Chapter 3 "Pesan Misterius"

Zara memasuki apartemennya dan langsung membanting kan tas dan sendalnya, ia merebahkan badannya di sopa. Tangannya menutupi wajah dengan kaki yang di pukul-pukul ke sopa.

"Bodoh-bodoh, bagaimana aku bisa bersikap sebegitu menyedihkannya di depan orang asing. Bagaimana jika ia mengenaliku dan membuat skandal di pemberitaan? Oh tidak." Zara menyesali setiap detik yang telah terjadi dengan lelaki yang ia tidak tahu namanya itu.

Zara bangun dan mengambil air minum.Ia duduk di meja pantry, sekelebat bayangan tentang lelaki tadi terlintas di benaknya, ia melihat tangannya yang tadi di genggam erat oleh lelaki asing itu, dia meraba perutnya yang tadi di peluk oleh lelaki asing itu, tanpa ia sadari ternyata senyumnya terlukis begitu saja.

"Wo wo wo, kenapa aku malah memikirkan lelaki asing itu. Sepertinya aku benar-benar kelelahan."

Aku bangun dari duduk dengan menahan rasa sakit di sekujur tubuhku. Badanku terasa begitu sakit. Seperti sudah dipukuli oleh orang sekampung. Malah aneh jika badanku tidak sakit, karena dari tadi ditarik sana sini seperti kue cubit.

Aku mengambil handuk dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Namun, suara ponsel menghentikan langkahku.

"Kamu kenapa belum pulang?!" Terdengar suara tante di sebrang sana. Tante adalah Ibu tiri ku, dia cukup cerewet jika menyangkut kedisiplinan.

"Aku di apartemen, aku lelah ingin istirahat. Selamat tidur Tante." Aku mematikan telpon sepihak, sepertinya aku memang kurang sopan. Tapi jika di teruskan bisa-bosa aku habis dimarahi.

Aku merendam badanku di bathub.

"Huuuh, segarnya. Apakah besok akan ada kehebohan lagi yang terjadi?" Bagiku hari esok adalah sebuah misteri yang harus aku siapkan, setiap malam aku selalu berdoa agar hari esok baik-baik saja.

Tiba-tiba kejadian hari ini berputar begitu saja. Mulai dari pengkhianatan Revan sampai perjumpaan ku dengan pria misterius yang dipenuhi ketegangan. Dengan perlahan aku menenggelamkan seluruh badanku ke dalam air, berharap air akan memberikan efek ketenangan kepadaku.

..........

*Pria misterius

Aku masih setia menatap makanan yang aku hidangkan berapa menit lalu, tanganku masih setia melihat kartu nama seorang gadis yang beberapa menit lalu menyusahkan ku.

"Zara Hertanto?" Aku membaca sebuah nama yang terasa tidak asing di telingaku.

Aku tersenyum geli mengingat penampilan gadis itu yang sangat acak-acakan. Tapi anehnya wajah gadis itu terlihat sangat cantik, penampilannya yang acak-acakan sama tidak memudarkan kecantikan alami yang ia miliki.

Saat sedang asik melamun ternyata ponselku berbunyi.

"Alderich, kamu mau sampai kapan bersembunyi?, Kamu sudah sampai belum di indonesia?" Ucap Bunda di sebrang sana.

"Bun, aku sudah sampai. Kalo belum sampai pasti telpon Bunda nggak bakal terhubung, aku kan pakai nomor indonesia." Ucapku berusaha menyadarkan kecerobohan Bunda.

"Sudah-sudah maafkan kebodohan Bunda mu ini. Pokoknya Bunda tidak mau tahu, kamu cepat pulang ke rumah sekarang. Bunda sudah tidak tahan dengan pemberitaan yang menyebutkan anak Bunda yang satu ini lumpuh, bisu, cacat dan jelek. Mereka tidak tahu bahwa anak Bunda sangatlah tampan!" Mendengar curhatan Bunda yang penuh drama, aku hanya terkekeh geli.

"Aku malas Bun, biarkan saja. Aku tidak peduli dengan berita murahan seperti itu." Ucapku.

"Dasar anak nakal!, kamu nggak kasihan gitu sama tunangan kamu?. Bunda kasihan kepada tunangan mu nak, yang selalu mati-matian menjelaskan bahwa kamu baik-baik saja. Padahal dia juga tidak tahu bagaimana rupa mu. Dia selalu di sudut kan dari sana sini. Di tekan dari sana dan sini. Jika kamu keberatan dengan pertunangan ini sebaiknya kamu batalkan saja."

Mendengar saran dari Bunda hatiku bukan merasa senang tapi malah tidak rela, aku hanya bisa terdiam kehilangan kata-kata untuk menjawab atau menyanggah ucapan Bunda.

"Siapa nama wanita itu?" Tanyaku pelan, namun masih bisa terdengar oleh Bunda.

"Dasar anak nakal, bagaimana bisa kamu tidak mengingat namanya sama sekali. Dia wanita yang sangat cantik tangguh dan baik, kau pasti akan menyesal. Namanya Zara Hertanto! Awas jika kau melupakannya lagi!" Mendengar ucapan Bunda, aku jadi teringat kartu nama gadis tadi. Tanganku merogoh saku celana untuk memastikan kembali.

Zara Hertanto, Direktur utama JH Group.

"Gadis itu?" Aku tidak menyangka ternyata gadis yang aku selamatkan adalah tunangan ku sendiri. Aku mengacak rambutku hingga berantakan, perasaanku campur aduk antara senang dan bingung menyatu menjadi satu.

"Bun, sepertinya sudah waktunya aku menampakan diri." Ucapku entah mendapat keberanian dari mana.

"Apa? Syukurlah. Pokonya besok kau harus pulang. Jika besok kamu tidak membawa Zara ke hadapan Bunda, jangan harap kamu bisa kembali ke Amerika, oh iya satu lagi. Bunda akan menarik investasi dari perusahaan mu, " Ucap Bunda berusaha mengancam ku.

"Loh nggak bisa gitu Bun. Kan-" Ucapku berharap Bunda tidak mengancam ku.

Sebelum aku selesai bicara. Bunda malah mematikan ponselnya begitu saja. Aku merebahkan badanku ke sopa. Kenapa keadaan jadi berubah rumit seperti ini?. Padahal niatku pulang untuk membatalkan pertunangan dan kembali dengan tenang ke Amerika. Tapi anehnya tujuanku malah melenceng sangat jauh, apalagi saat aku sudah tahu siapa tunangan ku. Aku merasa tidak rela kika harus membatalkan pertunangan ini.

Ting ting ting.

Ada banyak pesan masuk ke dalam ponselku. Aku menatap ponselku kebingungan siapa yang mengirim pesan. Karena seingat ku yang tahu nomor ini hanya Bunda.

Aku semakin bingung saat melihat pesan yang masuk tidak hanya satu atau dua, melainkan ada 7.300 pesan masuk dari nomor tidak di kenal. Aku berusaha menebak-nebak siapa yang mengirim pesan ke nomor milikku.

08**********

"Halo, tunangan. Aku Zara, hari ini kita bertunangan tapi aku sama sekali tidak hadir di sana. Bahkan ibumu yang menyematkan cincin tanganku. Asalkan kau tahu aku juga nggak mau tunangan ini terjadi. Jadi STOP! Jual mahal. Emang seganteng apa sih kamu!. Punya muka pas-pasan aja belagu. Sebenarnya yang paling membingungkan itu kenapa ayahku malah menjodohkan aku anak kesayangannya dengan lelaki menyebalkan kaya kamu!"

Melihat pesan itu aku terkekeh geli, lalu mensecrol lagi ke bawah.

"Halo, tuangkan. Karena kamu nggak muncul terus ke permukaan, aku lelah menjawab pertanyaan ke wartawan yang bilang kamu cacat. Sebenarnya kamu cacat nggak sih? Kalo bener kamu nggak sempurna juga nggak papa, muncul aja. Aku pasti mendampingi mu!"

"Halo, tunangan hari ini ayah aku meninggal. Woy bangsat elo sama sekali nggak pulang ke indonesia. Pura-pura juga nggak papa. Hargai gua dong. 😭"

"Halo, tunangan. Lagi-lagi perusaahan bokap mau di rebut sama Paman-paman yang brengsek itu. Aku nggak pantes ya jadi direktur tama. Lelah aku bang, pulang dong bimbing aku jadi orang hebat."

"Halo, tunangan. Karena kamu nggak muncul terus. Jadinya aku udah jadian deh sama seseorang yang selalu ada dan membantu aku. Dia baik ganteng dan romantis. Jadi kamu nggak perlu takut aku kenapa-kenapa.. Masih nggak mau pulang? Hus pergi ke kayangan!"

Melihat pesan Zara audah mempunyai pasangan. Entah kenapa aku jadi merasa kesal. Niatku untuk membaca semua pesan yang dikirim Zara tiba-tiba menghilang. Aku berniat untuk mematikan ponsel.

Ting, sebuah pesan baru saja datang lagi. Aku menurunkan rasa gengsi dan cepat-cepat membuka pesan yang baru saja dikirim seseorang.

"Woy tunangan gaib, kamu nggak tahu kan hari ini aku hampir mati. Aku tau kamu maunya aku mati aja, ya kan?. Tapi untung ada lelaki malaikat yang baik, yang udah nolongin aku, jauh beda sama kamu. Btw kamu bener lumpuh ya?.

Hmmm, hari ini aku sakit banget, badan, hati, semuanya. Pacar yang kemarin aku bangga-banggakan itu, tadi dia kepergok selingkuh sama wanita cantik tapi tetep cantikan aku ko. Jadi sekarang aku udah nggak punya pacar lagi deh. Lo balik dong, biar aku ada yang ngejaga. Lelah aku bang."

Melihat pesan terakhir dari gadis itu, seketika hatiku terasa menghangat. Jadi selama ini ternyata tunanganku selalu mengirimnya pesan dan mencurahkan segala yang dia rasakan. Walaupun hanya sebatas pesan, tapi aku merasa di hargai.

Aku kembali membaca satu persatu pesan yang dikirim oleh gadis itu. Tanpa ku sadari sesekali aku tertawa terbahak-bahak saat membaca pesan gadis itu yang aneh, dan tidak jarang pula aku ikut merasa bersedih saat membaca pesan yang menyedihkan.

Aku melirik jam di pergelangan tanganku, tidak terasa sudah jam tiga dini hari. Tapi aku dia masih betah membaca diary gadis itu yang dipenuhi dengan permasalahan.

"Selamat bertemu hari esok, Zara Hartanto." Gumam ku di dalam hati.

*****

Hai readers?, Menurutmu bagaimana cerita ini? jangan lupa like, vote dan komen ya.. dan nantikan kisah Zara selanjutnya..

Follow Ig untuk visualisasi tokoh : @itsme_d43604

ig author : denisa_sahara

See you, di Chapter selanjutnya 🤗

Terpopuler

Comments

Fi Fin

Fi Fin

bagus ceritanya ..semoga Zara cepat ketemu tunanganya dan ada yg melindunginya

2021-11-28

1

Luli Lusiani Agustin

Luli Lusiani Agustin

asyeeekkkkk

2021-08-08

1

ⓘ ⓝ ⓐ ⓨ

ⓘ ⓝ ⓐ ⓨ

Aishh.. si abang cool beneeerr..

2021-07-28

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 "Awal Baru"
2 Chapter 2 "Malaikat Penyelamat"
3 Chapter 3 "Pesan Misterius"
4 Chapter 4 "Konspirasi Musuh"
5 Chapter 5 "Kehadiran Pria Misterius lagi"
6 Chapter 6 "Simbiosis Mutualisme?"
7 Chapter 7 "Hayati Lelah"
8 Chapter 8 "Alderich menceramahi Zara"
9 Chapter 9 "Malaikat penyelamat hadir lagi"
10 Chapter 10 "Tunangan serasa Ayah tiri"
11 Chapter 11 "Masa lalu yang hadir kembali"
12 Chapter 12 "Zara sumber kekacauan"
13 Chapter 13 "Sebuah masalah harus di selesaikan"
14 Chapter 14 "Kesalahpahaman yang terselesaikan"
15 15. "Jatuh menuju pelukan hangat"
16 16. "Zara adalah putri tidur bagi Alderich"
17 17. Drama ngajak makan
18 18. Aku selalu ingin ada di sampingmu saat kau bersedih
19 19. Suara hati Alderich
20 20. Alderich menemani Zara hujan-hujanan
21 21. Selalu ada hal yang tidak terduga dalam kehidupan
22 22. Kamu dimana Zara?
23 23. Aku hanya butuh waktu sendiri
24 24. Revan kembali berjuang
25 25. Kunjungan Alderich
26 Keisengan Alderich
27 Kehadiran Elton
28 Kekesalan Zara
29 Keadaan kembali mengecewakan
30 Bunga Misterius dan Revan di pagi hari
31 Alderich berubah Possesif
32 Kekuatan baru Zara
33 Pembalasan Zara I
34 Pembalasan Zara ll
35 Kesadaran yang terlambat
36 Tidak bisa menjanjikan kehadiran tapi perjuangan
37 Terimakasih sudah berjuang
38 Kedatangan tamu yang tak diundang
39 Zara said "lagi-lagi aku menyusahkan semua orang."
40 Sinar mentari pembawa petunjuk
41 Puncak Perjuangan Zara
42 Semoga bahagia Revan
43 Self Healing Zara
44 Membeli Cake hanya untuk gelang Couple
45 Terima Kasih karena selalu ada
46 Ayo kita tidur bareng!
47 Berbagi Kamar
48 Atasan baru di kantor
49 Arion Danial Henderson
50 Pilih saya atau Alderich
51 Sekotak Susu
52 Menangis lah, kamu berhak menangis
53 Games botol berujung kiss
54 Tamparan nyata untuk Alderich
55 Zara, Tania dan Wini Teguh
56 Petak Umpet
57 Jangan Pergi, temani aku di sini
58 Menunggu Bus dan sebuket Bunga
59 Pindah Bus
60 Apakah genre kehidupan kita?
61 Siapakah yang lebih berkuasa, Iblis atau Tuyul?
62 Kamu terlalu mewah untuk ku miliki
63 Tidak pernah gagal membuat ku bahagia
64 Apakah kamu bisa belajar untuk mencintai ku?
65 S2 Babak baru baru di mulai
66 ll. Tidak usah berpura-pura di depan ku
67 II. Kau semakin sulit ku gapai
68 II. Tidak semudah yang di bayangkan
69 Alasan menjadi seorang chef
70 Festival Kuliner dan Pria bertopi
71 Wajahmu Pucat Seperti Mayat -Alderich
72 Tukang Ice Cream di Festival Kuliner
73 Apa lagi yang harus aku lakukan?
74 Bubur buatan Alderich
75 Misteri Kematian 1
76 Naik Bus bareng Alderich
77 Suntik Vaksin
78 kebodohan yang paling aku sesali adalah Jatuh cinta dan memahami mu
79 Awal Mula Pertunangan
80 Brankas Rahasia!
81 Carles dengan tampang yang berbeda
82 Orang yang selalu ada
83 Persidangan!
84 Bualan Carles yang tiada henti
85 Permasalahan yang tiada henti!
86 Aku akan memberikan kebahagiaan untuk mu
87 Perpisahan untuk selamanya?
88 Selamat Tinggal Alderich
89 Kapan aku akan bahagia?
90 Terlambat menyadari ~Carles
91 Arion dan Zara
92 Alderich yang menyebalkan.
93 Will You Marry Me? End
94 Peluk Jauh dari Author
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Chapter 1 "Awal Baru"
2
Chapter 2 "Malaikat Penyelamat"
3
Chapter 3 "Pesan Misterius"
4
Chapter 4 "Konspirasi Musuh"
5
Chapter 5 "Kehadiran Pria Misterius lagi"
6
Chapter 6 "Simbiosis Mutualisme?"
7
Chapter 7 "Hayati Lelah"
8
Chapter 8 "Alderich menceramahi Zara"
9
Chapter 9 "Malaikat penyelamat hadir lagi"
10
Chapter 10 "Tunangan serasa Ayah tiri"
11
Chapter 11 "Masa lalu yang hadir kembali"
12
Chapter 12 "Zara sumber kekacauan"
13
Chapter 13 "Sebuah masalah harus di selesaikan"
14
Chapter 14 "Kesalahpahaman yang terselesaikan"
15
15. "Jatuh menuju pelukan hangat"
16
16. "Zara adalah putri tidur bagi Alderich"
17
17. Drama ngajak makan
18
18. Aku selalu ingin ada di sampingmu saat kau bersedih
19
19. Suara hati Alderich
20
20. Alderich menemani Zara hujan-hujanan
21
21. Selalu ada hal yang tidak terduga dalam kehidupan
22
22. Kamu dimana Zara?
23
23. Aku hanya butuh waktu sendiri
24
24. Revan kembali berjuang
25
25. Kunjungan Alderich
26
Keisengan Alderich
27
Kehadiran Elton
28
Kekesalan Zara
29
Keadaan kembali mengecewakan
30
Bunga Misterius dan Revan di pagi hari
31
Alderich berubah Possesif
32
Kekuatan baru Zara
33
Pembalasan Zara I
34
Pembalasan Zara ll
35
Kesadaran yang terlambat
36
Tidak bisa menjanjikan kehadiran tapi perjuangan
37
Terimakasih sudah berjuang
38
Kedatangan tamu yang tak diundang
39
Zara said "lagi-lagi aku menyusahkan semua orang."
40
Sinar mentari pembawa petunjuk
41
Puncak Perjuangan Zara
42
Semoga bahagia Revan
43
Self Healing Zara
44
Membeli Cake hanya untuk gelang Couple
45
Terima Kasih karena selalu ada
46
Ayo kita tidur bareng!
47
Berbagi Kamar
48
Atasan baru di kantor
49
Arion Danial Henderson
50
Pilih saya atau Alderich
51
Sekotak Susu
52
Menangis lah, kamu berhak menangis
53
Games botol berujung kiss
54
Tamparan nyata untuk Alderich
55
Zara, Tania dan Wini Teguh
56
Petak Umpet
57
Jangan Pergi, temani aku di sini
58
Menunggu Bus dan sebuket Bunga
59
Pindah Bus
60
Apakah genre kehidupan kita?
61
Siapakah yang lebih berkuasa, Iblis atau Tuyul?
62
Kamu terlalu mewah untuk ku miliki
63
Tidak pernah gagal membuat ku bahagia
64
Apakah kamu bisa belajar untuk mencintai ku?
65
S2 Babak baru baru di mulai
66
ll. Tidak usah berpura-pura di depan ku
67
II. Kau semakin sulit ku gapai
68
II. Tidak semudah yang di bayangkan
69
Alasan menjadi seorang chef
70
Festival Kuliner dan Pria bertopi
71
Wajahmu Pucat Seperti Mayat -Alderich
72
Tukang Ice Cream di Festival Kuliner
73
Apa lagi yang harus aku lakukan?
74
Bubur buatan Alderich
75
Misteri Kematian 1
76
Naik Bus bareng Alderich
77
Suntik Vaksin
78
kebodohan yang paling aku sesali adalah Jatuh cinta dan memahami mu
79
Awal Mula Pertunangan
80
Brankas Rahasia!
81
Carles dengan tampang yang berbeda
82
Orang yang selalu ada
83
Persidangan!
84
Bualan Carles yang tiada henti
85
Permasalahan yang tiada henti!
86
Aku akan memberikan kebahagiaan untuk mu
87
Perpisahan untuk selamanya?
88
Selamat Tinggal Alderich
89
Kapan aku akan bahagia?
90
Terlambat menyadari ~Carles
91
Arion dan Zara
92
Alderich yang menyebalkan.
93
Will You Marry Me? End
94
Peluk Jauh dari Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!