Disisi lain Rangga dan Echa sedang dalam perjalanan pulang.
Didalam perjalanan, Rangga dan Echa diam-diaman, tak ada yang membuka suara, hanya dengkuran knalpot pespa Rangga yang terdengar di sepanjang perjalanan.
"Ehm..." Angga mendehem sedikit keras agar terdengar oleh Echa, namun tak ada respon.
"Kayaknya si Echa marah ke gue deh, dari tadi di cuekin terus.Apa gara-gara kejadian di kelasnya tadi ya?" Monolog angga dalam hati.
"Cha kita berhenti ke mini market bentar ya, ada yang pengen gue beli." Ucap Angga lagi, namun Echa masih diam tak menanggapi.
Angga menolehkan wajahnya ke belakang, namun belum sempat melihat Echa, satu cubitan mendarat di pinggangnya.
"Aduh duh duh,,, sakit Cha"
"Makanya kalo jalan itu lihat ke depan." Ucap Echa yang mulai membuka suaranya.
"Tapi kan kita lagi naik motor Cha, bukan lagi jalan." Goda angga yang langsung mendapatkan cubitan kembali di pinggangnya.
"Aduh duh duh, sakit Cha." Ucap Angga meringis.
"Makanya."
"Makanya apa Cha?" Ucap Angga yang masih ingin menggoda Echa.
"Mau lagi nih?" Ujar Echa dengan tangannya yang sudah siap mendaratkan cubitan ke pinggang Angga.
"Ampun Cha." Rengek Angga memegangi tangan Echa. Reflek Echa menarik tangannya.
"Ish, pegang-pegang, bukan muhrim tau." Ketus Echa yang hanya ditanggapi dengan tertawaan oleh Angga.
"Cha kita berhenti ke mini market bentar ya."
"Terserah." Balas Echa dengan nada ketus.
"Kayaknya masih marah." Gumam Angga pelan, namun masih terdengar di telinga Echa.
"Apa?" Tanya Echa mendekatkan wajahnya ke Angga, hingga helm mereka menempel.
"Eh, engg,nggak ada apa-apa Cha." Saut Angga panik.
Angga pun memilih diam, dari pada pinggangnya harus merah karna santapan tangan Echa.
Tak lama mereka berdua pun tiba di minimarket.
"Ayo Cha masuk, lo beli aja apa yang lo mau, biar gue yang traktir." Ucap Angga yang sudah memarkirkan motornya.
"Lo aja yang masuk, gue tunggu disini." jawab Echa cuek.
"Wah tumben nolak." Kata Angga. Echa yang kesal langsung membuka ranselnya untuk memukul Angga, namun dengan secepat kilat Angga langsung berlari kedalam minimarket meninggalkan Echa.
"Ish, dasar." Echa mendecak kesal.
Beberapa menit Echa menunggu akhirnya Angga keluar dengan satu kantong plastik berisikan 3 eskrim magnum ditangannya.
"Nih Cha." Ucap Angga memberikan satu eskrim magnum ke Echa dan satunya lagi untuk dirinya, dan yang untuk lila di letakkan di gantungan pespa.
"Lo kesini cuman buat beli ini doang?" Tanya Echa yang memegangi eskrimnya.
"Iya, tadi mama pesan, katanya si lila minta di beliin es krim." Jelas angga, Echa hanya ber "oh" ria menanggapinya.
"Oooh..."
"Ada sih yang lain, tapi emang lo mau tau gue beli apa lagi. Tanya Angga.
"Emang apaan, perasaan lo cuman bawa eskrim doang."
"Adalah, udah gue masukin di dalam tas." Ucap Angga, Echa mengeryitkan dahi.
"Emang apaan?"Tanya Echa.
Angga mendekatkan wajahnya ke telinga Echa untuk berbisik.
"Celana dalam." Bisik Angga pelan, namun terdengar jelas di telinga Echa.
Dengan segera Echa langsung memukulkan tas ranselnya ke badan Angga. Membuat Angga memohon-mohon minta ampun...
Mereka berdua kini menjadi tontonan dari orang-orang disekitar yang berlalu lalang, keduanya tampak seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Echa cuek saja dan terus memukuli Angga.
Setelah kelelahan memukuli Angga, Echa pun berhenti dan melihat orang-orang disekitar sedang tersenyum memperhatikan mereka.
Echa yang merasa risih langsung mengajak Angga untuk langsung pulang.
Tanpa menunggu jawaban dari Angga Echa langsung memakai helmnya, dan memakaikan helm ke kepala Angga. Mereka pun langsung beranjak dari tempat tersebut.
Diperjalanan pulang, tak ada lagi suara candaan dan kekesalan dari Angga maupun Echa. Keduanya asik menikmati eskrimnya masing-masing yang tadi di beli Angga di minimarket, hingga akhirnya merekapun sampai di depan rumah.
"Ayo Cha masuk." Ucap Angga yang sudah sampai didepan rumahnya dan langsung memarkirkan pespa kesayangannya.
"Angga gue langsung pulang aja ya." Pamit Echa ke Angga namun tangannya langsung di cegah oleh Angga.
"Apaan sih Cha, lo nih kebiasaan, kayak sama orang lain aja." Kata Angga tak suka, karna Echa yang masih saja sungkan dengan keluarga Angga.
"Ga pa-pa Ngga, lagian gue capek, pengen istirahat."
"Gak usah alesan deh Cha, gue tau elo. kalo lo capek yaudah lo tiduran aja dikamarnya lila, lagian gue gak bakalan ngijinin lo pulang, karna si tante belum pulang. Ucap Angga lagi.
"Tapi gue gerah pengen mandi." Ucap Echa dengan alasan lainnya.
"Ck, yaudah ayok gue tungguin lo didepan rumah sampek lo selesai mandi." Ucap Angga yang langsung menarik tangan Echa ke rumah Echa yang bersebelahan dengan rumah Angga, tanpa lupa Angga pun mengambil es krim lila agar di simpan di kulkas rumah Echa.
Sesampai dirumah Echa, Angga langsung duduk di kursi teras rumah Echa.
"Yaudah cepetan gue tungguin." Kata Angga.
Echa pun memanyunkan bibirnya karna kesal dengan Angga. Sebenarnya bukan kesal, Echa hanya masih merasa sungkan dengan keluarga Angga yang bahkan sangat baik padanya.
"Yaudah didalem aja nungguinnya sambil nonton tv, soalnya aku agak lama." Ucap Echa yang masih berdiri di depan pintu sambil memegang es krim milik lila yang akan dimasukkan di dalam kulkas.
"Gak pa-pa lama, gue tungguin disini." Saut Angga.
"Yaudah kalo gak mau masuk." Balas Echa.
Angga menghela napas kasar
"Echa, udah berapa kali gue jelasin ke elo, elo itu cewek, gak baik memasuk kan laki-laki yang bukan muhrim kedalam rumah lo, belum lagi kalo ada tetangga yang lihat, bisa-bisa akan jadi fitnah. Selain tidak baik di pandang di lingkungan sosial, hal itu juga dilarang dalam agama." Jelas Angga panjang lebar.
"Iya,, iya bawel." Ketus Echa yang langsung masuk kedalam rumahnya meninggalkan Angga.
Angga hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabat cantiknya itu.
Yah walaupun Echa sedikit tomboy, tapi paras wajahnya yang cantik putih dan bersih dengan hidung mancungnya ditambah lesung pipi di kedua pipinya membuat nya terlihat manis ketika tersenyum. Banyak pria yang mengagumi kecantikannya, dan tak sedikit pula yang coba mendekatinya. Namun tak seorang pun yang ditanggapi oleh Echa. Dia tak mau menghabiskan masa mudanya dengan yang namanya pacaran, yang hanya akan menambah ribet kehidupannya. Hal yang menjadi fokusnya sekarang hanya belajar dengan giat untuk meraih prestasi terbaik disekolahnya, agar kelak Echa bisa menjadi kebanggaan mamanya.
Beberapa menit menunggu, akhirnya Echa pun selesai mandi dan mengganti pakaiannya.Echa bergegas keluar rumah karna takutnya Angga terlalu lama menunggu. Benar saja, ketika Echa keluar rumah, Angga sudah terlelap sambil duduk diatas kursinya.
"Angga bangun,,Angga..." Ucap Echa sambil menggoyang-goyang kan bahu Angga.
Angga menyipitkan matanya
"Ada malaikat kah?" Ujarnya yang masih setengah sadar. Echa hanya tersenyum menanggapi.
Angga mengerjapkan matanya, dan mengumpulkan semua kesadarannya.
"Waaah, cantiknya." Puji Angga melihat ke arah Echa.
"Makasih" Balas Echa sambil tersenyum malu.
"Idih, ke geeran. Siapa yang muji elo, orang gue bilang cantik ke bunga ini kok." Kilah Angga sambil menunjuk satu vas berisikan bunga di teras rumah Echa.
Echa yang kesal langsung menaikkan tangannya untuk memukul Angga, tapi belum sempat Echa memukulnya, Angga sudah duluan berlari dari tempat duduknya. Angga tidak langsung berlari kerumahnya, melainkan dia masih menunggu Echa dihalaman rumah Echa sambil terus meledeknya.
Echa yang masih kesal langsung mengunci rumahnya dan berlari mengejar Angga yang sudah duluan berlari kerumahnya.
"Angga, tunggu." Ujar Echa sambil terus mengejar Angga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments