"Assalamu'alaikum..."Ucap Angga sambil mengetuk pintu rumah Echa.
"Wa'alaikum salam, sebentar..."Jawab Echa dari dalam.
"Masuk Ngga." Suruh Echa setelah membukakan pintu. Angga pun masuk kedalam, Echa kembali menutup pintu.
Angga duduk diatas sofa, sedangkan Echa duduk lesehan diatas karpet di bawah sofa bersebelahan dengan Lila sambil kembali membaca buku pelajarannya. Lila tak menghiraukan sang kakak yang baru saja sampai untuk menjemputnya, dia masih asik menonton Tv dengan badannya yang masih di peluk sama mamanya Echa yang sudah tertidur pulas.
"Masih belajar aja Cha? Tanya Angga.
"Iya."
"Si tante kok udah tidur Cha."Tanya Angga lagi melihat mama Echa yang tidur sambil meluk Lila.
"Iya, si mama kecape-an kayaknya." Saut Echa.
"Emang si tante udah makan Cha?"
"Belum, tadi abis sholat magrib langsung lesehan disini, katanya belum lapar, jadi mama nyuruh gue makan duluan sama Lila, eh begitu balik lagi, si mama udah tidur." Jelas Echa.
"Waduh capek bener kayaknya ya Cha." Echa manggut-manggut.
Yaudah Cha, bangunin si tante, biar gue yang ambil nasi. Kasian kan belum makan, entar sakit lagi. Kata Angga, Echa menurut saja. Seperti biasa Angga memang sangat perhatian dengan keluarga Echa, bukan hanya Ke Echa tapi juga ke mamanya Echa yang sudah seperti mama kedua bagi Angga.
Angga sudah kembali dengan piring berisikan nasi lengkap dengan lauk-pauknya, sebelah tangannya lagi memegang segelas air putih. Mamanya Echa sudah duduk, tapi dengan mata yang masih sayup sambil sesekali menguap karna masih mengantuk.
"Ini tante, makan dulu nasinya, tante belum makan kan?." Ujar Angga memberikan piring ke tangan Sarah, lalu meletakkan minumannya dekat sang tante.
Sarah menyuap makanannya satu sendok, mengunyahnya cepat, setelahnya sarah meletakkan piring tersebut ke lantai, lalu dengan cepat pula menengggak habis air minumnya.
"Udah Ngga, Tante masih ngantuk,mau tidur lagi." Ucap Sarah yang kembali merebahkan badannya. Angga melongo melihat kelakuan mama dari sahabatnya tersebut. Angga menggoyang-goyangkan bahu Sarah supaya kembali bangun, Echa diam saja, karna sudah biasa hal itu terjadi antara mamanya dan Angga.
"Tante, bangun dulu ayo habisin dulu makanannya." Angga masih berusaha membangunkan Sarah, namun Sarah masih setia memejamkan matanya. Tak kehabisan akal, Angga menarik tangan Sarah agar kembali duduk.
"Angga, Tante pengen tidur." Rengek Sarah seperti anak kecil. Echa hanya tersenyum melihat mamanya yang di paksa makan oleh Angga. Echa cukup senang karna Angga perhatian dengan mamanya.
Angga tak menjawab ucapan Sarah, Angga mengambil kembali makanan Sarah, dan kali ini dia tidak memberikan ketangan Sarah, karna sudah pasti nasi dipiring tersebut tak akan dimakan.
Angga menyendokkan makanan sang tante yang ia pegang, lalu menyodorkannya ke mulut sang tante. Mau tak mau Sarah hanya pasrah menerima suap demi suap yang di berikan Angga, hingga nasi di piring yang di pegang Angga habis tak bersisa. Setelah selesai makan Sarah kembali merebahkan dirinya.
"Eh Tante, kok langsung tidur sih, minum dulu atuh." Ucap Angga kembali menarik lengan Sarah hingga duduk kembali. Sarah hanya pasrah dengan wajah cemberutnya. Echa mengambil air minum dan memberikan ke mamanya.
