Keesokan harinya setelah mengetahui bahwa Dion pergi ke kantor, Camila bergegas pergi kerumah kedua orang tuanya menemui ibu tirinya untuk mengadukan semua yang terjadi kepadanya semalam setelah Dion menyiksanya. Evelin menatap semua bekas luka cambukan yang memenuhi sekujur tubuh putri sambungnya tersebut. Ia sungguh tak menyangka bahwa Dion akan melakukan hal kejam seperti itu terhadap Camila.
"Astaga, dia benar-benar monster!" ucap Evelin sambil melihat semua luka cambuk yang ada di tubuh Camila.
"Ibu lihat sendiri kan yang dilakukan Dion padaku!" seru Camila sembari kembali menutup tubuhnya dengan dress yang ia kenakan.
"Ibu, biarkan aku pergi bersama Demian. Kami saling mencintai." ucap Camila memohon kepada ibu tirinya tersebut.
"Tidak, Camila! Apa kau tidak berpikir apa yang akan terjadi pada kita semua kalau Dion sampai tau semua rencanamu itu?" tolak Baren yang tiba-tiba muncul dari pintu kamar.
Evelin dan Camila pun menoleh pada Baren yang berdiri tegak di depan pintu kamar.
"Kenapa kau kembali secepat ini, sayang?" tanya Evelin pada suaminya yang pulang kerumah disaat masih jam kantor.
"Ada berkas penting yang akan aku ambil diruang kerjaku," sahut Baren sembari melangkah masuk ke dalam kamarnya sembari menutup pintu kamar tersebut rapat-rapat.
Camila cepat-cepat menghampiri sang Ayah dan berlutut memohon agar diizinkan pergi bersama pria pujaan hatinya.
"Ayah, aku mohon biarkan aku dan Demian pergi dari sini ... aku tidak tahan lagi hidup bersama pria monster itu, dia selalu saja menyiksaku." ucap Camila dengan linangan air matanya saat memohon di kaki Baren.
"Salahmu sendiri kenapa kau berselingkuh dengan pria lain di belakang Dion? Tingkahmu seperti itu sama saja kau memang cari penyakit! Dion tidak akan menyiksamu kalau kau menjadi wanita yang patuh padanya." singkap Baren membeberkan kesalahan putrinya.
"Ibu, kenapa Ibu dan Ayah melakukan ini padaku? Aku tersiksa setiap hari setelah menjadi istrinya!" pekik Camila kesal.
"Kalau kau kabur bersama Demian, semua yang Ayahmu lakukan akan sia-sia! Kau tau sendiri kan saat ini Ayahmu sedang berusaha untuk membangkitkan lagi perusahaannya dengan suntikan dana serta saham yang Dion berikan. Kalau saja Dion tau rencanamu itu, dia bisa saja menghancurkan kita semua!" pungkas Evelin bermaksud agar Camila mengurungkan niatnya untuk kabur bersama Demian.
"Ibu dan Ayah egois!!!" pekik Camila lagi semakin kesal.
Camila melirik sebuah wadah yang berisikan buah-buahan dan sebilah pisau kecil yang terletak di atas meja sofa yang tak jauh dari ranjang tidur orang tuanya. Ia melangkah dengan cepat dan meraih pisau tersebut dan mengarahkannya ke pergelangan tangan.
"Kalau Ibu dan Ayah tetap menyuruhku untuk hidup tersiksa bersama monster itu, lebih baik aku mati bunuh diri!" gertak Camila mengancam Evelin dan juga Baren yang tampak panik saat melihat apa yang sedang dilakukannya.
"Kau jangan berlaku konyol, Camila!" teriak Baren.
"Kalian pikir aku tidak berani menghabisi nyawaku sendiri, hah? Daripada aku hidup tersiksa, lebih baik aku mati!" ucap Camila bersungguh-sungguh akan melakukan hal tersebut lantaran sudah tak tahan lagi hidup tersiksa sebagai istri Dion, pria yang selama ini tidak ia cintai.
"Camila, buang pisau itu!" perintah Baren pada putrinya yang sedang putus asa.
"Jangan mendekatiku atau aku akan menyayat pergelangan tanganku!" ancam Camila dengan tangannya yang menggenggam erat pisau buah tersebut.
"Camila, jangan bertindak bodoh!" teriak Evelin.
"Lebih baik aku bertindak bodoh, daripada aku harus menderita karena hidup tersiksa bersama monster itu!" pekik Camila lagi.
Camila pun terus mendekatkan pisau yang tajam itu pada kulit pergelangan tangannya seolah segera ingin menyayatnya.
"Camila, hentikan!!!" teriak Baren, namun Camila terus saja melakukan hal yang diinginkannya.
Tak ada cara lain bagi Baren untuk menghentikan hal tersebut selain menyetujui apa yang diinginkan oleh putrinya.
"Baiklah!" seru Baren membuat Camila dan Evelin menoleh padanya.
"Ayah akan membiarkanmu pergi bersama Demian," ucap Baren alhasil menyetujui keinginan Camila.
"Benarkah? Ayah tidak berbohong padaku kan?" tanya Camila ingin memastikan ucapan dari Ayahnya tersebut.
"Iya! Ayah akan menyetujui apapun yang kau inginkan." sahut Baren.
"Buang pisau itu!" sambung Baren lagi.
Dengan segera Camila langsung membuang pisau itu jauh-jauh kemudian ia berlari dan memeluk Ayahnya. Sementara Evelin menatap heran pada Baren yang begitu mudah memberikan izin kepada Camila untuk kabur bersama Demian.
"Ayah, aku tau Ayah akan mengizinkan aku pergi bersama pria yang aku cintai ... aku hanya ingin bahagia, Ayah." ucap Camila memeluk Baren dengan erat.
"Aku sangat senang, Ayah! Sebentar lagi aku akan memulai kebahagiaanku bersama Demian," ucap Camila lagi sembari tersenyum lebar.
"Kau jangan senang dulu! Sebelum kau pergi bersama Demian nantinya, kau harus membantu Ayah mencari penggantimu," suruh Baren pada putrinya tersebut.
"Penggantiku?" gumam Camila bingung.
"Apa maksudmu, sayang?" tanya Evelin tak kalah bingung dari Camila.
"Aku memiliki rencana untuk masalah ini!" sahut Baren.
Camila dan Evelin masih menatap Baren dengan tatapan bingung serta penasaran dengan rencana yang dikatakannya.
"Ayah bilang penggantiku? Maksudnya Ayah akan memberikan seorang wanita kepada Dion sebagai penggantiku?" tanya Camila.
"Tentu saja!" seru Baren.
"Kau pikir kau bisa lolos begitu saja dari Dion! Kalau kau tak ingin mati bersama kekasihmu itu, kau harus mencari pengganti yang akan menempati posisimu di kediaman Dion." papar Baren dengan segala rencananya.
"Bagaimana caranya?" tanya Evelin semakin bingung.
"Sudah lama aku menyimpan semua ini pada kalian kalau sebenarnya aku memiliki anak selain Camila." singkap Baren mengatakan sebuah rahasia yang ia kubur selama bertahun-tahun lamanya.
"Apa?" ucap Camila dan Evelin kaget bukan kepalang.
"Jadi selama ini kau menyimpan perempuan lain dan memiliki anak dengannya, hah???" teriak Evelin naik pitam.
"Apa kau bisa membiarkan aku menjelaskan semua? Aku belum selesai bicara kan!" balas Baren meneriaki istrinya tersebut yang terlihat sangat jengkel padanya.
"Ayah, katakan padaku! Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa istri Ayah lainnya dan siapa anak yang Ayah bilang barusan?" tanya Camila dengan rasa penasaran yang menjadi-jadi.
"Aku memang memiliki dua istri di hidupku!" seru Baren membuat Evelin semakin jengkel padanya.
"Istri pertamaku adalah ibu kandungmu dan istri keduaku adalah ibu tirimu itu!" seru Baren lagi.
Evelin tercengang mendengar jawaban Baren mengingatkan kembali ingatannya pada seorang wanita bernama Shofia yang tinggal di sebuah kota kecil.
"Maksudmu Shofia?" tanya Evelin untuk meyakinkan dirinya.
"Tentu saja! Kau sendiri tau kan kalau aku sebenarnya memiliki istri saat menikahimu dulu!" sahut Baren mengiyakan.
"Haaaahh, aku pikir kau memiliki wanita lainnya lagi selain kami berdua." ucap Evelin seolah bernafas lega mendengarnya.
Disisi lain Camila masih belum mengerti maksud perkataan Ayahnya yang mengatakan bahwa Ayahnya tersebut memiliki anak lain selain dirinya.
"Tapi Ayah siapa anak yang Ayah katakan?" tanya Camila lagi.
"Camelia! Dia saudari kembarmu!" jelas Baren membuat Camila dan Evelin kembali terkejut mendengar jawabannya.
"Apa? Aku kembar?" ucap Camila seolah tak percaya.
"Ya! Lebih tepatnya lagi Camelia adalah kakakmu." sahut Baren.
"Apa kau bilang? Jadi selama ini kau membohongiku? Dulu kau bilang kau hanya memiliki seorang putri saja!" ucap Evelin seolah meminta penjelasan dari suaminya tersebut.
"Aku tidak bermaksud untuk membohongimu, tapi aku sudah terlanjur mangatakannya dulu kalau aku hanya memiliki Camila saja karena ketika aku akan membawa kedua bayiku, Shofia mencegahku sehingga aku hanya bisa membawa salah satu bayi kembarku saja," sahut Baren menjelaskan.
"Lagi pula setelah bertahun-tahun lamanya aku menikahimu aku memutuskan untuk melupakan mereka berdua! Sampai sekarang aku tidak tau bagaimana kabar mereka." sambung Baren lagi.
Camila berpikir untuk mencerna semua yang dikatakan Ayahnya tersebut mengenai saudari kembarnya. Dengan begitu sikap ego Camila pun mencuat di dalam pikirannya untuk memanfaatkan saudari kembarnya tersebut agar ia bisa hidup berbahagia bersama pria pujaan hatinya.
"Ayah! Apa Ayah masih ingat dimana alamat mereka tinggal?" tanya Camila.
"Ya, aku masih ingat!" sahut Baren.
"Kalau begitu lebih baik secepatnya kiat cari saudari kembarku itu untuk menggantikan posisiku disisi Dion!" ucap Camila sembari menyunggingkan senyuman disudut bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Gavin Bae
ada ya seorang ayah melupakan anak kandungnya sendiri.ayah seperti itu harus mendapatkan karma yg setimpal
2021-10-25
0
Anonymous
pasti csmelia ini sifat nya lebih baik ,penurut dan mandir gk seperti camila yg manja dan pembangkang
2021-10-25
0
im rektha"♛⃟⃝𓆊
dan camelia itu adalah aku😌
2021-10-19
1