Jalanan mulai sepi dan lelaki itu masih belum datang juga. Apa dia berbohong dan samasekali tidak mengejar pencuri itu?, atau dia terluka saat berusaha mengambil tas milikku. Aku terus bertanya dan menduga-duga. Mendadak perasaanku menjadi tidak enak memikirkan pria itu. Semoga dia baik-baik saja.
Tapi jika di pikir-pikir, aku adalah wanita bodoh yang langsung percaya kepada orang asing. Orang yang sudah lama ku kenal saja mengkhianati ku, apalagi orang yang baru bertemu pertama kali. Atau jangan-jangan pria itu adalah bagian dari para pencuri tadi dan membodohi ku.
Karena merasa pusing dengan pemikiran sendiri, Aku bangkit dan menaiki fly over untuk menikmati pemandangan di malam hari. Kerlap-kerlip lampu di malam hari ternyata begitu indah, kemana saja aku selama ini hingga tidak pernah menikmati keindahan yang di berikan dunia. Karena ingin melihat dengan ketinggian yang lebih tinggi, aku menginjak satu besi penghalang play over. Aku menghirup udara yang cukup sejuk.
Ketika sedang menikmati pemandangan yang cukup menenangkan. Lenganku di tiba-tiba di tarik oleh seseorang.
"Aduh," aku kaget ada yang tiba-tiba menarikku. Aku mengangkat pandangan untuk melihat siapa yang berani-berani mengangguku. Oh ternyata pria tadi, ternyata dia masih punya nyali untuk bertemu denganku.
"Apa yang kamu lakukan! Kamu mau bunuh diri?!" Ucap lelaki itu so tahu. Dih, kenapa dia datang-datang langsung marah-marah.
"Kalo iya kenapa!. Kamu nggak bisa liat orang yang lagi menikmati ketenangan apa, malah nuduh-nuduh bunuh diri. Amit-amit ya!" Ucapku marah-marah.
Dia tidak menjawab. Terlihat dia seperti sangat kelahan aku menjadi merasa bersalah malah mengomeli orang yang telah membantu ku.
"Mana tasku?" Tanyaku kepadanya.
Tanpa menjawab dia langsung memberikannya. Ternyata dia benar-benar menepati janjinya. Aku sangat bersyukur di dalam hati.
"Terimakasih." Ucapku penuh dengan rasa syukur.
Aku mengecek isi dompet ku dan memberikan beberapa ratus ribu kepada Pria itu. Pria itu hanya tersenyum mengejek namun tetap mengambil uang di tanganku. Aku melewatinya begitu saja tidak ingin terlibat terlalu dekat orang baru. Sebenarnya, aku tahu sikapku sangat kurang ajar kepada pria itu, tapi semoga saja dia memaafkan sikapku yang buruk ini.
Aku turun dari play over dan duduk di trotoar meluruskan kaki. Sepertinya sudah saatnya aku pulang, aku mengeluarkan ponsel tapi sayang baterainya sudah habis. Ya tuhan, cobaan macam apa lagi ini.
Aku melihat ada segerombolan orang yang menghampiriku, Sepertinya mereka teman pencuri tadi.
"Itu itu dia!. Wanita itu penyebab gua jadi babak belur kaya gini!" Ucap seorang Pria yang merupakan pencuri tas ku.
Mereka semakin mendekat, apa yang harus aku lakukan? Aku hanya bisa menelan ludahku. Aku berusaha berdiri menahan rasa sakit di sekujur tubuhku. Namun tiba tiba.
Srett.
Dengan cepat tanganku terasa ada yang menarik untuk berlari, dan ternyata yang menarik ku lelaki itu lagi. Ia menarik tanganku agar berlari di sampingnya. Aku hanya mengikutinya berlari, para penjahat itu masih terus mengikuti kami.
Aku memperhatikan tangan ku yang di genggam sangat kuat oleh nya, angin menerpa helaian rambut yang menghalangi wajah tampannya. Oh tuhan kemana saja aku sejak tadi, ternyata lelaki ini sangat tampan. Melihat ketampanannya rasa sakit di sekujur tubuhku serasa menghilang begitu saja. Aku membuyarkan lamunan liar ku dan berusaha mengimbangi kecepatan lelaki itu.
Sruuuk..
Kami bersembunyi di belakang sepeda motor, dia membungkuk di depanku, aku masih tidak tahu apa yang akan di lakukan lelaki ini. Dia melepaskan sepatunya, tanpa permisi dia menarik kakiku dan memakaikan sepatu miliknya, aku hanya terdiam dan pasrah mendapat perlakuan darinya. lalu dia seperti menelpon seseorang di sebrang sana.
Aku melihat para penjahat itu sudah semakin dekat.
"Bagaimana ini?" Aku panik melihat penjahat itu yang semakin mendekati kami.
"Stttt." Dia memberikan isyarat untuk tetap diam. Aku menunduk takut persembunyian ku dengannya akan terbongkar
"Kemana mereka?, pasti belum jauh! Ayo kita berpencar!" Ucap para penjahat itu. Aku merasa jarak mereka denganku sudah cukup jauh.
"Ayo!" Lelaki itu mengulurkan tangannya kepadaku. Tanpa berpikir panjang aku menerima uluran tangannya.
"Kita berlari sedikit lagi, setelah itu kita akan aman." Aku mengangguk.
Dia kembali mengajak ku berlari, aku melihat ada sebuah mobil yang sepertinya menunggu kedatangan kami. Lelaki itu langsung menarik ku untuk masuk bersamanya.
Aku sedikit ragu untuk masuk ke dalam mobil itu, bagaimana jika lelaki ini juga sama jahatnya dengan mereka.
"Ckk, ayo masuk!" Ia berkata dengan nada memerintah dan sepertinya menurutinya adalah hal terbaik untuk saat ini.
Huuuuh.
Aku merebahkan badanku di kursi mobil dan mengambil nafas dalam-dalam.
Sreeek.
"Minum!" Aku membuka mataku sedikit dan melihat sebotol air mineral di depanku. Dengan membuang jauh rasa gengsi aku langsung menghabiskan minuman itu.
"Terimakasih." Untuk kedua kalinya aku berterimakasih didalam hati kepadanya.
"Kamu tinggal di mana?" Dia bertanya, namun sebelum aku jawab.
Kruwuk. Perutku berbunyi disaat yang tidak tepat.
Aku memukul perutku pelan, aku bingung harus menyembunyikan wajahku di mana. Ini sangat memalukan!.
"Kita ke apartemen!" Perintahnya Pria itu kepada supir.
"Eh apartemen?" Aku melotot tidak percaya dengan lelaki ini, apa dia menolongku ada niatan di balik itu semua.
"Jangan berpikir yang macam-macam, Ada makanan di sana, dan kamu yakin ingin keluar dengan keadaan seperti ini?" Dia bertanya padaku.
Aku memperhatikan sekujur tubuhku yang basah, rambut acak-acakan, dan kakiku terasa perih.
"Hehehe, apa tidak merepotkan?" Aku tersenyum ke arahnya, sepertinya dia menahan tawanya dan membuang wajahnya ke arah jendela.
"Jika boleh jujur kau sangat merepotkan dan mengganggu masa liburanku!" Dih narsis sekali lelaki ini perasaan aku tidak pernah meminta bantuannya. Aku tidak membalas ucapannya dan memalingkan wajahku ke arah lain.
*****
"Ayo masuk!" Setelah tiba di apartemen miliknya aku di persilahkan masuk. Aku duduk di meja pantry dan dia sibuk sedang memasak.
"Apa keluarga mu tidak akan cemas. Sudah malam kau belum pulang." Dia membuka percakapan.
Aku tersenyum kecut mendengar pertanyaannya, aku tidak berniat untuk menjawab pertanyaannya.
"Apa aku bisa meminjam charger, aku harus menghubungi seseorang." Dia masuk ke dalam kamar dan memberikan charger kepada ku.
Aku membuka ponsel dan benar saja, sudah ada puluhan telpon dari bawahan ku.
"Jemput aku, lokasinya sudah ku kirim!" Ucapku pada pengawal ku.
Dengan menahan sakit aku berjalan menghampiri lelaki itu. "Terimakasih sudah membantu maaf aku sudah merepotkan. Sepertinya aku harus pergi sekarang, oh iya terimakasih atas tumpangannya."
"Apa kau tidak akan makan dulu?" Dia seperti menampilkan wajah kecewa.
"Tidak usah, bukannya kamu yang bilang aku sudah banyak merepotkan mu." Dia terkekeh geli.
"Kau yakin akan keluar dengan keadaan seperti ini?" Dia bertanya lagi.
"Hahaha tidak usah menghawatirkan aku. Aku masih tetap cantik walaupun berantakan seperti ini." Dia seperti geli mendengar apa yang aku katakan.
Teleponku berdering dan itu membuktikan jika pengawal ku sudah datang.
"Aku harus pergi, terimakasih untuk bantuannya." Dia hanya mengangguk dan tidak mengantarkan ku sama sekali. Dasar lelaki kasar!.
Aku menutup pintu dan melihat pengawal ku yang terkejut dengan penampilanku.
"Jangan menghinaku. Mana jaket dan sandalku." Dengan sigap mereka memberikannya. Sebelum memasuki mobil aku melihat sebentar ke gedung di belakangku dan tersenyum. Lalu masuk kedalam mobil dan beristirahat
"Hufffftt, aku lapar!" Aku merengek di dalam mobil.
*****
Hai readers?, Menurutmu bagaimana cerita ini? jangan lupa like, vote dan komen ya.. dan nantikan kisah Zara selanjutnya..
Follow Ig untuk visualisasi tokoh : @itsme_d43604
ig author : denisa_sahara
See you, di Chapter selanjutnya 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
syakila natasya
Bru awal tapi dah suka
2021-08-04
1
ⓘ ⓝ ⓐ ⓨ
maaf thorr mungkin maksudnya fly over x ya bkn play over...
2021-07-23
1
Stivanie Clarissa Benu
awal yg baik
2021-07-23
1