Setelah air digelas habis diminum, Sarah kembali merebahkan badannya, tapi tangannya langsung di tahan oleh Angga.
"Apa lagi sih Ngga?" Rengek Sarah.
"Habis makan gak boleh langsung tidur, entar jadi gendut lo, tante." Saut Angga. Sarah kembali merengut.
"Echa,,,..." Rengek Sarah meminta bantuan ke Echa yang sedang membaca buku pelajarannya.
"Nurut aja mah, itu kan demi kesehatan mamah." Saut Echa.
"Angga, Tante udah ngantuk." Rengeknya kembali, berharap Angga mengizinkannya langsung tidur.
"Duduk dulu tante, lima menit doang kok, nanti kalo udah lima menit, baru tante tidur lagi. Lagian ya tante, kalo selesai makan langsung tidur, entar tante gendut, terus gak cantik lagi. Emang tante mau gak cantik, lagian aku gak mau kalo tante gendut."
"Emang kenapa kalo tante gendut, emang kamu malu ya kalo tante gendut?" Saut Sarah.
"Yaelah, gak gitu maksud nya, is tante mah baperan orangnya. Maksud aku tuh, Langsung tidur setelah makan itu gak baik untuk kesehatan. Bukan karna gendutnya, tapi karna sehatnya. Aku mah gak masalah mau tante gendut atau kurus, yang penting tante sehat. Gitu lho maksudnya. Jelas Angga panjang lebar.
"Iya-iya, bawel." Saut Sarah. Angga tersenyum senang, dan kini dia tau jika kata bawel Echa diturunkan dari sang mama.
Setelah selesai mengurusi mamanya Echa, Angga pun kembali ke tujuan utamanya untuk membawa Lila pulang. Ternyata Lila juga sudah tertidur pulas di depan TV.
"Si Lila biar tidur disini aja Ngga." Kata Echa yang melihat gerak-gerik Angga akan menggendong Lila.
"Tapi besok Lila sekolah Cha, dia kalo bangun pagi suka rewel."
"Udah gak pa pa, besok pagi gue anter kerumah, lagian gue udah biasa ngadepin Lila, udah lo pulang aja, biar Lila tidur disini."
"Idih, ngusir bener Cha." Decak Angga.
"Bukannya ngusir, ini udah malam lo, gak baik laki-laki yang bukan muhrim bertamu kerumah gadis cantik sampek tengah malam, gak baik dilihat tetangga, nanti jadi fitnah." Ujar Echa sambil nyengir. Angga memdecak sebal karna Echa malah membalikkan kata-katanya.
Angga pun beranjak dari tempatnya untuk pulang ke rumah, Echa mengikuti Angga dari belakang.
"Angga." Panggil Echa di belakang Angga. Keduanya sudah sampai di depan pintu. Angga menoleh kebelakang.
"Hmm."Saut angga mengangkat alisnya.
"Emm, makasih..."Satu ucapan tulus dari mulut Echa. Angga mengeryit heran.
"Untuk?"
"Untuk semua perhatian yang udah lo kasi ke gue sama mama."
"Yaelah Cha, gak usah terima kasih kali, lagian lo juga kan perhatian sama keluarga gue jadi ngapain harus terima kasih, kalo buat tante Sarah kan udah gue anggap kayak mama gue sendiri, tapi kalo lo tetap mau terima kasih lo boleh kok ngasi sesuatu ke gue. Echa mengangkat alisnya heran.
"Emang lo mau apaan."
"Kalo lo mau terima kasih, lo boleh kok cium pipi gue. Ucap Angga menyengir kuda sambil menunjuk pipinya dengan jari.
"Angg_ _ _. Teriakan Echa langsung di bekap Angga dengan tangannya.
