Aku memperhatikan lelaki yang berdiri di depanku, penampilannya sangat rapih. Ada urusan apa lelaki ini kemari?, Bukankah urusanku dengannya sudah beres? . Karena merasa tidak ada urusan dengan lelaki itu, aku melewatinya begitu saja seolah-olah tidak pernah bertemu. Karena aku berpikir Mungkin dia ke sini ada urusan dengan orang lain bukan denganku.
Sepertinya dugaan ku keliru, dia mencekal tanganku. Aku menampilkan raut tidak suka, sikapnya terlalu seenaknya dan kurang sopan, selama ini tidak ada yang berani menyentuhku.
"Kau! Apa-apaan ini lepas!" Aku berusaha melepaskan tanganku tapi dia malah menarik ku ke arah kantin. Ku akui sikapnya sangat liar dan berani.
"Eh eh, apa yang kau lakukan!" Setiap karyawan yang kami lewati mencuri pandang dengan penasaran. Pasti mereka heran dengan lelaki yang menggenggam tanganku ini. Jangankan mereka aku pun heran sebenarnya apa yang dia inginkan. Oh mungkin dia ingin meminta bayaran karena kemarin sudah menolongku.
"Duduk!" Dia memerintah ku dan anehnya aku malah mengikuti perintahnya dan langsung duduk.
"Ada urusan apa kamu sama saya?" Aku langsung melontarkan pertanyaan tidak suka ku kepadanya.
"Aku ingin minta bayaran." Mendengar ucapannya aku tersenyum.
"Jadi yang kemarin belum cukup?. Baiklah sebutkan nilainya aku akan transfer, nanti sekretaris ku akan datang ke sini." Aku langsung bangkit dan melanjutkan langkahku dari perusahaan ini.
"Aku ingin kau bekerja menjadi sekretaris ku." Seketika aku langsung menghentikan langkahku dan menatapnya tajam. Aku mengusap wajahku tidak percaya dengan perkataan yang di lontarkan lelaki aneh itu. Aku merasa muak jika harus berhadapan dengan lelaki aneh itu, aku melanjutkan langkahku memasuki mobil yang sudah terparkir.
Aku mencengkram stir, apa sekarang aku jadi serendah itu dimata semua orang?. Bahkan aku kira orang yang membantuku kemarin adalah orang yang tulus. Tapi dia malah ingin aku menjadi sekretarisnya. Jangan mimpi!, tapi ngomong-ngomong bagaimana bisa dia tahu perusahaan ku?. Tapi jika dipikir-pikir, siapa sih yang tidak tahu seorang Zara yang gosipnya lebih heboh di banding selebriti. Apa jangan-jangan lelaki itu menolongku karena tahu siapa aku sebenarnya?.
Hmmm, aku kira dia orang yang du kirim tuhan yang akan menolong dan membantuku dengan tulus.
Aku menghidupkan mobil dan menjalankannya dengan santai, saat akan keluar dari tempat parkir tiba-tiba ada orang yang berdiri tepat di depan mobilku. Aku menginjak rem dengan mendadak.
Bruukk, badanku terhuyung ke depan menubruk setir, aku mencoba melihat orang gila mana yang berani membahayakan nyawa ku, oh oh oh dan ternyata lelaki aneh itu lagi.
"Lelaki itu lagi?!" Aku membanting pintu dan keluar dari mobil, tanganku siap menelpon polisi. Tapi, dengan tidak tahu diri dia malah merampas telpon ku dan masuk ke dalam kemudi mobilku. Mendapat perlakuan di luar ekspektasi aku hanya bisa mematung, manusia ini benar-benar.
"Hei!" Aku di buat geram olehnya.
"Ayo masuk. Atau mobil ini aku bawa pergi!" Dia keluar dari balik jendela.
Karena terlalu lelah dan tidak ingin menjadi tontonan orang banyak.Akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti lelaki itu. Lagi-lagi aku menuruti apa yang disuruh oleh nya. Sebenarnya aku juga aneh kenapa selalu menuruti perkataannya, mungkin jauh di lubuk hatiku aku merasa dia orang yang baik dan tulus, sepertinya hal itu yang membuatku menuruti nya terus-terusan. Aku membuka pintu mobil dan duduk di sampingnya.
Dia melajukan mobil dengan santai. Aku menatapnya dengan tidak percaya. Baru kali ini ada orang yang seberani ini kepadaku. Sebenarnya apa yang dia inginkan.
"Ngeliatinnya biasa aja kali, nanti suka." Ucapnya kepedean. Cih, pede banget jadi orang.
"Jangan mimpi di siang bolong!, sebenarnya kamu apa?". Dia menepikan mobil ke pinggir jalan, lalu mengeluarkan ponselnya, tangannya membentuk vis dan mengarahkan kamera kepada ku untuk selfi.
Jepret, dia berhasil memotret ku dengan posisi melongo, sebenarnya apa yang dia lakukan. Aku melihatnya seperti mengirimkan Foto itu kepada seseorang. Aku baru sadar jika dalam foto itu aku pasti terlihat jelek.
"Eh sini mana fotonya!, jangan kurang ajar ya, sini handphone kamu!" Aku berusaha mengambil ponsel itu dari genggaman lelaki aneh ini, ponselnya di sembunyikan di balik badannya. Aku masih berusaha menggapai ponsel itu sampai-sampai aku tidak sadar dengan posisiku yang seperti memeluk dia dari depan, aku terus meraih-raih ponsel dari tangannya.
Ekhhhemm, suaranya menyadarkan ku dengan posisi ini. Aku langsung menarik diri dan memijat-mijat pelipis ku dengan pelan, kenapa jika berada di dekatnya aku suka lost control dengan diriku sendiri.
"Tenang, foto mu tidak akan aku salah gunakan. Sekarang istirahatlah aku akan membawamu ke tempat yang cukup nyaman, aku tidak akan menculik mu. Percayalah padaku oke?" Aku hanya di buat mematung dengan tatapan dan perkataannya, aku hanya mengangguk dan merebahkan badanku ke kursi untuk mencari posisi ternyaman ku untuk tidur. Untuk sekarang aku pasrah saja biarkan dia mau membawaku kemanapun. Aku memejamkan mataku.
"Hari yang cukup melelahkan" Gumam ku pelan.
"Apa?" Lelaki itu bertanya.
"Jangan kepo! Nyetir yang bener!" Ucapku ketus.
*****
Aku merasakan ada semilir angin yang menerpa wajah. Aku mengucek-ngucek mata agar penglihatan ku bisa lebih jelas, oh ternyata lelaki aneh ini membawaku ke pantai. Aku mencari keberadaannya yang ternyata sedang duduk di bawah pohon kelapa seorang diri.
"Kenapa kamu membawaku kesini?" Aku menghampiri lelaki itu.
"Kamu sudah bangun?" Tanyanya.
"Masih nanya!. Ya iyalah, Masa aku ngelindur!" Mendengar jawabanku lagi-lagi dia tersenyum.
"Kamu sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaan ku?" Tanya nya masih membahas pertanyaan apakah aku sudah bangun.
"Tidak sama sekali" Jawabku kesal.
Dia memakai kaca mata hitamnya. Aku mengerjap-ngerjap penglihatan ku, kenapa dia jadi begitu sangat tampan.
"So narsis banget jadi orang." Aku duduk di sampingnya. Dia mengeluarkan kresek putih yang entah apa isinya. Dia berjongkok dan membuka high hills yang aku gunakan.
"Hei apa yang kamu lakukan!" Dia sama sekali tidak menghiraukan ocehan ku. Dia mengeluarkan sesuatu dari kresek tadi, ternyata itu obat luka, Dia mulai mengobati luka di kakiku. Refleks aku menarik kaki ku dari genggamannya.
"Apa-apaan kau ini. Tolong jangan bersikap seenaknya padaku!" Aku bangkit meski menahan rasa sakit di kakiku, Namun dia lebih sigap menyentuh pundak ku dan menarik ku untuk duduk kembali.
"sudah diam, aku tidak akan membunuhmu!" Dengan merasa tidak berdosa nya dia melanjutkan untuk mengobati luka ku.
"Kau siapa?" Aku menatapnya yang selalu berhasil membuatku terkesan oleh sikap baiknya padaku.
"Aku bosmu, dan kau sekretaris ku" Mendengar jawabannya aku langsung ingin memukulnya.
"Hei!" Tanganku terangkat untuk memukulnya, tapi lagi-lagi dia menahan tanganku dan tersenyum.Dan memposisikan menjadi berjabat tangan.
"Perkenalkan aku Alderich nona Zara Hertanto" Dia tersenyum kepada ku, aku mematung melihat tatapannya yang penuh kehangatan aku takut jika akhirnya akan terpesona dengan pesona Pria Misterius ini.
.......
.......
.......
Hai readers?, Menurutmu bagaimana cerita ini? jangan lupa like, vote dan komen ya.. dan nantikan kisah Zara selanjutnya..
Follow Ig untuk visualisasi tokoh : @itsme_d43604
ig author : denisa_sahara
See you, di Chapter selanjutnya 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
♡momk€∆π♡
oooohh Alderich cutenya dirimu🤗🤗 bikin Zara terpaku 😁😁💓💓💓
2022-09-23
0
mrs.wang
suka ceritanya😊
2021-07-25
1
Stivanie Clarissa Benu
keren thor
2021-07-23
2