah Dirga yang terlihat bernuansa putih, terkesan klasik, tidak seperti rumahnya yang bernuansa modern namun elegant.

  Seorang perempuan seumuran mamahnya muncul dari dapur memakai celemek.

"Dirga? " ucapnya memasang wajah bingung, lalu menatap Maya.

Maya meneliti penampilannya, blouse crepe, rok hitam dan sepatu berhak tinggi berwarna hitam, rambutnya yang lurus ia gerai, wajahnya putih bersih tanpa polesan make up dan jangan lupakan kacamata  yang bertengger di hidung mancungnya.

  Dirga mencium tangan mamahnya dan mencium kening mamahnya sekilas.

"Dia siapa? " tanya Mamahnya menatap intens Maya.

"Dia sekretaris aku Mah namanya Maya, Dirga mauk ngambil beberapa berkas dan baju" terangnya.

Maya tersenyum lalu mencium tangan mamah Dirga. Mamah Dirga pun membalasnya dengan senyuman, entah kenapa rasanya wajah Maya terlihat familiar.

"Kamu duduk aja May, saya ke atas dulu" tukasnya lalu berjalan ke arah tangga.

"Kamu duduk saja dulu, saya tinggal ke dapur dulu, solanya saya sedang memasak" kata Mamah Dirga.

"Memasak? " mata Maya tampak berbinar. "Ibu Alice masak apa? " tanya Maya.

"Sedang masak ayam betutu khas Bali"

Senang sekali rasanya mendengar ada yang memasak, memasak adalah hal yang ia sukai.

"Boleh Maya bantu? " tanya Maya sedikit ragu.

"Kamu bisa masak? "

"Sangat-sangat bisa, Maya selalu masak di rumah, bahkan pak Dirga selalu meminta Maya untuk selalu masak untuk makan siangnya, bahkan pak Dirga kadang-kadang minta Maya ke apartemen nya malem-malem untuk masakin pak Dirga yang lapar" sahut Maya panjang lebar.

  Mamah Dirga tergelak mendengarnya, ia tak menyangka putranya meminta sekretaris nya sendiri untuk memasak untuk nya.

Keduanya pun kini tengah berada di dapur, dengan lihainya Maya memasak dengan cekatan, seperti sudah sangat terbiasa, Mamah Dirga pun di buat kagum, karena biasanya jarang sekali ada perempuan bisa memasak, terlebih Maya terlihat seperti gadis yang sangat terawat.

"Jadi menurut kamu Dirga itu gimana? Dia galak nggak klo di kantor?" tanya Mamah Dirga memperhatikan Maya yang tengah menunggu ayam yang sudah di bumbui masak.

"Pak Dirga itu aneh Bu, maaf ya Bu klo perkataan Maya ini nggak sopan, tapi beneran deh pak Dirga itu Aneh!" kata Maya terlihat serius.

"Aneh kenapa? " Mamah Dirga mengerutkan keningnya karena bingung.

"Di kantor itu semua karyawan manggil saya istri kwnya anak Ibu" tukas Maya begitu datar.

"Kenapa bisa? Ah iya panggil tante saja,"

"Oh iya Tan, anak tante itu aneh, masak belanja bulanan di apartemen nya saya yang ngurus, mauk belanja sepatu, kemeja, jam, bahkan celana selalu minta saya yang beli, mauk makan, selalu minta saya masak, sedangkan saya?  " Maya tak melanjutkan kata-katanya.

"Kamu kenapa May? "

"Pak Dirga itu melarang saya bicara sama karyawan pria, nggak boleh deket-deket sama pria lain, nggak boleh ngiket rambut, nggak boleh pakai ini, nggak boleh pakai itu, pasti klo lihat saya sama pria lain dia pasti marah sama saya tan, padahal keadaan nya saya nggak kerja, sedang di luar kantor, mana ada sekretaris yang begitu,  nggk laku deh jadinya saya tan," ucapnya bersungut-sungut.

Mamah Dirga tersenyum mendengar ucapan Maya, sekarang ia mengerti bahwa putranya itu menyukai sekretarisnya.

