Bab 2

Di parkiran

Budi, yusuf,dan trisno terus saja mengganggu Angga yang mengacuhkan mereka. Akhirnya Angga menyerah, mau tak mau dia harus menjawab pertanyaan ketiga temannya yang masih kepo.Angga mendecak kesal.

"Ck, gue tadi ke kantin waktu pelajaran bu tomat."Jawab Angga malas.Budi, Yusuf,dan Trisno menyunggingkan seringainya karna Angga akhirnya membuka suara.

"Ngapain lo ke kantin? Emangnya lo kelaparan, bukannya lo udah makan ya waktu jam istirahat? Tanya trisno. Yusuf dan Budi menunggu jawaban.

"Gak kenapa-kenapa, gue lagi malas aja masuk pelajarannya Buk Tomat." Balas Angga ketus.

Ketiganya mengeryitkan dahi, tak biasanya Angga membolos pelajaran tanpa mengajak mereka, biasanya juga dia akan memaksa ketiga temannya untuk ikut bolos pelajaran bersamanya, karna Angga tak pernah mau bolos sendirian. Dan ketiganya pasti akan selalu menuruti perintah Angga, karna nasib nilai bagus mereka bergantung pada contekan dari Angga.

Yah walaupun Angga terkadang membolos pelajaran, tapi dia tetap bisa menjawab semua mata pelajaran dengan baik dan dengan nilai yang diatas rata-rata. Karna tujuannya membolos bukanlah karna membenci mata pelajaran dikelasnya, tapi karna dia tidak menyukai guru yang mengajar dengan penjelasan yang hanya berfokus pada buku saja tanpa pemahaman sebelumnya, membuat pelajaran seolah hanya sebuah hafalan tanpa pemahaman tersendiri.

"Kok lo bolos nggak ngajak kita?" Tanya yusuf yang diikuti dengan tatapan heran budi dan trisno pada Angga, seolah sepakat dengan yang ditanyakan yusuf.

"Nggak kenapa kenapa." Jawab Angga malas. Bukannya Angga tak mau bercerita dengan ketiga sahabatnya ini, hanya saja jika Angga cerita dia hanya akan jadi bahan tertawaan bagi ketiga sahabat nya yang gak ada ahlak.

Ketiganya masih penasaran karna Angga masih belum menceritakan alasannya membolos sendirian. Mereka kembali mengganggu Angga dengan menoel-noel tangan dan perut Angga membuat Angga menjadi semakin risih dengan kelakuan ketiga sahabatnya. Mau tak mau dia terpaksa menyerah, dan berniat menceritakan kejadiannya dikelas Vina tadi.

"Iya-iya gue cerita." Ucap Angga yang secara otomatis menghentikan gangguan ketiga sahabatnya.

Baru saja Angga mau cerita, secara tiba-tiba sebuah tas ransel mendarat kencang di punggungnya.

"Bugh"

"Woy..." kaget mereka berempat dan langsung menoleh kearah seorang yang melemparkan tasnya secara tiba-tiba ke Angga yang ternyata adalah seorang siswi cewek kelas 10 yang tak lain adalah Echa yang sedang terlihat kesal entah karna apa dan entah dengan siapa.

Yusuf, Budi, dan Trisno sempat terperanjat kagum melihat pesona kecantikan wajah Echa yang tertutupi hijab.sampai ketiganya tersadar dan kembali kaget ketika Echa malah balik menantang mereka.

"Apa!!!" Tantang Echa.

"Eh, ko malah lo yang nyolot sih?" Tantang Yusuf balik yang langsung mendekatkan dirinya ke Echa. Sedangkan Trisno dan Budi hanya diam karna tak mau jika harus melawan perempuan.

Angga yang melihat yusuf yang sepertinya tersulut emosi langsung memeluk Echa dan menahan badan yusuf yang semakin dekat ke Echa dengan sebelah tangannya.Budi dan Trisno kaget melihat Angga yang tiba-tiba  memeluk Echa, begitu juga dengan Yusuf, tapi dia masih dalam keadaan emosi.

"Tenang bro-tenang bro, dia temen gue."

Echa terdiam dalam pelukan Angga, detak jantungnya berdegup cukup kencang.Entah perasaan apa yang ia rasakan sekarang yang pasti kemarahannya sirna begitu saja.

Tanpa menunggu lagi Angga langsung menarik lengan Echa menuju motornya.

"Naik Cha, kita pulang sekarang." Perintah Angga.Echa menurut saja tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Bro gue duluan ya, assalamualaikum." Pamit Angga pada ketiga sahabatnya yang masih bengong dengan tatapan antara bingung dan tak percaya yang sulit di artikan.

Lima menit sudah berlalu semenjak Angga meninggalkan perkiran, namun ketiga lelaki berwajah tampan itu masih terlihat bengong diparkiran tanpa ada pergerakan, hingga seorang cewek secara tiba-tiba menggelungkan tangannya disalah satu lengan diantara mereka.

"Kak ayo pulang." Ucap cewek tersebut yang tak lain adalah sindy, adik dari yusuf. 

Sontak ketiganya tersadar dari lamunan mereka.

"Eh, ada adek manis. Bareng kakak aja yok dek pulangnya, dijamin nyaman dan selamat sampai tujuan." Goda Trisno kearah sindy, yang langsung mendapat toyoran kepala dari Yusuf.

"Jangan ngimpi lo." Ketus yusuf.

"Aelah bg, gitu amat sama adek ipar" saut Trisno.

Budi hanya tertawa melihat kelakuan dua sahabatnya, dan terahir dia melirik ke sindy sambil tersenyum yang dibalas senyum kembali oleh sindy.

"Manis." Ucap budi tanpa sadar yang membuat sindy tertunduk malu.

"Apanya yang manis?" Tanya Yusuf dan Trisno kompak.

"Eh, anu, ehm mm, gu, gue yang manis, iya gue yang manis."Ucap Budi yang sudah salah tingkah.

"Yaudah gue balik duluan ya." Pamit Budi yang langsung tergesa-gesa mengeluarkan motor CBR nya, dan langsung pergi meninggalkan mereka.

Yusuf dan Trisno mengerutkan keningnya, heran dengan tingkah Budi, sedangkan sindy hanya tersenyum mengingat kejadian barusan yang jelas-jelas Budi salah tingkah.

"Tu anak kenapa?" Tanya yusuf dengan wajah herannya menoleh ke arah Trisno. 

" Tau." Saut Trisno mengangkat kedua bahunya.

Mereka pun memilih pulang setelah beberapa kejadian aneh yang baru saja mereka alami. Mungkin meja makan dirumah adalah tempat yang tepat untuk menghilang kan setress akibat beberapa kejadian absursd yang baru saja terjadi.

Di persimpangan jalan terlihat seorang pemuda yang masih mengenakan seragam sekolah sedang memarkirkan motor CBR nya di depan sebuah kafe. Kulitnya yang putih serta badan yang agak berisi menambah keren penampilannya. Dengan mata yang agak sipit dan hidung yang tidak terlalu mancung serta rambut yang tersisir rapi ke samping menjadi pesona tersendiri dari ketampanannya. Ya dia adalah Budi yang tadi meninggalkan dua orang sahabat besrta satu adik dari sahabatnya di parkiran sekolah. Budi memilih untuk singgah ke kafe terlebih dahulu sebelum pulang kerumah. Entah apa yang dirasakan nya saat ini, yang pasti dia akan menenangkan terlebih dahulu pikirannya. Ada sesuatu yang aneh dihatinya ketika melihat sindy, adik dari yusuf, sahabatnya sendiri.

Dengan ditemani segelas creemy latte yang baru saja dia pesan, dia memikirkan tentang perasaannya.

Bukan hanya sekali dia melihat perempuan cantik, bahkan beberapa dari mereka malah ada yang menawarkan jadi pacarnya. Namanya laki-laki normal ditawari jadi pacar sama cewek cantik pasti gak bakalan nolak. Bahkan Budi sampai di beri gelar playboy cap Bango karna selalu saja menerima jika ada cewek cantik yang menawarinya untuk pacaran. Tapi kali ini berbeda, hatinya tak pernah seperti ini sebelumnya, jantungnya pun berdegup lebih kencang dari biasanya ketika melihat senyuman yang keluar dari bibir sindy.....Apakah ini karma, karna selama ini dia sudah membuat banyak wanita yang deg dekan dihadapannya, tapi kini malah dia yang hampir jantungan ketika melihat sindy.Entahlah....

Memang ini adalah kali pertama Budi bertemu dengan Sindy karna selama ini dia hanya mendengar namanya saja dari ketiga shabatnya. Memang hanya budi yang baru sekali bertemu dengan sindy, sedangkan Angga sudah beberapa kali bertemu. Dan Trisno, jangan ditanya lagi karna dia sering kerumah yusuf hanya sekedar untuk main Ps, dan Trisno juga sudah cukup akrab dengan keluarga yusuf. Trisno juga sudah seperti kakak bagi sindy, hanya saja dia memang suka menggoda adik dari sahabatnya itu yang malah selalu dapat ocehan dari yusuf.

Terpopuler

Comments

Alana Alisha 🌻

Alana Alisha 🌻

Hai kak, aku mampir 🦋

jgn lupa mampir juga d karyaku yg berjudul "menikah karena perjodohan (Haris dan Hana) makasih 🥰

2021-04-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!