SWEET COUPLE
"Assalamu'alaikum, Angga, tante mau minta tolong, anterin Echa pulang ya, soalnya di butik lagi rame, jadi tante gak sempat buat jemput Echa. jadi Echa pulangnya bareng kamu ya." Sebuah pesan masuk ke ponsel Rangga kurniawan, siswa kelas dua belas yang baru saja merebahkan badannya dikursi setelah bel masuk usai istirahat yang baru lima menit lalu berbunyi
"Ok tante beres". Balasnya singkat.
"Makasih banget ya Angga."
"Yaelah tante makasihnya pakek banget, kayak sama siapa aja 🤣🤣🤣."
"Ha ha ha, iya donk"
karna kelasnya yang belum ada guru yang masuk, Angga langsung berjalan ke kelas Echa yang tak terlalu jauh dari kelasnya. Begitu sampai di depan kelas Echa, tampa memperhatikan situasi kelas terlebih dahulu, Angga langsung nyelonong saja ke meja Echa.
"Cha, entar pulangnya lo bareng sama gue. Bunda lo gak sempat jemput katanya..."
Echa langsung salah tingkah, karna seisi kelas langsung menatap kearahnya.Echa menunjuk-nunjuk kearah depan dengan memanyunkan bibirnya, mengisyaratkan kepada Angga supaya melihat kearah papan tulis.
"Lo kenapa Cha, lo minta di cium?" ketus Angga menggoda Echa.
"Sindi temen lo kenapa sih, aneh bener?" Sindi yang duduk sebangku dengan Echa hanya diam tak menanggapi, dia juga bingung dan masih kaget dengan Angga yang tiba-tiba nyelonong ke kelasnya.
Echa mulai berkeringat dingin karna sedari tadi menjadi perhatian seisi kelasnya. Dia kembali memanyunkan bibirnya kearah depan, mengkode Angga supaya melihat kearah papan tulis.
"Lo beneran minta dicium sama gue?"
Echa menggeleng cepat, lalu kembali mengkode kepada Angga agar memutar badannya menghadap kearah papan tulis. Angga masih tak paham.
"Oke kalo lo mau gue cium." Ucap Angga santai lalu mulai mendekatkan bibirnya ke wajah Echa. Echa melotot tajam, kaget, lalu dengan spontan memundurkan wajahnya.
"Nah tu lo takut gue cium, tapi tadi malah minta dicium. Ucap Angga menggoda Echa. Echa masih diam tampa suara, wajahnya mulai basah oleh keringat. Seisi kelas ikut kaget melihat Angga seperti mau mencium Echa.
Angga mulai tak enak hati, dikiranya Echa menganggapnya akan serius menciumnya, melihat wajah Echa yang terlihat agak panik.
"Yaelah Cha, gue cuman bercanda kali. Ujar Angga sembari mengacak-acak hijab Echa. Yaudah entar pulang gue tungguin di parkiran ya?"Echa hanya mengangguk pelan tanpa marah ke Angga karna hijabnya jadi kusut.Angga menatap heran.
"Tumben si Echa gak marah, aneh bener? Tapi yaudah lah, mungkin dia lagi baik hari ini" Batin Angga.
"Cha gue balik kekelas dulu, soalnya sebentar lagi kelas gue ada pelajaran buk tomat, Hih bayangin mukanya aja gue ngerih." Ucap Angga. Badannya bergidik ngeri menyebut nama buk tomat. Setelah menyampaikan pesan sang tante pada Echa, Angga pun berniat kembali ke kelasnya.
Begitu membalikkan badan, Angga heran melihat seisi kelas Echa menatap lekat kearahnya.
"Ehem." Suara deheman khas terdengar dari arah meja guru. Angga menelan salivanya kasar, perlahan dia melihat ke arah depan dan "jleb". Benar saja, Bu guru khofifah selaku guru agama yang berbadan gemuk yang diberi gelar buk tomat oleh siswanya sedang duduk diam memperhatikan Angga.
Buk khofifah menatap tajam kearah Angga dengan mata yang melotot marah. Angga menoleh sebentar ke arah Echa, Echa sudah menutup wajah dengan kedua tangannya karna malu, dan itu gara-gara Angga. Angga kembali menatap lurus kedepan.
Angga mengangguk sopan." Eh buguru Khofifah. Udah lama ya buk."
"Sudah dari setengah jam yang lalu." Ujar bu Khofifah dengan menekankan kata-katanya.
Angga kembali menelan kasar salivanya. Berarti Buk tomat sudah ada sejak dia masuk kekelas tadi, pantas saja dari tadi si Echa tidak membalas ucapannya.
"Maaf buk, saya cuman anu buk. cuman nyampein pesan dari mamanya Echa." Ujar Angga sedikit cemas.
"Sudah sampek pesannya?" Ketus buk khofifah dengan nada marahnya.
"Su, sudah bu."
"Yasudah kamu tunggu apalagi?"
"I,iya bu, permisi bu assalamualaikum." Ucap Angga sembari menunduk ke arah gurunya. Angga dengan langkah cepatnya bergegas untuk segera keluar dari kelas Echa.
"Angga". Panggil bu khofifah ketika Angga masih di pintu kelas Echa. Dengan harap-harap cemas Angga membalikkan badannya.
" Nama kamu Angga kan?"
"I,,iya bu"
"Besok-besok kalo masuk kelas yang ada gurunya, ketuk pintu dulu."Angga hanya mengangguk mengiyakan.
"Dan satu lagi, perhatikan kalo kelas yang kamu masuki bukan kelasnya Buk Tomat." Ujar Bu Khofifah menekankan kata Bu Tomat.
"Eh,,Itu,, anu buk.." Angga tak enak hati kedapatan mengatai gurunya.
"Sudah masuk kelas sana, sebentar lagi Buk Tomat masuk ke kelas kamu."
"i,,iya bu."
Setelahnya Angga langsung berlari dengan langkah seribu meninggalkan kelas Echa, dan tujuannya adalah ke kantin. Kenapa ke kantin? karna jika Angga masuk ke kelasnya, maka dia akan bertemu lagi dengan buk khofifah yang baru saja mengomelinya. Dan pastinya Angga hanya akan jadi bahan buliyan bagi teman-teman sekelasnya.
Dikelas 12B. Bu khofifah baru saja memasuki kelas itu, dia melihat kearah bangku paling belakang sebelah kanan, tepat di tempat duduk murid teladan yang baru saja kedapatan menyebut dirinya Buk Tomat.
"Angga kemana?" Tanya Bu Khofifah pada seluruh murid dikelasnya.
"Enggak tau buk," Jawab seisi kelas.
"Budi, Angga kemana?" Tanya Bu Khofifah lagi pada teman sebangku Angga.
"Enggak tau buk, tadi sih katanya mau ke kelas sepuluh bu, tapi sampai sekarang masih belum balik juga bu." Jawab Budi seadanya.
"Heh dasar, mau kabur kemana sih kamu, kamu pikir tiada lagi hari esok apa." Batin Bu Khofifah sembari mengeluarkan seringainya.
Tanpa mempedulikan Angga lagi, Bu Khofifah langsung memulai kelasnya. Rencana untuk menghukum Angga akan ditunda untuk esok hari.
***Kriiiiing***
Bunyi bel pulang sekolah menggema di seluruh ruangan kelas. Wajah lesu siswa diakhir pelajaran kembali bersemangat seolah memberi tenaga baru bagi mereka, seperti para narapidana yang baru saja menghirup udara segar, terbebas dari belenggu penjara yang merenggut kebebasan mereka. Hahaha lebay.
Diparkiran sekolah, terlihat Angga sedang asik bermain ponsel diatas motor pespanya yang sedang terparkir rapi diantara motor siswa lainnya. Satu persatu motor mulai beranjak dari tempat parkiran, Angga masih tetap anteng diatas pespanya.
"Woi..." Tiga orang siswa secara serempak mengagetkan Angga dari belakang. Hampir saja ponsel yang di pegangnya jatuh, untung saja refleknya cepat, dan langsung menangkap nya, jika tidak sudah bisa dipastikan ponsel yang di pegang Angga sudah pecah terbentur lantai parkiran.
"Huuft." Angga memegang jantungnya yang hampir copot karna kelakuan ketiga temannya. Budi, Yusuf, dan Trisno.
"Yaelah, gitu aja kaget, bro..."
"brugh, brugh, brugh" Angga memukul ketiganya dengan tas selempangnya.
"Gilak lo ya, hampir aja copot ni jantung.
"Hehehe, sorry bro." jawab trisno cengengesan. "Lagian lo juga sih main Hp gak liat kanan kiri."
"Heh, lo pikir gue mau nyebrang, liat kanan-kiri." Jawab Angga ketus.
" Hehehe, iya juga yak" Kata Trisno sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Angga emang lo tadi kemana sih, tadi lo itu dicariin sama Mama Tiri. Ucap budi
"Siapa? Buk Tomat?..."
"La iya lah, emang siapa lagi emak tiri kita" Saut budi.
"Emangnya lo ada masalah apa sama buk tomat, lo ketauan deketin anaknya ya?" Tanya Trisno penuh selidik.
"Ha, lo deketin Sintiya ngga?" Tanya yusuf kaget.
Walaupun Buk Khofifah adalah guru killer di sekolah, tapi dia memiliki anak yang jadi primadona di Sma Trisakti, Sintiya namanya. Tiada satupun siswa maupun siswi yang tak mengenal namanya, karena kecantikan dan pesonanya banyak siswa laki-laki yang coba mendekatinya, namun tak seorangpun yang menarik perhatiannya. Deretan nama siswa yang dianggap keren pun telah mengantri panjang untuk meminta nomor ponselnya, namun tak satupun dari mereka yang mendapatkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
dinda Lestari
echa itu cewek ya thor
kok kek namanya kwn aku
tapi kwn aku cowok
ehh gpp lah thor i am happy
semangat thor
2021-04-29
0
Tita Dewahasta
pasti malu banget jadi angga😂
2021-04-13
0
Tita Dewahasta
aku baca, dan aku like...
aku tunggu feedbacknya di karyaku ya
"emak, aku pengen kawin"
2021-04-13
1