Maya membuka pagar rumahnya setelah sampai di rumahnya yang mungil, namun matanya terkejut mendapati pintu rumahnya terbuka, jangan-jangan ada maling..
Maya segera berlari memasuki rumahnya, dan langsung saja Maya mendengus pasalnya Mitha, Abi, dan abang keduanya terlihat sedang selonjoran di sofa.
"Huh! Aku kira kalian maling tau nggak? " gerutunya lalu duduk.
Terlihatlah abangnya langsung memeluknya untuk melepas rindu.
"Kenapa sih nggak jadi pulang ke rumah? Semua orang nungguin kamu lo? Mamah udah marah-marah nggak jelas sejak pagi" paparnya memberitahukan apa yang terjadi di rumahnya.
Maya melepas pelukannya dari abangnya lalu berjalan menuju dapurnya yang tersambung dengan ruang tamu.
"Maya udah siap-siap mauk pulang bang, tapi boss Maya tiba-tiba aja minta kita kerja dan meeting mendadak, tanya sama Abi tuh, kita udah sepakat maul pulang" sahutnya sembari meletakkan makanan yang di belikan atasan nya tadi.
Maya berjalan membawa beberapa piring berisi batagor, tahu crispy, martabak, terang bulan dan juga satu kotak duncis donuts.
Mata Abi terbelalak lebar melihat Maya membawa makanan, dan langsung saja Abi mencomot martabak yang masih Maya pegang hingga membuat Maya berjengit kaget.
"Sialan lo Bi bikin gue kaget! " Maya memandang tajam Abi.
"Maaf deh" sesalnya lalu melahap sepotong martabak di tangannya.
Mitha menaruh tangannya di kening Maya, pasalnya tidak biasanya Maya membeli makanan begitu banyak.
"Nggak panas" serunya pada Maya.
"Lo kira gue sakit?, gue baik-baik kalik" kata Maya lalu duduk di dekat abangnya.
"Yah kalik aja, nggak biasanya elo beli makanan banyak, jadi gur harus periksa takut otak lo kegeser makan nya langsung borong makanan" paparnya pada Maya.
"Bukan gue kalik yang beli" sahutnya lalu memakan batagor yang tadi ia beli.
"Terus siapa yang beli? " tanya Abi.
"Pas gue beli batagor pak Dirga tiba-tiba nongol dan ngintilin gue, sekalian aja gue minta dia beliin makanan" sungutnya seraya kembali memakan batagor.
"Wah emang dah suami elo itu baek banget dah, sering-sering aja beliin makanan, dan gue bisa kebagian makan gratis"
Maya menatap sinis Abi.
"Dia bukan suami gue kalik, mana mauk gue punya suami macam dia, suka ngatur-ngatur, dingin, dan aneh lagi! " tolaknya mentah-mentah.
"Gue sama Mitha tidur di atas, kalian tidur di kamar tuh, tutup pintunya sebelum lo sama abang tidur, gue capek mauk istirahat, ayo Mit, " ajaknya pada Mitha yang di angguki oleh Mitha.
***
Sekitar jam tuju Maya, Mitha dan Abi sudah berada di kantor, kebetulan pagi-pagi mereka sudah bangun karena abangnya harus pulang, dan mau tak mau Maya harus memasak untuk abangnya itu.
Terlihat lah ketiganya sedang menyantap sarapan mereka yang tak sempat mereka makan karena sudah jam enam lewat, akhirnya ketiganya pun membawa kotak makan.
"May, lain kali gue mauk nginep di rumah lo biar bisa makan gratis" kata Abi sembari menyendokan sesuap nasi goreng ke mulutnya.
"Gue setuju Bi, gue heran belajar masak dari mana sih elo sampai bisa masak makanan yang enak?, gue aja yang udah kursus masak nggak bisa masak nasi goreng seenak ini" sahut Mitha yang membenarkan ucapan Abi.
Maya hanya memutar bola matanya dengan malas mendengar kedua temannya itu.
"Besok bisa nggak elo masakin gue ayam betutu khas Bali itu?, gue pernah lihat pas ada di Bandung elo masak ayam betutu, dan sumpah rasanya enak banget" serunya terlihat antusias, dan Mitha tak kalah antusias.
"Serius elo Bi? " tanya Mitha.
Abi mengangguk membenarkan ucapannya. Namun berbeda dengan Maya yang malah mendengus sebal, Maya mendadak menjadi tak selera makan.
Maya mengakhiri makanya lalu menatap Mitha dan Abi bergantian.
"Kalian tuh bener-bener ya, kalian kira gue tukang masak apa? Gue udah jadi tukang masaknya boss sialan tauk, dan kalian malah begini sama gue" sungutnya terlihat sebal.
"Gue ini tuan Putri di rumah gue, di manja, di sayang, eh di sini boro-boro di sayang, gue kek babu tahu nggak, gue sekretaris nya tapi udah kek pembantunya"
Lagi-lagi Maya mendengus kesal.
"Kalian tahu nggak sih, pagi-pagi buta tuh CEO sialan udah ngirim pesan, katanya, May tolong masakin ini, makan siang masakin itu... "
Mitha dan Abi menelan ludahnya karena atasan nya berdiri di belakang Maya dengan berkacak pinggang mendengarkan sekretaris cantiknya membicarakan dirinya.
"Amit-amit deh gue dapet suami model tuh CEO dingin, aneh lagi, sukanya nyuruh-nyuruh, bener-bener tuh pak Dirga sialan bener seenak jidatnya sendiri klo nyuruh-nyuruh! "
"May...., " Mitha mencoba memberi tahu Maya agar berhenti bicara dengan mengkode lewat matanya.
