Cinta Datang Dari ALLAH
Seorang gadis berusia 17 tahun yang sudah mengenal dunia hiburan malam, selalu ia datangi setiap Minggu ke tempat tersebut di salah satu kawasan kota Jakarta. Tidak ada larangan, maupun nasihat dari keluarganya, semua yang ia lakukan serba bebas. Satu yang jadi tolak ukur keluarganya JANGAN HAMIL DI LUAR NIKAH!!! Sebab keluarga Sabil tidak mau nama keluarganya tercoreng hanya akibat perbuatan seperti itu.
Ia sekolah di SMAN Nusantara Jakarta. Selain elite, sekolahan tersebut termasuk salah satu sekolah yang menyatukan berbagai agama di dalamnya. Ada Islam, Kristen, Hindu, serta Budha. Dan ada jadwal setiap minggunya untuk memperdalam ilmu agama masing-masing pemeluknya.
Sabil termasuk salah satu siswi populer di sekolahnya dan paling cantik di antara perempuan yang lainnya. Memiliki body proporsional dengan rambut panjang yang ikal dan warna kulit putih yang bersih, kedua matanya yang besar, serta di tambah hidungnya yang mancung mempercantik wajahnya.
Sikap ramah yang selalu tersenyum kepada teman-temannya menambah nilai plus pada dirinya sendiri. Ia juga pemberani kepada orang-orang yang dengan sengaja mencela Agama teman-temannya. Jika sudah ada yang bermain mencela Agama maka Sabil akan pasang badan lebih dahulu.
Berasal dari kedua orangtua yang berbeda keyakinan. Mamahnya bernama Kristiani seorang penganut agama Kristen, sedangkan papahnya bernama Husein adalah seorang muslim. Papahnya telah meninggal dunia saat Sabil masih berumur 8 tahun. Ia juga memiliki kakak laki-laki bernama Yunus yang biasa ia panggil dengan sebutan 'abang Yunus'. Dia seorang muslim mengikuti papahnya yang sudah berada di alam lain.
"Sabil!" Panggil Marian, sahabat Sabil sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama.
"Ada apa?" Tanya Sabil menoleh ke belakang.
"Besok ke gereja yuk!" Ajak Marian.
Sabil diam, ia pura-pura berpikir untuk menjawab ajakan sahabatnya itu.
"Mau ya? Udah lama juga lo gak sembahyang. Percuma tuh salib ada di leher setiap hari tapi gak pernah datang ke rumah Tuhan!" Ujar Marian lagi.
"Emm... Nggak ah! gue males, tar malam mau senang-senang! Eh, kalau lo mau, ajak aja si Jeje tuh biar ada yang nemenin. Hehehe." Sahut Sabil.
"Dasar aneh lo!!!"
"Yeh, gitu aja ngambek!" Teriak Sabil, melihat temannya cemberut gara-gara ia menolak ajakannya.
Sabil segera berlari menghampiri teman sebangkunya itu yang berpura-pura membaca buku bahasa Inggris. Dengan senyuman dan keramahan yang Sabil miliki, ia langsung duduk sambil memandang Marian dengan senyumannya yang tulus.
"Jangan goda gue sama muka lo yang dibuat sok manis!" Ucap Marian tanpa menoleh dari pandangannya yang masih serius membaca buku.
Sabil tersenyum melihat sahabatnya yang sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri.
"Bukannya gue emang manis dari lahir." Sahut Sabil.
"Ish! Apaan sih lo bil!" Sahut Marian dengan nada malas dengan setiap perkataan yang terlontar dari sahabatnya.
"lo putus ya sama Rendra?" Tanya Sabil.
Marian langsung memandang Sabil dan memicingkan kedua matanya berharap ia mendengar penjelasan Sabil mengenai pertanyaannya tersebut.
"gue cuma tanya doang kok, kalau nggak yah baguslah." Lanjut Sabil lagi.
"Kenapa lo pikir gue sama Rendra putus?" Marian tanya balik, sebab dia tahu kalau sahabatnya itu tidak akan bertanya mengenai hubungannya dengan pacarnya kecuali ada sesuatu yang terjadi.
"Gak apa-apa, gue cuma tanya aja an." Jawab Sabil tersenyum.
"Bohong! Pasti lo lihat Rendra jalan sama cewek lain kan? Ayo dong bil, jujur aja! gue gak akan nangis kok. Sumpah!" Marian membujuk Sabil dengan kedua jari telunjuk dan tengahnya ia buat berbentuk V.
"Kemarin lusa, waktu gue pergi nonton sama abang gue, gue lihat Rendra sama Nichole. Mereka duduk tepat di samping tempat duduk gue." Sabil pun menceritakan apa yang dia lihat.
"Apa? Nichole? gak mungkin bil!" Marian terkejut dan tidak percaya dengan cerita Sabil.
"gue juga berpikir gak mungkin dan salah lihat, karena waktu itu gue masuk udah dalam keadaan gelap. Tapi selesai nonton gue pastiin lagi, dan ternyata benar kalau itu adalah Nichole dan Rendra." Lanjut Sabil menjelaskan.
Marian diam sejenak sebelum akhirnya ia mengatakan hal yang tidak di duga oleh Sabil.
"Ternyata kelakuannya masih sama! dia masih merebut milik orang lain, meskipun dia udah masuk Islam!" Dengan emosi yang tertahan Marian mengungkapkan hal yang tidak diketahui oleh Sabil.
Nichole adalah teman sekelas mereka, salah satu perempuan cantik di sekolah mereka. Bahkan kecantikan Nichole bertambah saat ia masuk Islam dan mengenakan jilbab.
"Bil, berarti dia sembunyi dibalik kerudungnya!" Kata Marian menambahkan ucapannya.
"Maksud lo?" Tanya Sabil tidak mengerti.
"Masa lo gak tau sih, selama ini kan satu sekolah terpana karena keputusannya masuk Islam dan ditambah lagi dia pakai kerudung. Coba deh lo pikirin, kelakuan dia dulu sama sekarang tuh masih sama, cuma bedanya semua orang beranggapan dia baik karena kerudung yang dia pakai. Paham maksud gue?"
Sabil mengangguk pelan sambil mencerna kembali kata-kata yang keluar dari mulut sahabatnya.
"Tapi an, bisa aja mereka saudara kan." Bantah Sabil.
"gak mungkin bil, gue pacaran sama Rendra itu udah dari SMP dan gue tau siapa aja saudaranya."
"Tapi an, lo jangan salahin agama atau kerudung yang ada di kepala Nichole. Maksud gue gini loh, kalau emang dia salah, maka salahin orangnya, jangan nilai Agama atau penampilannya." Ujar Sabil.
"Kok lo belain dia sih?!"
Sabil menarik nafas melihat Marian yang cemburu karena perkataannya.
"gue gak belain siapa-siapa, gue cuma ambil jalan tengah aja. Lagi pula belum tentu juga kan mereka nonton bioskop berdua." Jawabnya.
"Emangnya lo lihat ada siapa aja selain mereka berdua?!" Tanya Marian kesal.
"Yah emang cuma berdua doang sih, tapi alangkah baiknya kita dengerin dulu baik-baik dari Nichole. Oke!" Jawab Sabil.
"Terserah lo bil, yang pasti gue benci sama dia!"
"Nah itu dia datang." Marian berdiri dan menghampiri Nichole yang baru masuk ke dalam kelas.
Tanpa basa-basi Marian langsung mencaci-maki Nichole yang terlihat kelagapan saat mendengar semua ucapan Marian. Bahkan dia sendiri tidak mengerti dengan apa yang sedang dibicarakan oleh temannya itu.
"Kalau ini cuma buat nutupin kelakuan buruk lo, mending lo lepas!!!" Teriak Marian menunjuk kerudung putih Nichole.
"lo ngomong apa sih an?" Pertanyaan yang ke sekian kalinya setiap perkataan kasar keluar dari mulut Marian.
"Tenang dulu an, tenang." Ucap Sabil menengahi keributan teman-temannya itu.
"Gimana mau tenang bil! Kalau sikap dia masih sama kayak dulu!!!" Sahut Marian dengan emosi yang menggebu-gebu.
"Iya-iya gue ngerti, sekarang lo duduk dulu ya, kita selesaikan masalah ini baik-baik." Kata Sabil.
Akhirnya Marian pun mengikuti arahan yang diberikan Sabil, dan duduk di kursi agak jauh dari Nichole.
"Marian kenapa bil?" Tanya Nichole pelan.
"Kemarin lusa gue lihat lo sama Rendra di bioskop berdua. Apa benar itu elo? Dan ada hubungan apa lo sama Rendra?" Tanya Sabil lebih santai ketimbang Marian yang menunjukkan wajah masam kepada Nichole.
"Rendra ngajak gue bil." Jawab Nichole.
"Kenapa lo mau?! Dasar pecun!!" Teriak Marian.
Nichole hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar kata-kata Marian yang tanpa sengaja membuat sakit di hatinya.
"lo kan tau kalau Rendra itu pacarnya Marian." Ujar Sabil melirik Marian dengan emosi yang masih menggebu-gebu.
"Bil, gue gak serendah apa yang ada di pikiran lo dan sahabat lo itu, Rendra ngechat gue duluan, dan gue menolaknya kalau jalan berdua doang sama dia. Tapi dia bilang banyak teman-temannya yang lain, bahkan dia bilang ada Marian juga. Akhirnya gue ikut, tapi saat gue sampai di bioskop nyatanya cuma dia doang sendirian. gue dijebak bil." Kata Nichole menjelaskan.
"Harusnya lo pulang kalau emang lo beneran berubah!" Cibir Marian.
"Ya, itu salah gue, kenapa gue gak pulang waktu itu, sehingga lo menilai gue serendah itu. An, meskipun satu sekolah bilang lo udah tidur sama Rendra, gak pernah satu kali pun terbersit dipikiran gue kalau lo cewek gampangan atau cewek yang biasa di bilang oleh teman-teman di sekolah." Ucap Nichole menyadari bahwa dirinya salah, dan ia juga tidak bisa mengatakan di hatinya bahwa ucapan Marian benar.
"gue minta maaf nic, karena gue udah ngadu ke Marian akibatnya jadi seperti ini deh dan gue juga minta maaf atas ucapan Marian ya." Ucap Sabil pelan.
"Gue ngerti kok bil, lo ngelakuin itu karena lo sahabat marian." Ujar Nichole tersenyum meskipun hanya sekilas.
Sabil pun pergi dari tempat duduk Nichole dan menghampiri Marian yang masih menyimpan kebencian terhadap teman sekelasnya itu.
Sabil tidak mengerti mengapa mereka selalu mempersalahkan Agama dan penampilan seseorang apabila yang mereka lakukan itu buruk. Padahal itu semua salah diri seseorang itu sendiri, bukan Agama yang memang sudah suci sejak dahulu kala.
"Nanti kita ngobrol sama Rendra ya an." Ucap Sabil berusaha membuat tenang sahabatnya.
Marian melirik Sabil, "buat apa? Udah jelas-jelas dia yang salah." Tunjuk Marian pada Nichole.
Sabil menghela nafas panjang karena keras kepala Marian.
"Jangan nilai satu sisi aja, tapi dengerin juga penjelasan dari cowok lo an. gak adil kalau lo cuma nilai penjelasan dari Nichole doang, padahal gue lihat dia sama Rendra." Sabil memberikan saran kepada Marian agar bersikap santai dan berlaku adil kepada siapa pun.
"Oke. Nanti istirahat gue tanya ke Rendra." Ujar Marian.
Sebenarnya di dalam lubuk hati yang paling dalam ada keinginan bagi diri Sabil mengikuti jejak Nichole yang udah lebih dahulu memeluk agama Islam. Tapi lagi-lagi ia ragu karena takut akan terkena marah oleh mamahnya, namun bagaimanapun keputusan Sabil nanti itu yang terbaik untuk dirinya sendiri.
Sabil tidak pernah memandang rendah setiap Agama, dia menjunjung tinggi kehormatan Agama tersebut. Walaupun banyak kontroversi di antara teman-temannya, namun hanya Sabil yang bersikap tenang dalam menjalaninya dan memecahkan masalahnya.
Tidak pernah sekalipun Sabil merendahkan temannya cara mereka beragama, cara mereka berkomunikasi dengan Tuhan mereka masing-masing, semuanya Sabil anggap sebagai peraturan dan perjanjian antara dirinya, teman-temannya dengan Tuhan.
Sejak kecil Sabil memang diajarkan untuk selalu saling menghormati dalam beragama satu sama lain. Ia selalu diajarkan oleh papahnya untuk tidak memulai perselisihan yang berakibat fatal, salah satunya adalah dalam berucap mengenai keyakinan seseorang karena hal seperti itulah yang sangat sensitif membuat orang-orang berseteru satu sama lain.
Bahkan sudah dari usia Sabil lima tahun, ia mendapat dua keyakinan berbeda di dalam keluarganya. Ia juga mendapat pesan dari kedua orangtuanya. Papahnya selalu mengatakan hak anak-anaknya untuk mengikuti agama siapa, sehingga Yunus sejak kecil selalu mengatakan bahwa dirinya akan memeluk kepercayaan seperti papahnya yaitu Islam. Sedangkan Sabil, akhir-akhir ini dirinya kusut, ia bimbang dengan Agamanya, karena jika bersama mamahnya maka ia akan menjadi seorang Kristen, jika bersama dengan kakaknya maka ia hanya bisa memperhatikan cara kakaknya shalat.
Sebelum papahnya meninggal, ia mendengar mamahnya untuk membebaskan dirinya memeluk Agama siapa di antara kedua orangtuanya. Namun setelah kepergian papahnya, semuanya berubah, sang mamah sangatlah menginginkan bahwa Sabil mengikuti kepercayaannya, setiap kali Sabil tidak pergi ke gereja maka mamahnya akan memarahinya bahkan tidak segan-segan untuk memukulnya.
Berjalannya waktu Sabil sudah tidak peduli lagi dengan pukulan mamahnya yang biasa dia layangkan untuk dirinya sendiri. Sebab baginya kepercayaan dan keyakinan tidak ada paksaan untuk memeluknya. Perkataannya pun di benarkan oleh kakaknya sendiri, untuk menjadi seorang muslim pun tidak ada paksaan sama sekali dan tidak boleh dipaksa.
Diam-diam Sabil membeli buku tentang Islam disalah satu toko buku dekat sekolahnya. Setiap pulang sekolah ia membacanya di dalam kamar dengan mengunci pintu kamarnya, supaya tidak ketahuan oleh mamahnya.
Sabil akan melakukan dan bersikap secara sembunyi-sembunyi selagi mamahnya masih keras kepala dan tidak mengerti dengan apa yang Sabil alami. Tetapi ia juga tahu bahwa sepandai-pandainya menyimpan rahasia maka akan ketahuan juga. Untuk sekarang ini memang Sabil selalu berhasil dalam bersikap seperti itu. Bahkan ia juga sudah siap menerima resiko yang akan ia hadapi apabila suatu saat nanti sang mamah tahu kelakuannya selama ini.
...***...
...••Selamat membaca, semoga suka ya:)••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments