Bab 4

Angga masuk kerumahnya dengan tergesa-gesa sambil berlari.

"Assalamu'alaikum, ma." Ucapnya yang sudah membuka sepatu dan melemparnya asal saja.

"Wa'alaikum salam, ih Angga, kenapa kamu lari-lari." Tanya Lina sedikit panik dan langsung memegang tangan Angga.

"Ma lepasin ma, ada macan lagi ngamuk ma. Angga berusaha melepas tangannya dari sang mama. Tapi bukannya di lepas Lina malah semakin menguatkan cengkramannya.

"Macan??? Gumam lina heran. Tak lama Echa pun masuk kedalam rumah

"Assalamu'alaikum tante." Ucapnya sopan.

"Wa'alaikum salam. Eh, ada Echa." Saut Lina.

Lina berfikir sejenak

"Macan, lalu tiba-tiba Echa masuk.Oohhh" Lina manggut-manggut paham. Angga menelan salivanya kasar, melihat ekspresi sang mama yang sepertinya sudah tau apa yang terjadi. Angga sudah pasrah dengan apa yang akan diterimanya sebentar lagi.Detik berikutnya tangan Lina sudah menempel menjewer kuping Angga.

"Aduh,du duh, ampun ma, ampuuun." Rengek Angga ke mamanya. Echa tersenyum senang melihat mama Angga membalaskan kekesalannya.

"Udah berapa kali mama bilang, jangan suka jailin Echa." Saut lina dengan tangan yang masih menjewer telinga Angga. Echa merasa sedikit kasihan ke Angga yang terlihat kesakitan

"Tante, Angga gak jahilin Echa kok, Angga tadi cuman becanda doang Tante." Ujar Echa.

"Tuh, ma. Aku gak jailin Echa." Ucap Angga memelas. Lina pun melepas jewerannya, dia juga tak tega melihat anaknya mulai kesakitan.

"Cha, jangan di belain terus si Angga, ntar yang ada dia makin suka jailin kamu." Kata Lina ke Echa.

"Iya tante." Saut Echa sambil tersenyum.

Karna suara berisik mereka, Lila yang sedang tidur nyenyak pun terbangun dan langsung keluar dari kamarnya dengan menangis.

Echa yang melihat Lila menangis, dengan segera menghampirinya.

"Lila sayang, kok nangis...Udah ya anak manis gak boleh nangis." Bujuk Echa sembari mengelus kepala Lila di dalam pelukannya. Echa memang sangat sayang dengan Lila, bocah kecil yang masih duduk di kelas 2 SD itu pun sudah menganggap Echa seperti kakaknya sendiri layaknya seperti Angga yang kakak kandung Lila.

"Hoek, hoek, hoek..."Saut Angga menirukan tangisan Lila. Lina dan Echa menatap heran, Lila langsung terdiam menatap sang kakak.

"Kamu kenapa Nngga?" Tanya Lina.

"Aku juga pengen di peluk."Ucap Angga 

mengulurkan kedua tangan  ke Mamanya, yang langsung mendapatkan sentilan dari Lina ke kening Angga.

"Huss dasar kamu, udah gedek masih aja manja, gak malu apa di lihatin Echa."Ucap Lina.

Angga menggembungkan pipinya kesal, Echa tersenyum melihat Angga yang masih saja manja ke mamanya, sedangkan Lila sudah tertawa girang melihat wajah kesal sang kakak.

"Yaudah, Angga kamu makan dulu gih bareng Echa, mama mau lanjutin kerjaan mama." Perintah lina.

"Eh, Echa udah makan kok, Tante." Saut Echa sungkan.

"Beneran?" Tanya lina melirik Echa. Echa hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Bohong, ma. Echa belum makan, dia bilang gitu karna dia gak mau ngerepotin." Saut Angga yang masih berdiri di samping sang mama.

Lina langsung mendekatkan dirinya ke Echa yang masih berjongkok sambil memegang Lila.

"Echa, kan Tante udah sering bilang ke Echa. Jangan pernah sungkan ke Tante, ke Om, atau ke Angga. Kamu itu udah Tante anggap kayak putri Tante sendiri, jadi kamu jangan anggap kami seperti orang lain. Apalagi si Lila, yang udah anggap Echa kayak kakaknya sendiri. Jadi jangan pernah sungkan lagi ya sayang." Ucap Lina sembari mengelus kepala Echa. ECha yang mendapat perlakuan seperti itu langsung berdiri dan langsung memeluk erat Lina.

"Hiks,, hiks."

"Makasih Tante, udah sayang sama Echa." Ucapnya sendu dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Eh, kok malah jadi melow gini sih sayang, udah ya jangan nangis. Ucap Lina menyeka air mata Echa, yang tanpa bisa Lina tahan, air matanya juga ikut jatuh karna terharu. Echa pun ikut menyeka air mata Lina.

"Lila sayang kak Echa." Ucap Lila memeluk kaki Echa.Lina dan Echa tersenyum melihat kelakuan manja Lila ke Echa.

"Iya sayang kita semua sayang kak Echa." Ucap Angga yang ikut-ikutan memeluk Lila.

Setelah makan bersama, dengan Lila yang ikut makan disuapi Echa, Echa pun bermain bersama Lila sembari menunggu sang mama pulang. Yah mau bagaimana lagi Echa tak pernah di izinkan Lina dan Angga sendirian di rumah.

Pukul 04.00 sore

Kini Sarah telah pulang kerumah setelah selesai dengan kesibukan butiknya. Sarah tak mencari keberadaan Echa, karna dia tau kalau putri satu-satunya itu pasti sedang berada dirumah sahabat sekaligus tetangganya yang sudah menganggap dirinya dan Echa layaknya seperti keluarga.

Echa masih berada di rumah Angga, dia baru saja menyelesaikan sholat ashar yang diikuti Lila di belakangnya sebagai makmum. Lila memang suka mengikuti Echa sholat seperti yang dilakukannya sekarang. Mau mengharapkan Angga untuk mengajak Lila sholat adalah hal yang tidak mungkin dilakukan sang kakak. Secara Angga sendiri masih sering di ingatkan dan dipaksa mamanya untuk melaksanakan kewajibannya tersebut. Berbeda dengan Echa yang memang sudah terbiasa untuk sholat tepat waktu.

"Lila kakak pulang dulu ya." Pinta Echa yang baru saja merapihkan kembali pakaian sholatnya. Lila tak menjawab, tapi wajah cemberutnya sudah cukup jadi jawaban kalau dia tak ingin Echa meninggalkannya.

Echa menghela napas panjang. Dia ingin pulang, tapi Echa juga tak mungkin meninggalkan Lila yang sudah cemberut, yang sudah bisa dipastikan setelah kepergian Echa Lila pasti langsung menangis. Mau meminta Angga untuk membujuk Lila pun hanya sia-sia, karna Lila memang manjanya hanya ke Echa  dan mama papanya. Sedangkan Angga? Lila tak pernah bermanja ke Angga karna kelakuan Angga yang malah suka mengusili adik perempuannya itu. Mau tak mau Echa harus mengalah dengan sikap manjanya Lila.

"Yaudah, kalau Lila ikut kerumah kak Echa aja gimana? Tanya Echa, yang langsung mendapat anggukan riang dari Lila.

Setelah pamit dengan Tante Lina dan memberi tau Lila akan ikut main ke rumahnya, Echa pun berjalan sambil menggandeng tangan Lila.

"Mau kemana Cha?" Tanya Angga yang sedang main ps di ruang tengah.

"Mau pulang." Balas Echa.

"Emang tante udah pulang?"

"Udah."

"Beneran?" Tanya Angga lagi memastikan.

"Beneran Angga..."Jawab Echa jengah.

"Ooo, yaudah." Jawab Angga menyeringaikan senyumnya. Echa memutar matanya malas dan langsung berjalan keluar menuju rumahnya.

Angga memang sangat protective dengan sahabat kecilnya ini, dia juga berjanji ke mama Echa untuk selalu menjaga Echa dan selalu membuatnya tersenyum.

                              ...................

Adzan magrib berkumandang, sebagai pengingat bagi setiap muslim untuk menyambut seruan sang pencipta. Angga telah selesai melaksanakan sholat magrib di kamar, dan setelahnya Angga langsung turun kebawah untuk menyantap makan malamnya bersama mama dan papanya. Untuk Lila, dia masih berada dirumah sebelah bersama Echa dan tante sarah, mamanya Echa. 

Setelah selesai makan malam, Angga disuruh mamanya untuk menjemput Lila di rumah Echa, karna besok Lila harus sekolah.

 

Terpopuler

Comments

dinda Lestari

dinda Lestari

thor awal baca aku anggap echa itu cowo lo thor karna temen aku juga echa tapi cowok
tapi gpp thor semangat

2021-04-29

0

Aninda Peto

Aninda Peto

Holla ka Author mampir yuk ke karyaku SUAMIKU TERNYATA BOSS MAFIA 🤭

2021-04-28

0

Zulfa

Zulfa

Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍

2021-04-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!