"Apaan sih lo Mit, elo tahu nggak masak CEO dingin bin aneh itu nggak ngebolehin gue ngikat rambut gue, aturan dari mana coba yang nggak ngebolehin sekretaris nya ngiket rambut nya? "
Maya menghela nafas panjang karena mengoceh panjang lebar, sedangkan Mitha dan Abi hanya diam karena atasan nya meminta keduanya diam.
"Gue heran deh sama ibunya pak Dirga, ngidam apa ya pas hamil tuh pak Dirga, kok anaknya bisa aneh gitu ya, " tanyanya heran sambil berfikir.
Maya menatap Abi dan Mitha bergantian karena keduanya terlihat diam dan merasa tidak nyaman.
"Kalian kenapa sih dari tadi diem, gue ngomong panjang lebar soal suami kw gue itu, tapi kalian malah diem? "
"Maya! Kamu keruangan saya se-ka-rang! " kata Dirga penuh penekanan lalu berjalan ke ruangan nya dengan wajah masam.
Maya rasanya ingin menangis melihat wajah atasan nya itu.
"Sial! " umpatnya.
"Kalian kenapa nggak bilang klo ada pak Dirga? Mampus nih gue di marahin" sesalnya.
"Kita udah mencoba ngasih tau elo May, tapi elo udah nyerocos duluan "
"Huh! Habis nih gue di marahin pak Dirga" ujar Maya lalu meninggalkan Abi dan Mitha dan menatap iba pada Maya.
Maya mengetuk pintu atasan nya itu dengan perlahan, dan terdengarlah sahutan dari dalam dan menyuruhnya masuk.
Maya mencoba menenangkan diri nya agar tidak panek, ia harus tenang untul mendengarkan kemarahan atasan nya itu. Setelah di rasa cukup tenang Maya langsung masuk.
"Duduk! "
Maya mendadak merinding mendengar suara atasan nya itu yang begitu dingin dan mengintimidasi, Maya duduk perlahan.
"Apa kamu tahu kesalahan kamu apa? " tanyanya begitu dingin.
Maya menggeleng cepat, pasalnya Maya merasa tidak ada yang salah dari ucapannya, semua yang ia katakan adalah fakta.
"Nggak pak" jawabnya cepat.
Mata Dirga menatap tajam seperti ingin membunuh, rasanya ruangan itu mendadak panas padahal ac menyala.
"Kamu sudah menjelek-jelekkan saya, mengumpat lagi, dan lebih parah lagi kamu ngatain saya suami kw kamu! "
Maya menelan salivanya yang mendadak kerongkongan nya terasa kering mendengar CEO dinginya itu berbicara.
Maya mendesah pelan lalu menatap pria di hadapannya itu dengan malas.
"Pak, yang saya omongin itu bener, bapak seenaknya minta saya masakin setiap kali bapak mauk makan, bahkan bapak nyuruh saya datang ke apartemen bapak malem-malem hanya untuk nyuruh saya masak buat bapak yang sedang lapar, kan bapak bisa delivery klo memang lapar" sergahnya lalu membuang muka.
"Bapak juga ngatur-ngatur dan komplein cara saya berpakaian, nggak boleh pakai rok ini, rambut jangan begini, jangan pakai warna ini, mana ada aturan sekretaris begitu? "
Dirga menatap sengit perempuan di hadapannya itu.
"Kamu mauk protes? " tanyanya
"Pak saya ini hanya sekretaris bapak klo hanya di kantor, saya bukan istri bapak, bapak harusnya profesional dong jangan bersikap aneh, saya pusing jadinya, bapak bahkan ngatur cara saya berpakaian saat saya saat sudah nggak kerja, padahal bapak nggak punya hak untuk itu" Maya mencoba mengingatkan.
Mendengar ucapan sekretaris cantik di hadapannya itu, mau tak mau Dirga hanya bisa memutar bola matanya dengan malas.
Dirga merasa pusing sendiri karena Maya begitu cerewet, apa benar dirinya seaneh itu?
Padahal menurut nya dirinya biasa saja, Dirga hanya tak suka ketika ada pria menatap sekretaris cantiknya itu.
"Apapun alasannya saya nggak mauk denger kamu menjelek-jelekkan saya, apalagi ngatain saya suami kw kamu, nggak sopan kamu ngatain atasan kamu sebagai suami kw! " omelnnya karena tak terima.
Lagi-lagi Maya mendengus sebal.
"Bapak tuh nggak peka banget ya, saya ngatain bapak juga karena semua karyawan kantor di kantor ini bilang saya istri kw bapak, "
Dirga terkekeh pelan melihat Maya mengerucutkan bibirnya karena kesal.
"Ya udah jadi istri beneran saya kamu mau? " godanya yang malah membuat Maya semakin kesal.
"Bapak ngegodain saya ya? " tanya Maya menatap sengit CEO nya itu.
"Saya nggak godain kamu, klo kamu mau saya mau nikahin kamu biar kamu jadi istri saya beneran, bukan istri kw seperti kata karyawan "
"Tauk ah! Bapak nyebbelin saya mauk nyiapin ruang meeting dulu! " ujarnya begitu ketus lalu meninggalkan Dirga di ruangannya.
Dirga tertawa menatap kepergian Maya yang terus saja mengumpat akibat kekesalan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Devi Handayani
gpp mau jadi istri beneran aja kan bisa ngerjain balik.... klo paling cuma bisa ngomel kan😅😅😅☺😊☺😄😁😁
2022-11-13
0