part 5

Hari-hari Maya di lalui dengan bekerja, sesekali di hari libur ia berkumpul dengan Aby, Mitha, Aliyah, dan juga Ajeng.

Aliyah dan Ajeng teman Maya yang bekerja di perusahaan lain, namun bila mereka sedang libur seringkali mereka menghabiskan waktu bersama di rumah Maya ataupun berjalan-jalan keluar sekedar nonton, belanja ke mall ataupun hanya makan bersama.

Maya melewati hari-hari nya dengan baik, meski tiap hari ia harus perang dingin dengan ceo di kantornya, namun Maya susah payah berusaha sabar menghadapi sifat anehnya.

Beberapa kali Maya dan atasan nya adu mulut hanya karena gara-gara makanan yang masak, dan beberapa kali sang atasannya itu bersikap dingin terhadap nya hanya karena Maya mengikat rambutnya, masalahnya bagi Maya waktunya terlalu sayang bila harus meladeni sikap aneh bossnya itu.

Satu bulan ini Maya tidak bisa pulang kerumahnya lantaran setiap kali hendak pulang selalu saja atasannya itu menyuruhnya bekerja, semua keluarga nya  mengomelinya setiap kali menelfon, namun apalah daya Maya yang selalu di ancam akan di pecat jika melanggar perintah bossnya itu.

Maya benar-benar di buat frustasi karena ia meminta izin untuk cuti dua hari, namun lagi-lagi tak dapat izin dari bossnya, Maya benar-benar di buat pusing dan ingin secepatnya resign dari pekerjaan nya, namun kontrak kerjanya masih tertulis jelas bahwa ia harus bekerja lima bulan lagi baru kontrak kerjanya selesai, karena kontrak kerjanya hanya selama tiga tahun, dan masih tersisa lima bulan lagi.

Maya sudah setress karena tak bisa pulang, ia sudah rindu keluarganya, sudah dua bulan ia tak pulang, mamanya sudah memarahinya berkali-kali karena tidak pulang, kedua abangnya apalagi, hanya papanya yang mengerti dan tidak marah padanya.

Maya hanya terdiam dan mengaduk-aduk nasi di piringnya, sesekali terdengar suara dengusan napas pelan darinya.

Abi dan Mitha pun hanya bisa menatap iba sahabatnya itu, saat ini ketiganya sedang makan siang, dan kebetulan sekali pak Dirga sedang ada urusan pekerjaan di luar itu sebabnya Maya tidak perlu memasak makan siang untuknya.

"Huft....."  Maya kembali mendesah berat.

"Sabar aja May, lagian kontrak kerja elo kan tinggal lima bulan lagi, habis itu elo bisa resign nggak perlu perpanjang kontrak kerja, dan elo nggak perlu tuh susah payah jadi sekretaris pak Dirga lagi" Mitha mencoba menghibur Maya.

"Iya May, habis kontrak kerja kita selesai kita bisa pulang ke Bandung, dan kerja di perusahaan bokap elo, atau elo mauk kerja di perusahaan nenek bule elo yang ada di amerika? " Abi ikut menyahut.

Maya hanya mengangguk pelan, terlihat sekali bahwa ia tidak minat bicara.

"Gimana kalo malem ini kita makan-makan aja di rumah elo, kita cerita-cerita, kita nginep di rumah elo biar elo nggak nggak setress" Mitha memberi ide yang di angguki oleh Abi.

Maya menatap Abi dan Mitha bergantian.

"Ogah gue klo ujungnya semuanya gue yang tanggung,  weekend kemaren kalian bilang juga gitu, eh ujungnya gue yang bayar dan yang belanja" tolak Maya mentah-mentah.

"Nggak deh, kali ini kita patungan, nanti gue sama Abi yang belanja bahan makanan nya, sekalian kita bisa bakar-bakar jagung, kita ajak Liya nanti!" Mitha terlihat sangat antusias.

"Elo nggak lupakan Mith, klo Ajeng lagi ada di Bali, lagi dinas tuh bu manager, nggak mungkin kita makan-makan tanpa dia, kalian nggak lupakan kejadian saat kita bakar jagung di rumah gue tanpa dia karena dia lagi di ke Bogor, kalian masih ingat kan tuh semua jagung yang gue beli kek apa nasibnya? " Maya mengingatkan.

Abi dan Mitha tanpak mengingat.

Flash back on...

Maya, Mitha, Aliyah dan Abi tengah berda di halaman rumah Maya, terlihatlah asap di halaman rumah Maya karena mereka tengah membakar jagung, sekeranjang jagung Maya beli sore tadi di pasar.

Mereka melakukan ini dalam rangka karena kemaren mereka gajian, mereka sudah merencanakan ini sebelum gajian, namun sangat di sayangkan Ajeng tidak ada karena ia sedang pergi ke Bogor, dan akhirnya mereka memutuskan melakukan nya tanpa Ajeng.

"Heummm...  Coba ada ajeng, pasti dia yang paling antusias nih, secara dia sangat suka jagung bakar " celetuk Aby yang tengah membakar jagung sambil mengibas-ngibaskan kipas di tangannya.

Maya, Aliyah dan Mitha sedang menyiapkan saus dan cemilan untuk mereka makan.

Mendadak Maya merasa kedinginan, entah kenapa perasaan nya mendadak tidak enak.

"Guy's, perasaan gue kok mendadak nggak enak ya, gue kepikiran sama Ajeng" kata Maya mengusap kedua lengannya.

"Gue juga ngerasa May, tapi karena lagi bakar jagung rasanya gue hangat karena arangnya" sahut Aby yang sedang membakar jagung.

Keadaan menjadi sunyi, semuanya mendadak diam.

"Bagus ya kalian bakar-bakar jagung nggak ngajak gue! "

Maya, Mitha, Aliyah dan Abi meneguk salivanya karena mulutnya terasa kering.

  Mereka berbalik menatap seseorang yang memang sedang mereka fikirkan.

"A.. Jeng" cicitnya.

Perempuan bernama Ajeng Candria itu menatap tajam keempatnya sahabatnya itu, Maya pun sudah berkeringat dingin.

"Elo pu.. Pulang nggak ngabarin kita? " tanya Maya dengan suara lirih.

Ajeng terdiam dan tak menjawab pertanyaan Maya, di lihatnya jagung yang sudah siap di bakar.

Tanpa banyak bicara Ajeng langsung meletakkan semua jagung di atas arang yang begitu panas, dalam beberapa menit jagung itupun sudah menjadi jagung tak berbentuk.

Maya, Mitha, dan Abi hanya bisa melongo melihat apa yang di lakukan Ajeng.

"Klo kalian berani ngadain kek ginian lagi tanpa gue, gue jamin lain kalian yang gue bakar! " ucapnya penuh peringatan.

"Ki.. Kita kira elo di Bogor, makanya kita nggak ngasih tau elo" sahut Abi terlihat kaku.

"Gue udah pada chat elo semua, gue telfon pada nggak di angkat, ternyata kalian lagi enak-enak disini" cibirnya lalu mendengus kesal.

"Kita minta maaf" kata mereka berempat.

Ajeng menatap makanan yang sudah tertata rapi, dan terlihat baru saja di beli, tanpa mengatakan apapun Ajeng memasukkan semua makanan yang sudah di tata oleh mereka ke dalam plastik yang masih berisi beberapa camilan.

"Semua makann ini gue bawa pulang,  kalian nikmati aja tuh saus jagung bakar! " ujarnya lalu meninggalkan ke empat temannya.

Maya, Mitha, Aliyah dan Abi hanya bisa mendesah pelan karena acara mereka rusak di tambah mereka kelaparan sekarang.

Flash back off.

Abi dan Mitha bergidik ngeri mengingat kejadian itu. Mereka tak siap jika harus menghadapi kemarahan Ajeng lagi.

"Nggak jadi klo gitu, ngeri gue klo lihat Ajeng marah, serem dia klo udah marah" kata Abi.

"Gue juga, klo gitu gue temenin elo aja di rumah elo biar elo ada temen, nanti sekalian gue mauk belajar bikin muffin cokelat sama elo"

Maya mengangguk menyetujui ide Mitha.

"Minggu ini kita mauk kemana? " tanya Abi pada Maya dan Mitha.

"Gue males kemana-mana, gue mauk di rumah, paling-paling gue masak dirumah" jawab Maya dengan wajah tak minat.

"Klo gitu gue mauk ke rumah elo deh,"

Maya menatap malas wajah Abi.

"Mending elo nggak usah ke rumah gue deh klo cuma niat numpang makan gratis dan nyuruh gue masak, gue mauk di rumah santai-santai "

"Ayolah May, masak elo nggak ngizinin gue ke rumah elo, gue ini di tugasin untuk jagain elo"

Maya mendengus dingin.

"Huh!  Elo tuh ngomongnya gitu, tapi tiap kali kerumah gue, isi kulkas di rumah gue langsung kosong,  bener-bener elo ya elo itu klo kerumah hanya pengen makan doang" Maya menggerutu kesal.

Abi terkekeh kecil mendengar gerutuan Maya.

"Masakan elo kan enak, kulkas di rumah elo nggak pernah kosong, gue ini pria selalu serba instan, makan ya klo nggak delivery yah makan mie instan, makan nya gue klo ke rumah elo buat makan" terangnya tanpa rasa malu.

"Makan nya nikah Bi, umur elo juga udah mapan, dua puluh tuju tahun, pekerjaan udah mapan" celetuk Mitha yang di setujui oleh Maya.

"Yah maunya juga gitu, tapi gue nunggu my princess pulang ke habitat aslinya, jadi gue nunggu tugas gue selesai"

Maya menatap tajam wajah Abi dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Sialan lo Bi!  Maksud elo ngomong gitu apa?  Maksud elo gara-gara gue gitu elo belum nikah? " tanya Maya yang terlihat menahan amarah.

Abi dan Mitha sedikit terkejut karena Maya tiba-tiba marah, tidak biasanya Maya bersikap begitu.

"Bukan begitu May, gue masih dalam mode tugas sekarang, jadi gue fokus ke tugas ini dulu, sambil lalu cari pengalaman, setelah kontrak kerja kita selesai di perusahaan ini gue fokus nyari pendamping princess" dengan sabar Abi menjelaskan, takut Maya marah.

Maya menghembuskan nafas berat lalu menatap Abi yang duduk di sampingnya.

"Maaf ya Bi, mood gue lagi nggak baik karena nggak bisa pulang" sesalnya. "Hua....... Gue pengen pulang... Hiks... Hiksa..  Gue kangen sama mama"

Mitha dan Abi merasa iba pada Maya. Maya menangis sesenggukan, Maya memeluk Abi sambil menangis tersedu-sedu.

"Sabar ya, nanti kita pulang klo libur " Abi mengusap punggung Maya untuk menenangkan nya.

"Iya May, elo yang sabar ya" Mitha ikut menenangkan.

"Ngapain kalian pelukan disini! "

Suara itu membuat ketiganya merinding.

"Gawat" seru Maya menyadari suara yang begitu sangat familiar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!