"Cha jangan teriak-teriak ini dah malam, entar tetangga pada dateng."
"Makanya kamu tuh..."Kesal Echa memanyunkan bibirnya.
"Iya Cha sorry, becanda doang, tapi tu bibir kenapa di manyunin, kamu minta di cium ya? Tutur Angga yang lagi-lagi menjaili Echa.
Echa yang kesal karna terus di jaili Angga mengambil sapu di belakang pintu dengan cepat, dan belum sempat Echa memukul Angga, si Angga sudah ngibrit duluan ke rumahnya.
"Angg_ _ _." Echa menutup mulut dengan tangannya segera, dia teringat kata-kata Angga. "Jangan teriak karna sudah malam, entar tetangga pada datang." Echa langsung masuk kerumah dan menutup pintunya segera dengan sedikit kesal karna kekesalannya pada Angga belum terbalaskan.
"Awas aja besok, bakalan aku balas kamu." Batin Echa.
-------------------------------------
"Assalamu'alaikum." Ucap Angga memasuki rumahnya dengan napas yang tersenggal-senggal, dia langsung mengambil segelas air dan meminumnya dengan cepat.
"Kamu kenapa Ngga?" Tanya Danu yang sedang duduk santai bersama Lina.
"Nggak kenapa-kenapa Pah, cuman abis dapat amukan dari singa." Tutur Angga, Lina hanya geleng-geleng kepala mendengar penuturan Angga, pasti si Angga abis jailin Echa lagi." Tebaknya.
"Singa?" Tanya Danu tak paham.
"Itu loh pa, si Echa. Ni anak pasti abis jailin si Echa lagi." Jelas Lina, Danu hanya ber Oh ria.
"Lila mana Ngga? Jangan bilang kamu ninggalin Lila." Tanya Lina dengan nada yang agak tinggi.
"Eh, mama kok ngegas sih? Kok anak laki satu-satunya mama dimarahin, aku kan rapuh ma. Jawab Angga dengan candanya.
"Angga, mama serius." Decak Lina
"Iya mah, iya, maaf. Si Lila tadi ketiduran. Kata Echa, Lila biar tidur disana aja, lagian mama ada-ada aja. Mana mungkin Angga ninggalin adik kesayangan Angga, mana cuman satu lagi." Jelas Angga, Danu hanya cengar-cengir mendengar celotehan anaknya.
"Kenapa kamu tinggalin, kan besok Lila sekolah, nanti kalo dia rewel gimana?"
"Aku juga udah bilang gitu ke Echa ma, tapi Echa bilang besok Echa yang antar kerumah, kalo si Lila rewel, kan Echa udah biasa ngadepinnya mah."
"Iya, tapi kan_ _ _...Udah lah ma gak pa-pa lagian kan Echa udah biasa ngadepin Lila." Ujar Danu memotong ucapan istrinya.
"Iya pah, tapi kan kasian Echanya kalo Lila nya rewel." Saut Lina.
"Nggaklah, lagian Echa juga pasti senang kalo ada Lila dirumah nya. Lagian kalo Lila di rumah Echa kitakan jadi bisa romantis.
"Is, papa mah suka gitu." Ucap Lina malu-malu.
"Ehem-ehem." Dehem Angga sedikit keras.
"Mah kayaknya ada yang iri nih ma." Tutur Danu.
"Siapa pah." Jawab Lina pura-pura polos.
"Itu loh ma, cowok jomblo yang lagi merhatiin kita."
" Mana pah, mana pah, kok gak keliatan." Ujar Lina mengedarkan pandangannya.
" Biasalah ma, kan cinta itu buta, makanya gak kelihatan." Saut Danu.
Angga mulai jengah dengan kedua orang tuanya yang sedang usil padanya, angga pun memilih kabur ke kamar. Dari pada dia harus jadi kambing congek, liatin papa dan mamanya mesra-mesra-an, lebih baik dia tidur dikamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments