WANITA SAMARAN UNTUK CEO
Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti di halaman depan sebuah rumah yang tampak begitu
megah dengan lampu-lampu taman serta air mancur yang membuat kesan indah bagi rumah megah tersebut. Seorang pria tampan nan elegan turun dari mobil dan melangkah cepat masuk ke dalam rumah yang tak lain adalah miliknya.
"Selamat datang, tuan Dion!" ucap para pelayan yang berdiri menyambutnya di depan pintu.
Dion mengamati setiap sudut ruangan dan tak menemukan sosok istrinya, Camila.
"Dimana Camila?" tanya Dion dengan nada yang begitu dingin membuat semua pelayan merasa ciut dan takut kepadanya.
Tak ada satupun para pelayan yang menjawab pertanyaannya tersebut lantaran takut pada amukan Dion.
"Dimana Camila???" teriak Dion kesal pada semua pelayan dirumahnya yang tampak terkejut dan gemetaran.
"Nyo...nyonya sedang keluar, tuan. Sejak pagi tadi nyonya belum kembali." sahut kepala pelayan bernama Fara.
Mengetahui bahwa istrinya belum kembali kerumah, Dion pun menjadi murka. Ia langsung meraih perabot yang terpajang di ruangan itu dan menghancurkannya di hadapan semua pelayan. Semua pelayannya gemetar ketakutan termasuk Fara yang telah bertahun-tahun bekerja dengannya.
Prraaaang...
Semuanya menjadi kacau balau lantaran Dion meluapkan emosinya dengan menghancurkan semua perabot di dalam rumahnya. Dion merasa sangat kesal lantaran kepulangannya dari luar negeri tidak disambut hangat oleh sang istri yang sedang berada di luar rumah.
"Adrian!!!" teriak Dion memanggil orang kepercayaannya.
"Iya, tuan!" sahut Adrian.
"Temukan Camila sekarang juga dan bawa dia padaku sebelum tengah malam!" perintah Dion dengan kemurkaan yang seakan ingin melahap semua orang yang ada di hadapannya.
"Baik, tuan! Saya akan melaksanakannya," sahut Adrian lantas pergi mengerjakan apa yang diperintahkan
oleh majikannya tersebut.
Di sebuah rumah yang cukup mewah Camila terus saja menolak disaat ayahnya sibuk membujuknya agar mau kembali ke kediaman Dion.
"Camila, cepatlah kau pulang kerumah suamimu! Dion pasti akan ngamuk bila kau tidak ada dirumah saat dia kembali dari perjalanan bisnisnya." kata Baren kepada putrinya tersebut.
"Aku tidak mau, ayah! Aku tidak sudi terus-terusan disiksa pria kejam itu!" sahut Camila.
"Lagipula aku sama sekali tidak mencintainya, aku terpaksa menikahinya karena Ayah yang menyuruhku! Aku mencintai Demian, Ayah! Aku hanya ingin hidup bahagia bersamanya, bukan si Dion pria kejam itu." sambung Camila.
"Camila, jangan kacaukan semua yang sudah aku rencanakan sejak dulu! Dion itu pria kaya raya yang
telah memberikan kita kehidupan mewah seperti sekarang! Apa kau mau hidup
miskin di jalanan kalau sampai semua saham yang dimiliki Dion di perusahaan kita akan ditarik kembali, hah?" kata Baren kesal serta mewanti-wanti anaknya.
"Dipikiran Ayah hanya harta dan kemewahan saja! Ayah tidak mengerti kalau aku mencintai Demian!" sahut Camila bersikeras tak ingin mendengar perkataan Baren.
Baren seakan kesal pada tingkah putrinya yang selalu membangkang kepada dirinya. Disaat ayah dan anak itu sedang bersitegang muncul sesosok wanita paruh baya bergaya elegan tampak sedang berdiri pada anak tangga. Wanita paruh baya tersebut bernama Evelin dan dia adalah ibu tiri dari Camila yang dinikahi Baren sejak Camila baru berusia 2 tahun.
"Ada apa? Kenapa kalian terus saja bertengkar?" tanya Evelin pada Baren dan juga Camila.
"Tanyakan saja padanya! Aku muak melihat tingkahnya itu!" gerutu Baren menatap kesal pada Camila.
"Aku juga muak menuruti semua kemauan Ayah! Ayah memperalatku untuk mendapatkan keuntungan perusahaan Ayah hampir bangkrut dulu!" pekik Camila tak kalah kesal dari sang ayah.
"Kau ...." Baren seakan kehabisan kata-kata dalam menghadapi sikap keras kepala Camila yang selama ini hidup manja dan tidak pernah mengenal hidup susah.
Evelin mendekati anak tirinya tersebut yang selama ini ia manjakan lantaran Evelin tidak memiliki anak dari pernikahannya bersama Baren, jadi mau tak mau Evelin harus bersikap baik serta memanjakan Camila supaya Baren tidak menceraikannya.
"Camila, dengarkan Ibu baik-baik! Kau pikir hanya dengan makan cinta kau bisa kenyang? Kau pikir Demian bisa memberikan segala kemewahan padamu seperti apa yang Dion berikan sekarang pada kita?" kata Evelin terus berupaya agar Camila tak mengambil langkah yang akan membuatnya menyesal di kemudian hari.
"Aku tidak perduli, Ibu! Aku dan Demian telah memutuskan untuk pergi bersama. Kami akan pergi sejauh mungkin supaya Dion tidak bisa menemukan kami," sahut Camila tetap bersikukuh ingin hidup bahagia bersama dengan pria pujaan hatinya tersebut.
"Camila, jangan bertingkah konyol!" teriak Baren marah mengetahui apa yang telah direncanakan oleh putrinya tersebut.
"Aku muak selalu menuruti keinginan Ayah dan Ibu! Aku tidak mau menjadi istri pria kejam itu! Apa kalian tidak mengerti yang sering aku katakan pada kalian kalau Dion selalu menyiksaku kalau dia sedang marah! Aku tidak mau lagi hidup bersama monster itu!" pekik Camila.
Ting....tong....
Terdengar bel pintu di kediaman Baren. Seorang pelayan segera membuka pintu dan membawa seorang pria yang tak lain adalah Adrian menemui Baren yang sedang bertengkar dengan Camila di ruang tengah.
"Maaf, tuan! Ada tamu." ucap pelayan itu pada Baren.
"Siapa yang datang?" tanya Evelin.
"Tuan Adrian, nyonya." sahutnya.
Baren menghela nafas panjang sementara Evelin dan Camila saling menatap satu sama lain.
"Camila, Adrian datang untuk menjemputmu pulang," kata Evelin.
"Aku tidak mau kembali kerumah terkutuk itu!" sahut Camila menolak.
"Kalau kau menolak, maka Dion akan menghancurkan kita!" teriak Baren sembari mencengkram lengan Camila dengan kasar lantaran sudah hilang kesabaran dalam menghadapi sikap keras kepala Camila.
"Ayah, dia pasti akan menyiksaku lagi ... aku takut." ucap Camila seakan memohon pertolongan dari ayahnya.
"Kalau kau mampu mengambil hatinya, ibu yakin dia tidak akan menyiksamu, Camila." ucap Evelin.
"Dia itu monster! Dia sering menyiksaku!" pekik Camila tiba-tiba kembali kesal.
"Selamat malam, Tuan ... Nyonya." ucap Adrian terpaksa menerobos masuk ke dalam ruangan itu karena tidak memiliki waktu yang terlalu banyak dalam menepati janjinya kepada Dion yang menginginkan dirinya membawa kembali Camila sebelum tengah malam tiba.
"Maaf, saya terpaksa masuk kesini untuk menemui kalian," ucap Adrian lagi pada Baren dan juga Evelin.
Melihat orang kepercayaan Dion berdiri di hadapannya, Baren dan Evelin langsung menunjukkan raut wajah yang tampak ceria seolah tidak terjadi apa-apa saat itu.
"Oh, aku baru saja ingin mempersilahkanmu masuk tadi!" sahut Evelin sembari tersenyum lebar pada Adrian.
"Aku tau kau kesini untuk menjemput Camila pulang." kata Baren pada Adrian sembari melirik Camila yang tampak berwajah masam.
"Benar, Tuan," sahut Adrian.
"Apa Dion sudah kembali dari perjalanan bisnisnya?" tanya Evelin.
"Iya, Nyonya! Tuan Dion baru saja tiba satu jam yang lalu." sahut Adrian.
Evelin menoleh pada Camila yang tampak gemetar ketakutan lantaran tau apa yang akan terjadi padanya disaat ia tak berada dirumah dan berhadapan langsung dengan Dion disana.
"Camila, ikutlah bersama Adrian! Suamimu baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya dan kau harus melayaninya sebagai seorang istri yang baik." ucap Evelin sembari memberikan kode kepada Camila agar mau kembali kerumah Dion.
"Huh, aku benci sama Ibu dan Ayah! Kalian berdua tidak pernah memikirkan kebahagiaanku sama sekali!" gerutu Camila kesal sambil meraih tas branded milikinya lalu melangkah keluar dari ruangan itu dengan raut wajah yang ditekuk.
"Adrian, tolong jangan hiraukan perkataan Camila tadi! Dia masih terlalu muda, jadi pikirannya masih labil." ucap Baren merasa tak enak hati alias takut apabila Adrian akan mengadukan semua tingkah putrinya tadi kepada Dion.
Adrian hanya mengangguk pelan sembari menyunggingkan senyuman tipis di sudut bibinya.
"Kalau begitu, saya permisi dulu Tuan ... Nyonya!" ucap Adrian pada Baren dan juga Evelin.
"Baiklah, sampaikan salam kami untuk Dion." kata Evelin kembali tersenyum ramah pada Adrian.
"Baiklah, Nyonya," sahut Adrian.
Di dalam perjalanan pulang, Camila tampak gelisah. Ia bahkan terlihat gemetar lantaran takut akan disiksa oleh Dion seperti biasanya. Hal itu terlihat oleh Adrian dari kaca spion mobil. Adrian yang tau segala kehidupan pribadi Dion, mengerti apa yang tengah dirasakan oleh istri majikannya tersebut.
"Nyonya, apa kau baik-baik saja?" tanya Adrian pada Camila.
"Kau begitu tau apa yang akan dilakukan oleh monster itu dan kau masih bertanya, hah???" teriak Camila kesal pada Adrian.
"Maaf, Nyonya." ucap Adrian tak ingin membuat istri majikannya itu tersinggung atas ucapannya barusan.
"Aku benar-benar membenci tuanmu itu!" gerutu Camila kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Rita Silitonga
nmm.vv
2022-09-01
0
Anfit Annisa Fitri Tangka
Minyak
2021-11-01
1
Septy Cweet
menarik
2021-10-25
2