"Kamu suka sama anak saya? " tanya Mamah Dirga tiba-tiba.

Maya langsung menggeleng.

"Nggak tan, pak Dirga terlalu dingin, selalu datar, mana galak lagi! "

  Mamah Dirga terkekeh kecil melihat sikap Maya yang blak-blakan, dan apa adanya. Maya menepuk jidatnya sendiri saat menyadari ucapannya.

"Ya ampun tan, maaf yah, Maya nggak sopan ngomongnya, habisnya Maya tuh kesel sama pak Dirga karena ngatur-ngatur saya muluk, saya jadi berasa pacarnya" sesalnya namun tampak menggeleng cepat. "Bukan pacar, tapi udah kek istrinya, jadinya saya di juluki istri kwnya pak Dirga deh!" keluhnya.

Mamah Dirga hanya tersenyum mendengarkan celotehan panjang Maya.

"Kamu orang mana May?  Orang tuamu dimana? "

"Orang tua saya tinggal di Bandung tan, tapi nggak netep sih, kadang klo banyak kerjaan di Jakarta, tapi kadang tinggal di Amerika klo opa sedang kangen" cerocosnya panjang lebar tanpa menyadari kata-kata nya.

Mamah Dirga mengerutkan keningnya karena bingung.

"Siapa nama papahmu? " tanya Mamah Dirga tampak penasaran.

"Nama papah Andreas Co.... " Maya tidak melanjutkan kata-katanya, tidak mungkin Maya mengatakan jati dirinya.

Di saat Maya tampak kikuk, Dirgapun muncul membawa koper.

"Ah tante, pak Dirga udah selesai, saya harus kembali" ucapnya mengalihkan perhatian .

Maya pun menghampiri Dirga yang sudah siap, di ikuti oleh Mamah Dirga.

"Mah, Dirga berangkat dulu ya" pamitnya lalu mencium Mamahnya.

"Hati-hati ya" balasnya yang di angguki oleh Dirga.

"Tan saya pamit ya" Kata Maya lalu mencium tangan Mamah Dirga.

"Senang bertemu kamu Maya, sering-sering mampir kesini yah, nanti masak bareng"

"Tentu saja tan, nanti beritahu Maya bagaimana rasanya ayam masakan Maya" ujarnya lalu mengedipkan sebelah matanya lalu berlari kecil mengejar Dirga yang sudah berjalan duluan.

"Sepertinya kamu akrab dengan Mamah saya? " tanya Dirga basa basi.

Maya menoleh sebentar menatap Dirga.

"Saya hanya bantuin Bu Alice masak" jawab Maya begitu datar.

Di dalam mobil, sepanjang perjalanan menuju Bandung, Maya hanya terdiam menikmati perjalanan, sesekali ia menguap karena ngantuk, hingga tak terasa dirinya tertidur bersandarkan bahu Dirga.

Dirga terkejut melihat Maya yang tertidur di bahunya, namun Dirga malah membuat Maya tertidur dengan berbantalkan pahanya, beruntung Dirga lebih sering membawa supir.

  Dirga menatap lekat wajah Maya, sesekali ia mengelus lembut kepala Maya, entah perasaan apa yang di rasakan nya, namun hatinya selalu berdesir setiap kali bersama Maya.

  Maya begitu cantik, matanya bulat, hidupnya mancung, bibirnya mungil, alisnya begitu rapi, kulitnya putih, dan Maya cukup tinggi, warna matanya tidak seperti kebanyakan orang Indonesia, dan warna rambutnya seperti orang luar, wajahnya seperti bule.

  Dirga berusaha mencari informasi mengenai Maya dan keluarga nya, namun semuanya seolah-olah di tutupi. Dirga mendesah pelan, Dirga mencium kening Maya beberapa saat, lalu kembali duduk dan membiarkan Maya tertidur.

"Siapa sebenarnya kamu May? Kenapa saya nggak bisa menemukan informasi apapun tentang kamu? "

Terpopuler

Comments

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

Kn nama kepanjangan maya bukannya ada nma collin nya ?

2023-06-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!